BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB V PENUTUP. beli konsumen di D besto cafe Payakumbuh. Hasil penelitian ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculannya pusat UKDW

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying. pada Konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang.

BAB I PENDAHULUAN. naik, dengan omset penjualan naik maka pendapatan akan naik dan berakibat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan Store Atmosphere Pada Arena Experince Clothing Bandung.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

BAB V PENUTUP. Penelitian ini didasari atas penelitian yang meneliti tentang pengaruh Atribut

BAB V PENUTUP. 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA. semakin banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen sehingga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maupun pusat perbelanjaan serba ada (departement store). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

SKRIPSI PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Point of purchase yang

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

Pemasaran Ritel. Sessi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB V PENUTUP. 1. Variabel quality of information tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengajukan pertanyaan pada responden. Metode survei dalam

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

Lampiran 1 KUESIONER. penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi mengenai Pengaruh Store

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh bauran eceran (retail mix)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. produk, kualitas pelayanan, dan harga yang ditawarkan untuk membentuk

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Cleanliness (kebersihan) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya positif artinya cleanliness (kebersihan) memiliki hubungan yang searah dengan purchase intention dimana semakin baik kebersihan dari toko maka semakin meningkat pula consumer purchase intention di Mega Prima swalayan. 2. Music (musik) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya adalah positif dimana music (musik) memiliki hubungan yang searah dengan purchase intention dimana semakin baik music (musik) yang diperdengarkan di Mega Prima maka akan semakin meningkat pula consumer purchase intention Mega Prima swalayan. 3. Scent (aroma) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya adalah positif artinya scent (aroma) memiliki hubungan yang searah dengan purchase intention dimana semakin baik scent (aroma) dari toko maka semakin meningkat purchase intention konsumen. 4. Temperature (suhu) tidak berpengaruh signifikan terhadap consumer purchase intention pada Mega Prima swalayan. Korelasinya negatif

menunjukkan bahwa temperature (suhu) mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan purchase intention, artinya bahwa setiap kenaikan temperature (suhu) maka variabel purchase intention akan turun. Hal ini mengandung arti bahwa niat pembelian konsumen untuk berbelanja di Mega Prima swalayan tidak dipengaruhi oleh suhu. 5. Lighting (pencahayaan) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya positif artinya lighting (pencahayaan) memiliki hubungan yang searah dengan purchase intention dimana semakin baik lighting (pencahayaan) dari toko maka semakin meningkat purchase intention konsumen. 6. Color (warna) tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention pada Mega Prima. Korelasinya adalah negatif menunjukkan bahwa color (warna) mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan purchase intention, artinya bahwa setiap kenaikan color (warna) satu satuan maka variabel purchase intention akan turun. 7. Variabel display/layout (tampilan/tata letak toko) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya positif artinya Display/Layout (tampilan/tata letak toko) memiliki hubungan yang searah dengan purchase intention dimana semakin baik Display/Layout (tampilan/tata letak toko) dari toko maka semakin meningkat purchase intention konsumen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang tidak sama sekali memberikan pengaruh yang signifikan, yang artinya bahwa variabel tersebut tidak memberikan pengaruh dalam purchase intention pada Mega Prima. Variabel yang

tidak signifikan yaitu variabel temperature (suhu) dan color (warna), hal ini disebabkan karena variabel tersebut merupakan variabel yang tidak berpengaruh dalam purchase intention, oleh karena variabel lain yaitunya cleanliness (kebersihan), music (musik), scent (aroma), lighting (pencahayaan), dan display/layout (tampilan/tata letak toko) yang lebih mempengaruhi, sehingga data empiris dan uji SPSS dalam penelitian ini tidak memberikan dukungan yang cukup untuk hubungan langsung antara temperature (suhu) dengan purchase intention dan color (warna) dengan purchase intention. Variabel temperature dan color tidak menjadi perhatian utama bagi konsumen, tetapi konsumen akan menjadi lebih memfokuskan perhatian kepada karakteristik produk, kualitas produk, harga, atribut produk dan manfaat produk yang ditawarkan oleh Mega Prima swalayan. 5.2 Implikasi Penelitian Dalam penelitian ini memberikan beberapa implikasi penting terutama bagi Mega Prima. Mega Prima harus berkonsentrasi dalam mengoptimalkan penciptaan store atmosphere (suasana toko) sebagai alat komunikasi pemasaran terhadap konsumen, dengan menciptakan ketertarikan, kemudahan dan rasa nyaman kepada konsumen saat berbelanja agar dapat meningkatkan penjualan dan juga citra toko. Penciptaan store atmosphere (suasana toko) melalui cleanliness (kebersihan), music (musik), scent (aroma), lighting (pencahayaan), dan display/layout (tampilan/tata letak toko) pada Mega Prima harus tetap dikelola dengan baik bahkan ditingkatkan, karena kelima faktor tersebut mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi purchase intention oleh konsumen.

1. Pada cleanliness (kebersihan), penciptaan store atmosphere (suasana toko) dapat diterapkan oleh pihak Mega Prima, dengan cara pemberian rasa nyaman kepada konsumen saat berbelanja. Melalui kebersihan lantai, penataan rak-rak yang rapi dan bersih, kebersihan ruangan yang dapat menimbulkan ketertarikan untuk kembali berbelanja. 2. Pada music (musik), penciptaan store atmosphere (suasana toko) dapat diterapkan oleh pihak Mega Prima dengan cara lebih sering memperdengarkan musik bagi konsumen, tidak hanya untuk waktu tertentu saja tetapi setiap hari tentunya dengan varian musik yang terbaru dan berbeda-beda, agar konsumen merasakan suasana santai dan nyaman dalam berbelanja di Mega Prima. Pihak Mega Prima harus lebih cermat menanggapi hal ini karena konsumen mengeluhkan tidak adanya musik yang mereka dengar sewaktu berbelanja di Mega Prima, maka dari itu dengan lebih sering memperdengarkan musik di Mega Prima dapat membuat konsumen nyaman dalam berbelanja. 3. Pada scent (aroma), penciptaan store atmosphere (suasana toko) dapat diterapkan oleh pihak Mega Prima dengan cara menambahkan beberapa pengharum ruangan dari jumlah yang sudah ada di Mega Prima agar konsumen merasa nyaman berbelanja. Pihak Mega Prima harus lebih memperhatikan lagi dalam hal pemberian pengharum ruangan disetiap area, sebab beberapa konsumen mengeluhkan bahwa pada saat memasuki Mega Prima mereka lebih dominan mencium bau sabun yang dirasa kurang nyaman oleh beberapa konsumen. Maka dari itu pemberian pengharum ruangan di

setiap area lebih ditingkatkan lagi agar konsumen merasa nyaman dalam berbelanja. 4. Pada temperature (suhu), penciptaan store atmosphere (suasana toko) melalui temperature (suhu) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap consumer purchase intention pada Mega Prima Swalayan. Hal ini disebabkan karena berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui kuesioner yang disebar, kebanyakan responden berpendapat bahwa temperature (suhu) di Mega Prima sudah cukup membuat konsumen nyaman berbelanja didalamnya dalam artian tidak terlalu panas maupun dingin. Terlihat dari jumlah kipas angin yang terpasang di Mega Prima berjumlah sekitar 60 buah dan AC sekitar 3 buah, jumlah ini dirasa sudah cukup membuat konsumen merasa nyaman berbelanja di Mega Prima. Hal ini juga didukung dari kondisi alam di kota Payakumbuh yang masih alami dan sejuk, berbeda dengan kota besar lainnya seperti kota yang berada didekat pantai temperature merupakan variabel yang dianggap penting dalam mempengaruhi consumer purchase intention. 5. Pada lighting (pencahayaan), penciptaan store atmosphere (suasana toko) dapat diterapkan oleh pihak Mega Prima swalayan, dengan cara pemberian rasa nyaman kepada konsumen saat berbelanja, agar konsumen betah berlama-lama berada didalam Mega Prima. Melalui pencahayaan yang baik, pencahayaan yang memberikan kenyamanan pada mata, pencahayaan dapat membuat produk lebih terlihat, pencahyaan dapat membantu dalam menilai kualitas produk dan pemberian pencahayaan di setiap area sangat penting. Pihak Mega Prima lebih cermat dalam pemberian pencahayaan di setiap area,

sebab konsumen mengeluhkan kurangnya pencahayaan pada Mega Prima, tepatnya di sudut-sudut ruangan, maka dari itu pemberian pencahayaan si setiap area lebih ditingkatkan lagi agar konsumen merasa nyaman dalam berbelanja. 6. Pada color (warna), penciptaan store atmosphere (suasana toko) melalui color (warna) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Mega Prima. Hal ini disebabkan karena sebelum berkunjung ke Mega Prima, konsumen tersebut sudah memiliki niat untuk melakukan pembelian atau sekedar berkunjung untuk cuci mata semata. Jadi walaupun ruangan di Mega Prima didominasi oleh warna putih sudah cukup membuat konsumen merasa nyaman berbelanja dan hal itu tidak menjadi masalah bagi konsumen karena mereka berkunjung ke Mega Prima bukan disebabkan oleh warna ruangannya tetapi karena mereka sudah memiliki tujuan berkunjung ke Mega Prima. 7. Pada display/layout (tampilan/tata letak toko), penciptaan store atmosphere (suasana toko) dapat diterapkan oleh Mega Prima melalui penataan tampilan pajangan yang menarik membuat konsumen membeli lebih banyak barang, tampilan pajangan yang memberikan informasi, tampilan pajangan memotivasi dalam melihat produk lebih cermat, tampilan pajangan produk memudahkan dalam memilih produk, susunan produk yang kreatif, terdapat papan penunjuk arah yang jelas, dan dekorasi dinding yang sesuai agar konsumen merasa betah dan nyaman berbelanja didalam Mega Prima. 8. Berdasarkan karakteristik responden yang dapat diimplikasikan terhadap Mega Prima adalah sebagai berikut :

a. Menambah jumlah AC atau kipas angin pada Mega Prima, mengingat jumlah responden yang datang ke Mega Prima bervariasi dengan kisaran pegawai swasta sebesar 20% dimana pegawai swasta yang umumnya bekerja dikantoran terbiasa menggunakan AC atau kipas angin dikantornya. Oleh karena itu diperlukan suhu ruangan yang sejuk dan nyaman agar responden merasa nyaman dalam berbelanja dan menghabiskan banyak waktu dan uang dalam berbelanja di Mega Prima. b. Memberikan warna yang menarik pada Mega Prima, mengingat responden Mega Prima di dominasi orang dewasa dengan kisaran umur 20-29 tahun dengan persentase 34,7% dimana orang dewasa lebih kritis menilai warna ketimbang dengan remaja yang menilai warna berdasarkan kesukaan mereka saja. Oleh karena itu jika toko tersebut memberikan tingkat ketertarikan yang lebih salah satunya dengan memberikan tingkat ketertarikan dari segi warna ruangan yang menarik yang dapat menarik konsumen untuk berkunjung hingga pembelian. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Disisi lain, keterbatsan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi sumber bagi peneliti yang akan datang adapun keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1. Dalam penelitian ini responden yang diambil hanya dalam jumlah yang relatif kecil yaitu 150 responden yang merupakan konsumen yang telah melakukan purchase intention ke Mega Prima swalayan. 2. Penelitian ini hanya menggunakan satu objek penelitian yaitu Mega Prima.

3. Penelitian ini hanya mengkaji variabel cleanliness (kebersihan), music (musik), scent (aroma),temperature (suhu), lighting (pencahayaan), color (warna), dan display/layout (tampilan/tata letak toko). Dalam pengujiannya variabel tersebut hanya mampu menjelaskan hubungan sebesar 71,3% sedangkan sisanya 51,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 4. Lokasi penelitian hanya difokuskan pada kota Payakumbuh. Sehingga hasil penelitian hanya dapat diterapkan di kota Payakumbuh, namun jika penelitian ini memiliki ruang lingkup yang lebih besar hingga mencakup beberapa ritel lainnya maka hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk ritel lain selain Mega Prima. 5.4 Saran Hasil dari penelitian ini serta berbagai keterbatasan yang ditemukan agar dapat dijadikan sumber ide dan masukkan bagi pengembangan penelitian dimasa yang akan datang, maka perluasan yang dirasakan perlu dilakukan dari penelitian ini antara lain: 5.4.1 Bagi pihak Mega Prima a. Dengan adanya pengelolaan yang cukup baik dalam penciptaan store atmosphere (suasana toko) pada Mega Prima dalam penelitian ini, dapat dijadikan sebagai alat komunikasi pemasaran kepada konsumen. Dengan memberikan daya tarik dan kenyamanan dalam melakukan pembelian akan membuat konsumen betah berlama-lama di dalam Mega Prima dengan itu dapat meningkatkan penjualan dan juga citra dari Mega Prima tersebut. Selain itu, Mega Prima harus memperhatikan faktor-faktor lain dengan baik

di luar cleanliness (kebersihan), music (musik), scent (aroma), temperature (suhu), lighting (pencahayaan), color (warna), dan display/layout (tampilan/tata letak toko) mengingat purchase intention di Mega Prima dipengaruhi oleh faktor lain, seperti harga, promosi, kualitas produk dan citra swalayan. b. Selanjutnya, pihak Mega Prima juga harus meningkatkan variasi produk yang dijual karena ada beberapa produk yang hanya memiliki satu varian. Selain itu karena produk-produk yang dijual di Mega Prima cukup banyak pihak Mega Prima sebaiknya memperbaiki penempatan label harga untuk setiap produknya, karena masih banyak produk yang tidak memiliki label harga sehingga konsumen tidak memiliki informasi yang cukup pada saat ingin membeli suatu produk. c. Pihak manajerial Mega Prima harus meningkatkan lagi penciptaan store atmosphere (suasana toko) agar konsumen melakuan purchase intention pada Mega Prima dengan cara mengelola lebih baik store atmosphere (suasana toko) Mega Prima tersebut. d. Terdapat beberapa hal yang dikeluhkan oleh konsumen pada Mega Prima dalam hasil penelitian ini, seperti pada variabel suhu ruangan, pengaturan suhu ruangan disetiap area sangat perlu untuk diperhatikan dengan menambah AC atau kipas angin didalam ruangan karena jumlah AC atau kipas angin yang terpasang belum cukup membuat konsumen meraskan nyaman berbeanja di Mega Prima. e. Apabila memungkinkan, pihak Mega Prima bisa melakukan perubahan dekorasi yang telah ada terutama di segi warna ruangan. Caranya adalah

dengan memberikan color (warna) yang menarik yang dapat membuat konsumen tertarik untuk berbelanja di Mega Prima dan merasakan kenyamanan dalam berbelanja. f. Pada display/layout (tampilan/tata letak toko), pada Mega Prima sebaiknya pihak manajerial harus lebih meningkatkan lagi display/layout (tampilan/tata letak toko), yang telah ada. Karena faktor display/layout (tampilan/tata letak toko), menjadi daya tarik konsumen untuk pergi ke Mega Prima. Cara yang dapat dilakukan oleh pihak Mega Prima dengan cara membuat tampilan pajangan produk yang unik dan kreatif agar konsumen lebih termotivasi dalam melihat produk lebih cermat atau kritis. Agar konsumen tidak jenuh dengan Pajangan produk di Mega Prima. Sebaiknya pihak dari Mega Prima mengadakan perubahan pajangan produk agar terlihat menarik oleh konsumen serta merawatnya secara terus-menerus agar konsumen tidak bosan dalam melihat pajangan produk 5.4.2 Bagi Penelitian Selanjutnya a. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya fokus pada cleanlinees, music, scent, temperature, lighting, color, dan display/layout terhadap minat beli untuk itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya bisa dikembangkan dan menambahkan variabel lain yang juga ikut mempengaruhi minat beli, seperti store exterior general interior yang selama ini hanya berfokus pada keputusan pembelian saja. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek lainnya di luar objek yang telah di teliti dalam penelitian ini sehingga akan mampu memperlihatkan secara luas terkait pengaruh variabel jika digunakan dalam berbagai objek penelitian.

b. Penelitian selanjutnya dapat memperluas area penelitian tidak hanya masyarakat payakumbuh saja yang di jadikan responden dan memperbanyak jumlah responden sehingga hasil penelitian dapat digunakan pada ritel lainnya yang ada di Payakumbuh.