BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri hal tersebut berpengaruh dan menyebabkan perubahan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai kespesifikan dalam hal Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat di tuntut agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, rumah sakit juga berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perdagangan internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. Badan Layanan Umum Daerah RSUD.

TOR PELATIHAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era penuh persaingan ini, istilah keunggulan kompetitif (competitive advantage) sudah sering kita dengarkan. Ini memberikan arti bahwa untuk dapat memenangkan persaingan, maka organisasi/perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif dibanding perusahaan lain. Konsep ini pun berlaku bagi industri pelayanan kesehatan, dengan semakin banyaknya industri kesehatan yang bermunculan maka dituntut untuk terus-menerus melakukan inovasi dan beradaptasi secara cepat terhadap perkembangan-perkembangan. Mutu pelayanan kesehatan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik. Mutu pelayanan merupakan faktor penting yang dapat membentuk kepercayaan pelanggan/pasien kepada rumah sakit sehingga tercipta loyalitas mereka. Saat ini masyarakat Indonesia kurang percaya terhadap mutu layanan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia. Gagasan peningkatan kualitas mutu merupakan tantangan di dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan (Sulastomo, 2006). Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan langkah terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. Pada tahun 1998 jumlah rumah sakit pemerintah 589 sedangkan rumah sakit swasta 491. Data pada tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit pemerintah meningkat menjadi 667 sedangkan rumah sakit swasta meningkat menjadi 653 (www.kompas.com). Bersamaan dengan hal itu jasa pelayanan kesehatan dianggap sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan, persaingan dalam industri jasa pelayanan kesehatan pun meningkat. Sesuai dengan perkembangannya maka pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan semakin luas dan menjadi perhatian mereka terhadap industri jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan

pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Wolper dan Pena, 1987). Pendapat-pendapat tersebut menjelaskan bahwa salah satu fungsi rumah sakit sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan khususnya bagi tenaga kesehatan. Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Rumah sakit dikatakan sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya manusia, padat teknologi dan ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumber daya manusia karena didalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang banyak. Padat teknologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit terdapat peralatan-peralatan canggih dan mahal serta kebutuhan berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak regulasi/peraturan-peraturan yang mengikat berkenaan dengan syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit. Depkes RI (1989) menyatakan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatisi pasien). Maka sesuai dengan fungsi utama tersebut perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan berdaya guna dan berhasil guna (Ilyas, 2001). Rumah sakit merupakan perusahaan pelayanan jasa, dimana produk yang dihasilkan sifatnya tidak berujud (intangible) dan berasal dari pemberi pelayanan tersebut, dalam hal ini adalah petugas atau Sumber Daya Manusia (SDM). SDM

merupakan unsur penting baik dalam produksi maupun penyampaian jasa. SDM menjadi bagian diferensiasi yang mana perusahaan jasa menciptakan nilai tambah dan memperoleh keunggulan kompetitifnya. Sumber daya alat dan prasarana yang lain memungkinkan untuk ditiru dan juga dimiliki oleh rumah sakit lain, tetapi tidak demikian halnya dengan SDM. Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Oleh karena itu harus dipastikan SDM dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal. Selain proses rekrutmen dan seleksi, maka perlu juga dilakukan pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia rumah sakit. Dalam hal ini diperlukan sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai. Setiap organisasi terdiri dari SDM yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda sehingga diperlukan pengembangan SDM yang erat kaitannya dengan MSDM. Kompetensi pada umumnya didefinisikan sebagai kombinasi antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap/perilaku (attitude) seorang karyawan sehingga mampu melaksanakan pekerjaannya. Pengetahuan merupakan output dari pendidikan formal yang diperoleh. Ketrampilan merupakan wujud dari perjalanan pengalaman seseorang dan tingkat intensitas dalam melakukan ketrampilan tersebut. Semakin lama dan semakin sering SDM melakukan tindakan maka semakin terampil. Peningkatkan keterampilan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan. Pada suatu rumah sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena teknologi dan ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang berkembang sangat pesat dari waktu kewaktu. Kompetensi ini harus dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan mengikutsertakan SDM dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan mutu layanan rumah sakit.

Pheter Sheal (2003) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi alasan utama mengapa perlu diadakan program pelatihan dan pengembangan : A. Perubahan-perubahan yang cepat dalam teknologi serta tugas yang diakukan oleh orang-orang B. Kurangnya ketrampilan-keterampilan langsung dan keterampilan jangka panjang C. Perubahan-perubahan dalam harapan-harapan dan komposisi angkatan kerja D. Kompetensi dan tekanan-tekanan pasar demi peningkatan-peningkatan dalam kualitas produk-produk maupun jasa-jasa. Siagian (1992) memberikan penjelasan bahwa pendidikan dan pelatihan dimaksud untuk meningkatkan kemampuan dan memadukan teori dengan pengalaman yang diperoleh dalam praktek dilapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan produktivitas. RS MMC didirikan pada tanggal 22 Agustus 1987 merupakan rumah sakit tipe B. Visi RS MMC yaitu mencapai pelayanan profesional dengan standar internasional. Misi RS MMC yaitu mengembangkan insan rumah sakit yang etikal dan profesional serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan rumah sakit secara paripurna. SDM di RS MMC terdiri dari beberapa jenis ketenagaan. Komposisi karyawan RS MMC per Desember 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Komposisi Berdasarkan Jenis Karyawan RS MMC Per Desember 2008 NO. JENIS KARYAWAN JUMLAH 1 Dokter 19 2 Perawat 208 3 Penunjang Medik 119 4 Non Medik 285 Jumlah 631

Sumber : Laporan Unit Administrasi SDM, 2008 Pada tabel tersebut terlihat bahwa sumber daya manusia yang ada dalam suatu rumah sakit sangat besar dan terdapat berbagai jenis profesi yang berbeda. Oleh karena itu harus dipastikan SDM dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal. Komposisi berdasarkan jenjang pendidikan karyawan RS MMC dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2 Rekapitulasi Jenjang Pendidikan Karyawan RS MMC Per Desember 2008 JENIS KARYAWAN SD SMP SMA D3 S1 S2 TOTAL Dokter 0 0 0 0 9 10 19 Perawat 0 0 37 154 17 0 208 Penunjang Medik 0 0 60 51 8 0 119 Penunjang Non Medik 14 34 156 51 28 2 285 JUMLAH 14 34 253 256 62 12 631 Sumber : Laporan Unit Administrasi SDM, 2008 Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah pendidikan karyawan paling banyak adalah D3 sebanyak 256 orang diikuti oleh pendidikan SMA sebanyak 253 orang. Unit Diklat RS MMC telah mengkoordinir kegiatan pendidikan dan pelatihan dari tahun 1987 sampai dengan saat ini. Pada tahun yang lalu telah dilakukan penelitian mengenai gambaran rekrutmen dan seleksi karyawan di RS MMC namun sampai saat ini belum ada penelitian yang menggambarkan bagaimana sistem pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan di RS MMC sehingga belum diketahui apakah sistem pelayanan pada Unit Diklat telah berjalan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis bermaksud meneliti gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat RS MMC tahun 2009.

1.2 Rumusan Masalah Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Peningkatan mutu layanan rumah sakit bukan hanya bersifat layanan sarana dan prasarana saja, namun harus pula diperhatikan peningkatan mutu SDM. SDM merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misi rumah sakit, oleh karena itu harus dipastikan SDM dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal. Maka diperlukan sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai, misalnya dengan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia di rumah sakit. Sampai dengan saat ini belum ada penelitian yang menggambarkan sistem pelayanan pada Unit Diklat RS MMC sehingga belum diketahui apakah sistem pelayanan pada Unit Diklat telah berjalan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis bermaksud meneliti mengenai gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat RS MMC tahun 2009. 1.3 Pertanyaan Penelitian A. Bagaimana gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009? B. Bagaimana gambaran input pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009? C. Bagaimana gambaran proses pelayanan pada Unit Diklat Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009? D. Bagaimana gambaran output pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009. 1.4.2 Tujuan Khusus A. Mengetahui gambaran input pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009 B. Mengetahui gambaran proses pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009 C. Mengetahui gambaran output pelayanan pada Unit Diklat Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre pada tahun 2009 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi penulis Sebagai penerapan teori yang telah diperoleh dan sarana untuk menambah pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya mengenai gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat RS MMC dibandingkan dengan teori. 1.5.2 Bagi rumah sakit Memperoleh gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat RS MMC yang selama ini telah dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi maupun bahan masukan untuk mengatasi kekurangan atau kendala yang ada sehingga dapat meningkatkan mutu dan pelayanan rumah sakit. 1.5.3 Bagi peneliti lain Menjadi bahan wacana mengenai gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat rumah sakit khususnya di RS MMC.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat ini dimulai sejak penulis melakukan kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat di Unit Diklat pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009. Penelitian gambaran sistem pelayanan pada Unit Diklat ini dilakukan karena melihat fungsi dan peran pentingnya unit tersebut serta tuntutan untuk terus bisa berkembang, sesuai dengan visi dan misi RS MMC sehingga dapat mencapai mutu rumah sakit yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan memperoleh data-data dengan cara : observasi, review data sekunder dan melakukan wawancara mendalam kepada Kepala Biro Personalia dan Umum serta petugas Unit Diklat menggunakan alat bantu pedoman wawancara. Penulisan penelitian ini terdiri dari 8 bab, yaitu : Bab 1. Pendahuluan Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 3. Gambaran RS MMC Bab 4. Kerangka Konsep dan Definisi Istilah Bab 5. Metodologi Penelitian Bab 6. Hasil Penelitian Bab 7. Pembahasan Bab 8. Kesimpulan dan Saran