BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi, posisinya

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

GUBERNUR BANK INDONESIA,

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. padat ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, walau luasnya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JABATAN NOTARIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechtstaat) dimana

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

07/11/2016 SYARAT DALAM CESSIE. Pengalihan Hak dalam Kontrak (cessie) & Pengalihan Kewajiban (delegasi) CESSIE

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kapal laut merupakan salah satu transportasi perairan yang sangat. Indonesia, baik dalam pengangkutan umum maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tujuan membangun negara yang sejahtera (Welfare State), akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi diantara masyarakat itu sendiri semakin menjadi kompleks. satu fungsi hukum adalah untuk memberikan kepastian hukum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jasa dalam kehidupan bermasyarakat telah mengalami

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bank, salah satunya dengan memberikan fasilitas kredit untuk

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian bangsa Indonesia adalah sektor perbankan. Selain sebagai alat vital dalam menyelenggarakan transaksi pembayaran, baik nasional maupun internasional, bank juga berperan sebagai alat transmisi kebijakan moneter. Peningkatan dibidang ekonomi dalam suatu negara ditandai dengan meningkatnya kegiatan usaha yang berdampak langsung terhadap peningkatan usaha, namun peningkatan tersebut tidak selalu diikuti oleh kemampuan finansial dari para pelaku usaha. Hampir semua masyarakat menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang sebagai sesuatu yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan kegiatan perekonomiannya. 1

Dalam memenuhi kebutuhan finansialnya, para pelaku usaha meminjam dana atau modal yang dikenal dengan istilah kredit. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 21 ayat (11) Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pengertian kredit adalah : Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam dunia perbankan, konsumen yang mengkonsumsi terhadap jasa perbankan dinamakan nasabah. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Dana yang dihimpun dari masyarakat, kemudian disalurkan kembali oleh pihak bank kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, baik untuk tujuan konsumsi maupun sebagai modal usaha. Oleh karena itu sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Bank didalam melakukan penyaluran kreditnya sebelumnya terlebih dahulu mengadakan perjanjian kredit dengan calon debiturnya. Oleh karena itu pihak perbankan memiliki pedoman yang dijadikan acuan mengenai apa saja klausul-klausul yang dimuat atau tidak dimuat dalam suatu akad perjanjian kredit. Dalam hal perjanjian kredit kedudukan bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur tidak pernah seimbang. Ada 2

kalanya pihak bank lebih kuat dari nasabah (debitur), dalam hal nasabah (debitur) termasuk pengusaha ekonomi lemah 1 Kredit yang diberikan oleh bank selaku kreditur kepada nasabah selaku debitur pada umumnya tidak selalu lancar di dalam proses pembayaran nya kadang mengalami masalah, dengan yang lebih dikenal sebagai kredit bermasalah (nonperforming loan / NPl). Dalam pelaksanaannya bank diharuskan berhati-hati dan bersikap bijak dalam memberikan pinjaman atau kredit kepada nasabah sehingga dalam hal ini pihak bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit. Pemberian kredit ini berdasarkan pada kepercayaan moral, komersial, finansial, dan agunan. Kredit bermasalah terjadi apabila kualitas kredit tersebut tergolong pada tingkat kolektibilitas kurang lancar, diragukan, atau macet. Upaya yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan kredit bermasalah yakni dengan dua cara, yaitu penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit 2 Pada umumnya bank selaku kreditur atau penyedia dana dalam menghadapi kredit bermasalah menggunakan tindakan penyelamatan kredit, namun apabila tidakan ini tidak mampu melunasi hutang kredit, maka dilakukan tindakan penyelesaian kredit. Lembaga notariat mendapat tugas oleh kekuasaan hukum (open baar gezag) dimana dan apabila undang-undang mengharuskan atau 1 Sutan Remi Syahdeni, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Cetakan 1, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, hlm.2-3 2 Hermawan, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hlm.75-76 3

dikehendaki oleh masyarakat untuk membuat alat bukti tertulis yang dimaksud agar memiliki kekuatan otentik, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris ( UUJN ) sebagai berikut : Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakkan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Berdasarkan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 dapat diketahui bahwa tugas dan wewenang yang diberikan kepada notaris adalah pembuatan akta otentik akan hal-hal perbuatan hukum (rechtshandeling), perbuatan nyata (feitelijke handeling) yang bukan perbuatan hukum, perjanjian, dan ketetapan-ketetapan. Pasal 15 Undang-undang tentang Jabatan Notaris menyebutkan bahwa salah satu wewenang notaris adalah membuat akta perjanjian. Pembuatan akta otentik berupa akta perjanjian ini dilakukan untuk menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindari terjadinya sengketa antara dua orang atau lebih atau lembaga yang mengadakan perjanjian. Kewenangan notaris lainnya seperti yang tertuang dalam Pasal 15 ayat (2) huruf e Undang-undang tentang Jabatan Notaris, yaitu memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta. 4

Peranan Notaris dalam hal terjadinya kredit bermasalah yaitu dalam pemberian nasihat atau penyuluhan hukum. Pemberian penyuluhan hukum menjadi salah satu kewenangan notaris disamping kewenangannya membuat akta. Kewajiban notaris dalam memberikan penyuluhan hukum kepada para pihak, bertujuan untuk menjamin bahwa para pihak di dalam suatu perjanjian mengetahui apa yang menjadi keinginannya dapat tertuang dalam kontrak, sehingga kehadiran dan keberadaan notaris yakni sebagai penengah yang tidak boleh berpihak, bukan sebagai perantara atau pembela. 3 Pemberian penyuluhan hukum oleh Notaris harus dapat mewakili kepentingan para pihak. Penyuluhan hukum yang diberikan meliputi saran mengenai tindakan penyelamatan kredit berupa rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan kembali), restructuring (penataan kembali). Nasehat hukum tersebut tertuang dalam bentuk addendum (tambahan klausula yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu ) perjanjian kredit, dan dikenal dengan istilah amandemen,lampiran, atau tambahan. Dengan adanya addendum perjanjian kredit pelunasan hutang dalam kredit dapat terlunasi tanpa adanya eksekusi jaminan. Peranan penting Notaris dalam memberikan nasihat digunakannya addendum pada perjanjian kredit adalah jika setelah adanya addendum, perjanjian kredit masih menemui kredit macet lagi, maka tahap selanjutnya 3 Tan Thong Kie, 2007, Studi Notariat, Serba-serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, Hlm.519-520 5

adalah eksekusi. Hal ini berarti bahwa addendum perjanjian kredit adalah usaha terakhir bagi para pihak untuk penyelamatan kredit, dan hendaknya digunakan dalam proses menyelesaikan kredit bermasalah. Tindakan penyelamatan kredit terakhir menjadi sangat penting, karena menyangkut perlindungan kepentingan antara kreditur atau bank dan debitur atau nasabah. Dengan adanya nasehat hukum yang tertuang dalam bentuk addendum pada suatu perjanjian kredit, eksekusi sebagai tahap penyelesaian kredit dapat dihindari. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul PERAN NOTARIS DALAM PEMBERIAN PENYULUHAN HUKUM KEPADA BANK SEHUBUNGAN DENGAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BANK MANDIRI CABANG WATES KULON PROGO 6

B. Rumusan Masalah Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban 4 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dikemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimanakah peran pentingnya Notaris dalam pemberian penyuluhan hukum kepada bank sehubungan dengan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di Bank Mandiri cabang Wates-Kulon Progo? 2) Apakah upaya yang dilakukan oleh Notaris dalam memberikan perlindungan hukum kepada bank dalam hal terjadi kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di Bank Mandiri cabang Wates Kulon Progo? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan penulis, penulis belum menemukan penelitian yang mengkaji khusus mengenai Peranan Notaris Dalam Pemberian Penyuluhan Hukum Kepada Bank Sehubungan Dengan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan di Bank Mandiri Cabang Wates Kulon Progo. 4 Lexi J. Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXVI, Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm.93 7

Penelitian yang membahas mengenai peranan notaris dalam pemberian kredit dengan hak tanggungan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penulis menemukan beberapa penelitian yang memilik kesamaan yakni sama-sama mengangkat tema mengenai tanggung jawab dan peranan notaris, yaitu diantaranya oleh : 1) Nelly Kristinah 5, judul Profesionalitas Notaris Dalam Memberikan Konsultasi Hukum Kepada Klien Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris di Kota Batam. Permasalahan yang diangkat yaitu mengenai bagaimana profesionalitas Notaris didalam memberikan konsultasi hukum kepada klien berdasarkan UUJN dan Kode Etik, dan mengenai pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah terhadap notaris dalam memberikan konsultasi hukum kepada klien berdasarkan kode etik. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pada prakteknya yang terjadi notaris dalam menjalankan profesinya tidak sesuai dengan UUJN dan Kode etik, dikarenakan terdapat notaris yang tidak bersikap profesional dalam memberikan konsultasi kepada klien, karena terdapat notaris yang memprioritaskan pemberian konsultasi hanya pada klien yang berpotensi membuat akta daripada yang hanya sekedar konsultasi, dan konsultasi hukum 5 Nelly Kristinah, 2013, Profesionalitas Notaris Dalam Memberikan Konsultasi Hukum kepada Klien Berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris di Kota Batam, Tesis Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm.5 8

hanya diberikan oleh karyawan notaris yang pengetahuannya sebatas pengalamannya. Sehingga dalam memberikan konsultasi tidak jelas dan terperinci. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah terhadap notaris dalam memberikan konsultasi hukum kepada klien berdasarkan UUJN dan Kode Etik sulit untuk dilakukan karena konsultasi hukum merupakan komunikasi secara langsung antara notaris dengan klien, sehingga tidak dapat dilakukan pengawasan langsung oleh Dewan Kehormatan Daerah. Oleh karena itu pelanggaran Kode Etik baru dapat dilihat ketika adanya pelaporan dari klien, dan Dewan Kehormatan Daerah akan melakukan pengawasan berdasarkan laporan dari klien yang dirugikan. Terhadap laporan tersebut mengenai kerugian akibat konsultasi yang diberikan oleh notaris akan ditindak lanjuti oleh Dewan Kehormatan Daerah sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Kode Etik dan apabila terjadi pelanggaran Kode Etik maka Dewan Kehormatan Daerah menjatuhkan sanksi berdasarkan Pasal 6 Kode Etik yang berupa : Teguran, Peringatan, Schorsing ( pemecatan sementara ) dari keanggotaan perkumpulan,onzetting (pemecatan), dan pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan perkumpulan. 9

2) Rahmawati 6, judul Wewenang Notaris Dalam Memberikan Penyuluhan Hukum menurut Pasal 15 Ayat (2) Huruf E Undang- Undang Jabatan Notaris. Permasalahan yang diangkat yaitu mengenai sejauh mana batasan-batasan tentang penyuluhan hukum yang harus dilakukan oleh notaris agar penyuluhan hukum tersebut tidak menyalahi kewenangan yang dimilikinya dan jika ternyata penyuluhan hukum itu menyalahi kewenangan notaris, sanksi seperti apa yang akan diterima notaris sebagai akibat dari perbuatannya tersebut. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah notaris pada dasarnya memiliki kewenangan untuk melakukan penyuluhan hukum terhadap akta yang akan dibuatnya, namun penyuluhan hukum itu sebatas akta yang masih berupa draft, karena jika telah menjadi akta dan notaris melakukan penyuluhan hukum, apalagi jika akta tersebut terjadi sengketa dikemudian hari, hal itu telah menyalahi kewenangan yang dipunyai oleh notaris tersebut dan hal itu dilarang untuk dilakukan. Notaris dilarang melakukan advokasi, karena hal tersebut telah melebihi kewenangannya sebagai seorang notaris, dalam Undang-Undang baik tentang Jabatan Notaris maupun tentang advokat telah ditegaskan bahwa notaris tidak boleh merangkap sebagai advokat begitu pula sebaliknya. Jika hal 6 Rahmawati, 2009, Wewenang Notaris Dalam Memberikan Penyuluhan Hukum Menurut Pasal 15 Ayat (2) Huruf E Undang-Undang Jabatan Notaris, Tesis Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, Hlm.6 10

tersebut dilakukan maka notaris yang bersangkutan akan menerima sanksi administratif sesuai dengan undang-undang. D. Tujuan Penelitian Mengacu pada judul dan permasalahan, penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk menjawab masalah yang tertuang didalam rumusan masalah. Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa peran pentingnya Notaris dalam pemberian penyuluhan hukum kepada bank sehubungan dengan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di Bank Mandiri cabang Wates-Kulon Progo. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa upaya yang dilakukan oleh Notaris dalam memberikan perlindungan hukum dalam hal terjadi kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di Bank Mandiri cabang Wates Kulon Progo. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu manfaat bagi pembaca dan orang lain secara tidak langsung, sebagai berikut : 11

1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan Ilmu Hukum pada umunya dan Ilmu Hukum Perbankan, Ilmu Hukum Jaminan dan Ilmu Kenotariatan pada khususnya. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat luas pada umumnya dan nasabah debitur pada khususnya mengenai suatu perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan. 12