PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan

PENELITIAN KERUGIAN HEAD PADA INSTALASI POMPA DIRANGKAI SECARA PARALEL UNTUK FLUIDA AIR DAN AIR DETERJEN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

KAJIAN PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA HISAP PVC PADA SISTEM PERPIPAAN TUNGGAL POMPA SANYO Oleh : 1),, Heri Kustanto,, 2). Joko Yunianto Prihatin

BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI. 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

JURNAL. Analisis Penurunan Head losses Pada Belokan 180 Dengan Variasi Tube Bundle Pada Diameter Pipa 2 inchi

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Menghitung Pressure Drop

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

Klasisifikasi Aliran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

SKRIPSI. ANALISA LAJU ALIRAN AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PIPE FLOW EXPERT V 6.39 di PERUMAHAN GRAHA INDAH KELAPA GADING.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

FLUID FLOW ANALYSIS IN PIPE DIAMETER 12.7 MM ACRYLIC (0.5 INCHES) AND 38.1 MM (1.5 INCH) Eko Singgih Priyanto, Ridwan., ST., MT

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

pipa acrylic diameter 5, mm (1 inci) dan pipa acrylic diameter 38,1 mm (1,5 inci) Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan penulis yai

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

KAJI EKSPERIMENTAL RUGI TEKAN (HEAD LOSS) DAN FAKTOR GESEKAN YANG TERJADI PADA PIPA LURUS DAN BELOKAN PIPA (BEND)

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISA KERUGIAN ALIRAN AKIBAT PERLUASAN DAN PENYEMPITAN ANTARA DIAMETER PIPA AWAL 2 INCHI KE DIAMETER 1 INCHI

BAB II LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

PENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

ANALISIS DEBIT AIR DAN RUGI BELOKAN PADA PIPA TEE.

BAB II LANDASAN TEORI

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

Aliran Fluida. Konsep Dasar

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

Transkripsi:

PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. Arif Setyo Nugroho Jurusan Teknik Mesin AT Warga Surakarta www.atw.ac.id ABSTRACT In the installation of the pipe network should take into account the rate of flow and head losses that occur in each pipe, so that water can be evenly distributed on each branch pipe. In an analysis using the program can be known expert pipe flow rate, flow and pressure at work in the installation.flow, pressure comes in, and exit pressure, the largest in number 11 with a large pipe flow 0.0026 m 2 /s for pipe diameter 1 ', for pipes ¾' is 0.0013 m 2 /s.dan to pipe diameter ½' is 0.0005 m 2 /s. For the incoming flow velocity in the pipe of the largest, most large diameter is 1' with a speed of 4.7511 m/s, for a pipe diameter of ¾' 3819 and to the pipe diameter ½ '3567 m/s. Pressure at each pipe entered the same on each pipe and the highest pressure to the pipe 1', ¾ and ½' of 1.0979 bar or 1.119546 kg/cm 2. Pressure out on each pipe the same on each pipe and the highest pressure for pipe 1 'at 1.054896 bar or 1.0345 kg/cm 2, ¾' is 1.3654 bar or 1.392321 kg/cm 2. Pipe diametre for ½' is 1.393238 bar or 1.3663 kg/cm 2. For the connection of pressure on diameter of 1 'is the biggest 1.360811bar or 1.3345 kg/cm 2, for the smallest pressure of 1.0001 bar or 1.019818 kg/cm 2. Pressure connection in diameter 3/4' largest is 1.3654 bar or 1.392321 kg/cm 2, for pressure the smallest is 1.0001bar or 1.019818 kg/cm 2. Pressure connection in diameter ½ 'biggest 1.3363 bar or 1.360811 kg/cm 2, for the smallest pressure is 1.0001 bar or 1.362647 kg/cm 2. Key Word : Pressure,flow,velocity PENDAHULUAN Sistem Plumbing suatu bangunan gedung adalah pemipaan sistem penyediaan air minum, pemipaan sistem pembuangan air kotor, dan pemipaan sistem pembuangan air hujan,instalasi pipa jaringan banyak dipakai dalam kehidupan manusia salah satunya yaitu untuk pendistribusian air pada perumahan. Permasalahan yang sering terjadi pada pemasangan instalasi pipa jaringan adalah tidak diketahuinya debit aliran dan kerugian-kerugian head yang terjadi pada tiap pipa.keadaan tersebut akan mengakibatkan distribusi air yang mengalir pada suatu instalasi pipa jaringan air Perencanaan instalasi pemipaan 44

tidak sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh penduduk. Hal-hal yang sering terjadi pada pemasangan instalasi pipa jaringan (network pipe) adalah tidak diketahuinya laju aliran dan kerugian-kerugian head yang terjadi di setiap pipa, sehingga mengakibatkan pendistribusian air yang tidak merata di setiap cabang pipa. Oleh karena itu diperlukan suatu perhitungan dengan menggunakan methode pipe flow exspert diharapkan mampu memprediksi mengenai debit aliran dan kerugian head yang terjadi disetiap pipa secara tepat. Dalam penelitian ini bahan dan peralatan yang digunakan antara lain : a. Program Pipe Flow expert b. Disain instalasi pipa perumahan KAJIAN PUSTAKA Kecepatan, komprebilitas, kapilaritas, dan tekanan adalah sifat-sifat fluida dalam keadaan diam. Untuk fluida yang bergerak ada sifat yang penting sebagai berikut: a. Kerapatan atau densitas (disimbolkan dengan ρ) adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut yang didefinisikan perbandingan massa suatu bahan persatuan volume BAHAN DAN METODE BAHAN DAN PERALATAN secara sistematis kerapatan ini dapat dihitung dengan rumus: M... 1 ) V Dimana: Ρ = Kerapatan massa (kg/m 3 ) M = Massa zat cair (kg) V = Volume zat cair (m 3 ) Kerapatan air pada temperatur kamar adalah 1,94 slug/ft 3 atau 1000 kg/m 3. Bobot spesifik atau berat jenis adalah berat benda persatuan volume. γ = ρ g... 2) dimana: γ = berat jenis (N/m 3 ) ρ = kerapatan massa (kg/m 3 ) g = percepatan grafitasi = 9,81 (m/s 2 ) Volume jenis v adalah yang ditempati oleh sebuah satuan massa zat dan karena v l itu merupakan kebalikan dari kerapatan massa:...3) Perencanaan instalasi pemipaan 45

Dalam beberapa masalah kekentalan dinamik dihubungkan dengan rapat massa dalam bentuk: v dimana: v = viscositas kinematis zat cair (m 2 /s) μ = Kekentalan absolut (N/m 2 ) ρ = Kerapatan massa (kg/m 3 ) Aliran Fluida Dalam Pipa 1. Aliran fluida Aliran fluida dapat terjadi berupa aliran steady atau aliran unsteady aliran unsteady terjadi jika keadaan di setiap titik dalam aliran berubah menurut perubahan v T 0; 0; 0 t.... 5) 2. Persamaan kontinuitas Persamaan kontinuitas merupakan penurunan dari hukum kekekalan massa. Untuk aliran mantap (steady), massa yang melalui semua bagian dalam arus fluida persatuan waktu adalah sama. Hal ini dinyatakan dalam: m = ρ 1. V 1. A 1 = ρ 2. V 2. A 2.... 6 ) Untuk fluida inkompresible dan jika ρ 1 = ρ 2, maka persamaan di atas menjadi: Q = V 1 A 1 = V 1 A 2 dimana: Q = Debit (m 3 /s) VD Re v t... 4) t waktu, sedangkan aliran steady terjadi jika keadaan titik dalam aliran tidak berubah menurut perbedaan waktu. V = Kecepatan (m/s) A = Luas penampang (m 2 ) 3. Aliran pada pipa lurus Aliran laminer adalah tipe aliran dengan kecepatan rendah sehingga ketika fluida mengalir seolah-olah terdiri dari bertumpuk-tumpuk lapisan. Aliran ternsisi adalah tipe aliran dengan kecepatan sedang sehingga terjadi transisi antara lain rata (laminer) menuju aliran deras (turbulen). Aliran turbulen adalah tipe aliran dengan kecepatan tinggi sehingga pertikel-pertikel fluida bergerak dengan lintasan yang tidak teratur. Untuik menentukan apakah suatu aliran laminer, transisi atau turbulen dapat dipakai bilangan Reynolds:... 7) Perencanaan instalasi pemipaan 46

dimana : Re = bilangan Reynolds V = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s) D = diameter dalam pipa (m) v = viscositas kinematis zat cair (m 2 /s) Pada bilangan Reynolds ini terdapat suatu batasan sebagai berikut: Pada Re < 2300,aliran bersifat laminer Pada Re > 4000,aliran bersifat turbulen Pada Re = 2300-4000 terdapat daerah turbulen transisi, dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran. Kerugian dalam sambungan = 2... 8) Dimana, K = manufactur faktor v = Velocity g = grafitasi bumi Pressure loss = h... 9) Dimana, h = head loss (m) p = densitas ( kg /m3) g = grafitasi Energy dan Tingkatan energy Head fluida = Energy kinetik + energy aliran + Energy potensial... 10) = + + Dimana v = besar velocity g = gaya grafitasi P = tekanan y = fluidensity Koefisen aliran ( Cv) =... 11) Dimana C v = koefisien aliran Q = aliran rata rata dalam gpm Δp = Kerugian tekanan dalasm katup Perencanaan instalasi pemipaan 47

S G = rasio densitas fluida Koefisien aliran fluida = Dimana, Kv = koefisien aliran Q = Debit aliran m 3 /jam ΔP = Kerugian tekanan... 12) METODE Dalam penelitian ini,terdapat beberapa tahapan yang dimulai dengan pembuatan disain instalasi pemipaan diperumahan sampai dengan mengenai debit aliran dan kerugian head yang terjadi disetiap pipa. Berikut ini adalah disain pemasangan pipa Gambar 1 disain pemasangan pipa diperumahan Perencanaan instalasi pemipaan 48

Adapun langkah langkah penelitian, ditunjukan pada gambar 2 Disain instalasi Pipa Penentuan dimensi ukuran panjang pipa Penentuan Variasi Uji Diameter Pipa : 1,3/4,1/2 Penentuan jenis sambungan dan katup Komputasi dan analisa Tidak Ya.. Hasil Gambar 2 Flow chart metode penelitian Hasil Dan Pembahasan Hasil Dari hasil pengujian computasi yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut a. Untuk bagian instalasi pipa dari pompa Gambar 3 computasi konstruksi pipa yang masuk ke dalam bak penampung. Dari hasil komputasi didapat data sebagai berikut : Data Fluida : fluida kerja adalah air ( H 2 O) dengan density sebesar 998 kg/m 2 veppur presure 0.024000 bar. Perencanaan instalasi pemipaan 49

Untuk data pompa Data instalasi pipa PIPE DATA NO NO PIPA : Flow in/out 0.003 m 2 /sec.velocit y 0,538 m2/sec.discha rge pressure 1.4955 bar,head pompa 23,417 m. : Matrial pipa adalah PVC 1, roughness MASS FLOW Kg/Sec FLOW m 2 /sec 0.005. Panjang pipa 12 m.mass flow 0.003 m 2 /sec.velocit y 0.536 m/sec. b. Instalasi pipa dari reservoir ke seluruh bagian instalasi didapat data seperti tabel dibawah ini.pengambilan dengan cara computasi,dan dari hasil iterasi didapat data sebagai berikut VELOCITY m/sec TEKANAN MASUK Bar.g TEKANAN KELUAR Bar.g Untuk diameter 1 1 P1 2.6441 0.0026 4.751 1.3345 1.2056 2 P2 1.3028 0.0013 2.341 1.2056 1.1443 3 P3 1.3413 0.0013 2.410 1.2056 1.1321 4 P4 0.7583 0.0008 1,363 1.1321 1.0198 5 P5 0.7583 0.0008 1,363 1.0198 1.0015 6 P6 0.5795 0.0006 1.041 1.0015 1.0000 7 P7 0.1789 0.0002 0.321 1,0015 1.0002 8 P8 0.1789 0.0002 0.321 1,0002 1.0000 9 P9 0.4575 0.0005 0.822 1,0010 1.0000 10 P10 0.4575 0.0005 0.822 1,1044 1.0010 11 P11 2.6441 0.0026 4.751 1.0979 1.3345 12 P12 0.1254 0.0001 0.225 1.0001 1.0000 13 P13 0.1254 0.0001 0.225 1.1044 1.0995 14 P14 0.1254 0.0001 0.365 1.0995 1.0001 15 P15 0.5830 0.0006 1.046 1.1321 1.1044 16 P16 1.3028 0.0013 2.341 1.1443 1.0054 17 P17 1.3028 0.0013 2.341 1.0064 1.0000 Untuk Diameter ¾ 1 P1 1.3113 0.0013 3.819 1.3654 1.1859 2 P2 0.6423 0.0006 1.871 1.1869 1.1357 3 P3 0.5690 0.0007 1.948 1.1869 1.1278 4 P4 0.3535 0.0004 1.030 1.1276 1.0154 5 P5 0.3535 0.0004 1.030 1.0154 1.0012 6 P6 0.2687 0.0003 0.783 1.0012 1.0000 7 P7 0.0851 0.0001 0.249 1.0012 1.0002 8 P8 0.0851 0.0001 0.249 1.0002 1.0000 9 P9 0.2447 0.0002 0.713 1.0010 1.0000 10 P10 0.2447 0.0002 0.713 1.1042 1.0010 11 P11 1.3113 0.0013 3.819 1.0979 1.3654 12 P12 0.0704 0.0001 0.205 1.0001 1.0000 13 P13 0.0704 0.0001 0.205 1.1042 1.0985 14 P14 0.0704 0.0001 0.205 1.0985 1.0001 15 P15 0.3151 0.0003 0.918 1.1278 1.1042 Perencanaan instalasi pemipaan 50

16 P16 0.5423 0.0006 1.871 1.1357 1.0057 17 P17 0.5423 0.0006 1.871 1.0057 1.0000 Untuk diameter ½ 1 P1 0.5376 0.0005 3.567 1.3363 1.2004 2 P2 0.2467 0.0002 1.636 1.2004 1.1396 3 P3 0.2911 0.0003 1.931 1.2004 1.1420 4 P4 0.1622 0.0002 1.076 1.1400 1.0262 5 P5 0.1622 0.0002 1.076 1.0262 1.0023 6 P6 0.1267 0.0001 0.840 1.0023 1.0000 7 P7 0.0355 0.00001 0.235 1.0023 1.0033 8 P8 0.0355 0.00001 0.235 1.0003 1.0000 9 P9 0.0998 0.0001 0.662 1.0015 1.0000 10 P10 0.0998 0.0001 0.662 1.1062 1.0015 11 P11 0.5376 0.0005 3.567 1.0979 1.3363 12 P12 0.0292 0.00001 0.194 1.0002 1.000 13 P13 0.0292 0.00001 0.194 1.1062 1.0987 14 P14 0.0292 0.00001 0.194 1.0967 1.0002 15 P15 0.1289 0.0001 0.855 1.1400 1.1062 16 P16 0.2467 0.0002 1.636 1.1396 1.0075 17 P17 0.2467 0.0002 1.636 1.0075 1.0000 Gambar 4 tabel data computasi instalasi DATA SAMBUNGAN Dari komputasi yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut untuk setiap sambungan pipa dan sambungan unyuk katup buang. NO Nama Sambungan Tekanan di setiap sambungan Total flow in m 2 /sec Total Flow out m 2 /sec Untuk sambungan pipa diameter 1 1 Sambungan 1 1.3345 0.0026 0.0026 2 Sambungan 2 1.0256 0.0026 0.0026 3 Sambungan 3 1.1443 0.0013 0.0013 4 Sambungan 4 1.1321 0.0013 0.0013 5 Sambungan 5 1.0198 0.0008 0.0008 6 Sambungan 6 1.0015 0.0006 0.0008 7 Katup kran 1.0000 0.0006 0.0006 8 Sambungan 7 1.0002 0.0002 0.0002 9 Katup kran 1.0000 0.0002 0.0002 10 Sambungan 8 1.0010 0.0005 0.0005 11 Sambungan 9 1.1044 0.0005 0.0006 12 Katup kran 1.0979 0.0001 0.0026 13 Sambungan 10 1.0001 0.0001 0.0001 14 Sambungan 11 1.0995 0.0001 0.0001 15 Katup Kran 1.0000 0.0001 0.0001 16 Katup Kran 1.0000 0.0005 0.0005 17 Sambungan 12 1.0064 0.0013 0.0013 18 Katup kran 1.0000 0.0013 0.0013 Untuk sambungan pipa diameter ¾ 1 Sambungan 1 1,3654 0.0013 0.0013 2 Sambungan 2 1,1869 0,0013 0.0013 3 Sambungan 3 1.1357 0,0005 0.0005 4 Sambungan 4 1,1278 0,0007 0.0007 5 Sambungan 5 1,0154 0,0004 0.0004 6 Sambungan 6 1,0012 0,0004 0.0004 Perencanaan instalasi pemipaan 51

7 Katup kran 1,0000 0,0003 0.0003 8 Sambungan 7 1,0002 0,0001 0.0001 9 Katup kran 1,0000 0,0001 0.0001 10 Sambungan 8 1,0010 0,0002 0.0002 11 Sambungan 9 1,1042 0,0003 0.0003 12 Katup kran 1,0979 0.0001 0.0001 13 Sambungan 10 1,0001 0.0001 0.0001 14 Sambungan 11 1,0985 0.0001 0.0001 15 Katup Kran 1,0000 0.0001 0.0002 16 Katup Kran 1,0000 0.0002 0.0002 17 Sambungan 12 1,0057 0.0005 0.0006 18 Katup kran 1,0000 0.0005 0.0005 Untuk sambungan pipa diameter ½ 1 Sambungan 1 1.3363 0.0005 0.0005 2 Sambungan 2 1.2004 0.0005 0.0005 3 Sambungan 3 1.1396 0.0002 0.0002 4 Sambungan 4 1.1400 0.0003 0.0003 5 Sambungan 5 1.0262 0.0002 0.0002 6 Sambungan 6 1.0023 0.0002 0.0002 7 Katup kran 1.0000 0.0001 0.0001 8 Sambungan 7 1.0003 0.0001 0.0001 9 Katup kran 1.0000 0.0001 0.0001 10 Sambungan 8 1.0015 0.0001 0.0001 11 Sambungan 9 1.1062 0.0001 0.0001 12 Katup kran 1.0979 0.0001 0.0001 13 Sambungan 10 1.0002 0.0001 0.0001 14 Sambungan 11 1.0967 0.0001 0.0001 15 Katup Kran 1.0000 0.0001 0.0001 16 Katup Kran 1.0000 0.0001 0.0001 17 Sambungan 12 1.0075 0.0002 0.0001 18 Katup kran 1.0000 0.0002 0.0002 Gambar 5 tabel sambungan Pembahasan Dari hasil pengujian diatas dapat dibandingkan setiap instalasi dengan variasi diameter pipa sebagai berikut : Gambar 6 grafik mass flow rate pada instalasi Perencanaan instalasi pemipaan 52

Dari grafik gambar 6 menjelaskan semakin besar diameter pipa akan menghasilkan flow semakin besar, semakin kecil diameter pipa pada instalasi konstruksi yang sama akan menghasilkan flow yang kecil. flow setiap pipa 1,5 1 0,5 0 P1 P3 Flow ( m 2 /sec) P5 P7 P9 P11 P13 penomoran pipa P15 P17 Gambar 7 grafik flow Pipa 1 Pipa 2 Pipa 3 Untuk grafik aliran gambar 7 dapat dilihat aliran terbesar di pipa no 11 dengan besar flow 0.0026 m 2 /s untuk pipa berdiameter 1,untuk pipa ¾ 0.0013 m 2 /s.dan untuk pipa berdiameter ½ sebesar 0.0005 m 2 /s Skala velocity 1,5 1 0,5 0 velocity ( m/sec) P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17 penomoran pipa Pipa 1 Pipa 2 Pipa 3 Gambar 8 grafik velocity Untuk kecepatan aliran yang masuk dalam pipa terbesar dapat dilihat digambar 8,pada pipa no 11 dengan diameter paling besar adalah 1 dengan kecepatan sebesar 4.7511 m/s,untuk pipa diameter ¾ 3.819 dan untuk pipa berdiameter ½ 3.567 m/s.dari grafik no 14 dapat diketahui bahwa kecepatan paling tinggi yaitu di pipa no 11 dengan diameter 1,pad konstruksi instalasi yang sama. Perencanaan instalasi pemipaan 53

Tekanan Masuk Pipa ( bar) 1,5000 Skala 1,0000 0,5000 0,0000 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17 pipa pipa 1 pipa 3/4 pipa 1/2 Gambar 9 grafik tekanan masuk ke pipa Dari grafik 9 besar tekanan masuk pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa no 11 yaitu untuk pipa 1,3/4 dan ½ sebesar 1.0979 bar atau sebesar 1.119546 kg/cm 2. Skala Tekanan Keluar Pipa ( bar) 1,6000 1,4000 1,2000 1,0000 0,8000 0,6000 0,4000 0,2000 0,0000 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17 pipa 1 pipa 3/4 pipa 1/2 pipa Gambar 10 grafik tekanan keluar dari pipa Untuk Sambungan tekanan di diameter 1 terbesar adalah 1.3345 bar atau 1.360811 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm 2.Untuk Sambungan tekanan di diameter 3/4 terbesar adalah 1.3654 bar atau 1.392321 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm 2.Untuk Sambungan tekanan di diameter ½ terbesar adalah 1.3363 bar atau 1.360811 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.362647 kg/cm 2. Perencanaan instalasi pemipaan 54

IV KESIMPULAN Dari pengujian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Mass flow rate pada diameter 1 pada pipa1 dan pipa 11 mempunyai mass flow rate lebih besar dibandingkan dengan diameter pipa 1,¾ dan ½ pada konstruksi yang sama. Semakin besar diameter pipa yang dipasang pada konstuksi disain yang sama akan menghasilkan flow semakin besar,semakin kecil diameter pipa pada instalasi konstruksi yang sama akan menghasilkan flow yang kecil. 2. Aliran terbesar di pipa no 11 dengan besar flow 0.0026 m 2 /s untuk pipa berdiameter 1,untuk pipa ¾ 0.0013 m 2 /s.dan untuk pipa berdiameter ½ sebesar 0.0005 m 2 /s 3. Untuk kecepatan aliran yang masuk dalam pipa terbesar,pada pipa no 11 dengan diameter paling besar adalah 1 dengan kecepatan sebesar 4.7511 m/s, untuk pipa diameter ¾ 3.819 dan untuk pipa berdiameter ½ 3.567 m/s. 4. Tekanan masuk pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa no 11 yaitu untuk pipa 1,3/4 dan ½ sebesar 1.0979 bar atau sebesar 1.119546 kg/cm 2. 5. Tekanan keluar pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa no 11 yaitu untuk pipa 1 sebesar 1.0345 bar atau sebesar 1.054896 kg/cm 2, ¾ sebesar 1.3654 bar atau sebesar 1.392321 kg/cm 2.dan pipa berdiameter 1/2 sebesar 1.3663 bar atau sebesar 1.393238 kg/cm 2. Tekanan tinggi sangat bermanfaat dalam distribusi, karena dalam setiap saluran memungkinkan untuk mempunyai tekanan yang tinggi pula. 6. Untuk Sambungan tekanan di diameter 1 terbesar adalah 1.3345 bar atau 1.360811 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm 2. Untuk Sambungan tekanan di diameter 3/4 terbesar adalah 1.3654 bar atau 1.392321 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm 2.Untuk Sambungan tekanan di diameter ½ terbesar adalah 1.3363 bar atau 1.360811 kg/cm 2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.362647 kg/cm 2. DAFTAR PUSTAKA Bagus Shella A,2010,Kaji eksperimental Rugi Tekan (head Losses)dan Faktor Gesekan yang terjadi Pada Pipa Lurus dan Belokan,UNDIP,Semarang. Cepi Iskandar,2006, Analisa Kerugian Gesekan Pada Pipa Penyalur, Pompa Sentrifugal Jenis Demster dan Perwatan Pompa. Perencanaan instalasi pemipaan 55

Edi Suhariyono,2008, Analisa Head Losses dan Koefisien Gesek Pada Pipa, Kalimantan Scientic, kalimantan. Olson M Reuben, 1993, Dasar dasar Mekanika Fluida Teknik, Gramedia, Jakarta. Pipe flow expert, 2010, User Guide. Sularso,Tahara Huruo,1987, Pompa dan Kompresor,Pradya Paramitha,Jakarta. White M Frank, 1994, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta. Wylie Bemjamin E, 1999, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta Perencanaan instalasi pemipaan 56