BAB II TINJAUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG TUGAS AKHIR GEDUNG KANTOR LKPP

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING. Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target

BAB I PENDAHULUAN. 3. Persamaan nasib, yaitu pernah dijajah oleh negara asing (kecuali Thailand).

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II STUDI. Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

Perancangan Gedung Kantor LKPP Pendekatan Green Arsitektur 2013 BAB II STUDI. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja LKPP

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar 4.1 Site Lokasi BSD. Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pasar Modern BSD City The Concept

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

GEDUNG KANTOR LKPP KERANGKA ACUAN KERJA SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR. Penyelenggara : Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta JULI 2012

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Sudirman Green Office

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB 2 TINJAUAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN


Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

GEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA. Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan.

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Tinjauan lokasi Kuningan adalah satu kawasan bisnis di Jakarta, bagian dari Segitiga Emas Jakarta, yang mencakup Jalan Rasuna Said, Gatot Subroto, M.H. Thamrin, Jenderal Sudirman. Di Kuningan, Jakarta Selatan terdapat beberapa lokasi penting antara lain: KantorKedutaanBesar Australia, Malaysia,Singapura, Polandia, Nigeria, India, Swis, Rusia dan masih banyak lagi. Di sini juga terdapat gedung pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis. Kawasan bisnis yang terkenal adalah Mega Kuningan, Rasuna Epicentrum. Rasuna Epicentrum, terletak strategis di Segitiga Emas, Jl. H.R. Rasuna said Kuningan, Jakarta. Rasuna Epicentrum merupakan kawasan terpadu seluas 53.5 Ha dan akan berkembang menjadi 70 Ha, yang akan dilengkapi dengan; Apartment Towers, Hotel, Office Towers, Lifestyle & Shopping Centre, Concert Hall, TV Studio & Gallery, dan River Walk layaknya sebuah perkotaan yang tertata rapi. Rasuna Epicentrum merupakan sebuah kawasan terpadu yang berada di Kuningan, Jakarta Selatan. Kawasan ini merupakan kawasan megasuperblock terpadu yang terbesar di Jakarta dengan luas keseluruhan 53,6 hektare. Kawasan Rasuna Epicentrum ini dikembangkan oleh pengembang ternama Bakrieland (IDX:ELTY) yang juga mengembangkan kawasan Bogor Nirwana Residence, Sentra Timur Residence, Sentul Nirwana serta beberapa proyek besar lainnya. Untuk menghubungkan antar kawasan sedang dibangun tram sepanjang 1.2 kilometer. 6

Gambar 2.1. master plan 2.2 TARGET PERANCANGAN Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain yang diminta, yaitu : 1. Konsep Arsitektur Kota; konteks bangunan dengan kawasan CBD Rasuna Epicentrum. Desain mempertimbangkan master plan kawasan agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan, khususnya akses jalan masuk menuju site. 2. Desain Ruang Luar; pada level lantai dasar bangunan berupa penyediaan Plaza atau communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan dengan kawasan serta untuk kegiatan seremonial. 3. Desain Bangunan Kantor yang terdiri atas Basement, Mezzanine dan Lantai Kantor. Mezzanine berfungsi sebagai area lobby terletak antara lantai dasar/plaza dan lantai 1 Bangunan Kantor sehingga ekspresi dari massa bangunan memiliki kesan mengambang ( floating ). 4. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; bukan merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada dan dapat merepresentasikan bangunan gedung kantor pemerintah yang inovatif dan progresif sekaligus adaptatif terhadap perkembangan arsitektur kedepan. 7

5. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; memiliki karakter kuat (well designed) dan khas, mengingat obyek tersebut sebagai satu-satunya bangunan Pemerintah dalam kawasan CBD Rasuna Epicentrum. 6. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas. 7. Disain Tata Ruang Dalam; mencerminkan efisiensi penggunaan ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain yang terintegrasi dengan sistem struktur, mekanikal dan elektrikal serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan kantor. 8. Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. 9. Taksiran biaya pembangunannya; masih dalam koridor yang wajar bagi ukuran bangunan kantor Pemerintah. Spesifikasi teknisnya diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable), pendekatan systemwide dalam perancangan, mencakup penerapan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan. 10. Optimum Reliability; dengan memperhatikan durable design details, praktis dan mudah dalam pemeliharaan. 11. Mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture ); antara lain: a. Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan; b. Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan; c. Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku; d. Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan; 8

e. memperhatikan orientasi (hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat menyerap panas berlebih secara proporsional, organisasi ruang sedemikian hingga agar penggunaan AC dapat dioptimalkan tanpa mengurangi kenyamanan termal yang disyaratkan; f. Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan (heat island effect); g. Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman dan teduh terpisah dengan jalur kendaraan bermotor. h. Meminimalkan perkerasan dalam site dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan tanah yang membutuhkan perkerasan. 12. Material bangunan dipertimbangkan menggunakan material yang low embodied energi atau low embodied carbon. 13. Rancangan mempertimbangkan kemudahaan pelaksanaan melalui metode pelaksanaan yang menggunakan energi yang rendah dalam proses konstruksi. no Problem statement Probling solving 1. Desain mempertimbangkan master Pada ruang luar pasif terdapat area penghijaun plan kawasan agar selaras dengan seperti pohon-pohon besar yang ada di sekitar tapak pengembangan perencanaan dan khususnya sekitar pedestrian, ruang komunal juga perancangan kawasan, khususnya menyesuaikan lingkungan sekitar tapak yaitu ruang akses jalan masuk menuju site. terbuka yang luas. 2. pada level lantai dasar bangunan Pada lantai dasar hnya di gunakan untuk area berupa penyediaan Plaza atau commercial space dan plaza upacara. communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan dengan kawasan serta untuk kegiatan seremonial. 3. Kantor yang terdiri atas Basement, Mezzanine dan Lantai Kantor. Mezzanine berfungsi sebagai area lobby 4. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; Fasade bangunan yang tidak biasa, dan satu-satu 9

bukan merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada dan dapat merepresentasikan bangunan gedung kantor pemerintah yang inovatif dan progresif sekaligus adaptatif terhadap perkembangan arsitektur kedepan. 5. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; memiliki karakter kuat (well designed) dan khas, mengingat obyek tersebut sebagai satu-satunya bangunan Pemerintah dalam kawasan CBD Rasuna Epicentrum. 6. Arsitektur Gedung Kantor LKPP; mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas. 7. sistem struktur, mekanikal dan elektrikal serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan kantor. 8. Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel yang ada di lingkungan rasuna episentrum. Yaitu dengan pola acak dinding masif, dan terdapat balkon yang dapat digunakan oleh karyawan dan staf. balkon juga dapat menjadi titik poin pada bagian fasade. Bentuk masa bangunan berusaha mengaplikasikan bangunan Pemerintahan yang memiliki karakter yang kuat. yang dimana LKPP ini merupakan satusatunya bangunan pemerintahan yang berada dikawasan Rasuna Episentrum. - Adanya balkon yang dapat mengoptimalkan aliran udara yang masuk. - Mengoptimalkan cayaha yang masuk kedalam bangunan dengan menggunakan kaca. - Pengurangan panas, Efisiensi Energi Atap dan balkon dengan tanaman juga mengurangi panas dan mengurangi energi yang digunakan untuk pendinginan udara. Bangunan tunggal yang terdiri dari bangunan bertingkat. bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pada struktur nya menggunakan sistem struktur portal. Penyadiaan RAM di bagian luar bangunan yang dapat digunakan oleh penyandang disable dengan tekstur pedestrian yang tidak licin, dan lebar pedestrian 2 m sehingga dapat digunakan dengan nyaman. 10

9. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable), pendekatan systemwide dalam perancangan, mencakup penerapan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan. 10. - Konsumsi sumber daya alam. - Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam. -. Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan. - Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman. Pada bagian panel fasadenya menggunakan alumunium komposit panel karena lebih mudah dalam pengerjaannya sehinnga lebih ekonomis dan hemat. - Site plan mempertahankan kontinuitas pejalan kaki. - Pola acak dinding yang optimal dapat mengurangi efek pemanasan kawasan sari pada menggunakan material kaca secara keseluruhan. - Jalur pedestrian yang cukup lebar ditambah dengan pohon-pohon sebagai peneduh dapat memberikan kenyamanan yang lebih. 11. Material bangunan dipertimbangkan menggunakan material yang low embodied energi 12. Rancangan mempertimbangkan kemudahaan pelaksanaan melalui metode pelaksanaan yang menggunakan energi yang rendah dalam proses konstruksi. Material kaca menggunakan sanergi glass atau doubleglassing. Pada bagian panel fasadenya menggunakan alumunium komposit panel karena lebih mudah dalam pengerjaannya sehinnga lebih ekonomis dan hemat. Table 1. problem statement dan problem solving 2.3. Pengertian Office Kantor adalah balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan dsb) tempat bekerja. Menurut Erns Neufert bahwa, ada tiga elemen konstruksi yang mempengaruhi pola tata letak perkantoran, yakni: modul dinding penyekat, langit-langit, dan jendela. Untuk ini ada dua pilihan, yaitu dengan memadukan keseluruhan modul secara lengkap atau sebaliknya menghindari 11

ketetapan modul yang ada. Pengujian terhadap berbagai denah perkantoran adalah bagaimana sebaiknya suatu tingkatan ukuran-ukuran ruang kecil dapat disediakan (ukuran terkecil 7,4 m 2 ). Bentang lebar ruang tunggal sebaiknya tidak lebih 6.000 m 2, karena nantinya akan terbentuk ruang-ruang yang tidak bermanfaat di balik setiap ruang tersebut. (Erns Neufert) 2.3.1 Studi Pustaka Kantor (dari bahasa Belanda kantoor) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya dinamakan kantorcabang. (id.wikipedia.org/wiki/kantor) Kantor umumnya merupakan ruangan atau area lain di mana orang bekerja, tetapi juga dapat menunjukkan posisi dalam sebuah organisasi dengan tugas tertentu yang melekat padanya (lihat petugas, kantor-pemegang, resmi), yang terakhir sebenarnya merupakan penggunaan kantor, sebelumnya sebagai tempat awalnya merujuk ke lokasi tugas seseorang. Ketika digunakan sebagai kata sifat, "kantor" panjang mungkin merujuk ke bisnis yang berhubungan dengan tugas. Dalam penulisan hukum, sebuah perusahaan atau organisasi memiliki kantor di setiap tempat yang memiliki kehadiran resmi, bahkan jika kehadiran yang terdiri dari, misalnya kantor, penyimpanan silo dan bukan. Kantor adalah suatu fenomena arsitektur dan desain dan fenomena sosial, apakah itu sebuah kantor kecil seperti sebuah bangku di sudut sebuah "Ibu dan toko Pop" ukuran sangat kecil (lihat kantor kecil / rumah kantor) melalui lantai seluruh bangunan sampai dengan dan termasuk bangunan besar didedikasikan sepenuhnya untuk satu perusahaan. Dalam istilah modern kantor biasanya mengacu pada lokasi di mana pekerja kerah putih bekerja. Tujuan utama dari lingkungan kantor adalah untuk mendukung penghuninya dalam melakukan pekerjaan mereka - sebaiknya dengan biaya minimum dan untuk kepuasan maksimal. Dengan orang yang berbeda melakukan tugas yang berbeda dan kegiatan, bagaimanapun, tidak selalu mudah untuk memilih ruang kantor yang tepat. Untuk membantu pengambilan 12

keputusan di tempat kerja dan desain kantor, seseorang dapat membedakan tiga jenis ruang kantor: kerja ruang, ruang pertemuan dan ruang dukungan. Untuk bisnis baru, atau mengembangkan, kantor satelit remote dan kamar proyek, Kantor Serviced dapat memberikan solusi sederhana dan menyediakan semua jenis bekas ruang. 2.3.2 Sistem Sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi dua jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu : 2.3.2.1 Net System Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasarluasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi. 2.3.2.2 Gross System Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang di sewa pada awalnya karena penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space. Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi, karena harga sewa per meter persegi lebih rendah. 2.3.3 Jenis Kantor Menurut L. Manaseh dan R. Cunliffe jenis kantor dapat dibedakan menjadi 4 macam ; 2.3.3.1 Commercial Office. Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran (untuk toko disewakan), Perusahaan (trading company), asuransi dan transportasi 2.3.3.2 Industrial Office Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya 2.3.3.3 Profesional Office Jenis perkantoran ini tidak di pakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran yang jumlah modalnya digunakan relatif kecil. 13

2.3.3.4 Institutional/ Govermental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan dalam waktu yang lama atau panjang. (digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-s1-2002-22497113-8770-kantor_sewachapter3.pdf 14

2.4 Studi Banding 2.4.1 TALAVERA OFFICE PARK ( Jakarta ) data proyek : land area total gfa lokasi pemilik : ± 12.000 m2 : ± 54.000 m2, 26 lantai : Jl.tb.simatupang, jakarta : pt graha cipta lestari kencana menara dea, lantai 9 mega kuningan barat ix kav. e3-4 no. 1 jakarta tahun perencanaan : 2005 tahun pelaksanaan : 2007 Jumlah parkir mobil : 552 Jumlah lantai : 27 lantai Luas lahan : 12000 m2 Gambar 2.2. Sosok Bangunan Gedung Talavera Office Park ialah sebuah proyek perkantoran komersial yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 m2 yang terdiri dari 27 lantai. Bangunan ini memiliki desain yang menyajikan sebuah kantor sewa yang efisien, efektif dan mempunyai karakter kuat dengan bidang lengkung modern pada bagian atas gedung. Gambar 2.3. Site Plan Data talavera office park, Arif 2013 15

Gambar 2.4. Denah-denah Gambar 2.5. Site Plan Gambar 2.5. Tampak dan Potongan 16

Dilihat dari bagian tampak Gedung Talavera Office Park memiliki karakter tersendiri, hal itu dapat terlihat langsung pada bagian kepala gedung dengan karangkternya yang melenggung. Talavera office tower memiliki jumlah lantai 27 lantai. Dilihat dari fasadenya talavera merupakan suatu bangunan Modern sederhana akan tetapi memiliki karakter tersendiri. Gambar 2.6. Entrance Gedung Talavera Office Park memiliki pedestrian yang cukup nyaman digunakan oleh pejalan kaki, pedestrian dengan lebar +_ 3 m ini ada yang terbuka ada juga yang di tutupi oleh atap lengkap dengan kolom-kolom nya. Pedestrian ini sangatlah nyaman digunakan karena dapat langsung menghubungkan dari luar bangnan ke dalam bangunan. Selain itu suasanya yang baik pun dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi penggunanya. Gambar 2.7. Pedestrian 17

Gambar 2.8. Konsep Dilihat dari bagian orientasi bangunan talavera office park memiliki perencanaan yang cukup matang dimana jika dilihat dari arah barat pada bangunan adalah penempatan core terlihat jelas memungkinkan perlindungan secara maksimal pada panas matahari serta memungkinkan penggunaan system AC secara ekonomis. Gambar 2.9. Retail 18

Kesimpulan : Gedung Talavera Office Park ialah sebuah proyek perkantoran komersial yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 m2 yang terdiri dari 27 lantai. Bangunan ini memiliki desain yang menyajikan sebuah kantor sewa yang efisien, efektif dan mempunyai karakter kuat dengan bidang lengkung modern pada bagian atas gedung. Karena lokasi bangunan terletak di jalan raya bebas hambatan maka apabila dilihat dari Tol TB simatupang bangunan ini memiliki karakter sederhana tetapi mudah di ingat orang karena memiliki karakter yang kuat yaitu yang berada di bagian kepala bangunan itu sendiri. 2.4.2 STUDI LAPANG INTILAND TOWER Gambar 2.10. kota Data Proyek Alamat : Jl. Jend. Sudirman 32 Jakarta 10220 Pemilik : PT Intiland Development Tbk Pengelola : Intiland Hospitality and Property Management Konsultan Struktur : PT Wiratman & Associates Konsultan Arsitektur : Paul Rudolph USA Developer : PT Jung Woo & PT Permaja Surya Konsultan ME : BMP Indonesia Jumlah lapis : 24 lantai + 1 basement Luas gedung kotor : 33.500 m2 Tinggi gedung : 117 M 19

Gambar 2.11. Site plan Tujuan dari bangunan ini adalah untuk menanggapi iklim yang spesifik, untuk beradaptasi bentuk tradisional dari arsitektur untuk kebutuhan saat ini dan akhirnya menyarankan cara-cara menuju arsitektur baru yang khusus Indonesia. "Ini adalah kebalikan dari 'kotak' air conditioned anonym dibangun di seluruh dunia, "kata Paul Rudolph. Intiland Tower adalah solusi untuk tantangan alam dengan menggabungkan konsep dasar arsitektur hijau dan efisiensi energi sejak 25 tahun yang lalu, meletakkan aplatform dari sebuah bangunan perkantoran yang sesuai dan tepat. Kunci diferensiasi Proyek. ( Intiland 2013) Gambar 2.12. sosok bangunan Peruntukan kantor : Lantai 1, 2, 3, 3A, M1, M2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12A, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, PH1, PH2. Lantai tipe A (1.188 m2) : Lantai 21, 18, 15, 11, 8, 5, (6 x1.188 = 7.128 m2) Lantai tipe B (1.099 m2) : Lantai 19, 16, 12, 9, 6, (5x1.099 = 5.495 m2) Lantai tipe C (1.103 m2) : Lantai 20, 17, 14, 10, 7, (5x1.103 = 5.515 m2) Lantai PH1 : 206,84 m2 Lantai PH2 : 570,00 m2 Lantai Mezzanine 2 : 495 m2 Lantai Mezzanine 1 : 1.046,35 m2 20

Lantai 3A Lantai 2 : 2.002,40 m2 : 1.450 m2 Lantai 1 : (1.581,6 m2 + 226 m2) Lantai Basement : 1.304,75 m2 Lokasi strategis di kawasan pusat bisnis Jakarta Gambar 2.13. kota 1 Mudah diakses dengan semua moda transportasi (transportasi umum: bus, busway, kereta api, monorel masa depan, dll) Desain arsitektur hijau Iconic Efisiensi energi 1. Rasa Ground atap dan balkon dengan tanaman memberikan rasa dasar ke penghuni bangunan. 2. Pengurangan panas, Efisiensi Energi Atap dan balkon dengan tanaman juga mengurangi panas dan mengurangi energi yang digunakan untuk pendinginan udara sebesar 20%, dibandingkan dengan bangunan kotak lainnya. 21

Gambar 2.14. konsep Intiland Tower adalah district business development yang letaknya berada di Kuningan Jakarta Barat. Sebelumnya bangunan ini sukses menjadi landmark Jakarta dan ikon untuk gedung kantor karena bentuknya yang unik dan memiliki ciri khas. Juga penggunaan enegri yang efisien, dan bangunan ini juga berkontribusi positif dalam membantu program pemerintah dalam menangani efisiensi energi. Gambar 2.15. koridor 22

Gambar 2.16. ruang luar 4. Lampu dinamis dan Shadows Karena bentuk yang berbeda, lampu dan bayangan dapat dimainkan secara dinamis, masuk dan keluar, kiri dan kanan, memberikan indah ekstra-biasa tekstur pada permukaan bangunan. Gambar 2.17. kota 2 5. Buka Ruang dan Courtyard Ruang terbuka dan halaman bermain signifikan peran dalam sirkulasi udara dan alami lampu di gedung Gambar 2.18. ruang luar 23

a. Skylight Lobby The skylight concept is interpreted as inviting outside energy into the building. By this, energy used for lightings and air cooling is reduced. b. Office Design Incorporating open plan office to improve productivity, teamwork and comfort of the employees. Gambar 2.19. ruang dalam Gambar 2.20. ruang dalam 24

Gambar 2.21. block plan Intiland Tower adalah district business development yang letaknya berada di Kuningan Jakarta Barat. Sebelumnya bangunan ini sukses menjadi landmark Jakarta dan ikon untuk gedung kantor karena bentuknya yang unik dan memiliki ciri khas. Juga penggunaan enegri yang efisien, dan bangunan ini juga berkontribusi positif dalam membantu program pemerintah dalam menangani efisiensi energi. dilihat dari denah, bagian lantai 2 ini memiliki arah sirkulasi yang yang cenderung memiliki banyak tikungan yang dimana dapat terlihat pada fasade bangunan. Gambar 2.22. denah 1 25

Gambar 2.23. denah 2 dilihat dari denah Intiland tower ini memiliki karakter bangunan yang sangat kuat dengan bentuk-bentuk runcing nya sehingga mudah untuk di ingat. Gambar 2.24. denah 3 dilihat dari denah Intiland tower ini memiliki karakter bangunan yang sangat kuat dengan bentuk-bentuk runcing nya sehingga mudah untuk di ingat. Selainitu terlihat jelas pada setiap bangunan memiliki besaran yang berbeda-beda. Tergantung dari ketinggian lantainya. Gambar 2.25. denah 4 dilihat dari denah Intiland tower ini memiliki karakter bangunan yang sangat kuat dengan bentuk-bentuk runcing nya sehingga mudah untuk di ingat. 26

Kesimpulan : menggabungkan periode panjang, solusi alami terbukti pada desa-desa tropis yang memberi kenyamanan untuk tinggal di (kearifan arsitektur lokal). "Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai macam solusi untuk masalah iklim panas dan lembab. Unsur pemersatu dalam keragaman yang kaya adalah atap "(Paul Rudolph). 27