BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB III LANDASAN TEORI

Manajemen Penilaian Kerja dan Memaksimalkan Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. suatu iklim yang sehat dan menyegarkan pada kehidupan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya (recouces) yang dapat dioptimalkan dalam organisasi. tujuannya, maka posisi dan peran sumberdaya manusia (human recources)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kinerja petugas telah ada dilakukan oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya kondisi perekonomian nasional,

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN FUNGSI SDM UNTUK MENILAI KINERJA KARYAWAN PADA PT.PIONEER FLOUR MILL INDUSTRIES SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan dibidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja, kegiatan-kegiatan itu terdiri atas analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja, kegiatan-kegiatan itu terdiri atas pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi, dan pemutusan hubungan kerja. Dengan demikian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Mutiara S. Panggabean didefinisikan sebagai suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,pemimpinan, dan pengendalian kegiatankegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (2002:15). Menurut Herman Sofyandi Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan sebagai suatu strategi organisasi dalam menerapkan fungsifungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Leading and Controlling dalam setiap aktivitas atau fungsi operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang 21

meliputi promosi, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial hingga pemutusan hubungan kerja yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisai secara lebih efektif dan efisien (2008:6). Menurut Robert L. Mathis - John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional (2006:3). Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu unsur penunjang organisasi, dan dapat pula diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Karena potensi merupakan suatu asset dan sangat berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan sebagai menjadi potensi yang nyata baik secara fisik maupun non-fisik untuk dapat mewujudkan eksistensi di dalam organisasi tersebut. (Nawawi, 2005:41). Organisasi-organisasi yang masih kecil maupun yang bersifat tradisional biasanya fokus terhadap Sumber Daya Manusia belum dijalankan atau dilaksanakan secara efektif. Karena organisasi-organisasi tersebut lebih memilih fokus terhadap fungsi-fungsi produksi, keuangan, dan pemasaran yang biasanya selalu berorientasi dalam jangka pendek. Dalam mengelola sumber daya manusia di era globalisasi bukan 22

merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung proses terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peran manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai sentral pengelola maupun penyedia sumber daya manusia bagi departemen lainnya. 2.2 Pengertian Manajemen Kinerja Manajemen kinerja menurut Michael Amstrong (2004:29) merupakan wahana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari suatu organisasi, tim atau individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut, kompetensi rencana yang telah disepakati bersama. Dalam upaya meningkatkan kinerja semua unsur dalam organisasi perlu mempunyai pemahaman yang sama terhadap kinerja dan kompetensi yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, manajemen kinerja menekankan pada bagaimana: Manajer dan pimpinan tim (kepala pusat dan kepala bagian) bekerja secara efektif bersama stafnya; Bagaimana staf bekerja sama dengan manajer dan pimpinan tim (kepala bidangnya); 23

Bagaimana staf/sdm dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan/kompetensinya sehingga kinerjanya meningkat (lebih produktif). Secara utuh, tujuan manajemen kinerja dimaksudkan untuk menumbuhkan suatu budaya kerja di mana setiap individu dan kelompok bertanggung jawab atas keberlangsungan peningkatan proses bisnis (core business) dan peningkatan keterampilan serta kontribusi pekerjaannya (Michael Amstrong, 2004:30). Proses manajemen kinerja dapat dioptimalkan untuk mengkomunikasikan dan memperkuat strategi, nilai dan norma-norma organisasi serta mengintegrasikan sasaran target individu dan kelompok. Namun demikian, proses tersebut memungkinkan individu mengekpresikan pendapatnya dalam melakukan apa yang seharusnya ia lakukan dan kembangkan. Selanjutnya, tujuan yang spesifik dari manajemen kinerja, antara lain: Meningkatkan kinerja organisasi; Meningkatkan motivasi dan komitmen staf/karyawan; Memungkinkan individu meningkatkan kompetensi untuk keuntungan individu dan organisasi; Terciptanya hubungan kerja internal organisasi secara kondusif: Memberikan acuan kerja untuk kesepakatan sasaran, target dan standar kinerja sehingga terjadi kesepahaman untuk pencapaian sasaran kinerja; 24

Memberikan ukuran yang akurat dan obyektif berkaitan dengan target dan standar yang disepakati sehingga individu menerima umpan balik dari manajer tentang prestasi kerjanya; Memberikan kesempatan individu untuk berkembang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya (Michael Amstrong, 2004: 32-33). Manajemen kinerja memiliki berbagai implikasi, satu diantaranya yang terkait dengan kehidupan organisasi adalah manajemen sumber daya manusia (SDM). Secara fundamental, manajemen SDM dimaksudkan untuk: (Michael Amstrong, 2004: 33). Mencapai tingkat kinerja SDM organisasi yang tinggi secara berkelanjutan; Mengembangkan kapasitas dan potensi staf/karyawan; Wahana mengekspresikan kompetensi karyawan dalam berkontribusi terhadap tugas dan tanggung jawabnya; Mengubah budaya organisasi yang lebih dinamis. Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan 25

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. (Rivai & Basri, 2005:14). Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai & Basri, 2005:16) Penilaian kerja sendiri memiliki beberapa pengertian yaitu: 1. Suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler & Jackson, 1996:3) 2. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kerja individu Menurut Robbins (1996:12) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul performance apprasial, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu yaitu: 26

(a) tugas individu. (b) perilaku individu. (c) dan ciri individu. 3. Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran 27

sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada. 2.3 Tujuan Penilaian Kinerja. Schuler dan Jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia edisi keenam, jilid kedua pada tahun 1996 halaman 24-25 menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi ada dua puluh macam tujuan informasi kinerja yang berbeda-beda, yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori, yaitu: 1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang. 2. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri seseorang dengan berjalannya waktu. 3. Pemeliharaan sistem. 4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi peningkatan. Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam tujuan penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai alasan (Schuler & Jackson, 1996 : 48), yaitu: 1. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan 28

dan hasil-hasil yang harus mereka capai agar suatu strategi dapat hidup. 2. Mengukur kontribusi masing-masing unut kerja dan masing-masing karyawan. 3. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan keputusankeputusan administratif yang mempetinggi dan mempermudah strategi. 4. Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasi kebutuhan bagi strategi dan program-program baru. 2.4 Manfaat Penilaian Kerja Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. (Rivai & Basri, 2005 : 55) Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah: (1) Orang yang dinilai (karyawan) (2) Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan) dan (3) Perusahaan. 2.4.1 Manfaat Bagi Karyawan Yang Dinilai Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah (Rivai & Basri, 2005 : 58), antara lain: a. Meningkatkan motivasi. b. Meningkatkan kepuasan hidup. c. Adanya kejelasan standar hasil yang diterapkan mereka. 29

d. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif. e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar. f. Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin. g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas. h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi. i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka mengatasinya. j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut. k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan. l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan. m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan. 2.4.2 Manfaat Bagi Penilai (Supervisor/Manager/Penyelia) Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai&Basri, 2005 : 60) adalah: a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya. 30

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap. c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya. d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi. e. Peningkatan kepuasan kerja. f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka. g. Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun dari para karyawan. h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan. i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para manajer. j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan. k. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada karyawan apa yang sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan dari manajer. 31

l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship atau hubungan antara pribadi antara karyawan dan manajer. m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi. n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas kembali. o. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan. 2.4.3 Manfaat Bagi Perusahaan Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai&Basri, 2005 : 62) antara lain: a). Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena: Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan.; Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas; Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan. b). Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan; 32

c). Meningkatkan kualitas komunikasi; d). Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan; e). Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan; f). Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap karyawan; g). Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan; h). Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan; i). Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan; j). Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan; k). Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau berpartisipasi secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih baik; l). Karyawan yang potensial dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat; m) Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang 33

diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2.5 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Timpe (1993:33) faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: 1). Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor : a. Internal (pribadi) -Kemampuan tinggi -Kerja keras b. Eksternal (lingkungan) -Pekerjaan mudah -Nasib baik -Bantuan dari rekan rekan -Pemimpin yang baik 2). Kinerja buruk dipengaruhi dua faktor : a. Internal (pribadi) -Kemampuan rendah -Upaya sedikit b. Eksternal (lingkungan) -Pekerjaan sulit -Nasib buruk 34

-Rekan - rekan kerja tidak produktif -Pemimpin yang tidak simpatik 2.6 Cara - Cara Untuk Meningkatkan Kinerja Berdasarkan pernyataan menurut Timpe (1993:37) cara-cara untuk meningkatkan kinerja, antara lain: 1. Diagnosis Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik-tekniknya : refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar-komentar orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar-dasar keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang dapat membantu memperluas pencarian manajer penyebab-penyebab kinerja. 2. Pelatihan Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat. 3. Tindakan Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja formal. 35

2.7 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi/ perusahaan tempat ia bekerja. Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya. Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut/ membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan/organisasi. 36

Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi / perusahaan sebagai berikut di bawah ini : a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya e. Memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor Karyawan : Macam-Macam / Jenis-Jenis Kompensasi Yang Diberikan Pada 1. Imbalan Ektrinsik a. Imbalan ektrinsik yang berbentuk uang antara lain misalnya : - gaji - upah - honor - bonus - komisi - insentif - upah, dll b. Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit/tunjangan pelengkap contohnya seperti : - uang cuti 37

- uang makan - uang transportasi/antar jemput - asuransi - jamsostek/jaminan sosial tenaga kerja - uang pensiun - rekreasi - beasiswa melanjutkan kuliah, dsb 2. Imbalan Intrinsik Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lainlain 38