acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Beruk Morfologi Beruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil.

ANATOMI SKELET TUNGKAI KAKI BADAK SUMATERA. (Dicerorhinus sumatrensis)

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bolavoli merupakan permainan beregu yang bertujuan untuk memukul bola

Perbandingan Tulang dan Lokomosi. pada Quadrupedal dan Bipedal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

Analisis Gerak Dasar Panjat Tebing. Djoko Nugroho Universitas Sebelas Maret

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

Sistem Struktur Tubuh Unggas

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

HEADSTAND / KOPSTAND

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

Tindakan keperawatan (Implementasi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BERUK (Macaca nemestrina) WAHID FAKHRI HUSEIN

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

MEMPELAJARI POTENSI KELUHAN DAN POTENSI PENYAKIT YANG TIMBUL PADA RANGKA DAN OTOT OPERATOR JAHIT DI PT MIDO INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

PERATURAN BARIS BERBARIS

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

BAB I ISTILAH ILMU GERAK

SENDI ATAU PERSAMBUNGAN PADA KERANGKA. Hedi Ardiyanto Hermawan

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

SIKAP HORMAT DAN TEGAK

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

KUMPULAN 2 Aktiviti menyejukkan badan selepas bersenam

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

Transkripsi:

PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier dan Napier 1985). Gerak perpindahan hewan ini tidak terlepas dari peranan skeletnya. Skelet tungkai MEP memiliki struktur yang kokoh dan kompak. Meskipun memiliki ukuran yang kecil namun skelet pada hewan ini panjang, hal ini didukung oleh bentuk dari otot-otot yang melekat pada skelet tungkai hewan ini memiliki bentuk yang langsing dan panjang sehingga dengan kedua faktor tersebut memudahkan monyet dalam melakukan berbagai macam gerak, seperti menggaruk, memanjat, bergelantungan, berenang, menggenggam (Napier dan Napier 1985) dan sebagainya, mengingat monyet ini adalah hewan yang aktif dalam melakukan gerak. Os scapula MEP memiliki bentuk menyerupai segitiga dan meluas pada angulus caudalis dengan ukuran yang kecil. Ukuran os scapula yang kecil ini diduga pergerakan bahu hewan ini menjadi lebih bebas. Tulang ini menjadi origo dari beberapa otot diantaranya m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. subscapularis dan m. teres minor yang berfungsi sebagai fiksator persendian bahu. Bagian distal os scapula memiliki bidang persendian yaitu cavitas glenoidalis yang akan bersendi dengan caput os humerus. Cavitas glenoidalis memiliki permukaan yang dangkal dan sempit dan bersendi dengan caput humeri yang berukuran besar, luas, berbentuk konveks dan menghadap ke caudal. Untuk menahan caput humeri agar tetap bersendi pada cavitas glenoidalis yang kecil maka persendian ini difiksasi oleh m. subscapularis, m. supraspinatus, m. infraspinatus dan m. teres minor (Stone dan Stone 2008). Os scapula dan os humerus membentuk persendian gelang bahu bersama-sama dengan os clavicula sehingga memungkinkan gerakan fleksio, ekstensio, abduksio dan aduksio yang lebih luas dibandingkan dengan mamalia lain yang tidak memiliki os clavicula. Os clavicula juga turut berfungsi dalam membentuk dada dan sebagai penyangga dari os scapula (Palastanga et al. 2002). Pada bagian sepertiga distal spina scapulae juga ditemui penjuluran berupa 46

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar akibat adanya kontraksi dari m. deltoideus yang berorigo pada penjularan ini. Kemampuan os humerus melakukan gerakan perputaran pada cavitas glenoidalis (Simons 2007) sangat penting bagi hewan ini saat berenang untuk menghindari serangan dari mangsanya. Selain itu, MEP sering melakukan aktivitas brachiation, aktivitas ini diduga terkait dengan adanya persendian antara os radius dan os ulna di bagian proximal dan distal, membentuk lekah antar tulang (spatium interosseum) yang cukup lebar. Bentuk persendian memungkinkan pergerakan supinasio dan pronasio daerah lengan bawah saat bergelantungan (Dyce et al. 1996). Olecranon pada os ulna berupa penjuluran yang berukuran panjang dan besar, penjuluran ini berfungsi sebagai tuas untuk memperbesar sudut siku, disamping tenaga yang dihasilkan lebih besar sebagai akibat dari berkontraksinya otot-otot ekstensor persendian siku terutama m. triceps brachii yang berinsertio pada bungkul tersebut (Stone dan Stone 2008). MEP pada waktu istirahat sering melakukan aktivitas grooming menggunakan tungkai depannya. Hal ini menunjukkan bahwa tungkai depan hewan ini memiliki fungsi lebih dari sekedar alat lokomosi tapi juga mampu melakukan gerakan manipulasi seperti menggaruk dan bergelantungan (Napier dan Napier 1985). Aktivitas grooming pada monyet ini, dilakukan baik secara individual maupun secara berpasangan. Saat melakukan grooming secara individual hewan ini menggunakan lidahnya untuk menjilat, atau menggunakan kuku jarinya untuk menggaruk bagian punggung dan kepala. Aktivitas ini melibatkan kontraksi dari m. pronator teres, m. flexor carpi ulnaris yang akan memperkecil sudut persendian siku (Stone dan Stone 2008) dan di ikuti kuku jarijari dari tangannya untuk menggaruk. Aktivitas grooming bertujuan untuk membersihkan rambut dari debu atau kotoran, membersihkan sisa makanan pada tangan dan menggaruk bagian yang gatal. Pada saat melakukan grooming secara berpasangan biasanya monyet ini akan menggunakan kemampuan precision grip nya untuk mengambil kutu atau benda-benda kecil lainnya karena kemampuan 47

oposisi ibu jari terhadap ujung jari lainnya. M. abductor digit I longus diduga berperan dalam melakukan gerakan ini. Fungsi utama otot ini adalah menarik os metacarpal I ke daerah palmar sehingga lekuk telapak menjadi lebih dalam. Otot ini memiliki perbedaan origo dengan manusia sehingga kemampuan precision grip pada monyet ini tidak sekuat pada manusia. Pada tulang-tulang jari keempat dan kelima kaki depan MEP memiliki ukuran yang relatif panjang dibanding manusia, sehingga hewan ini memiliki kemampuan menggenggam yang baik saat bergelantungan dengan waktu yang relatif lama. Kemampuan bergelantungan dengan waktu yang lama ini diduga karena susunan ossa metacarpalia yang rapat serta bagian palmar dari tulang ini yang berbentuk cekung. Pada saat bergelantungan, hewan ini akan memfleksor persendian carpal dan phalanges untuk memperkecil sudut agar mampu menggenggam akibat kontraksi dari m. flexor digitorum profundus. Sedangkan ibu jari akan membantu menggenggam dari arah yang berlawan dari jari lainnya. Hal ini dikarenakan kemampuan ibu jari dalam melakukan gerakan ke daerah palmar untuk melakukan gerakan power grip (Napier dan Napier 1985) yang membuat hewan ini mampu menggenggam dahan dengan baik. Kemampuan bergelantungan ini tidak hanya dimiliki oleh tungkai depan, tetapi juga oleh tungkai belakang. Secara keseluruhan, tulang penyusun tungkai belakang MEP memiliki struktur yang kokoh, kompak dan silindris sehingga dapat menunjang pergerakan tungkai belakang sebagai tenaga pendorong. Tulang-tulang tungkai belakang disusun oleh beberapa tulang yaitu os coxae, os femoris, os patella, ossa tibia-fibula dan skeleton pedis (Gambar 1B). Os coxae merupakan tulang gelang panggul yang besar dan terdiri dari os coxae kiri dan kanan yang menyatu pada symphysis pubis. Os coxae dibentuk oleh tiga tulang, yaitu, os ilium, os ischii dan os pubis. Tulang ini membentuk persendian sacroilliaca dengan os sacrum. Pada saat akan makan, MEP ini biasanya mencari dan mengumpulkan makanan kemudian mencari tempat untuk memakannya. Posisi pada saat aktivitas makan adalah posisi duduk di atas dahan dengan menjulurkan kakinya, sedangkan tangannya menggenggam pakan dengan posisi tangan mendekati tubuh agar bobot 48

tubuh berada pada os ischii. Aktivitas ini didukung dengan tuber ischiadicum yang berkembang dan ditutupi oleh ligamenta yang disebut callosities ischiadica yang berfungsi sebagai bantalan duduk. Selain itu monyet ini juga menggunakan ekornya untuk menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh (Crockett dan Wilson 1978). Pada tungkai belakang, penjuluran tuber calcanei dari os calcaneus berukuran besar dan panjang, sehingga penjuluran ini berfungsi sebagai sistem tuas kaki belakang yang disalurkan melalui persendian sacroilliaca yang kaku untuk mendorong tubuh ke depan sehingga dapat melompat dengan cepat dan dalam jarak yang jauh. Hal ini akibat dari kontraksi otot-otot yang bertaut pada tuber calcanei terutama m. gastrocnemius. Selain itu, pada tungkai belakang juga ditemukan bungkul berupa trochanter major dan trochanter minor yang besar. Bungkul ini diduga ikut berperan sebagai tuas tungkai belakang. MEP sering melompat dari satu dahan ke dahan yang lainnya untuk mencari makanan, hewan ini mampu meloncat sejauh lima meter dan mampu menempuh perjalanan sejauh 50-100 ha untuk satu kelompok. Luas daerah jajahan ini sangat erat kaitannya dengan ketersediaan sumber pakan hewan ini. Aktivitas melompat ini, dimulai dengan memindahkan bobot badannya pada tungkai belakang terutama pada tuber calcanei, kemudian persendian tarsus, lutut dan panggul akan ditekuk sehingga akan menghasilkan tenaga dorong yang besar untuk melompat. Pada saat melakukan aktivitas urinasi, primata akan merendahkan bagian belakang tubuhnya mendekati dasar tempat yang dipijaknya atau kadang dalam posisi setengah jongkok, kadang-kadang sambil berlokomosi primata akan mengoleskan urinnya ke segala tempat yang dilaluinya untuk menunjukkan daerah teritorial (Asnawi 1991). Pada saat melakukan aktivitas ini, kekuatan kaki belakang monyet diduga dibebankan pada persendian lutut. Hal ini sesuai dengan otot-otot persendian lutut yang berkembang baik, ditunjukkan dengan adanya os patella dengan permukaan yang kasar sebagai insersio dari m. rectus femoris, dan m. quadriceps femoris. 49

MEP banyak menghabiskan waktu keseharian di atas pohon, karena monyet ini merupakan hewan yang tergolong arboreal. Pada saat di atas dahan pohon, MEP akan menggenggam dahan secara kuat dengan menggunakan seluruh tapak tungkainya serta mampu mempertahankan kestabilannya. Menurut Berringer et al (1974) adanya os navicular dan os sesamoideum pada MEP membantu kestabilan hewan ini ketika berjalan. Kedua tulang ini mampu menjaga keseimbangan di dahan pohon diduga karena posisinya yang langsung bersentuhan dengan bidang pijakan berbeda dengan pada hewan lainnya. MEP ini juga tergolong hewan plantigradi baik saat berjalan quadrupedalism maupun saat bipedalism karena hewan ini menapakkan seluruh tapak kakinya saat berjalan, berbeda dengan gorila yang menggunakan bagian dorsal jari 3 dan 4 pada kaki depan sedangkan pada tungkai belakang tetap menumpu secara plantigradi. 50