HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l."

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot, yaitu otot-otot panggul dan pa ha lateral dan otototot panggul dan pa ha medial. Otot-otot panggul dan pa ha daerah lateral terdiri atas m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, m. gluteus profundus, m. tensor fasciae latae, m. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus, m. quadriceps femoris, m. gemellus, dan m. quadratus femoris (Gambar 2, 3, 4, 5, dan 7). Adapun otot-otot panggul dan paha daerah medial, yaitu m. gracilis, m. sartorius, m. adductor, dan m. pectineus (Gambar 4, 6, dan 7). Pada daerah panggul dan pa ha, terdapat jaringan ikat subk utan yang sangat tebal di profundal kulit. Jaringan ika t ini menembus masuk ke da lam fascia pembungkus otot. Fascia di bidang lateral panggul dan paha lebih lebar dan tebal dibandingkan di bidang medial. Fascia ini tersusun oleh fascia superficialis dan fascia profunda. Fascia superficialis tipis dan menempel kuat dengan fascia profunda. Pada daerah panggul fascia profunda disebut fascia glutea (Gambar 2 dan 5). Fascia ini pada badak Sumatera berukuran sangat leba r dan teba l, serta menutupi m. gluteus medius dan m. gluteus superficialis. Selain itu, fascia glutea juga melepaskan septum intermusculares ke da lam serabut otot di profundalnya. Adapun pada bidang kraniolateral pa ha, fascia profunda menebal dan disebut fascia lata (Gamba r 2). Fascia lata memiliki strukt ur seperti tendo dan muda h dipisahkan de ngan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi insersio dari m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Pada persendian lutut, fascia ini bertaut ke os patella dan ligamentum patellae laterale et mediale. 17

2 Otot-otot panggul dan paha lateral Tabe l 1 Origo dan insersio otot-otot panggul dan paha lateral Nama Otot Origo Insersio 1 M. gluteus superficialis fascia glutea dan processus spinosus dari os sacrum 2 M. gluteus medius facies glutea dari os ilium dan aponeurose yang b ertaut pad a permukaan superfisial dari m. longissimus lumborum 3 M. gluteus profundus spina ischiadica dan corpus ossis ilii trochanter tertius, fascia lata, facies cranialis dari os patella dan ligamentum patellae laterale dorsal trochanter major dan fossa intertrochanterica dari os femoris trochanter major dari os femoris bagian dorsal 4 M. tensor fasciae latae facies glutea dari os coxa e tendo pendek yang bertaut ke 5 M. biceps femoris a. pars lateralis b. pars intermedius c. pars medialis tuber ischii 6 M. semitendinosus tuber ischiadicum, ossa vertebrae caudales dan ligamentum sacrotuberale latum 7 M.semimembranosus ligamentum sacrotuberale latum, tuber ischiadicum dan ala sacralis os sacrum 8 M. quadriceps femoris a. m. rectus femoris os ilium di craniodorsal acetabulum b. m. vastus lateralis trochanter major dan trochanter tertius c. m. vastus medialis d. m. vastus intermedius collum os femoris samp ai sepertiga distal os femoris facies cranialis os femoris trochanter tertius os femoris, sedangkan tendo panjang ke fascia lata dan secara tidak langsung menuju os patella dan os tibia fasci a lata, facies cranialis dari os patella dan ligamentum patellae laterale fasci a yang menutupi m. gastrocnemius caput laterale margo cranialis dari os tibia margo cranialis dari os tibia epicondylus medialis os femoris dan ligamentum collaterale mediale basis dan facies cranialis dari os patella bagian lateral dari os patella dan ligamentum patellae mediale margo craniomedial os patella, ligamentum patella mediale dan tendo m. rectus femoris basis os patella 9 M. gemellus incisura ischiadica minor fossa trochanterica dan crista intertrochanterica 10 M. quadratus femoris bidang ventral dari os ischii. bidang kaudal dari os femoris di dekat trochanter minor dari 18

3 Gambar 2 Gambaran umum otot-otot panggul dan paha lateral. 1. fascia glutea, 2. fascia lata, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. biceps femoris (bagian lateral), 5. m. obliquus externus abdominis, 6. m. gluteus superficialis. Bar: 10 cm. Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r (Gambar 2, 3, dan 4). Otot ini terletak paling kranial di antara otot-otot paha lateral dan bertaut sangat kuat di or igonya. Otot ini tampak menyatu dengan m. vastus lateralis yang terdapat di profundalnya, namun kedua otot ini muda h dipisahka n. Pada bagian distal otot ini bertaut di fascia lata dan pada bagian kaudal berbatasan langsung dengan m. gluteus superficialis bagian distal. Musculus tensor fasciae latae memiliki dua bagian dengan arah serabut yang berbeda. Bagian kranial memiliki arah serabut kranioventrad, sedangkan bagian kaudal arah serabutnya kaudodistad. Otot ini berorigo di facies glutea dari os coxae, sedangkan insersionya terdapat di beberapa tempat seperti os femoris, fascia lata dan secara tidak langsung menuju os patella dan os tibia. Insersio otot ini yang berupa tendo pendek bertaut ke trochanter tertius dari os femoris. 19

4 Musculus gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur, terletak di profundal fascia glutea (Gambar 3, 4, dan 5). Pada bidang kranial otot ini berbatasan dengan m. gluteus medius, sedangkan di bidang kaudal berbatasan dengan m. semitendinosus, m. semimembranosus, dan m. biceps femoris. Origo otot ini terletak di fascia glutea dan processus spinosus dari os sacrum. Otot ini memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo pendek dan panjang, sehingga seolaholah terdiri dari dua otot yang memiliki dua arah serabut yang berbeda. Otot bagian dorsal arah serabutnya kaudodistad, sedangkan bagian distal arah serabutnya kranioventrad. Tendo pendek menuju trochanter tertius, sedangka n tendo panjang insersionya bersama-sama dengan insersio m. biceps femoris bertaut ke beberapa tempat seperti fascia lata, facies cranialis dari os patella, dan ligamentum patellae laterale. Kedua tendo otot ini memiliki strukt ur yang tampak kuat dan tebal (Gambar 4). Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian kranial terletak di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak di profundal m. gluteus superficialis, mengisi facies glutea dari os ilium (Gambar 3, 4, dan 5). Musculus gluteus medius memiliki arah serabut kaudodistad dan terdapat beberapa daun urat dari fascia glutea yang menembus masuk ke dalamnya. Otot ini memiliki origo di facies glutea dari os ilium dan apo neuros e yang bertaut pada permukaan superfisial dari m. longissimus lumborum. Insersio otot ini berada di dorsal trochanter major dan fossa intertrochanterica dari os femoris. Musculus gluteus profundus berbentuk seperti kipas dan berukuran relatif kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus (Gamba r 5). Otot ini berada di profundal dari m. gluteus medius ba gian kaudal dan kraniodistal dari m. gemellus. Musculus gluteus profundus membe rsit dari spina ischiadica dan corpus ossis ilii sampai trochanter major dari os femoris bagian dorsal. 20

5 Gambar 3 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan. B. Inset A: otot-otot panggul dan pa ha lateral lapis superfisial bagian kaudal. C. Inset A: otot-otot pa ha lateral lapis profundal bagian kraniodistal, setelah m. vastus lateralis dan m. vastus intermedius dikuakkan. 1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan pars medialis), 6. m. semitendinosus, 7. m. semimembranosus, 8. fascia lata, 9. m. vastus intermedius, 10. m. rectus femoris, 11. epicondylus lateralis os femoris. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm. 21

6 Gambar 4 Gambaran otot-otot panggul dan pa ha lateral bagian kaudodistal. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis profundal setelah m. biceps femoris (pars lateralis dan intermedius) dikuakkan B. Inset A: otot-otot panggul dan pa ha lateral lapis profundal bagian kaudodistal setelah fascia femoralis dan m. biceps femoris pars medialis dikuakka n. C. Inset A: tendo dan otot-otot pa ha lateral setelah m. gluteus superficialis dikuakka n. 1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m. biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan c. pars medialis), 6. fascia femoralis, 7. m. gastrocnemius caput laterale, 8. m. semitendinosus, 9. m. semimembranosus, 10. tendo insersio panjang m. gluteus superficialis, 11. m. adductor, 12. m. quadratus femoris, 13. tendo insersio pendek m. gluteus superficialis. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm. Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu caput ischii, terpisah dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan lebar, serta memiliki strukt ur yang kompak dan tampak kokoh (Gambar 3, 4, 5, dan 6). Otot ini berorigo di tuber ischii sampai daerah lut ut dan melengkung ke bagian plantar paha. Otot ini muda h dipisahkan dari m. gluteus superficialis dan hanya terdiri 22

7 atas satu caput yaitu caput ischii. Otot ini di distal terbagi menjadi tiga bagian yang masing-masing berinsersio pada beberapa tempat berbeda. Pars lateralis berukuran lebih panjang dan berinsersio di fascia lata, facies cranialis dari os patella, dan ligamentum patellae laterale. Pars intermedius dan pars medialis berukuran lebih pendek dan terletak di bidang medial. Pars intermedius memiliki insersio di fascia yang menutupi m. gastrocnemius caput laterale, sedangka n pars medialis bersatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. semitendinosus di margo cranialis dari os tibia. Musculus semitendinosus relatif subur dan tebal, berada di kaudodorsal m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Sebagian otot ini tertutup oleh m. semimembranosus (Gambar 3, 4, dan 7). Pada bagian pertengahan sampai distal, otot ini menyatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. biceps femoris bagian medial. Musculus semitendinosus memiliki or igo di tuber ischiadicum, ossa vertebrae caudales dan ligamentum sacrotuberale lat um, serta berinsersio di margo cranialis dari os tibia. Musculus semimembranosus hanya memiliki satu kepala, relatif lebar dan panjang, terletak di antara m. semitendinosus dan m. adductor, serta membentang dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut (Gamba r 3, 4, dan 7). Bagian superfisial m. semimembranosus ditutupi oleh fascia yang cukup teba l. Fascia ini juga menutupi m. adductor (Gamba r 4). Otot ini membe rsit dari ligamentum sacrotuberale latum dan tuber ischiadicum sampa i ke epicondylus medialis os femoris dan ligamentum collaterale mediale. Musculus quadriceps femoris memiliki struktur yang kompak dan teba l, serta mengisi daerah lateral, kranial dan medial dari os femoris (Gambar 3, 4, dan 7). Musculus quadriceps femoris ini terdiri atas empat kepala, yaitu m. vastus lateralis, m. rectus femoris, m. vastus medialis, dan m. vastus intermedius. Musculus vastus lateralis merupakan otot yang terletak paling lateral dari keempat kepala dari m. quadriceps femoris (Gamba r 3 dan 4). Otot ini berorigo di trochanter major dan trochanter tertius, serta berinsersio di bagian lateral dari os patella dan ligamentum patellae mediale. Musculus rectus femoris terletak di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral m. vastus medialis (Gambar 3 dan 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal 23

8 Gambar 5 Gambaran otot-otot panggul lateral. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan. B. Inset A: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah m. gluteus superficialis dikuakka n. C. Inset B: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah m. gluteus medius bagian kaudal dikuakka n. 1. fascia glutea, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. gluteus medius, 4. ligamentum sacrotuberale latum, 5. m. quadratus femoris, 6. m. gemellus, 7. m. gluteus profundus, 8. ala osis ilii. Bar B: 10 cm; C: 5 cm. arah serabutnya dorsodistad. Lapis profundal m. rectus femoris lebih jelas teramati dari bida ng medial pa ha. Kedua lapis otot ini sama-sama berorigo di kraniodorsal acetabulum dari os ilium, seda ngka n insersionya terletak di basis dan facies cranialis dari os patella. Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial paha, di sebelah kaudomedial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh m. sartorius (Gamba r 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan 24

9 lapis profundal mengarah dorsodistad. Kedua lapis otot ini juga sama-sama berorigo di collum os femoris sampai sepertiga distal os femoris. Adapun insersionya berada di margo craniomedial os patella, ligamentum patella mediale dan tendo m. rectus femoris. Otot yang terakhir yaitu m. vastus intermedius merupakan otot yang berukuran paling kecil diantara keempat kepala otot lainnya (Gambar 3). Otot ini terletak di facies cranialis dari os femoris, menyatu dengan bagian kaudal dari m. vastus lateralis dan tertutup oleh ketiga kepala otot lainnya. Musculus vastus intermedius memiliki origo di facies cranialis os femoris dan berinsersio di basis os patella. Musculus gemellus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang terletak di sebelah kaudal dari m. gluteus profundus dan di dorsal m. quadratus femoris (Gambar 5). Otot ini memiliki origo di incisura ischiadica minor, sedangkan insersionya di fossa trochanterica dan crista intertrochanterica os femoris. Musculus quadratus femoris merupakan otot kecil berbentuk pipih dan pendek yang terletak di dorsal m. adductor dan di distal m. gemellus (Gambar 4 dan 5). Otot ini ditutupi oleh fascia femoralis yang juga menutupi m. adductor dan m. semimembranosus. Otot ini memiliki origo di bidang ventral dari os ischii dan berinsersio di bidang kaudal dari os femoris di dekat trochanter minor. Otot-otot paha medial Tabe l 2 Origo dan insersio otot-otot paha medial Nama Otot Origo Insersio 1 M. sartorius fascia iliaca dan tendo insersio m. psoas minor fascia cruri s dan ligamentum patellae mediale. 2 M. gracilis symphisis pelvina fascia cruris dan ligamentum patellae mediale 3 M. pectineus margo cranial dari os pubis facies caudomedial dari os femoris 4 M. adductor bagian ventral os pubis dan os ischii epicondylus medialis dan facies caudomedial dari os femoris Musculus sartorius berukuran panjang dan tipis, terletak di kranial dan profundal m. gracilis (Gambar 6 dan 7). Otot ini memiliki dua kepala, yaitu kaput kranial dan kaput kaudal. Kaput kaudal seluruhnya terletak di profundal m. gracilis, sedangkan kaput kranial menutupi sebagian m. vastus medialis. Pada bagian distal kaput kranial, terdapat fascia yang mengikat otot ini ke m. vastus medialis. Kaput kranial dari m. sartorius berorigo di tendo insersio m. psoas minor, sedangkan kaput kaudal berorigo di fascia iliaca. Selanjutnya kedua kaput otot tersebut berinsersio di fascia cruris dan ligamentum patellae mediale. 25

10 Gambar 6 Gambaran umum otot-otot pa ha medial. 1. m. gracilis, 2. m. pectineus, 3. m. sartorius, 4. fascia femoralis. Bar: 10 cm. Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang medial pa ha, terletak di kaudal m. sartorius (Gambar 6 dan 7). Otot ini membersit dari symphisis pelvina dan tendo prepubicus sampa i di fascia cruris dan ligamentum patellae mediale dengan arah serabut kaudodistad. Pada bidang profundal otot ini terdapat m. adductor, m. semimembranosus, m. pectineus, dan m. sartorius kaput kaudal. Musculus pectineus berbentuk segitiga, terletak diantara m. adductor dan m. sartorius, serta sebagian tertutup oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis (Gambar 6 dan 7). Otot ini berorigo di margo cranial dari os pubis, sedangkan insersionya terletak di facies caudomedial dari os femoris. 26

11 Gambar 7 Gambaran otot-otot pa ha medial lapis profundal. A. Otot-otot paha medial lapis profundal setelah m. gracilis dan m. sartorius dikuakkan. B. Inset A: m. rectus femoris dan m. vastus medialis. 1. m. gracilis, 2. m. sartorius, 3. m. adductor, 4. m. semimembranosus, 5. m. pectineus, 6. m. vastus medialis, 7. m. rectus femoris, 8. m. semitendinosus. Bar A: 10 cm; B: 5 cm. Musculus adductor berukuran relatif pa njang, terletak di kranial m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus (Gamba r 4 dan 7). Otot ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut juga m. adductor magnus. Pada bidang lateral, otot ini tertutupi oleh fascia femoralis. Fascia ini juga menutupi m. semimembranosus (Gambar 4). Otot ini memiliki or igo di bagian ventral os pubis dan os ischii, sedangkan insersionya terletak di epicondylus medialis dan facies caudomedial dari os femoris. 27

12 Pembahasan Kaki belakang merupakan tenaga pendorong utama bagi pergerakan maju hewan. Tenaga dorong tadi disalurkan melalui pelvis ke sumbu badan (collumna vertebralis). Otot-otot kaki belakang lebih subur dan kuat dibandingkan dengan otot-otot kaki depan (Soesetiadi 1977). Otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Secara umum, anatomi otototot panggul dan pa ha hewan ini mirip dengan otot-otot panggul dan paha pada kuda, ba bi, dan babirusa dibandingkan dengan hewan lainnya (Macdonald dan Kneepke ns 1995, Popesko 1993). Kemiripan otot ini didukung dengan kemiripan bentuk skelet kaki belakang badak Sumatera dengan hewan-hewan tersebut. Akan tetapi, terdapat perbedaan fungsi otot-otot panggul dan paha antara badak Sumatera dengan hewan-hewan tersebut dalam melakukan aktivitasnya. Menurut Bor ner (1979), badak Sumatera hidup di hutan primer, hutan hujan trop is, dataran renda h, di tanah dengan permukaan yang curam dan tanah berbukit. Kemampuan badak Sumatera menda ki dan menuruni tanah yang curam dan berbukit, ditunjang oleh strukt ur tungkai kaki yang relatif pendek dan tenaga dorong dari kaki belakang. Tenaga dorong ini berasal dari otot-otot utama fleksor persendian lutut, serta ekstensor persendian paha dan lut ut melalui persendian sacroiliaca yang kaku. Selain itu, gerakan fleksor persendian lutut ini juga menunjang aktivitas berkubang dari badak Sumatera. Aktivitas ini dimulai dengan menjulurkan kaki depan dan memindahkan bobot tubuhnya ke kaki belakang dengan cara kaki belakang ditekuk, selanjut nya badak memindahkan bobot tubuhnya ke kaki depan dan menumpukan tubuhnya pada persendian siku, sehingga tubuh badak bertumpu pada keempat kakinya. Gerakan ini juga dilakukan pada saat sikap duduk. Otot-otot utama fleksor persendian lut ut yang menunjang aktivitas di atas adalah m. biceps femoris, m. semitendinosus, dan m. semimembranosus. Otot-otot ini berkembang ba ik pada badak Sumatera, hal ini didukung oleh penjuluran tuber ischiadicum ke lateral dan kaudal sebagai or igo dari ketiga otot ini (Lestari 2009). Musculus semitendinosus pada badak Sumatera relatif subur dan teba l, berada di kaudodorsal m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Otot ini hanya terdiri atas satu kepala sama seperti pada babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Adapun pada babi dan kuda, otot ini terdiri dari dua kepala 28

13 di or igonya (Getty 1975). Musculus semimembranosus hanya memiliki satu kepala, relatif lebar dan pa njang, terletak di antara m. semitendinosus dan m. adductor, serta membentang dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut. Pada kuda, otot ini memiliki dua kepala di origonya, sedangkan pada ba bi, otot ini memiliki dua insersio (Getty 1975). Adapun pada babirusa, otot ini hanya memiliki satu insersio, namun dapat dipisahkan menjadi dua bagian (Macdonald & Kneepke ns 1995). Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu caput ischii, namun insersionya terbagi menjadi tiga bagian. Otot ini terpisah dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan leba r, serta memiliki strukt ur yang kompak dan tampak kokoh. Otot ini membentang dari tuber ischii sampai daerah lutut dan melengkung ke bagian plantar pa ha. Struktur otot ini pada badak Sumatera, berbeda dengan ba bi, kuda (Getty 1975), dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995) yang memiliki dua caput. Namun, strukt ur m. biceps femoris yang terpisah dengan m. gluteus superficialis mirip seperti pada kuda. Pada babi m. biceps femoris bersatu dengan m. gluteus superficialis (Getty 1975), begitu pula pada ba birusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Pada saat kawin, badak jantan akan mena iki badak betina yang dapat berlangsung cukup lama bahkan dapat mencapai enam puluh menit (Grzimek 1972). Aktivitas ini tentu harus didukung oleh kekuatan kaki belakang unt uk menumpu seluruh beban tubuh. Kekuatan kaki belakang ini diduga dibebankan pada persendian lutut dan tarsus yang melibatkan otot-otot ekstensor persendian lutut. Otot-otot ekstensor persendian lut ut pada badak Sumatera berkembang baik. Hal ini didukung oleh adanya os patella yang memiliki permukaan dorsal relatif luas (Lestari 2009), sebagai tempat insersio otot-otot ekstensor persendian lutut, seperti m. tensor fasciae latae dan m. quadriceps femoris (Pasquini et al. 1989). Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r. Otot ini terletak paling kranial di antara otot-otot pa ha lateral dan bertaut sangat kuat di or igonya. Otot ini tampa k menyatu dengan m. vastus lateralis yang terdapat di profundalnya, namun kedua otot ini mudah dipisahka n. Struktur otot ini mirip pada babi, namun ukuran ototnya lebih leba r. Pada kuda, otot ini relatif sempit dengan kepala yang berukuran kecil terletak di distal tuber coxae (Popesko 1993). Pada babirusa, m. tensor fasciae latae tida k dapat dipisahkan dari m. gluteus superficialis (Macdonald dan Kneepkens 1995). 29

14 Pada badak Sumatera, m. quadriceps femoris memiliki struktur yang kompak dan teba l, serta mengisi daerah lateral, kranial, dan medial dari os femoris. Keadaan m. quadriceps femoris yang tebal sangat mendukung fungsi ekstensor persendian lut ut dan fleksor persendian pa ha, sehingga memungkinkan badak Sumatera memiliki kemampuan berlari dengan cepat, disamping mendukung aktivitasnya pada saat ka win. Aktivitas otot ini diba ntu oleh gerakan dari otot-otot utama fleksor persendian lut ut yang akan membe rika n daya dorong yang sangat besar bagi badak dalam be rlari. Secara umum, otot ini lebih mirip pada babi dan babirusa dibandingkan pada kuda. Musculus quadriceps femoris terdiri atas empa t kepala, yaitu m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, dan m. vastus intermedius. Musculus rectus femoris pada badak Sumatera relatif teba l, terletak di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral m. vastus medialis, sehingga otot ini tidak terlihat dari bidang lateral. Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal arah serabutnya dorsodistad. Musculus vastus lateralis merupakan otot yang relatif tebal dan tampa k kuat, terletak paling lateral dari keempat kepala m. quadriceps femoris. Pada badak Sumatera, m. rectus femoris dan m. vastus lateralis muda h dipisahkan sama pada babi dan babirusa. Pada ba birusa kedua otot ini mudah dipisahkan karena jaringan ikatnya yang longgar yang terletak di antara ujung dorsal kedua otot ini (Macdonald dan Kneepke ns 1995), begitu pula pada babi (Getty 1975). Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial pa ha, di sebelah ka udo medial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera berbeda pada babi dan kuda (Getty 1975), karena memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan lapis profundal mengarah dorsodistad. Otot yang terakhir yaitu m. vastus intermedius merupakan otot yang berukuran paling kecil di antara keempat kepala otot lainnya. Otot ini terletak di facies cranialis dari os femoris, menyatu dengan bagian kaudal dari m. vastus lateralis. Ketiga kepala otot lainnya menutupi otot ini sama pada kuda dan babi (Getty 1975). 30

15 Badak Sumatera memiliki kebiasaan defekasi berupa menutupi fesesnya dengan cara mengais tanah dengan menggunakan kaki belakangnya. Pada saat urinasi, badak betina menyemprotkan urinnya sambil berjalan, seda ngka n badak jantan memiliki kebiasaan menanduk semak-semak terlebih dahulu, lalu ditendang dengan kaki belakangnya sampai akhirnya urinasi (Grzimek 1972). Kedua aktivitas ini memerluka n gerakan kaki belakang ke ka udal. Gerakan ini diduga ditunjang oleh m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, dan m. gluteus profundus yang berperan sebagai ekstensor persendian panggul, abduktor dan retraktor kaki belakang. Selain itu, gerakan otot-otot tersebut juga diba ntu oleh m. gemellus dan m. quadratus femoris sebagai abduktor kaki belakang. Musculus gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur, terletak di profundal fascia glutea. Keadaan otot ini didukung dengan adanya trochanter tertius yang juga sangat subur pada badak (Lestari 2009). Pada ba bi, otot ini menyatu dengan m. biceps femoris, sedangka n pada kuda, otot ini sebagian berada di profundal m. tensor fasciae latae (Getty 1975). Pada babirusa, otot ini terbagi menjadi dua bagian, bagian superfisial dan profundal (Macdonald dan Kneepk ens 1995). Adapun pada badak Sumatera, otot ini memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo pendek dan panjang, sehingga seolah-olah terdiri dari dua otot dengan arah serabut yang berbeda. Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian kranial terletak di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak di profundal m. gluteus superficialis, mengi si facies glutea dari os ilium. Struktur otot ini lebih mirip pada babi dibandingkan pada kuda. Tetapi, otot ini pada babi tida k meluas sampai kranial seperti pada kuda (Popesko 1993). Musculus gluteus superficialis dan m. gluteus medius ini dilapisi oleh fascia glutea yang sangat leba r dan teba l. Fascia ini melepaskan septa intermusculares ke dalam serabut otot yang ada di profundalnya. Adapun pada bidang kraniolateral paha, fascia profunda menebal dan disebut fascia lata. Fascia lata memiliki struktur seperti tendo dan muda h dipisahka n dengan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi insersio dari m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Fascia glutea dan fascia lata pada badak Sumatera relatif lebih tebal dibandingkan pada kuda dan babi (Getty 1975). 31

16 Musculus gluteus profundus berbe ntuk seperti kipas dan berukuran relatif kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus. Letak otot ini berada di profundal dari m. gluteus medius bagian kaudal dan kraniodistal dari m. gemellus. Otot ini lebih mirip pada kuda (Nurhida yat et al. 2011) dibandingkan pada babi yang sangat luas, mencapai daerah dekat tuber coxae (Getty 1975). Musculus gemellus merupakan otot kecil be rbe ntuk segitiga yang terletak di sebelah kaudal dari m. gluteus profundus dan di dorsal m. quadratus femoris. Otot ini membentang dari ventrolateral os ischii ke fossa trochanterica dari os femoris, mirip pada kuda (Nurhida yat et al. 2011). Adapun pada ba bi, otot ini sebagian menyatu dengan m. obturatorius internus (Getty 1975). Musculus quadratus femoris badak Sumatera merupakan otot kecil be rbe ntuk pipih dan pendek yang terletak di dorsal m. adductor dan di distal m. gemellus. Strukur otot ini lebih mirip pada kuda dibandingkan pada ba bi. Pada kuda, otot ini berbentuk pipih dan berukuran ke cil, sedangkan pada ba bi, otot ini relatif besar (Popesko 1993). Otot yang terletak paling medial pada pa ha badak Sumatera adalah m. sartorius yang berukuran panjang dan tipis, terletak di kranial dan profundal m. gracilis. Otot ini memiliki dua kepala, yaitu kaput kranial dan kaput kaudal. Kaput kaudal seluruhnya terletak di profundal m. gracilis, sedangkan kaput kranial menutupi sebagian m. vastus medialis. Pada bagian distal kaput kranial, terdapat fascia yang mengikat otot ini ke m. vastus medialis. Otot ini pada badak Sumatera berbeda pada babi dan kuda yang hanya memiliki satu kepala (Getty 1975). Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang medial pa ha, terletak di kaudal m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera berkembang ba ik dan memiliki struktur yang mirip pada ba bi, kuda (Getty 1975), dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Musculus pectineus berbentuk segitiga, terletak di antara m. adductor dan m. sartorius, serta sebagian tertutup oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis. Struktur m. pectineus badak Sumatera berbentuk segitiga, mirip pada kuda, babi (Getty 1975), dan ba birusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Adapun m. adductor berukuran relatif panjang, terletak di kranial m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus. Otot ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut 32

17 juga m. adductor magnus. Otot ini lebih mirip pada kuda dibandingkan pada ba bi. Pada kuda otot ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu m. adductor brevis dan m. adductor magnus, sedangka n pada babi otot ini hanya terdiri atas satu bagian (Getty 1975). Menurut Grzimek (1972), kebiasaan tidur pada badak Sumatera adalah berbaring pada satu sisi dengan kaki belakang diluruskan ke kranial. Aktivitas ini diduga dipengaruhi pergerakan dari ekstensor persendian lutut dan fleksor persendian pa ha, serta ditunjang gerakan aduktor kaki belakang. Musculus sartorius, m. gracilis, m. pectineus dan m. adductor merupakan otot-otot panggul dan pa ha medial yang berperan pada saat badak Sumatera melakuka n aktivitas ini. Musculus pectineus bersama-sama dengan m. gemellus dan m. quadratus femoris juga berperan da lam melakukan gerakan supinasi yang memba nt u pada saat berjalan. Selain itu, kelompok otot paha medial ini juga berperan unt uk mengimbangi kerja dari otot-otot panggul dan paha lateral agar kaki belakang tetap dapat mempertahankan sikap be rdiri badak Sumatera. 33

TINJAUAN PUSTAKA Evolusi Famili Rhinocerotidae Badak Sumatera ( Dicerorhinus sumatrensis) Klasifikasi dan distribusi

TINJAUAN PUSTAKA Evolusi Famili Rhinocerotidae Badak Sumatera ( Dicerorhinus sumatrensis) Klasifikasi dan distribusi TINJAUAN PUSTAKA Evolusi Famili Rhinocerotidae Evolusi badak diduga dimulai pada pertengahan zaman Eocene. Mamalia darat terbesar yang pernah hidup adalah Paracetharium, badak bercula satu dengan tinggi

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) AGUSTIAN EKA SAPUTRA

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) AGUSTIAN EKA SAPUTRA ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) AGUSTIAN EKA SAPUTRA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK AGUSTIAN EKA SAPUTRA. Anatomi Otot

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) SINGGIH PRATIKNYO SUNDAWA

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) SINGGIH PRATIKNYO SUNDAWA ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) SINGGIH PRATIKNYO SUNDAWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) 86 Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) M. tensor fascia latae M. biceps femoris M. gluteus medius M. vastus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM ANATOMI FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI 1 3 4a 4b 4c 5 7 6 7 8 9 10 11 1 15 13 14 OS COXAE 1. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii 3. Linea glutea anterior

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Renang Renang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dapat dilakukan baik putra maupun putri. 10 Dibandingkan dengan olahraga-olahraga lainnya, renang merupakan

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI a b c 5 7 OS COXAE 6 7 8 9 0 5. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii. Linea glutea anterior.

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA

ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil.

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. Ordo Perissodactyla ini terdiri dari dari dua subordo, tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Collum Femoris Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

Lebih terperinci

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan A. Otot Manusia Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari materi yang masih berkaitan dengan alat gerak. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Landak Jawa (H. javanica) (Boudet 2008).

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Landak Jawa (H. javanica) (Boudet 2008). 5 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Landak Jawa Landak Jawa (H. javanica) termasuk ke dalam hewan mamalia yang mengerat sehingga dalam taksonomi diklasifikasikan sebagai ordo Rodentia. Landak Jawa tergolong

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.)

PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.) PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.) SKRIPSI oieh SAFARINA GOLFIANI B 19.0973 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 a 7 RINGKASAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Monyet Ekor Panjang MEP merupakan spesies monyet dengan nama latin Macaca fascicularis yang termasuk ke dalam sub famili Cercopithecinae dari famili Cercopithecidae. Seperti

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SRI HANDAYANI NIM J KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh : SRI HANDAYANI NIM J KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR FEMUR SEPERTIGA TENGAH SINISTRA POST OPERASI ORIF DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSOP SURAKARTA Disusun Oleh : SRI HANDAYANI NIM J 100 040 030 KARYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. 18,19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. 18,19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi obesitas Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Lari Jarak Pendek (Sprint) 100 Meter a. Definisi Lari 1) Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari adalah gerakan tubuh dimana kedua

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI

ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : durasi waktu ketahanan, kesigapan, gitar, penyangga gitar, penyangga kaki. Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci : durasi waktu ketahanan, kesigapan, gitar, penyangga gitar, penyangga kaki. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PERBANDINGAN DURASI WAKTU KETAHANAN (DURATION OF ENDURANCE) DAN KESIGAPAN (ALERTNESS) KOGNITIF DAN EKSEKUTIF PEMAKAI GITAR MENGGUNAKAN PENYANGGA GITAR (GUITAR SUPPORT) DAN PENYANGGA KAKI (FOOTSTOOL)

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK HILDA SUSANTI. Anatomi Otot Daerah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPOTONG PADA BOBOT SEDANG FITRIYATI SIREGAR

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPOTONG PADA BOBOT SEDANG FITRIYATI SIREGAR KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPOTONG PADA BOBOT SEDANG FITRIYATI SIREGAR DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan

Lebih terperinci

SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus

Lebih terperinci

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Djayalangkara) Biomedik 1 I. OTOT-OTOT EXTREMITAS III.1 Otot-otot yang berada pada Extremitas superior. Terdiri atas otot-otot yang membentuk

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB KOMPARASI SEL OTOT: OTOT RANGKA, OTOT JANTUNG DAN OTOT POLOS Keterangan Otot Rangka (Skeletal

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK LABORATORIUM BASIC ANIMAL JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang. 12 II. TINJAUAN PUTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola dengan mengunakan kaki, bola dperebutkan dintara para pemain, yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar

Lebih terperinci

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) OUTLINE: Tujuan Pendahuluan Tulang dan ligamen Otot-otot dasar panggul Jaringan Penyambung Viseral DeLancey Level Derajat

Lebih terperinci

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI SISTEM ALAT GERAK ANGGOTA BADAN ATAS Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan: 1. Otot harus kontraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

Tinjauan pustaka Ischialgia

Tinjauan pustaka Ischialgia Tinjauan pustaka Ischialgia a. Anatomi dan fisiologi Nervus ischiadicus merupakan serabut saraf yang terbesar di dalam tubuh manusia yang berasal dari fleksus sacralis. Fleksus sacralis dibentuk oleh rami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BENTUK & UKURAN PANGGUL. dr. Al-Muqsith, M.Si

BENTUK & UKURAN PANGGUL. dr. Al-Muqsith, M.Si BENTUK & UKURAN PANGGUL dr. Al-Muqsith, M.Si Tulang panggul terdiri atas a. os. Coxae (inominata) - os. Ilium - os. Ischium - os. Pubis b. Os. Sacrum c. Os. Coccygeus Tulang-tulang ini satu dengan yang

Lebih terperinci

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG A. femoralis A.femoralis merupakan nadi di bagian proximal dari pembuluh nadi pada anggota belakang. Nadi merupakan lanjutan extra-abdominal dari a,iliaca externa, mulai

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kompetisi. Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kompetisi. Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Olahraga permainan dan bela diri Olahraga memiliki tiga unsur pokok yaitu bermain, latihan fisik dan kompetisi. Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat

Lebih terperinci

FISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH :

FISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH : FISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH : INTAN QAANITAH 08041281419041 LESI RATNA SARI 08041281419083 MUHAMMAD EKO INDRA 08041281419085 MAR ATUS SHOLIKHA 08041281419093 AHMAD HERU SAPUTRA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. mempertahankan posisi (Gerwin, 2010)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. mempertahankan posisi (Gerwin, 2010) 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Stabilitas Dinamik Stabilitas atau posisi stabil didefinisikan sebagai posisi dimana ada hubungan yang jelas antara posisi dan kekuatan

Lebih terperinci

PELVIS DAN DINDING PELVIS

PELVIS DAN DINDING PELVIS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) Miko Saputra FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK MIKO SAPUTRA. Anatomi Skelet Tungkai Monyet Ekor Panjang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TULANG Terdiri dari sel-sel tulang : Osteosit Substansi Dasar Serabut Kolagen (membentuk substansi interselluler/osteoid) Substansi

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH

ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan cabang olahraga yang menuntut berbagai bentuk gerakan. Untuk dapat melakukan gerakan pada olahraga pencak silat seperti gerakan pukulan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antara pemain-pemain yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antara pemain-pemain yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Permainan Sepakbola Menurut Cipta Nugraha Andi (2012: 23), sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Panjang Tungkai Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identifikasi Peranan dokter forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk menentukan identitas seseorang,identifikasi

Lebih terperinci

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK EKO CAHYONO. Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica).

Lebih terperinci

Sistem Otot. 3. Mendeskripsikan hipotesis filamen yang bergeser pada kontraksi otot

Sistem Otot. 3. Mendeskripsikan hipotesis filamen yang bergeser pada kontraksi otot Sistem Otot Tujuan: 1. Mengidentifikasi tiga jenis jaringan otot 2. Mendeskripsikan struktur dari otot rangka 3. Mendeskripsikan hipotesis filamen yang bergeser pada kontraksi otot 4. Mendeskripsikan kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI PERGELANGAN KAKI 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terdiri dari tiga persendian yaitu articulatio subtalaris, articulatio talocruralis, dan articulatio

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN Dislokasi panggul adalah suatu keadaan dimana terjadi perpindahan permukaan caput femoris terhadap acetabulum. Dislokasi terjadi ketika caput femoris keluar dari acetabulum. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Pergelangan Kaki 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki/ sendi loncat adalah bagian kaki yang terbentuk dari tiga persendian yaitu articulatio talocruralis,

Lebih terperinci

@ OTOT Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. * Sel Otot Dibagi Menjadi 3 Golongan yaitu : 1. Otot Motoritas - Otot

@ OTOT Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. * Sel Otot Dibagi Menjadi 3 Golongan yaitu : 1. Otot Motoritas - Otot @ OTOT Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. * Sel Otot Dibagi Menjadi 3 Golongan yaitu : 1. Otot Motoritas - Otot serat lintang - Otot kerangka - Otot sadar 2. Otot Otonom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya perkembangan jaman, persaingan dalam segala bidang semakin ketat. Untuk mampu mengikuti persaingan yang semakin ketat dibutuhkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1. untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. oleh Yustinus Yusdiyanto

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1. untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. oleh Yustinus Yusdiyanto PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA- KURA KAKI LUAR TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA PADA TIM POPDA SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORETIK A. CEDERA PADA ARTICULATIO GENUS (SENDI LUTUT) A.1. ANATOMI ARTICULATIO GENUS Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Daya Ledak 2.1.1 Definisi Daya Ledak Dalam melakukan gerakan-gerakan yang membutuhkan kontraksi otot yang kuat dan cepat seperti melompat (jumping), dan berlari sangat bergantung

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT. by : Hasty Widyastari

ANATOMI OTOT. by : Hasty Widyastari ANATOMI OTOT by : Hasty Widyastari Fungsi dan Karakteristik Otot FUNGSI OTOT 1. Movement (gerak) 2. Pembentuk Postur 3. Menstabilkan sendi 4. Produksi Panas KARAKTERISTIK 1. Exitability : menerima/merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainanyang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan bola voli ini banyak dimainkan oleh masyarakat, mulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ischialgia adalah rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus tibialis. Keluhan yang

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior.

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior. Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior. A.glutea superior. Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini tehnologi sudah sangat berkembang sehingga memudahkan semua kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti contohnya tehnologi

Lebih terperinci

Identitas Pasien Anamnesis Pemeriksaan Fisis

Identitas Pasien Anamnesis Pemeriksaan Fisis Identitas Pasien Nama pasien : Jan Pierre Umur: 20 tahun Rekam Medik : 159152 Jenis Kelamin : Laki-laki MRS : 25/06/2013 Alamat : BTN Tabaria 5/1 Ruangan : Ar rahman 3/III Rumah Sakit Haji Anamnesis KU

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KARKAS DOMBA PRIANGAN JANTAN DEWASA (Carcass Composition and Muscle Distribution of Mature Priangan Rams)

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KARKAS DOMBA PRIANGAN JANTAN DEWASA (Carcass Composition and Muscle Distribution of Mature Priangan Rams) KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI OTOT KARKAS DOMBA PRIANGAN JANTAN DEWASA (Carcass Composition and Muscle Distribution of Mature Priangan Rams) R. Herman Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kelincahan 2.1.1 Pengertian Kelincahan Kelincahan merupakan salah satu dari komponen fisik yang banyak di gunakan dalam berbagai cabang olahraga. Salah satu cabang olahraga yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH

HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam

Lebih terperinci

Pengembangan Desain CPM (Continuous Passive Motion) Elbow Sebagai Alat Orthose Aktif Bagi Pasien Pasca Operasi Tulang

Pengembangan Desain CPM (Continuous Passive Motion) Elbow Sebagai Alat Orthose Aktif Bagi Pasien Pasca Operasi Tulang Pengembangan Desain CPM (Continuous Passive Motion) Elbow Sebagai Alat Orthose Aktif Bagi Pasien Pasca Operasi Tulang Siku Tangan Menggunakan Kendali Microcontroller AT 89C51 Skripsi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Permainan Bola Voli mulai di perkenalkan pada tahun 1895, oleh Wiliam G

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Permainan Bola Voli mulai di perkenalkan pada tahun 1895, oleh Wiliam G BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan Bola Voli mulai di perkenalkan pada tahun 1895, oleh Wiliam G Morgan, seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang adalah power (daya ledak). Daya ledak adalah kemampuan mengatasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang adalah power (daya ledak). Daya ledak adalah kemampuan mengatasi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Daya Ledak Otot (Power) 2.1.1 Pengertian Daya Ledak Otot (Power) Salah satu komponen yang menunjang dalam pelaksanaan aktivitas olahraga seseorang adalah power (daya ledak). Daya

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSUD SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSUD SRAGEN Disusun oleh: SITI NAZIRAH J100 090 018 NASKAH PUBLIKASI Di Ajukan Guna Melengkapi Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci