BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

dokumen-dokumen yang mirip
PEMASARAN DALAM EKONOMI ISLAM STUDI INTEGRASI DAN KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. langsung yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Sistem yang

BAB II GAMBARAN UMUM IBNU AFFAN SAVING CO-OPERATIVE LTD. A. Sejarah berdiri Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd.

STRATEGI PEMASARAN IBNU AFFAN SAVING CO-OPERATIVE LTD CABANG PROVINSI YALA THAILAND SELATAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bunga bank yang umumnya berlaku dalam sistem dunia perbankan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong masyarakat mencari dana untuk mendirikan suatu usaha. 1. yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sistim ekonomi Islam lebih sebagai pandangan Islam yang kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, pemerintah telah melaksanakan program pembangunan nasional. segi ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan.

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Mengenai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam secara integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut denganfitrah manusia tidak ditinggalkan dan dengan keselarasan inilah tidak terjadi benturan-benturan dalam implementasinya. Kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalakan roda perekonomian merupakan bagian penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar, tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak sistem sosial yang ada. Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Sistem keuangan Islam harus memfasilitasi hal tersebut.hal demikian sesuaidengan ajaran Islam yang

memang diperuntukkan sekalian alam.institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam 1. Sistem ekonomi syariah, transaksi harus dilandasi oleh aturan hukum Islam, karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang bernilai Ibadah dihadapan Allah SWT, sehingga dalam Islam transaksi dapat di kategorikan menjadi dua, yakni trasaksi yang halal dan transaksi yang haram 2. Dalam membahas masalah ekonomi terdapat banyak sub bahasan penting, di antaranya berkaitan dengnan strategi pemasaran. Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan antara kekuatan strategi perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi kesemuanya menjamin agar tujuan perusahaan tercapai. 3 Secara sederhana strategi diartikan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan 4. Dan strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. 5 Prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam meminjam sudah ada dan banyak terjadi pada masa Rasulullah SAW bahkan sebelumnya. Kemajuan pembangunan ekonomi dan pedagangan telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam 1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonmisia, 2004), h. 7. 2 Slamet Wiyonso, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2005), h. 25. 3 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis (Yogyakarta: BPFE, 1991), h. 8. 4 Swasta Bashu, strategi Pemasaran dalam Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2000), h. 8. 5 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dalam Konsep dan Strategi), (Ja karta: Rajawali Grafindo, 2002), h. 140.

lalu lintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengarusi keuangannya sendiri. Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar dalam mendistribusikan sumber-sumber daya ekonomi di kalangan masyarakat. 6 Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun Dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. 7 Dengan demikian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menyalurkandana, hanya menghimpun dana atau kedua-duanya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Berdasarkan prinsip kerjanya, lembaga keuangan bank dibedakan dalam 2 macam yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. 8 Perbedaan pokok dari kedua jenis ini adalah dalam hal penentuan harga.bank konvensional dalam menentukan harga selalu didasarkan kepada bunga, h. 51. 6 Muhammad Ridwan, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ull Press, 2004), 7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 2. 8 Kasmir, op. cit, h. 37.

sedangkan untuk bank syariah berdasarkan kepada konsep Islam yaitu kerjasama dalam skim bagi hasil, baik untung maupun rugi. 9 Ada keuntungan di dunia dan di akhirat. Keuntungan dunia berupa keuntungan bagi hasil dan keuntungan akhirat adalah terbebasnya dari unsur riba yang diharamkan. 10 Pengertian prinsip syariah dalam kegiatan usaha perbankan telah dirumuskan dalam pasal 1 point 12 UU 21 tahun 2008 UU perbankan syariah sebagai berikut: prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. 11 Lembaga keuangan syariah yang berbentuk Bank terdiri dari Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Sedangkan lembaga keuangan syariah yang bukan Bank meliputi Takaful (Asuransi), Ijarah (leasing), Rahn (Pegadaian), Reksadana Syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah, dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT 12. Selain lembaga keuangan syariah yang bukan bank diatas, terdapat satu lembaga keuangan syariah yang dapat digunakan oleh masyarakat yaitu koperasi syariah sebagai lembaga keuangan mikro syariah. Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup. Kata koperasi 9 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 7. 10 Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarketa: Sinar Grafika, 2008), h. 11. 11 Undang-undang Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009), h. 9. 12 Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: Ull Press, 2000), h. 62.

berasal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. 13 Menurut UU Nomor 25 tahun 1995, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan mendirikan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kemudian koperasi ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan UU 1945. 14 Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd didirikan di Provinsi Yala Thailand Selatan, berdiri pada tahun 2549 (2007 tahun Indonesia) merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang menyatakan diri beroperasi berlandaskan syariah.dengan tidak menggunakan prinsip bunga tetapi dengan prinsip bagi hasil. Dalam usia yang hampir 8 tahun, Ibnu Affan saving Co-Operative Ltd di Provinsi Yala Thailand Selatan kurang diminati oleh masyarakat. Dari tahun 2012 nasabahnya masih terhitung sedikit.awal berdirinya Ibnu Affan Saving Co-Operaive Ltd memiliki nasabah berjumlah 20 nasabah, kemudian pada tahun 2012 hanya memiliki 30,000 nasabah, artinya nasabah di Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd sangat rendah dalam 13 Ginda, Koperasi, Potensi Pengembangan Ekonomi, (Suska Press, 2008) h. 1. 14 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 40-41.

perkembangannya dikarenakan penduduk di Provinsi Yala Thailand Selatan begitu banyak yaitu berjumlah 493,767 jiwa. 15 Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd adalah satu-satunya koperasi syariah yang ada di Thailand Selatan.Ibnu Affan saving Co-Operative Ltd ini telah berdiri selama 7 tahun dengan tujuan agar umat Muslim terhindar dari praktek riba dan agar menjadi suatu marketing yang bisa menarik para penghimpun dana yang ingin berinvestasi dengan memperhatikan instrumen-instrumen yang sejalan dengan kaidah-kaidah syariah Islam. Meskipun, masyarakat awam banyak yang beranggapan bahwa syariah itu sesuatu yang kaku dan menakutkan, sehingga asosiasi berpikir masyarakat apabila ditanyakan mengenai syariah, banyak diantaranya yang beranggapan bahwa di Provinsi Yala Thailand Selatan ini tidak cocok apabila diterapkan pada hal yang demikian. Namun dikarenakan di Provinsi Yala Thailand Selatan ini kebayakan lembaga-lembaga yang berdiri disana adalah lembaga-lembaga konvensional, maka walau masyarakat masih merasa aneh terhadap Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd, seiring perkembangan zaman, perlahan mereka bisa menerima bahwa Ibnu Affan saving Co-Operative Ltd sama halnya dengan lembaga-lembaga konvensional. Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd di Provinsi Yala Thailand Selatan ini kurang mengalami perkembangan yang baik atau kurang diminati masyarakat. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut, maka Ibnu Affan saving Co- 2013. 15 Ma roning Saleh (Penasehat Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd), Wawancara, 8 Mei

Operative Ltd ini melakukan marketing atau pemasaran agar masyarakat tertarik dan lebih terkenal mengenai Ibnu Affan saving Co-Operative Ltd. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: Strategi Pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan Menurut Perspektif Ekonomi Islam B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipersoalkan, maka penulis membatasi permasalahan penelitian pada strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan menurut perspektif ekonomi Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas. Maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan? 2. Bagaimana perspektif ekonomi Islam terhadap strategi pemasaran Ibnu AffanSaving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan. b. Untuk mengetahui perspektif ekonomi Islam terhadap strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Thailad Selatan. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk menambah wawasan penulis tentang strategi pemasaran yang ditetapkan Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd. b. Sebagai salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu (S1) pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas S yariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Pekanbaru Riau. c. Dapat di jadikan pedoman dan bahan informasi dalam penyusunan tugas akhir bagi generasi berikutnya. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan yang berlokasi di alamat: No.674/1 Jl.Sirorod, Tambun (Kecamatan) Sateng, Ampe (Kabupaten) Muang, Jangwat (Provinsi) Yala 95000. Tel.073-228892, Fax.073-240231.

2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian adalah Pimpinan dan Karyawan Ibnu Affan Saving Co- Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan. b. Objek penelitian adalah strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co- Operative Ltd cabang Provinsi Yala Thailand Selatan menurut perspektif ekonomi Islam. 3. Populasi dan Sampel Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan yang berjumlah 8 orang. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua kategori, yaitu: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian, yaitu dokumen dan responden di lapangan. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. 5. Metode Pengumpulan data a. Observasi yaitu suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian.

b. Wawancara yaitu suatu metode data yang dilakukan dengan tanya jawab penulis terhadap manager dan karyawan Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd. c. Studi dokumen yaitu pengumpulan data-data, dokumen-dokumen dari Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd. 6. Metode Analisis Data Analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisa Deskriptif Kualitatif, yaitu dimana setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan penganalisaan secara kualitatif dan diuraikan antara satu data dengan data yang lainnya sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran umum yang utuh tentang masalah yang diteliti. 7. Metode Penulis Agar dalam penelitian ini sesuai dengan cara yang telah di tentu kan maka penulis metode penulisan sebagai berikut: a. Deduktif yaitu mengambilan pengertian atau peristiwa dari yang bersifat umum kemudian di olah dan di simpulkan menjadi khusus. b. Induktif yaitu mengambilan keputusan atau peristiwa yang khusus kemudian disimpulkan selanjutnya di analisa dengan teliti menjadi umum. c. Deskriptif yaitu mengambarkan secara tepat masalah yang diteliti sesuai dengan yang di peroleh. Kemudian di analisis sesuai dengan masalah tersebut.

F. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan yang terdiri latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: Gambaran umum lokasi penelitian, yang terdiri dari sejarah berdirinya Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd, visi dan misi, tujuan, motto, produk-produk, struktur organisasi. BAB III: Landasan teori, yang membahas pengertian strategi pemasaran, macam-macam strategi pemasaran, strategi pemasaran dalam Islam. BAB IV: Bab ini menjelaskan tentang strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan dan bagaimana perspektif ekonomi Islam terhadap strategi pemasaran Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd Cabang Provinsi Yala Thailand Selatan. BAB V: Kesimpulan dan saran, dalam bab ini penulis sajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.