FAKTOR FAKTOR HAMBATAN TUGAS CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU Elly Nielwaty, S.Sos. MM e-mail:niel_iskandar@yahoo.com Abstract : The results classified into the criteria of "good enough" in which factor - resistance factor in the management of district task cleanliness in the district Rumbai Pekanbaru include: Lack of sanitation infrastructure, lack of socialization janitor and a lack of coordination between the district officer with the village. Keywords: Management, Dissemination, Coordination Abstrak Kata Kunci : Hasil penelitian tergolong kedalam kriteria cukup baik dimana faktor faktor hambatan tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru di antaranya : Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, kurangnya sosialisasi petugas kebersihan dan kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan. : Pengelolaan, Sosialisasi, Koordinasi Dalam rangka menangani masalah kebersihan di wilayah kecamatan Rumbai, maka pemerintah kecamatan memberikan kebijakan kepada pihak kelurahan dan RT/RW untuk turut serta mengelola kebersihan lingkungan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang arti penting kebersihan lingkunganb dilingkungan Didalam pengelolaan kebersihan, kecamatan rumbai terbukti belum optimal, hal ini ditandai dengan masih besarnya volume sampah yang menumpuk yang belum terangkat, ini merupakan akibat dari belum optimalnya pengelolaan kebersihan dikecamatan rumbai dan kurangnya sarana yang dimiliki oleh 1
kecamatan rumbai seperti kurangnya tenaga kerja sehingga masyarakat harus membuang sampah ke TPS sendiri yang seharusnya petugas kebersihan yang mengangkut sampah dari rumah kerumah masyarakat, namun kenyataannya masyarakat yang mengangkut sampah ke TPS, hal ini diakibatkan kurangya tenaga petugas kebersihan yang dimiliki oleh kecamatan rumbai, sedangkan petugas kebersihan kecamatan rumbai hanya mengangkut sampah yang berada di TPS ke TPA. Jhon M.Pfiffner dan S. Owen lane (dalam Sutarto, 2006: 24) organisasi adalah proses menggabungkan pekerjaan yang orang-orang atau kelompokkelompok harus melakukan dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaannya, sehingga kewajiban-kewajiban yang dilaksanakan demikian itu memberikan saluran-saluran terbaik bagi penyelenggara usaha yang efesian, teratur, positif dan terkoordinasikan. Kemudian Max Weber (dalam Miftah Thoha, 2008: 113) mengemukakan bahwa organisai merupakan tata hubungan sosial, dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi sesamanya di dalam organisasi tersebut. Lain hal nya dengan Barnard (dalam Miftah Thoha, 2008: 114) Ia menyatakan bahwa organisasi itu adalah suatu system kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau suatu kekuatan dari dua manusia atau lebih. Menurut Haiman (2006:3) Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut G.R Terry (2006:3) Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Selain itu menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:255) 2
Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Berdasarkan ketentuan yang berlaku upaya yang dilaksanakan agar terwujudnya kebersihan lingkungan dikecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, maka yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah suatu usaha untuk meningkatkan penyehatan lingkungan baik dipedesaan maupun diperkotaan terutama mengenai system persampahan, pembuangan air hujan, limbah dan pembuangan kotoran dengan meningkatkan partisipasi dan kesadaran dari masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan pemukiman. Melalui keputusan Walikota pekanbaru nomor 07 Tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengelolaan kebersihan di kota pekanbaru, yang mana didalamnya merinci tugas-tugas dinas dan camat. Adapun tugas camat dalam pengelolaan kebersihan yang terdadapat pada keputusan Walikota Pekanbaru nomor 07 tahun 2004 adalah: 3
a. Mensosialisasikan secara lebih luas kepada masyarakat tentang perda No. 4 tahun 2000 dan program K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban). b. Membantu melakukan pemetaan dan pemantauan lingkungan terhadap produksi sampah dilingkungan masyarakat. c. Melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam penanganan dan pengangkutan sampah. d. Melakukan pengelolaan kebersihan dilingkungan kecamatan dan kelurahan. e. Mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan. Dari hasil pengamatan pra-survai dilapangan penulis menemukan beberapa gejala-gejala adalah sebagai berikut: a. Masih banyaknya sampah yang tidak terangkat, yang seharusnya diangkat setiap hari oleh petugas kebersihan, seperti terlihat pada table I.2 b. Kurang sosialisasinya petugas kebersihan Kecamatan Rumbai dalam meningkatkan gotong royong kebersihan. c. Masih terlihat belum adanya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan dalam pengelolaan kebersihan. Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Dan untuk mengetahui dan mengalisis faktor faktor 4
penghambat tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota pekanbaru. METODE Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah staf Kecamatan pengelola kebersihan pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru dan ditambah petugas kebersihan dan lurah, sedangkan camat sebagai key informanct. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu untuk petugas kebersihan dan lurah, begitu juga untuk pegawai yang berada pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru sebanyak 30 orang, sedangkan untuk populasi masyarakat dalam penentuan sampel menggunakan metode Accidental Rendum Sampling yang jumlahnya 30 orang Jenis dan Sumber Data berdasarkan jenis dan sumber data maka dalam penelitian ini data yang dicari meliputi data primer data tentang keputusan Walikota Pekanbaru No. 07 tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengelolaan kebersihan di kota Pekanbaru. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini meliputi teknik Observasi, Wawancara dan Quesioner. Analisis Data hasil penelitian ini akan dikumpulkan dan oleh penulis dikelompokkan berdasarkan jenisnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel dilengkapi dengan prosentase serta penguraiannya. Tabel analisis data dianalisis secara deskriptif yang bersifat kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 5
Guna lebih efektifnya pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, maka dibentuklah suatu kelembagaan pengelolaan kebersihan dengan melibatkan institusi-institusi yang terkait dengan pengelolaan kebersihan, penerapan peraturan daerah dan lingkungan hidup. Adapun tugas Camat dalam pengelolaan kebersihan yang terdapat pada keputusan Walikota Pekanbaru Nomor: 07 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: Mensosialisasikan secara lebih luas kepada masyarakat tentang perda No. 4 tahun 2000 dan program K3 Hasil penelitian mengenai analisis tugas Camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel : Rekapitulasi Tanggapan Responden Analisis Tugas Camat Dalam Pengelolaan Kebersihan Di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru Kategori Tanggapan No Indikator Penelitian Baik Cukup Baik Kurang Baik Jumlah 1 Membantu Melakukan Pemetaan Dan Pemantauan Lingkungan 15 18 27 60 6
Terhadap Produksi Sampah Dilingkungan Masyarakat (25,00) (30,00) (45,00) (100) 2 Melakukan Koordinasi Dengan Dinas Instansi Terkait Dalam Penanganan Dan Pengangkutan Sampah 29 (48,33) 21 (35,00) 10 (16,67) 60 (100) 3 Melakukan Pengelolaan Kebersihan Dilingkungan Kecamatan Dan Kelurahan 10 (16,67) 15 (25,00) 35 (58,33) 60 (100) 4 Mensosialisasikan Secara Lebih Luas Kepada Masyarakat Tentang Perda No. 4 Tahun 2000 dan Program K3 10 (16,67) 31 (51,66) 19 (31,67) 60 (100) 5 Mengelola Personalia, Sarana Dan Prasarana Termasuk Alokasi Dana Yang Dilimpahkan Kepada Pihak Kecamatan Dan Kelurahan 9 (15,00) 33 (55,00) 18 (30,00) 60 (100) JUMLAH 73 (121,67) 118 (196,66) 109 (181,67) 300 (500) RATA-RATA 14 24 22 60 PERSENTASE (23,33) (40,00) (36,67) (100) Sumber Data: Data olahan penelitian, 2011 PEMBAHASAN Analisis Tugas Camat Dalam Pengelolaan Kebersihan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, rata-rata tanggapan responden tergolong kedalam kriteria Cukup Baik yaitu sebanyak 24 orang responden atau sebesar 40,00% dari 60 orang responden, dimana dari kelima indikator ini, indikator yang paling dominan Cukup Baik adalah Mengelola Personalia, Sarana Dan Prasarana Termasuk Alokasi Dana Yang Dilimpahkan Kepada Pihak Kecamatan Dan 7
Kelurahan yaitu sebanyak 33 orang responden atau sebesar 55,00%, dengan memberikan alasan, bahwa Camat sudah cukup berhasil dalam mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan, seperti halnya Camat mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota, walaupun belum optimal dikerjakan serta sesuai dengan yang telah diharapkan. Kemudian dari kelima indikator diatas, yang menyatakan Kurang Baik yaitu Rata-rata sebanyak 22 orang responden atau sebesar 36,67%, dan yang memberikan tanggapan Baik, Rata-rata 14 orang responden atau sebesar 23,33%, dimana dari kelima indicator diatas, indikator yang paling dominan Baik adalah Melakukan Koordinasi dengan Dinas Instansi Terkait dalam Penanganan dan Pengangkutan Sampah, yaitu sebanyak 29 orang responden atau sebesar 48,33%, dengan memberikan alasan, seperti halnya Camat mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota bahwa camat sudah melakukan koordinasi dengan baik, sehingga penanganan dan pengangkutan sampah berjalan dengan lancar. Jadi dapat disimpulkan, bahwa Camat dalam pengelolaan kebersihan dikecamatan Rumbai Kota Pekanbaru adalah cukup baik, dari tanggapan responden dengan jumlah 24 orang atau sebesar 40,00%, dengan indikator yang paling dominan yaitu mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan, walaupun belum optimal dalam mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota, tetapi ini sudah sangat membantu bagi petugas kebersihan. 8
Faktor penghambat tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yaitu Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, Kurangnya sosialisasi petugas kebersihan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dalam meningkatkan gotong royong kebersihan, sehingga masih banyaknya sampah yang menumpuk, Kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan dalam pengelolaan kebersihan dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya. SIMPULAN Hasil penelitian tergolong kedalam kriteria cukup baik dimana faktor faktor hambatan tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru di antaranya : Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, kurangnya sosialisasi petugas kebersihan dan kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan. DAFTAR RUJUKAN Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Bumi Aksara : Jakarta. Sutarto, 2006, Dasar-dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Thoha Miftah, 2008. Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Keputusan walikota Pekanbaru Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kebersihan. 9
10