FAKTOR FAKTOR HAMBATAN TUGAS CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Elly Nielwaty, S.Sos. MM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

EVALUASI IMPLEMENTASI KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEBERSIHAN

PENDAHULUAN. merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988).

SISKA MONIKA. Universitas Mulawarman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

MOTIVASI PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NURPENI. Universitas Lancang Kuning,Jl.DI Pandjaitan Km 8 Pekanbaru

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung

SKRIPSI. Disusun Oleh : MHD YUSUF

PERFORMANCE ANGGOTA SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN BIDANG PENGENDALIAN OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROPINSI RIAU

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB III METODE PENELITIAN. proses yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

A.STRUKTUR ORGANISASI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional.

EVALUASI MANFAAT PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (SLBM) DI KABUPATEN BANGKALAN. Andi Setiawan

PERATURAN WALIKOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 30 TAHUN 2011

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

5 TAHUN 1995 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

FUNGSI DAN TUGAS KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

FORM 3 BAHAN PENYUSUNAN LKPJ WALIKOTA

PUSAT STUDI DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK (Center for Public Studies and Empowerment)

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN ORGANISASI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PERATURAN WALIKOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 31 TAHUN 2011

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KERBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR JOHAR BERDASARKAN PERSEPSI PENGELOLA DAN PEDAGANG SERTA ARAHAN PENGELOLAANNYA TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 3 TAHUN 1994 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari berbagai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

3.2 Masterplan air limbah kota Yogyakarta 4 4,00. 4 Aspek Komunikasi SDM. 5.1 Terbatasnya dan kurangnyasdm

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

Analisa SWOT Kabupaten Lampung Timur

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB II PELAYANAN SKPD

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

BAB 5 PENUTUP. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku. Kota Surabaya sudah cukup baik. Meskipun belum maksimal, namun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PANGKEP

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PASAR SELASA PANAM PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Pasar Selasa Panam Pekanbaru

WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR : 4 TAHUN 2011 PENGELOLAAN SAMPAH WALIKOTA MAKASSAR,

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 70 TAHUN 1993 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI BATU

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

Dede Hermawan ABSTRAK

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR HAMBATAN TUGAS CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU Elly Nielwaty, S.Sos. MM e-mail:niel_iskandar@yahoo.com Abstract : The results classified into the criteria of "good enough" in which factor - resistance factor in the management of district task cleanliness in the district Rumbai Pekanbaru include: Lack of sanitation infrastructure, lack of socialization janitor and a lack of coordination between the district officer with the village. Keywords: Management, Dissemination, Coordination Abstrak Kata Kunci : Hasil penelitian tergolong kedalam kriteria cukup baik dimana faktor faktor hambatan tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru di antaranya : Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, kurangnya sosialisasi petugas kebersihan dan kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan. : Pengelolaan, Sosialisasi, Koordinasi Dalam rangka menangani masalah kebersihan di wilayah kecamatan Rumbai, maka pemerintah kecamatan memberikan kebijakan kepada pihak kelurahan dan RT/RW untuk turut serta mengelola kebersihan lingkungan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang arti penting kebersihan lingkunganb dilingkungan Didalam pengelolaan kebersihan, kecamatan rumbai terbukti belum optimal, hal ini ditandai dengan masih besarnya volume sampah yang menumpuk yang belum terangkat, ini merupakan akibat dari belum optimalnya pengelolaan kebersihan dikecamatan rumbai dan kurangnya sarana yang dimiliki oleh 1

kecamatan rumbai seperti kurangnya tenaga kerja sehingga masyarakat harus membuang sampah ke TPS sendiri yang seharusnya petugas kebersihan yang mengangkut sampah dari rumah kerumah masyarakat, namun kenyataannya masyarakat yang mengangkut sampah ke TPS, hal ini diakibatkan kurangya tenaga petugas kebersihan yang dimiliki oleh kecamatan rumbai, sedangkan petugas kebersihan kecamatan rumbai hanya mengangkut sampah yang berada di TPS ke TPA. Jhon M.Pfiffner dan S. Owen lane (dalam Sutarto, 2006: 24) organisasi adalah proses menggabungkan pekerjaan yang orang-orang atau kelompokkelompok harus melakukan dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaannya, sehingga kewajiban-kewajiban yang dilaksanakan demikian itu memberikan saluran-saluran terbaik bagi penyelenggara usaha yang efesian, teratur, positif dan terkoordinasikan. Kemudian Max Weber (dalam Miftah Thoha, 2008: 113) mengemukakan bahwa organisai merupakan tata hubungan sosial, dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi sesamanya di dalam organisasi tersebut. Lain hal nya dengan Barnard (dalam Miftah Thoha, 2008: 114) Ia menyatakan bahwa organisasi itu adalah suatu system kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau suatu kekuatan dari dua manusia atau lebih. Menurut Haiman (2006:3) Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut G.R Terry (2006:3) Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Selain itu menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:255) 2

Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Berdasarkan ketentuan yang berlaku upaya yang dilaksanakan agar terwujudnya kebersihan lingkungan dikecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, maka yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah suatu usaha untuk meningkatkan penyehatan lingkungan baik dipedesaan maupun diperkotaan terutama mengenai system persampahan, pembuangan air hujan, limbah dan pembuangan kotoran dengan meningkatkan partisipasi dan kesadaran dari masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan pemukiman. Melalui keputusan Walikota pekanbaru nomor 07 Tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengelolaan kebersihan di kota pekanbaru, yang mana didalamnya merinci tugas-tugas dinas dan camat. Adapun tugas camat dalam pengelolaan kebersihan yang terdadapat pada keputusan Walikota Pekanbaru nomor 07 tahun 2004 adalah: 3

a. Mensosialisasikan secara lebih luas kepada masyarakat tentang perda No. 4 tahun 2000 dan program K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban). b. Membantu melakukan pemetaan dan pemantauan lingkungan terhadap produksi sampah dilingkungan masyarakat. c. Melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam penanganan dan pengangkutan sampah. d. Melakukan pengelolaan kebersihan dilingkungan kecamatan dan kelurahan. e. Mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan. Dari hasil pengamatan pra-survai dilapangan penulis menemukan beberapa gejala-gejala adalah sebagai berikut: a. Masih banyaknya sampah yang tidak terangkat, yang seharusnya diangkat setiap hari oleh petugas kebersihan, seperti terlihat pada table I.2 b. Kurang sosialisasinya petugas kebersihan Kecamatan Rumbai dalam meningkatkan gotong royong kebersihan. c. Masih terlihat belum adanya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan dalam pengelolaan kebersihan. Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Dan untuk mengetahui dan mengalisis faktor faktor 4

penghambat tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota pekanbaru. METODE Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah staf Kecamatan pengelola kebersihan pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru dan ditambah petugas kebersihan dan lurah, sedangkan camat sebagai key informanct. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu untuk petugas kebersihan dan lurah, begitu juga untuk pegawai yang berada pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru sebanyak 30 orang, sedangkan untuk populasi masyarakat dalam penentuan sampel menggunakan metode Accidental Rendum Sampling yang jumlahnya 30 orang Jenis dan Sumber Data berdasarkan jenis dan sumber data maka dalam penelitian ini data yang dicari meliputi data primer data tentang keputusan Walikota Pekanbaru No. 07 tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengelolaan kebersihan di kota Pekanbaru. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini meliputi teknik Observasi, Wawancara dan Quesioner. Analisis Data hasil penelitian ini akan dikumpulkan dan oleh penulis dikelompokkan berdasarkan jenisnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel dilengkapi dengan prosentase serta penguraiannya. Tabel analisis data dianalisis secara deskriptif yang bersifat kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 5

Guna lebih efektifnya pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, maka dibentuklah suatu kelembagaan pengelolaan kebersihan dengan melibatkan institusi-institusi yang terkait dengan pengelolaan kebersihan, penerapan peraturan daerah dan lingkungan hidup. Adapun tugas Camat dalam pengelolaan kebersihan yang terdapat pada keputusan Walikota Pekanbaru Nomor: 07 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: Mensosialisasikan secara lebih luas kepada masyarakat tentang perda No. 4 tahun 2000 dan program K3 Hasil penelitian mengenai analisis tugas Camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel : Rekapitulasi Tanggapan Responden Analisis Tugas Camat Dalam Pengelolaan Kebersihan Di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru Kategori Tanggapan No Indikator Penelitian Baik Cukup Baik Kurang Baik Jumlah 1 Membantu Melakukan Pemetaan Dan Pemantauan Lingkungan 15 18 27 60 6

Terhadap Produksi Sampah Dilingkungan Masyarakat (25,00) (30,00) (45,00) (100) 2 Melakukan Koordinasi Dengan Dinas Instansi Terkait Dalam Penanganan Dan Pengangkutan Sampah 29 (48,33) 21 (35,00) 10 (16,67) 60 (100) 3 Melakukan Pengelolaan Kebersihan Dilingkungan Kecamatan Dan Kelurahan 10 (16,67) 15 (25,00) 35 (58,33) 60 (100) 4 Mensosialisasikan Secara Lebih Luas Kepada Masyarakat Tentang Perda No. 4 Tahun 2000 dan Program K3 10 (16,67) 31 (51,66) 19 (31,67) 60 (100) 5 Mengelola Personalia, Sarana Dan Prasarana Termasuk Alokasi Dana Yang Dilimpahkan Kepada Pihak Kecamatan Dan Kelurahan 9 (15,00) 33 (55,00) 18 (30,00) 60 (100) JUMLAH 73 (121,67) 118 (196,66) 109 (181,67) 300 (500) RATA-RATA 14 24 22 60 PERSENTASE (23,33) (40,00) (36,67) (100) Sumber Data: Data olahan penelitian, 2011 PEMBAHASAN Analisis Tugas Camat Dalam Pengelolaan Kebersihan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, rata-rata tanggapan responden tergolong kedalam kriteria Cukup Baik yaitu sebanyak 24 orang responden atau sebesar 40,00% dari 60 orang responden, dimana dari kelima indikator ini, indikator yang paling dominan Cukup Baik adalah Mengelola Personalia, Sarana Dan Prasarana Termasuk Alokasi Dana Yang Dilimpahkan Kepada Pihak Kecamatan Dan 7

Kelurahan yaitu sebanyak 33 orang responden atau sebesar 55,00%, dengan memberikan alasan, bahwa Camat sudah cukup berhasil dalam mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan, seperti halnya Camat mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota, walaupun belum optimal dikerjakan serta sesuai dengan yang telah diharapkan. Kemudian dari kelima indikator diatas, yang menyatakan Kurang Baik yaitu Rata-rata sebanyak 22 orang responden atau sebesar 36,67%, dan yang memberikan tanggapan Baik, Rata-rata 14 orang responden atau sebesar 23,33%, dimana dari kelima indicator diatas, indikator yang paling dominan Baik adalah Melakukan Koordinasi dengan Dinas Instansi Terkait dalam Penanganan dan Pengangkutan Sampah, yaitu sebanyak 29 orang responden atau sebesar 48,33%, dengan memberikan alasan, seperti halnya Camat mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota bahwa camat sudah melakukan koordinasi dengan baik, sehingga penanganan dan pengangkutan sampah berjalan dengan lancar. Jadi dapat disimpulkan, bahwa Camat dalam pengelolaan kebersihan dikecamatan Rumbai Kota Pekanbaru adalah cukup baik, dari tanggapan responden dengan jumlah 24 orang atau sebesar 40,00%, dengan indikator yang paling dominan yaitu mengelola personalia, sarana dan prasarana termasuk alokasi dana yang dilimpahkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan, walaupun belum optimal dalam mengusulkan sarana dan prasarana kebersihan kepada pemerintah kota, tetapi ini sudah sangat membantu bagi petugas kebersihan. 8

Faktor penghambat tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yaitu Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, Kurangnya sosialisasi petugas kebersihan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dalam meningkatkan gotong royong kebersihan, sehingga masih banyaknya sampah yang menumpuk, Kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan dalam pengelolaan kebersihan dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya. SIMPULAN Hasil penelitian tergolong kedalam kriteria cukup baik dimana faktor faktor hambatan tugas camat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru di antaranya : Kurangnya sarana dan prasarana kebersihan, kurangnya sosialisasi petugas kebersihan dan kurangnya koordinasi antara petugas Kecamatan dengan pihak kelurahan. DAFTAR RUJUKAN Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Bumi Aksara : Jakarta. Sutarto, 2006, Dasar-dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Thoha Miftah, 2008. Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Keputusan walikota Pekanbaru Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kebersihan. 9

10