BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber migas dan non migas. Optimalisasi penerimaan pajak dikarenakan

SE - 13/PJ/2012 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pajak sebesar 70% terhadap total penerimaan negara. Kontribusi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang menjalani prosesnya

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber utama penerimaan pemerintah di beberapa negara pada

BAB I PENDAHULUAN. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang dasar Dalam rangka memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Sumbangan pajak

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibentuknya suatu pemerintahan pada hakikatnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

2015 PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Self assessment system ini baru akan berhasil dengan baik apabila syaratsyarat diatas dapat dipenuhi.

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Theresia Woro Damayanti (2010:1)

I. PENDAHULUAN. membekali perusahaan dengan pengetahuan dalam rangka memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri berupa utang luar negeri, namun semakin dikurangi. kas negara. Penerimaan pajak sangat besar peranannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila sektor perekonomiannya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara. berkembang yang bertujuan untuk menjadi negara maju di masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pungutan pajak merupakan kontribusi terbesar dalam pendapatan negara. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah melaksanakan perannya dengan baik karena berhasil meningkatkan penerimaan pajak, terutama sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Peningkatan penerimaan dan rasio pajak Tahun Anggaran 2005 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran 2005 2010 Tahun Anggaran (TA) Total Penerimaan Pajak Rasio Pajak (%) 2005 Rp. 347.03 Triliun 12.5 2006 Rp. 409.20 Triliun 12.3 2007 Rp. 490.22 Triliun 12.4 2008 Rp. 658.57 Triliun 13.3 2009 Rp. 619.74 Triliun 12.0 2010 Rp. 729.16 Triliun 12.2 Sumber: www.pajak.go.id (2010) Tabel 1 secara umum memperlihatkan bagaimana sumbangan pajak dari segi nilai absolut (Rp) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus meningkat dan rasio pajak juga mengalami peningkatan, perlu diketahui Tax ratio atau rasio pajak merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Rasio pajak, dinyatakan dalam persen, menunjukkan sejauh mana kemampuan pemerintah mengumpulkan pendapatan pajak atau menyerap kembali produk domestik bruto dari masyarakat dalam bentuk pajak (Bernadi, 2007). Logikanya, semakin tinggi rasio pajak suatu negara, maka akan semakin baik kinerja pemungutan pajak negara tersebut. Peningkatan tersebut merupakan keberhasilan dari reformasi birokrasi yang telah dirintis sejak tahun 2002. Manajemen perubahan yang terjadi di DJP diharapkan dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia (SDM), kinerja organisasi dan kinerja perpajakan di

Indonesia. Namun, hasil penerapan kebijakan tersebut perlu dikaji secara mendalam pada penelitian ini, karena terdapat indikasi bahwa penerapan reformasi birokrasi belum optimal, tidak hanya dari sisi SDM, organisasi, penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran serta output (kinerja SDM dan kinerja organisasi), bahkan dalam hal outcome (penerimaan pajak). SDM merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu organisasi (Mangkuprawira, 2003). Kondisi lingkungan yang terus berubah menuntut kemampuan SDM dalam beradaptasi, selalu inovatif, dan harus selalu berorientasi terhadap visi, misi, tujuan serta sasaran organisasi (Marquardt, 1996), (Pedler, 1997), (Gavin, 2000), dan (Senge, 2006). Dengan demikian, strategi SDM yang secara prioritas diterapkan dalam unit-unit kerja di DJP perlu diintegrasikan dengan strategi organisasi DJP. Peran penting SDM dalam organisasi yaitu sebagai pengelola dan pelaksana sistem yang perlu memperhatikan aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, dan motivasi (Mahmudi, 2005). Sumber daya manusia dijadikan sebagai salah satu indikator penting dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif. Oleh karena itu, SDM perlu dikelola dengan baik (Ma arif, 2003). Sebagaimana diungkapkan oleh Mangkuprawira (2003) bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan penerapan pendekatan SDM di mana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan untuk perusahaan atau organisasi dan untuk karyawan. Dua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam satu kesatuan yang utuh. Namun, untuk SDM Aparatur Negara, yaitu pegawai negeri sipil (PNS), nilai MSDM lebih diperluas lagi yaitu selain untuk kepentingan organisasi, dalam hal ini DJP sebagai perpanjangan tangan pemerintah, dan untuk kepentingan pegawai. Lebih jauh lagi, nilai SDM adalah sebagai pelayan masyarakat (spirit of spirit as a public servant) dan trust (internal dan eksternal) (Ma arif, 2003). PNS sebagai pelayan masyarakat juga memiliki arah dan tujuan dalam pengembangannya. Arah pengembangan MSDM di DJP mengacu kepada Rencana Strategi (Renstra) Departemen Keuangan tahun 2005-2009. Fokus strategi di bidang pendapatan negara diarahkan kepada pencapaian empat target, yaitu (1) optimalisasi pendapatan negara, (2) peningkatan kualitas pelayanan 2

kepada masyarakat, (3) terwujudnya keadilan dan perlindungan masyarakat, dan (4) citra baik Kementrian Keuangan terkait dengan layanan publik dalam rangka peningkatan pendapatan. Implementasi fokus strategi tersebut telah diterapkan DJP dalam bentuk reformasi birokrasi perpajakan tahun 2002 (DJP, 2009). Penerapan reformasi birokrasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan dan peningkatan pelayanan. Manajemen SDM di DJP telah mengacu kepada rencana strategi kementrian keuangan, visi, dan misi DJP. Dengan demikian, implementasi pengembangan SDM di DJP telah sesuai dengan pendekatan strategik organisasi dengan melibatkan dalam keseluruhan perencanaan strategi keorganisasian dan mengaitkan fungsi SDM dengan strategi DJP. Wewenang, lingkup, dan pengambilan keputusan serta koordinasi yang dilakukan DJP dengan pendekatan MSDM Strategik, oleh karena itu implementasi MSDM di DJP sesuai dengan pendekatan MSDM Strategik. Keberhasilan reformasi birokrasi perpajakan harus didukung oleh pengembangan SDM yang memadai dan penerapan organisasi pembelajaran (learning organization) yang tepat. Menurut Mangkuprawira (2008), sumber daya manusia harus dikelola secara efektif, terencana dan sinergis. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang penting, menantang dan sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan (terus-menerus). Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan inovasi yang konsisten guna mencapai perkembangan dan kemajuan/kesuksesan organisasi. Implementasi MSDM Strategik di DJP antara lain melalui penilaian kinerja (performance appraisal) pegawai (Mangkuprawira, 2007). Penilaian kinerja tersebut dilakukan berdasarkan input, proses dan output. Komponen input yang digunakan dalam penilaian kinerja yaitu identititas pegawai, mutu pegawai, pengalaman, komitmen, disiplin dan kompetensi yang dimiliki. Komponen proses dalam penilaian kinerja yaitu beban (load) pekerjaan pegawai, deskripsi pekerjaan, tanggung jawab dan spesfikasi pekerjaan. Adapun komponen output dari penilaian kinerja yaitu kinerja (performance) dan image (citra). DJP memiliki unit khusus menangani masalah penilaian kinerja pegawai, yaitu Assesment Centre, sehingga masalah penilaian kinerja pegawai sudah dikelola dengan baik. 3

Pencapaian implementasi reformasi birokrasi, khususnya pada tubuh kinerja para pegawai DJP, sampai saat ini sudah cukup baik karena di DJP semua pekerjaan sudah memiliki standard operation procedures (SOP) yang tersusun jelas. SOP yang dimiliki pihak DJP tersebut akan memudahkan proses penilaian kinerja dan membantu peningkatan kedisiplinan/keefektifan organisasi. Namun, SOP yang dijalankan dapat pula menghambat inovasi pegawai karena semua dilakukan berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Hal yang diperlukan dalam MSDM Strategik adalah kondisi SDM yang inovatif dan tidak kaku dalam bertindak di sebuah organisasi termasuk dalam DJP. Hal tersebut yang menjadi alasan untuk menemukan cara bagaimana MSDM Strategik dapat diterapkan di DJP agar reformasi birokrasi perpajakan dapat tercapai sesuai yang harapan. Dengan demikian, akan terlihat jelas bagaimana SDM dalam mengoptimalkan reformasi birokrasi perpajakan. Reformasi birokrasi perpajakan di DJP, selain untuk meningkatkan kinerja pegawai (individu) juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi, yaitu kinerja DJP. Kinerja organisasi yang akan dinilai tidak luput dari manajemen perubahan yang biasa terjadi. Manajemen perubahan yang dibutuhkan termasuk dalam penerapan organisasi pembelajaran atau Learning Organization (LO). Menurut Senge (2006), organisasi pembelajaran adalah organisasi yang mempunyai suasana di mana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh setiap individu. Adapun konsep organisasi pembelajaran yang dikemukakan oleh Marquardt (1996) memberi inspirasi untuk dipelajari dan dikaji apakah sudah diimplementasikan pada Direktorat Jenderal Perpajakan (DJP). Konsep organisasi pembelajaran ini dapat dikembangkan menjadi model organisasi pembelajaran untuk pengembangan kapasitas organisasi, dengan terlebih dahulu mengevaluasi efektifitas penerapan model sistem organisasi pembelajaran yang telah dilakukan di DJP. Model Learning Organization juga dikembangkan oleh Marquardt (1996) dengan menggambarkan model sistem organisasi pembelajar secara matematis berupa gambar irisan antara pembelajaran (learning), organisasi (organization), anggota organisasi (people), pengetahuan (knowledge), dan teknologi (technology) dengan posisi pembelajaran terletak dipusat irisan. Model yang dikembangkan 4

Marquardt sering digunakan sebagai dasar penelitian mengenai organisasi pembelajaran dengan pengembangan lebih lanjut dan telah diuji coba penerapannya pada 500 organisasi dunia. Organisasi pada dasarnya seperti mahluk hidup yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan lingkungan strategik organisasi yang sangat cepat dalam berbagai dimensi, seperti teknologi, sosial, ekonomi, perundangan, globalisasi, dan lain-lain. Organisasi dituntut untuk mampu beradaptasi pada perubahan itu. Apabila organisasi terlambat untuk berubah, maka sangat besar kemungkinan organisasi akan mengalami kemunduran kinerja dan bahkan dapat punah. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan oleh organisasi untuk tetap bertahan dan berkembang adalah mempelajari perubahan lingkungan strategik dan segera beradaptasi pada perubahan itu. Gambaran mengenai konsep organisasi pembelajaran yang akan diterapkan dalam organisasi yaitu membangun visi bersama yang akan membantu komitmen jangka panjang. Model mental memfokuskan pada keterbukaan yang membutuhkan penggalian kelemahan cara melihat dunia. Pembelajaran tim akan mengembangkan keterampilan kelompok orang guna mencari gambaran/wawasan yang lebih luas, di luar perspektif individu, serta keahlian pribadi yang akan membantu memotivasi pribadi untuk belajar secara terus-menerus sehingga dapat dilihat bagaimana tindakan akan berakibat pada reformasi birokrasi di lingkungan organisasi (Marquardt, 1996). Reformasi birokrasi perpajakan untuk meningkatkan peranan DJP sebagai organisasi pemerintah merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan negara. Dalam implementasi reformasi birokrasi perpajakan, selain pentingnya SDM, juga dibutuhkan penerapan organisasi pembelajaran atau learning organization (LO) agar mampu mencapai kinerja optimal. Sampai saat ini belum pernah dikaji secara mendalam sejauh mana SDM dan Learning Organization (LO) dalam reformasi birokrasi perpajakan di DJP. Kajian yang pernah dilakukan Fakhrudin et al (2010) tentang Penerapan Model Sistem Organisasi Pembelajaran di KPP Pratama Bandung Tegallega hanya menunjukkan persepsi pegawai terhadap penerapan LO 5

berdasarkan LO Profile menurut Marquardt (1996), sedangkan teori lainnya tidak banyak dibahas dalam penelitian tersebut. Penelitian ini akan mengkaji penerapan LO ditinjau berbagai teori LO serta teori Marquardt. Penggunaan teori organisasi Marquardt (1996) dalam penelitian ini dikarenakan teori ini sering digunakan sebagai dasar dari penelitian organisasi pembelajaran dan telah diujicoba penerapannya di 500 organisasi dunia. Selain itu, kemudahan penggunaan teori Marquardt adalah tersedianya kuesioner tersendiri untuk mengukur penerapan organisasi pembelajaran yang dinamakan learning organization profile. Mengingat penelitian ini ingin mengevaluasi penerapan model sistem organisasi pembelajaran tidak hanya dari segi individu yang menerapkan organisasi pembelajaran tetapi juga subsistem pendukung penenerapan organisasi pembelajaran maka penggunaan teori Marquardt dirasa sangat tepat. Hal ini dikarenakan dalam teori Marquardt selain membahas subsistem pendukung organisasi pembelajaran juga mencakup teori Senge yang membahas mengenai disiplin ilmu yang harus diterapkan individu untuk menjadi organisasi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam rangka mengefektifkan reformasi birokrasi perpajakan maka dianggap perlu meneliti SDM dan penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran dalam meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh bagaimana SDM dan penerapan Learning Organization (LO) dalam keberhasilan reformasi birokrasi perpajakan, khususnya yang berkaitan dengan kondisi SDM DJP, gambaran mengenai penerapan organisasi pembelajaran, kinerja pegawai dan kinerja organisasi di DJP serta bagaimana implementasi MSDM Strategik dan prinsip-prinsip LO yang seharusnya dilakukan dalam reformasi birokrasi perpajakan di Indonesia. Berdasarkan pemaparan tersebut, judul penelitian yang akan dikaji oleh penulis adalah: Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sistem Model Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) dalam Reformasi Birokrasi Perpajakan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (Studi Kasus KPP di Kanwil DJP Jakarta). 6

Permasalahan Penelitian Perubahan lingkungan sangat cepat terjadi dalam berbagai bidang, maka organisasi perlu untuk mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan sehingga menyebakan perubahan di dalam internal organisasi. DJP yang telah melakukan reformasi birokrasi, terutama di bidang sistem perpajakan telah sejalan dengan konsep LO. DJP banyak melakukan perubahan secara struktur, sistem dan SDM. Keberhasilan DJP dalam reformasi birokrasi perpajakan sangat tergantung pada SDM, yaitu pegawai DJP. Pentingnya peran kinerja pegawai, kinerja DJP dan bagaimana penerapan manajemen sumber daya manusia strategik (MSDM Strategik) di DJP menjadi perlu untuk diteliti. Terlebih lagi, pembaharuan kebijakan dan reformasi birokrasi perpajakan dirasakan belum mencapai hasil optimal. Hal tersebut diindikasikan dengan masih rendahnya jumlah Wajib Pajak (WP) yang terdaftar, masih rendahnya tax ratio sebagai kinerja perpajakan, dan belum tercapainya target penerimaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan wawancara pra-studi dengan pihak pimpinan DJP dan wajib pajak, belum optimalnya hasil yang dicapai juga dicerminkan dari beberapa masalah dalam penerapan reformasi birokrasi perpajakan sebagai berikut. 1. Masih banyak keluhan dari wajib pajak. 2. Masih banyak ketidaksesuaian prosedur antara fiskus dan wajib pajak. 3. Motivasi dan kinerja pegawai dianggap belum optimal meskipun kebijakan pemerintah tentang kenaikan penghasilan yang diterima pegawai sudah hampir lima kali (5x) dari yang sebelumnya sudah diterapkan. 4. Tingkat disiplin pegawai yang masih belum baik atau masih rendah berdasarkan data absensi. 5. Penerapan organisasi pembelajaran belum optimal. Berdasarkan latar belakang dan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana kondisi dan kinerja SDM di DJP setelah reformasi birokrasi perpajakan? 2. Seberapa jauh SDM dalam penerapan prinsip organisasi pembelajaran? 3. Seberapa jauh SDM dalam reformasi birokrasi perpajakan? 7

4. Seberapa jauh penerapan prinsip organisasi pembelajaran terhadap reformasi birokrasi perpajakan? 5. Bagaimana model organisasi pembelajaran yang sesuai dan sebaiknya diterapkan di DJP? Tujuan Penelitian Mengacu pada latar belakang dan permasalahan penerapan reformasi birokrasi perpajakan tersebut di atas baik dari sisi teoritik maupun dari sisi impelementasinya, maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Menganalisis gambaran kondisi dan kinerja SDM di Direktorat Jenderal Pajak setelah reformasi birokrasi perpajakan 2. Menganalisis pengaruh SDM terhadap penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran 3. Menganalisis pengaruh SDM terhadap keberhasilan reformasi birokrasi perpajakan 4. Menganalisis pengaruh penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran terhadap reformasi birokrasi perpajakan. 5. Merekomendasikan model organisasi pembelajaran yang dapat dijalankan di DJP dalam reformasi birokrasi. Lingkup Penelitian Lingkup penelitian dikhususkan pada penerapan reformasi birokrasi perpajakan dengan mengkaji ketelibatan SDM yang telah menerapkan prinsipprinsip Learning Organization (LO). Dengan demikian penelitian ini lebih memfokuskan pada SDM, penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran yang mengacu pada teori Marquardt, yang dibatasi pada input, proses, dan output serta implikasinya, sehingga penerapan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi DJP. Penelitian dilakukan pada pegawai pajak di KPP LTO, KPP Madya, dan KPP Pratama Jakarta pada bulan Mei Juni 2010. Sedangkan data sekunder berupa laporan, data pegawai, data dan hasil penilaian kinerja pada tahun 2009 di mana data tersebut mewakili gambaran kinerja DJP dari awal penerapan reformasi birokrasi perpajakan hingga saat ini. 8

Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini pada beberapa instasi, perseorangan dan ilmu pengetahuan adalah : 1. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai suatu model untuk sumbangan keilmuan dalam bidang MSDM Strategik, Learning Organizationi (LO) dan implementasinya dalam organisasi pemerintah dan pelayanan publik. 2. Bagi peneliti Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti, baik dalam proses melakukan penelitian, maupun pemahaman terhadap aspek manajemen SDM yang diteliti serta sebagai aktualisasi dari pemahaman teori dan praktek yang selama ini ditekuni. 3. Bagi Pemerintah (Direktorat Jenderal Pajak) Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah dalam penerapan reformasi birokrasi perpajakan di Indonesia, khususnya melihat SDM dan penerapan Organisasi Pembelajaran di Instansi Pemerintah guna meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi. 4. Bagi Akademisi. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan literatur dan dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya di bidang MSDM dan Learning Organization (LO). Kebaruan (Novelty) Penelitian ini menghasilkan kebaruan model SDM dan penerapan Learning Organization (LO) di DJP dalam keberhasilan reformasi birokrasi perpajakan di Indonesia. Kebaruan (novelty) yang juga dicapai dalam penelitian ini adalah dengan merumuskan strategi-strategi pendukung reformasi manajemen SDM dalam reformasi birokrasi administrasi perpajakan di Indonesia dan merekomendasikan penerapan organisasi pembelajaran yang lebih baik. Kerangka penelitian yang dilakukan adalah menelaah ketelibatan SDM yang telah menerapkan prinsip-prinsip Learning Organization (LO), dengan 9

menjustifikasi teori dan kajian penelitian-penelitian terdahulu, melakukan restrukturisasi variabel-variabelnya serta menambahkan kebaruan dalam sistem model organisasi pembelajaran terhadap keberhasilan reformasi birokrasi perpajakan. Hal tersebut menjadi outcome dalam menjawab kebutuhan DJP sehingga penerapan MSDM Strategik dan prinsip-prinsip organisasi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi DJP. Kebaruan penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS) yang secara simultan mampu mengkonfirmasi model yang dibuat peneliti dengan data emprik di DJP dan mengukur derajat pengaruh sehingga kategori novelty yang dicapai masuk pada ranah: variabel penelitian, implikasi manajerial dari reformasi birokrasi perpajakan yang terukur, alat analisis, dan kontribusi strategik model yang ilmiah. 10

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB 11