BAB II KEBIASAAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR. melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pikiran dan konsentrasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PRESTASI BELAJAR DAN METODE DRILL. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, dalam Kamus Besar Bahasa

BAB II MEDIA CHART DAN PRESTASI BELAJAR. pesan dituangkan melalui lambang atau simbol-simbol komunikasi visual.

BAB II PROFESIONALITAS GURU DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. giat. Bukan hanya di sekolah saja tetapi juga di rumah, masyarakat, lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

BAB II PRESTASI BELAJAR DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) telah dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. 1

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

BAB II LANDASAN TEORITIK

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. perlu dijabarkan secara jelas dari kata tersebut. Secara etimologi hasil

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN TEORI Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU PAKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD Abay Rostika 1

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II LANDASAN TEORI. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang. membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (Product)

PENGARUH IQ, KEBIASAAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar untuk SD Kelas V. Dalam pendahuluan ini selain membahas

BAB II KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH. adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KEBIASAAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. KEBIASAAN BELAJAR 1. Pengertian Kebiasaan Belajar Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulangulang, sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. 1 Misalnya orang yang biasa tidur setelah sholat dhuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pikiran dan konsentrasi yang penuh. Menurut Joko Susili M setiap siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal yang lain. 2 Menurut The LiangGie, kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara tetap dari waktu kewaktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Cet. 3, hlm. 849. 2 Joko Susili M, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar (Yogyakarta: Pinus, 2000), hlm. 17 21

22 belajar seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedang ketrampilan belajar adalah suatu sistem metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan studi. 3 Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan cara sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang selama beberapa waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap suatu proses belajar. 4 Kebiasaan adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik, dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasai pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi di sekolah. 5 Pembentukan kebiasaan belajar bisa dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan yang baik bisa terbentuk karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah terbiasa melakukan aktivitas belajar secara teratur. Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari keluarga. Kemudian sugesti, emosi 11. 3 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1995), hlm. 4 Ibid., hlm. 12. 5 Joko Susili M, Op. Cit., hlm. 18.

23 seseorang tergantung pada emosi dan sikap orang banyak, hal ini sering disebut sebagai herd-instinc atau naluri gerombolan. Menurut Joko Susili diantara cara membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu aktivitas belajar walaupun mengalami kesulitan secara terus menerus. Ketika kegiatan ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang dikehendaki. Maka terbentuklah suatu kebiasaan belajar sehingga merasa seakan-akan kurang tepat jika melakukan kegiatan lain. 6 2. Manfaat Kebiasaan Belajar Menurut The Liang Gie, kebiasaan belajar pada anak mempunyai beberapa manfaat, antara lain: 7 a. Kebiasaan belajar dapat menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau memakai pikiran. Hal ini karena suatu kebiasaan mempunyai sifat spontan yang tidak memerlukan banyak kesengajaan. b. Meningkatkan efesiensi manusia, dengan kebiasaan belajar yang baik maka sebagian energi yang diperlukan untuk belajar dapat dipergunakan untuk aktivitas yang lain. c. Membuat seseorang lebih cermat, contohnya seorang pelajar yang terbiasa membuka kamus akan semakin cermat dalam mencari kata-kata. d. Hasil belajar akan lebih maksimal, dengan kecermatan yang tinggi dan usaha belajar yang teratur dan ringan akan meningkatkan hasil belajar. 6 Ibid., hlm. 19. 7 The Liang Gie, Op. Cit., hlm. 12.

24 e. Menjadikan seseorang menjadi lebih konsisten dalam kegiatannya sehari-hari. 3. Cara Mengembangkan Kebiasaan Belajar yang Baik Kebiasaan tidak dapat dibentuk dalam waktu satu hari atau satu malam. Kebiasaan belajar perlu dikembangkan sedikit demi sedikit. Berikut ini adalah cara mengembangkan kebiasaan belajar yang kiranya tidak sukar untuk dilaksanakan. a. Menyususn rencana belajar Tiap siswa tentu berkeinginan agar belajarnya dapat berhasil dengan baik, untuk itu mereka berusaha sedapat mungkin menggerakkan segala daya yang ada agar berhasil mencapai tujuan. Rencana belajar besar manfaatnya dan menjadi keharusan bagi setiap siswa. Manfaat rencana belajar yang baik menurut Oemar Hamalik adalah: 8 1) Menjadi pedoman dan penuntun dalam belajar, sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis. 2) Menjadi pendorong dalam belajar. Program yang telah dibuat akan merangsang siswa untuk belajar. Oleh sebab itu kegiatan belajar berarti berusaha menyelesaikan rencana itu tepat pada waktunya. 3) Menjadi alat bantu dalam belajar. 4) Rencana belajar yang baik akan membantu siswa untuk mengontrol, menilai, memeriksa, sampai dimana tujuan belajar siswa tercapai. 8 Sumadi Sumabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1991), hlm. 52.

25 Sehingga menimbulkan usaha-usaha untuk memperbaiki cara belajarnya. b. Menyusun jadwal belajar Menyusun jadwal belajar pada umumnya adalah belajar sedikit demi sedikit tetapi konsisten, akan lebih baik dari pada belajar borongan. Pada umumnya setiap siswa menyediakan waktu untuk dua macam kegiatan, yaitu mengikuti pelajaran dan praktik jika ada di sekolah, serta belajar di luar pelajaran dan praktikum. Seringkali siswa hanya belajar pada saat akan ada ulangan dan ujian saja. Sehingga kadang-kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan. Bahkan pelajaran yang dipelajari dalam waktu semalam akan kurang bertahan dalam ingatan dibandingkan dengan jika dipelajari sedikit demi sedikit. c. Penggunaan waktu belajar Penggunaan waktu belajar siswa ada dua hal yaitu: 1) Waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu mata pelajaran berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pada umumnya tiap-tiap siswa mengenal diri dan kemampuannya dengan baik sehingga akan dapat membuat perkiraan mengenai alokasi waktu yang disediakan untuk masing-masing mata pelajaran. 2) Menyiapkan dan mengulang mata pelajaran, bahan pelajaran akan dikuasai dengan baik bila mempelajarinya dengan baik dan akan lebih baik lagi jika siswa menyediakan waktu untuk menyiapkan apa yang

26 akan diajarkan oleh guru yaitu dengan membaca buku wajib atau buku yang telah dianjurkan. 3) Menerapkan teknik belajar yang baik Teknik yang baik tergantung pada masing-masing siswa karena hal ini sifatnya memang individual. Namun disamping perbedaan individual tersebut terdapat hal-hal yang yang bersifat umum yang berlaku pada siswa. Menurut Suryabrata hal-hal yang bersifat umum adalah: a) Cara mengikuti pelajaran Cara yang baik dalam mengikuti pelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan studi siswa. Untuk itu siswa harus mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pelajaran. 9 b) Konsentrasi Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu diperlukan konsentrasi dalam belajarnya, karena tanpa konsentrasi tidak mungkin berhasil menguasai pelajaran. Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran dalam suatu mata pelajaran dan bukan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi yang tinggi akan membuahkan hasil belajar yang diinginkan. 10 hlm. 20. 9 Sumadi Sumabrata, Op.Cit. hal. 53 10 JF Tahalele, Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik (Bandung: CV Diponegoro, 1978),

27 Pada kenyataanya ada siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi yang besar dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, tetapi kemampuan konsentrasi bukanlah bakat yang diperoleh sejak lahir. Kemampuan konsentrasi merupakan kebiasaan yang dapat dilatih jadi bukan suatu bakat yang diwarisi oleh leluhur. Selain itu konsentrasi seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan akan sulit berkonsentrasi dalam mempelajari materi pelajaran. Oleh sebab itu siswa yang sakit harus segera berobat demikian juga siswa yang mengalami kelelahan harus segera beristirahat. 11 c) Disiplin belajar Disiplin belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar dan juga merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Cara belajar dapat dimiliki oleh siswa dengan latihan yang teratur dan sungguh-sungguh, dengan memiliki disiplin belajar yang baik nanti akan memberikan hasil yang memuaskan pada setiap usaha belajar kita. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian dapat dilalui dengan berhasil keteraturan belajar sangat menentukan pencapaian 11 Ibid., hlm 21.

28 keberhasilan. Memang setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar sendiri, ada yang biasa belajar pada malam hari dan ada yang biasa belajar pada pagi hari atau siang hari. Kebiasaan belajar bersifat individual dimana yang satu dengan yang lainnya berbeda. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memupuk kebiasaan belajar yang teratur dan terarah kepada siswa-siswanya. Penggunaan dan pembagian waktu untuk belajar harus diperhatikan dalam rangka menuju keberhasilan dalam belajar. Apabila rencana pembagian dan penggunaan waktu belajar dilaksanakan sangat baik setiap hari, maka akan menjadi suatu kebiasaan belajar, akhirnya akan memberikan hasil yang memuaskan pada setiap usaha belajar. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian dapat dilalui dengan berhasil. B. PRESTASI BELAJAR 1) Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut Departemen Nasional dalam kamus besar Bahasa indonesia pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). 12 Sedangkan pengertian belajar 12 DepartemenPendidikan Nasional, Op. Cit. Hal. 700

29 adalah berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabakan oleh pengalaman. 13 Menurut Morgan, sebagaimana yang dikutip Sumadi suryabrata dalam bukunya yang berjudul Psikologi pendidikan, mengatakan bahwa: Belajar adalah setiap pembahasan yang menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai akaibat dari latihan atau pengalaman. 14 Menurut Klien, sebagaimana yang dikutip Conny R Semiawan dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran Pra sekolah dan sekolah dasar mengatakan bahwa: belajar adalah proses eksperimental (pengalaman) yang menghasilkan perubahan perilaku yang relatif permanen yang tidak dapat dijelaskan dengan keadaan sementara kedewasaan. 15 Menurut Thordike, sebagaimana yang dikutip Asri Budiningsih dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran mengatakan bahwa: Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat terwujud konkrit yaitu dapat diamati atau tidak berwujud konkrit yaitu tidak dapat diamati. 16 Menurut Melly Sri Sulastri, dalam bukunya Bimbingan Perawatan Anak mengatakan bahwa: 13 Ibid., hlm. 17 14 Sumadi Sumabrata, Op.Cit. hal.231 15 Connny R Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dah Sekolah Dasar (Jakarta: PT Macana Jaya Cemerlang, 2008). Hlm. 2 16 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). Hlm.21

30 belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas dasar kematangan dari orang yang sedang belajar itu. 17 Di kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. 18 Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan sekolah setelah siswa berlatih atau belajar, dan ditentukan melalui pengukuran atau penilaian. Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan di sekolah yang dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Prestasi belajar dapat diukur dengan keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran yakni tingkat penguasaan dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk skor. 2) Manfaat Prestasi Hasil Belajar a. Manfaat bagi guru Dengan mengetahui hasil belajar maka guru akan dapat: 1. Mengetahui sampai seberapa bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru 17 Melly Sri Sulastri Rifa i, Bimbingan Perawatan Anak (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993). Hlm. 1 18 Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit. hlm. 895

31 itu harus mengganti cara strategi mengajar atau tetap menggunakan strategi mengajar yang lama. 2. Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. 3. Dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh program yang diberikan. b. Manfaat bagi program Dari prestasi hasil belajar, maka akan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak. 2. Untuk mengetahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan pra syarat yang belum diperhitungkan. 3. Untuk mengetahui apakah diperlukan sarana prasarana untuk meningkatkan hasil pencapaian prestasi anak. 4. Untuk mengetahui apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat. c. Manfaat bagi siswa Prestasi hasil belajar juga bermanfaat bagi siswa, diantaranya: 1. Untuk mengetahui apakah siswa sudah mempunyai bahan program secara menyeluruh.

32 2. Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat anggukan kepala dari guru dan ini meruapakan tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang sudah benar. 3. Usaha perbaikan, dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa dapat mengetahui kelemahankelemahannya. 4. Sebagai diagnosis, bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan, ketrampilan atau konsep. 19 Menurut Dimyati dan Mudjiono bahwa hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk keperluan hal-hal sebagai berikut: a. Untuk diagnostik dan perkembangan. b. Untuk seleksi c. Untuk kenaikan kelas d. Untuk penempatan. 20 3) Macam-macam hasil Prestasi Belajar 19 H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 39-41 20 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdiknas, 1994), hlm. 11

33 Benyamin S Bloom secara garis besar membagi hasil prestasi belajar dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek yaitu menerima, menjawab, menilai, organisasi, karakteistik dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan, yang termasuk dalam ranah psikomotorik diantaranya adalah gerak refleks, gerak fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresi. 21 a. Ranah kognitif 1. Tipe hasil belajar pengetahuan Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkatan rendah yang paling rendah. Namun tipe hasil belajar ini menjadi pra syarat bagi pemahaman. 2. Tipe hasil belajar analisis Tipe hasil belajar analisis adalah usaha memilah sesuatu integritas unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki atau susunannya, dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian yang tetap terpadu. 21 M Daryanto, Op. Cit. Hlm. 701

34 3. Tipe hasil belajar sintesis Tipe hasil belajar sintesis merupakan jalan satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. 4. Tipe hasil belajar evaluasi Tipe hasil belajar evalusi adalah perubahan keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lainlain. Mengembangkan kemampuan hasil belajar yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi suatu evaluasinya. b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli menyatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Selama ini penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman sekelas kebiasaan belajar dan hubungan-hubungan lainnya. c. Ranah psikomotorik

35 Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yakni: 1. Gerak refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar 3. Kemampuan perceptual dan bidang fisik 4. Gerakan-gerakan skill. 5. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi. 22 4) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Hasil Belajar Menurut Suharsimi arikunto, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar yang disebut faktor eksternal. 23 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor Internal a. Kecerdasan 22 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999). Hlm. 22-31 23 Suharsismi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara manuskrip (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm. 21

36 Intelegensi atau kecerdasan ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. 24 Dalam buku Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran karya Ngalim Purwanto, William Stern mengemukakan batasan bahwa intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri dalam kebutuhan yang baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. 25 b. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 26 c. Bakat Bakat adalah kompetensi atau kemampuan apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. 24 Ngalim Purwanto, Prisip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja karya, 1988). Hlm. 52 25 Ibid., hlm. 53 26 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 3

37 Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 27 Bakat dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu, setiap murid mempunyai bakat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Apabila bakat itu disalurkan maka tidaklah mustahil ia akan mencapai prestasi yang tinggi dalam hal ini orang tua harus pandai-pandai dalam menyalurkan bakat anak ke sekolah sesuai dengan bakat mereka. Tetapi tidak jarang orang tua menyekolahkan anak mereka kejalur yang tidak sesuai, hanya karena keinginan membantu anak berprestasi sebaik mungkin. 28 d. Kondisi fisik Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk dapat belajar secara aktif. Seorang murid yang biasanya sering mengalami kesulitan belajar tidak bisa berkonsentrasi pada pelajarannya yang akhinya mempengaruhi prestasi belajarnya. Dengan demikian kondisi fisik kita perlu sehat untuk bisa 27 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1995), hlm. 213 28 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hlm.227

38 berkonsentrasi dalam belajar dan mencapai prestasi yang memuaskan. 29 e. Konsentrasi Kemampuan berkonsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan. Kurang konsentrasi merupakan keluhan yang paling umum dikalangan peserta didik dalam belajar. Apakah itu didalam kelas ataupun di rumah diperlukan konsentrasi yang tinggi. Jika dalam mengikuti pelajaran pikiran kita melayang kemana-mana maka besar kemungkinana kita tidak dapat menangkap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. f. Ambisi dan Tekad Ambisi merupakan tenaga dalam yang sangat besar potensinya. Ambisi dan tekad ini sangat erat hubungannya dengan motivasi. Tekad sedikit mirip dengan ambisi, tekad melicinkan ambisi dengan sukses. Menurut Walter paule ada 3 resep mujarab untuk sukses diantaranya: intelegensi, kemauan kerja, konstruktif dan tekad. 30 2. Faktor Eksternal hlm. 35 29 Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 54 30 Hasbullah Thorony, Pustaka Sukses Belajar (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),

39 a. Lingkungan 1. Lingkungan alam Keadaan alam disekitar tempat belajar sangat mempengaruhi hasil belajar murid-murid. Keadaan alam yang tenang, sejuk membuat murid merasa nyaman untk belajar, ia tidak terganggu dengan hawa yang panas, udara yang pengap, dan lain-lain, sehingga memungkinkan hasil belajarnya akan lebih tinggi. 2. Lingkungan sosial Lingkungan sosial dapat berpengaruh besar terhadap siswa, pengaruh lingkungan dapat berdampak positif atau negatif itu tergantung mana yang kuat. 31 b. Faktor Instrumental 1. Bahan pelajaran Bahan pelajaran sangat mempengaruhi prestasi siswa, jika bahan pelajaran adalah sesuatu yang sulit bagi siswa maka siswa akan enggan untuk mempengaruhinya, siswa tersebut akan lambat dalam belajar mengenai mata pelajaran itu, makin sulit sesuatu bahan pelajaran maka makin lambatlah seseorang dalam mempelajarinya. Sebaliknya semakin mudah bahan 31 Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 55

40 pelajaran maka makin cepatlah seseorang dalam mempelajarinya. 2. Guru Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah adalah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru harus bertanggung jawab akan hasil kegiatan belajar siswa melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. 3. Sarana dan fasilitas Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan didalam belajar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa. Jika sudah terpenuhi sarana belajarnya, maka bisa mencapai prestasi yang baik. Kadang justru ada siswa yang keadaan ekonominya terbatas sehingga ia menggunakan sarana seadanya akan tetapi tetap giat belajar. Jadi tidaklah sulit untuk mencapai prestasi yang baik.