ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78),

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI MTS NEGERI MODEL KOTA JAMBI DISUSUN OLEH MARIATI PANJAITAN EA1D310016

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah

ARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB I PENDAHULUAN. memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Gambaran Umum Sekolah SMPN 25 Surabaya

yang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

III. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. september 2012 sampai dengan 15 april Jalan Sisingamangaraja III.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI OLEH : YAYUK PUSPITA WENI NIM : ERA1D009056 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 0

HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI OLEH : YAYUK PUSPITA WENI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh konsentrasi belajar siswa yang cenderung lemah, siswa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan tidak bersemangat dalam belajar. Terlihat juga dari kurangnya kesungguhan siswa dalam mengikuti proses belajar, seringnya siswa berbicara dan bercanda dengan teman pada saat guru menjelaskan pelajaran, sehingga berdampak pada banyaknya siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Penelitian ini bertujuan (1). Mengungkapkan penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi.(2). Mengungkapkan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. (3). Mencari apakah terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi yang berjumlah 168 orang, yang kemudian dicari sampel representatifnya sehingga sampel yang didapat berjumlah 77 orang. Teknik pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket dengan jumlah 58 item dengan model Dichotomis dan terdiri dari item positif dan negatif. Data yang didapat akan di analisis dengan menggunakan teknik korelasi dengan formula pearson product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas berada pada tingkatan tinggi (86,8%), tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VII berada pada tingkatan tinggi (61,8%), dan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. (r=0,67) yang berarti bahwa korelasi sedang dan hubungan memadai. Kata kunci : Penerimaan guru di dalam kelas, Konsentrasi belajar 1

I. PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru sering kali mengalami hambatan terutama kegaduhan di dalam kelas yang dilakukan oleh siswa. Keributan dan kegaduhan yang terjadi di kelas apabila tidak segera diatasi akan mengganggu pelaksanaan program pembelajaran dan dapat menghambat pencapaian target kurikulum. Oleh karena itu suasana kelas harus dijaga supaya tetap kondusif untuk pelaksanaan program pengajaran. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pengajaran di sekolah diperlukan guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Namun begitu, fakta yang berbeda ditemukan MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi, walaupun guru sudah melakukan berbagai usaha untuk membantu siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan, namun masih banyak siswa tidak menguasai materi pelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Hal ini penting untuk diketahui, karena proses belajar-mengajar tidak akan bisa maksimal jika peserta didik yang menjalani proses belajar tidak suka dengan keberadaan guru sebagai pengajar di dalam kelas. Dengan diketahuinya sumber masalah yang mendukung terjadinya kondisi di atas, pihak sekolah dan guru dapat mencari dan mempertimbangkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga siswa mampu menerima guru dengan baik di dalam kelas dan berdampak positif terhadap konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan. Disinilah letak pentingnya penelitian ini dilaksanakan. Fenomena lain yang ditemui oleh peneliti di lapangan yaitu konsentrasi belajar siswa cenderung lemah, siswa yang merasa bosan mengikuti pelajaran, kurang berminat dalam belajar,tidak bersemangat dalam belajar.hal ini ini terlihat dari kurang antusias dan kurangnya kesungguhan siswa mengikuti proses belajar,seringnya siswa berbicara dan bercanda dengan teman saat guru menjelaskan pelajaran. Lemahnya konsentrasi belajar siswa juga terlihat dari kurangnya keinginan siswa mengikuti proses belajar seperti seringnya siswa keluar masuk kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan temuan awal yang penulis kemukakan di atas menjadi daya tarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian yang penulis angkat kedalam penulisan skripsi yang berjudul Hubungan penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. A. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. Masalah utama dari penelitian ini adalah hubungan penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar, yang dimaksud hubungan penerimaan siswa terhadap guru dengan konsentrasi belajar dalam penelitian ini tidaklah menguji seberapa tingkatannya, melainkan hanya menguji apakah terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. Namun untuk mengetahui hubungan di atas, maka akan lebih baik jika terlebih dahulu diketahui pada tingkat manakah penerimaan siswa terhadap guru di kelas dan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. 2

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengungkapkan tingkat penerimaan siswa kelas VII terhadap guru di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. 2. Mengungkapkan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. 3. Mengungkapkan apakah terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. D. Anggapan Dasar Penelitian ini berangkat dari konsentrasi belajar siswa dengan mengikuti proses belajar mengajar di MTs Negeri Kota Jambi, maka anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Setiap siswa memiliki konsentrasi belajar yang berbeda-beda yang akan berdampak positif apabila cara mengajar guru di kelas sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah. 2. Penerimaan guru di kelas oleh siswa akan berdampak positif, apabila perilaku guru terhadap konsentrasi anak sesuai dengan kebutuhan di kelas, karena pada dasarnya penerimaan guru di dalam kelas dapat mempengaruhi proses konsentrasi belajar siswa. E. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru dikelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri olak kemang kota jambi. II. KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENERIMAAN Penerimaan guru dalam hal ini yang berhubungan dengan penerimaan siswa terhadap guru di kelas yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa di dalam kelas. Hal ini mencakup kepekaan siswa tentang hal tertentu dan kesediaan untuk memperhatikan hal tersebut dan menerima adanya perbedaan-perbedaan. Karena semakin baik penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas, maka akan semakin baik kemampuan siswa dalam berkonsentrasi, dan sebaliknya, penolakan siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar akan mengakibatkan rendahnya konsentrasi siswa. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu, peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masingmasing. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kels untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan akan anak didiknya. 3

Untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa, Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun di kelas. Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya dalam menunaikan profesi sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud antara lain mengenai kompetensi-komptensi pribadi, kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi itu berkenaan dengan kemampuan dasar teknis edukatif dan administrative. Menurut Slamet (dalam Dwiastuti 2010) Penguasaan bahan Pengelolaan program belajar mengajar mengelola kelas Penggunaan media/sumber Mampu mengelola dan mempergunakan intraksi belajar mengajar Memiliki kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar siswa secara obyektif. Memahami fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Setiap guru sebagai petugas profesional ikut bertanggung jawab pada tercapainya tujuan pendidikan secara efektif. Oleh karena itu guru harus ikut dalam menentukan kebijakan kependidikan di kelas/sekolah. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik profesional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidik persiapan yang telah diterimanya. Dan sebagai pernyataan dari kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan bidang tugasnya yang harus diikuti, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan kelas merupakan usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan kegiatan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan lancar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai (Toenlioe dalam Uno HB 2011). Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Kemampuan dalam mengelola kelas merupakan salah satu syarat profesionalisme guru, oleh karena itu keberhasilan dalam mengelola kelas dapat dijadikan indikator penting atas tercapainya tujuan pengajaran (Hasibuan dan Moedjiono, dalam Dwiastuti 2010) Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku guru, yang akan diterima oleh siswa serta dapat mempengaruhi proses belajar siswa di dalam kelas. 1. Faktor-faktor penerimaan siswa terhadap guru di kelas a. Peran guru di kelas Guru dewasa ini berkembang sesuai dengan fungsinya, membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Lebih-lebih dalam sistem sekolah sekarang ini, masalah pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan tenaga pengajar perlu mendapat perhatian yang serius. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas guru-gurunya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga-tenaga pengajar untuk membina tenaga-tenaga guru yang profesional adalah unsur yang penting bagi pembaruan dunia pendidikan. Adapun peranan-peranan guru di dalam kelas antara lain adalah sebagai berikut : 4

b. Guru sebagai pengajar Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah adalah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Melalui bidang pendidikan, guru mempengaruhi aspek kehidupan, baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai guru. Yang dimaksud sebagai peran adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsipprinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain : guru harus mampu menciptakan situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya (Idrus A : 2009). c. Guru sebagai pembimbing Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, seorang guru harus: 1) Mengumpulkan data tentang siswa 2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari 3) Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus 4) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik 5) Secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak 6) Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa 7) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu 8) Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa 9) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya 10) Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah B. PENGERTIAN KONSENTRASI BELAJAR Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Siswoyo (dalam Uno HB : 2011) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya). Hamalik (dalam Daud.A :2010) mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu 5

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Tabrani dkk. (dalam Daud.A :2010) menambahkan definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilainilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi. 1. Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Engkoswara dalam Tabrani (dalam Daud.A :2010) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut : a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (2) komprehensif dalam penafsiran informasi, (3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh. b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang. c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti. d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari. 6

2. Indikator Konsentrasi Belajar Ada beberapa indikator konsentrasi belajar. Konsentrasi sebagai pekerjaan batiniah bukan berarti tidak dapat dilihat. Hal ini dapat diamati melalui berbagai tindakan rekayasa di kelas seperti perhatian siswa, antusias siswa, kemampuan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, bertanya atau keaktifan dalam kelompok bekerja. Berikut adalah indikator atau cara mengukur konsentrasi dalam belajar yang dikemukakan oleh Super dan Crities, yang dikutip oleh Kuntoro(dalam Daud.A :2010) bahwa: Cara untuk mengukur konsentrasi belajar adalah sebagai berikut: a. Memperhatikan setiap materi pelajaran yang disampai kan guru b. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai materi pelajaran yang disampaikan guru d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru e. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran. Untuk mengukur tingkat konsentrasi belajar siswa, yang terpenting adalah mengetahui seberapa jauh individu tersebut menerima, menolak atau menghindari setiap pelaksanaan pembelajaran yang menjadi kecenderungannya III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai dengan pendapat Sutja, dkk (2012 : 79) penelitian korelasional maksudnya adalah mencari hubungan atau saling ketergantungan diantara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Sejalan dengan pendapat di atas, maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian menetapkan populasi adalah bagian terpenting dari penelitian. Menurut Sutja, dkk (2014:87) populasi merupakan wilayah dari karakteristik yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi yang masih terdaftar hingga tahun 2013 di kelas VII yang mana kesemua angggota populasi adalah 168 orang yang tersebar ke dalam 5 kelas, yang terbagi 87 perempuan 81 laki-laki. 2. Sampel Sampel adalah wakil representatif dari populasi Menurut Sutja, dkk (2011:83) bila jumlah populasi besar peneliti dapat mengambil sampel karena jumlah populasi telalu besar maka dalam penelitian ini dilakukan penarikan sampel. Agar pengambilan sampel sesuai dengan karakteristik populasi maka jumlah sampel dan cara pengambilanya adalah menggunakan tabel perkiraan sampel Sutja dkk (2011 : 82-83) karena jumlah populasi penelitian ini adalah 168 7

berada antara 121-280 dengan karakteristik homogen maka sampel representaitifnya berada antara 25%-54.9%. Penarikan sampel dicari dengan menggunakan rumus intrapolasi sebagai berikut : % terbesar - {% besar - % kecil} Populasi besar populasi kecil Dengan menggunakan rumus ini maka dapat di hitung sampel representatif yang dengan hasil tersebut, maka jumlah sampel 46% x 168 adalah 77 orang sampel representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling, dimana sampel diambil secara acak sesuai ukuran sampel representatif dengan cara setiap orang berpeluang sama untuk menjadi sampel. C. Jenis dan Sumber Data Menurut Sutja, dkk (2010;87) dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data penelitian ini adalah data primer. Artinya data tentang hubungan penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa dihimpun dari siswa yang bersangkutan secara langsung. D. Alat Pengumpulan Data 1. Pengembangan kisi-kisi angket Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang diberikan item-item pernyataan. Penulisan item angket penelitian ditempuh dengan pengkajian teoritis, pembuatan definisi operasional, pengembangan kisi-kisi, dengan pertimbangan tim ahli uji coba (judgement angket). 2. Penetapan Option dan Skala Jawaban Skala option jawaban menggunakan model Dichotomis, yaitu dengan menyediakan 2 option jawaban (Ya Tidak). 3. Pembakuan Instrumen Berdasarkan pertimbangan (judgement) oleh tim ahli pertimbangan UPBK, didapatkan hasil bahwa dari 56 item pernyataan angket, 0 item ditolak, 21 item diterima dan 37 item diterima dengan perbaikan. Sehingga bentuk akhir dari pengembangan kisi-kisi angket tentang hubungan penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa di MTs Negeri Olak Kemang berjumlah 58 item, yang terdiri dari 13 item negatif dan 45 item positif. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini dilampirkan hasil pengembangan instrumen angket yang telah dijudgement oleh tim ahli pertimbangan UPBK. E. Teknik Analisa Data 1. Skor dan Pengelompokan Data Jawaban angket diberi skor 1 (satu) untuk jawaban Ya, berlaku untuk pernyataan yang bersifat positif, sedangkan untuk jawaban Tidak, diberi skor 0 (nol). Demikian pula dengan pernyataan yang bersifat negatif, jawaban angket diberi skor 1 (satu) untuk jawaban Tidak, dan 0 (nol) untuk jawaban Ya. 2. Formula yang digunakan Dalam penelitian ini rumus atau formula yang digunakan yaitu korelasi statistik parametrik (Sutja, dkk, 2014 :140), adalah seperti berikut : r xy = n xy ( x)( y). {n Populasi kecil} {n x 2 x) 2 {n y 2 ( y) 2 } 8

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah peneliti mengolah data yang diperoleh dari responden penelitian dalam hal penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas di MTs Negeri Olak Kemang, diketahui bahwa tingkat rata-rata penerimaan siswa terhadap guru dikelas sebesar 86,8%. Hasil ini mencakup penerimaan siswa terhadap guru terkait kasih sayang, penguatan dan keteladan guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penerimaan siswa terhadap guru di dalam kelas berada pada tingkatan tinggi. Hasil temuan ini membenarkan pendapat yang dikemukakan Idrus. A, (2009 : 7) bahwa guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain : guru harus mampu menciptakan situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya. Hasibuan dan Moedjiono, (dalam Dwiastuti : 2010) juga menambahkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu syarat profesionalisme guru, oleh karena itu keberhasilan dalam mengelola kelas dapat dijadikan indikator penting atas tercapainya tujuan pengajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel konsentrasi belajar siswa kelas VII di Mts Negeri Olak kemang, dengan nilai rata-rata 61,8%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VII di Mts Negeri Olak kemang berada pada tingkatan tinggi. Hasil ini meliputi deskriptor prilaku kognitif dan afektif siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Temuan ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Engkoswara dalam Tabrani (dalam Daud.A :2010) pada bab sebelumnya, bahwa ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku siswa dalam belajar. Namun hasil temuan ini berbeda dengan fenomena yang ditemui dilapangan, hal ini terjadi karena ada kemungkinan disebabkan oleh instrumen yang berbentuk angket, dan melahirkan reaksi responden yang positif saja. Untuk menemukan kondisi yang sesungguhnya, alangkah baiknya jika dilakukan perubahan instrumen dari angket ke observasi, sehingga data penelitian yang didapatkan benar-benar sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai rxy/korelasi sebesar 0,67 dan berdasarkan hasil penafsiran yang dilakukan dengan menggunakan tabel r perason product moment (terlampir), maka diketahui juga bahwa nilai r hitung lebih besar daripada r tabel pada df (degree of freedom) 76, yaitu r hitung 0,67 > r tabel 0.223 pada α 0,05. Hasil ini membuktikan secara signifikan bahwa terdapat korelasi antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa di Mts Negeri Olak kemang Kota Jambi. Hasil temuan korelasi dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Heckhausen (dalam Uno HB. : 2010) ia mengungkapkan bahwa sikap individu terhadap kehidupan dan lingkunganya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan dan usaha yang sedang dilakukannya. Syah (2003 : http://arassh.wordpress.com) menambahkan bahwa sikap dan penilaian siswa yang positif terhadap guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajarnaya, sikap yang positif dari siswa ini yang akan meningkatkan konsentrasinya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 9

Setelah melakukan penafsiran dengan menggunakan tabel penafsiran korelasi di atas. diketahui bahwa nilai r hitung (korelasi) adalah sebesar 0,67, berada di antara 0,41-0,70 yang berarti bahwa terdapat korelasi sedang antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang memadai antara penerimaan siswa terhadap guru dikelas dengan konsentrasi belajar siswa di Mts Negeri Olak kemang Kota Jambi. Setelah didapatkan nilai korelasi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan metode Simultan. Sehingga didapatkan hasil bahwa nilai F hitung sebesar 29,3, yang kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Ternyata nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (29,3 > 3,97) dengan probabilitas 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho = r xy 0 diterima dan tolak lainnya. Artinya, hipotesis yang menyatakan Terdapat hubungan antara penerimaan siswa terhadap guru dikelas dengan konsentrasi belajar siswa di Mts Negeri Olak kemang Kota Jambi terbukti secara nyata. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil analisis data uji statistik yang dilakukan, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Terbukti bahwa tingkat penerimaan siswa terhadap guru di Mts N Olak kemang Kota Jambi berada pada tingkat yang tinggi dengan rata-rata 86,8%. 2. Terbukti bahwa pada konsentrasi belajar siswa kelas VII di Mts Negeri Olak kemang, dengan nilai rata-rata 61,8%., hal ini membuktikan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VII di Mts Negeri Olak kemang berada pada tingkatan tinggi. 3. Berdasarkan kriteria penafsiran korelasi di atas, maka diketahui bahwa korelasi sedang sebesar 0,67, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang memadai antara penerimaan siswa terhadap guru di kelas dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi. B. Saran Dengan hasil temuan di atas, maka dapat diajukan saran-saran, antara lain sebagai berikut : 1. Bagi siswa, hasil temuan yang membuktikan konsentrasi belajar siswa berada pada tingkat yang tinggi, maka akan lebih baik lagi jika mampu dipertahankan dan kemudian ditingkatkan. 2. Hasil temuan tentang penerimaan siswa terhadap guru di kelas berada pada tingkat tinggi, membuktikan bahwa siswa mampu menerima kehadiran, serta menjadikan guru sebagai panutan siswa. Hasil positif ini perlu menjadi perhatian guru, untuk selalu menjaga etika guru terhadap siswanya, dan diharapkan mampu memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inofatif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya 3. Bagi pihak sekolah, diharapkan untuk mampu menegaskan peraturanperaturan yang berlaku di sekolah sehubungan dengan kegiatan belajar mangajar, bukan hanya terhadap siswa, namun juga terhadap semua guru. 10