Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

dokumen-dokumen yang mirip
ESTIMASI BESAR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA BERDASARKAN KEGIATAN TRANSPORTASI DENGAN MODEL DFLS

Pi Oi (9) T2 T1. Pn = Po - Ka (Tn-To) (10)

ESTIMATION COST OF EMISSION AND SO 2 CONCENTRATION FROM TRANSPORTATION SECTOR WITH DFLS MODEL CASE STUDY SOUTH OF SURABAYA (GAYUNGSARI BARAT STREET)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

Winardi 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wisnu Wisi N. Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

Tabel 3. Komposisi perjalanan orang di Jabotabek menurut moda angkutan tahun 2000

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

PENDUGAAN KONSENTRASI CO, NO x, SO 2, HC, DAN PM 10 DARI AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MAYOR OKING CITEUREUP BOGOR FITRI HASANAH

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

PRAKIRAAN KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA DENGAN PEMODELAN DELHI FINITE LINE SOURCE (Studi Kasus: Jalan MT. Haryono, Medan)

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

Elaeis Noviani R., Titik Istirokhatun, Sudarno. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DI JALAN GAJAHMADA KAWASAN SIMPANGLIMA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

DISPERSI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DARI SUMBER TRANSPORTASI DI KOTA PONTIANAK

TINGKAT PENCEMARAN UDARA CO AKIBAT LALU LINTAS DENGAN MODEL PREDIKSI POLUSI UDARA SKALA MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

MODUL X CALINE4. 1. Tujuan Praktikum

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR. Oleh REZA DARMA AL FARIZ PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai ERP Dilihat dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN.

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

ANALISIS POLA UNSUR METEOROLOGI DAN KONSENTRASI POLUTAN DI UDARA AMBIEN STUDI KASUS : JAKARTA DAN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

(STUDI KASUS : JL. KARANGREJO RAYA, JL. SUKUN RAYA DAN JL. NGESREP TIMUR V) Ita Tetriana Agustini, Sudarno, Titik Istirokhatun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

3. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

Gambar 4 Simulasi trajektori PT. X bulan Juni (a) dan bulan Desember (b)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PELABUHAN TERHADAP MUTU UDARA AMBIEN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KUALITAS UDARA JAKARTA TANGGAL JUNI 2017

Gambar 62 Bagan Keterkaitan Polusi Udara dan Kebisingan dengan Lalu Lintas. Pusat Perbelanjaan Balubur. Tarikan Kendaraan

IV. METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

KAJIAN MODEL PENYEBARAN KARBONDIOKSIDA DARI KEGIATAN INDUSTRI KOTA SURABAYA DIAH WIJAYANTI JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

Transkripsi:

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi Meteorologi PENERBITAN ONLINE AWAL Paper ini adalah PDF yang diserahkan oleh penulis kepada Program Studi Meteologi sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana. Karena paper ini langsung diunggah setelah diterima, paper ini belum melalui proses peninjauan, penyalinan penyuntingan, penyusunan, atau pengolahan oleh Tim Publikasi Program Studi Meteorologi. Paper versi pendahuluan ini dapat diunduh, didistribusikan, dan dikutip setelah mendapatkan izin dari Tim Publikasi Program Studi Meteorologi, tetapi mohon diperhatikan bahwa akan ada tampilan yang berbeda dan kemungkinan beberapa isi yang berbeda antara versi ini dan versi publikasi akhir. Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung

PENGARUH FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP BESARNYA KONSENTRASI SO (Studi Kasus Gerbang Tol Pasteur Bandung) CRETACEOUS FADHAL BAMAHRY Program Studi Meteorologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Gerbang tol Pasteur dilewati kendaraan dalam jumlah yang banyak setiap harinya. Hal ini meningkatkan emisi di sepanjang jalan tol dan akhirnya meningkatkan konsentrasi SO Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan parameter meteorologi dengan konsentrasi SO yang dihasilkan kendaraan di kawasan gerbang tol Pasteur. Parameter yang dihubungkan dengan konsentrasi SO ini adalah kelembaban, curah hujan dan intensitas matahari. Jenis data yang akan dipakai untuk perhitungan adalah data kendaraan dan data meteorologi. Model untuk menghitung konsentrasi SO yang akan dipakai adalah Delhi Finite Line Source (DFLS). Penelitian dilakukan dengan pengelompokkan waktu pagi, siang, dan sore hari pada hari senin, selasa, (hari sibuk) dan sabtu minggu (hari libur). Selain menentukan hubungan parameter meteorologi dengan konsentrasi SO, penelitian ini juga menemukan adanya faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi konsentrasi SO yaitu kereaktifan zat ini sendiri dan penggabungan dengan zat-zat kimia lain. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konsentrasi SO tidak dipengaruhi secara langsung oleh faktor meteorologi. Dibuktikan oleh kelembaban, curah hujan dan intensitas matahari yang bervariasi terhadap konsentrasi SO. Kata kunci: konsentrasi SO, kendaraan, meteorologi, DFLS, kereaktifan zat, intensitas matahari.. Pendahuluan Pencemaran udara di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat dikarenakan bertambahnya polusi oleh kegiatan industri dan kendaraan bermotor. Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat. Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari µm (PM), sulfur dioksida (SO ), nitrogen dioksida (NO ), karbon monoksida (CO) dan timbal (Cooper,99). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian suatu daerah menyebabkan jumlah perjalanan/mobilisasi yang dilakukan setiap individu semakin meningkat. Oleh karenanya kebutuhan akan transportasi umum akan semakin tinggi. Meningkatnya kebutuhan transportasi harus disertai dengan pengembangan sarana/prasarana transportasi (kendaraan, jalan dan lingkungan). Ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan di Kabupaten Bandung pada tahun mencapai :, ini artinya bahwa setiap panjang jalan sepanjang km, dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda maupun roda sebanyak kendaraan. Kondisi ini berbeda dengan kondisi pada tahun, sedangkan pada tahun ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan mencapai :, yang berarti bahwa setiap panjang jalan sepanjang km dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda maupun roda sebanyak kendaraan. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah kendaraan pada tahun lebih banyak atau mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun, demikian pula panjang jalan pada tahun mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun (Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, ). Jumlah kendaraan ini masih bertambah sekitar pertahun. Maka dapat dibayangkan masalah kemacetan yang ditimbulkan dengan makin banyaknya kendaraan bermotor di Bandung. Sudah tidak terhitung waktu dan bahan bakar yang terbuang saat terjebak dalam kemacetan atau antri di jalur lalu lintas yang padat. Perkembangan transportasi tersebut, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif yang banyak. Dampak positifnya yaitu dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bepergian ataupun untuk bekerja. Dampak negatifnya yaitu semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, makin bertambah pula emisi yang berada di udara yang disebabkan karena pembakaran dari kendaraan bermotor tersebut. Proses pembakaran dari kendaraan bermotor menghasilkan beberapa unsur pencemar seperti Partikulat, CO. Belum lagi jumlah kendaraan dari luar Kota Bandung dimana setiap harinya banyak yang melintasi Kota Bandung dan tentunya akan menyumbang polusi yang tinggi.x, NO X, SO X (Dinas Perhubungan, ). Seiring dengan perkembangannya, banyak peneliti yang mulai mencoba merambah dunia udara. Seperti, telah ditemukannya rumus dan persamaan perkembangan model awal dari rumus Gauss. Rumus

DFLS (Delhi Finite Line Source) adalah suatu rumus yang paling logis untuk memprediksi konsentrasi polutan di udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu dari faktor meteorologis khususnya kecepatan udara, arah angin, stabilitas atmosfer dan lainnya. Data semacam ini diperoleh dari stasiun pemantau yang berada di wilayahnya (Khaled,et al, ). Konsentrasi SO ini sangat dipengaruhi oleh faktor meteorologi. Angin, turbulensi, stabilitas atmosfer, inversi, hujan, kabut dan radiasi surya.. Data. Data dan Metode a) Data kendaraan mobil bensin, mobil solar, bus dan truk dengan rentang waktu Januari sampai 9 Januari b) Data arah dan kecepatan angin, intensitas matahari, temperatur udara, kelembaban dan curah hujan dengan rentang waktu Januari sampai 9 Januri c) Data sampling konsentrasi SO untuk verifikasi... Model Delhi Finite Line Source Penelitian ini diawali dengan melakukan pengelompokkan data kendaraan dan data meteorologi dari PT Jasa Marga dan LAPAN Bandung dengan rentang waktu.-9.,.-.,.-. WIB, dimana waktu-waktu ini mewakili pagi, siang dan sore hari. Pengelompokkan ini dikarenakan aktivitas kesibukan yang terjadi di waktu tersebut. Berikut akan dijelaskan mengenai metode-metode yang akan dipakai pada penelitian ini. Untuk mencari beban emisi menggunakan rumus : Beban emisi (g/jam) = jumlah kendaraan (kendaraan/jam) x faktor emisi (g/km/kendaraan) x panjang jalan (km) (Srikandi, 9). Untuk menghitung nilai konsentrasi polutan Sulfur Dioksida (SO ) yang berasal dari sumber garis maka metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Delhi Finite Line Sorce. Perhitungan konsentrasi polutan Sulfur Dioksida (SO ) ini menggunakan persamaan: = exp..πσ.ū z h σ + exp z + h σ Dalam perhitungan DFLS ini diperlukan langkah-langkah awal sebagai berikut: Perbedaan kedua domain prediksi terletak pada kondisi batas lateral arah zonal. Pengaturan kondisi batas diatur pada namelist.input dibagian kontrol kondisi batas. Dari data kecepatan angin dan intensitas matahari kita dapat menetukan klasifikasi stabilitas udara Pasquil pada tabel (Vesilind, et al, 99). Mendukung pernyataan sebelumnya, angin akan mempengaruhi kecepatan penyebaran dan pencampuran polutan udara dengan udara disekitarnya di atmosfer (Lutgens dan Tarbuck, 9). Radiasi surya secara tidak langsung mempengaruhi polusi udara yaitu sebagai energi penggerak udara karena perbedaan pemanasan permukaan sehingga mempengaruhi terjadinya inversi dan stabilitas udara (Suharsono, 9). Tabel Klasifikasi Stabilitas Udara Pasquil (Khaled et al, ) Kecepatan angin (m/s) Siang jam sebelum matahari terbit/setelah matahari tenggelam Intensitas radiasi matahari Kuat Sedang Lemah Mendung > W/m - < W/m W/m < A A-B B C D - A-B B C C D - B B-C C C D - C C-D D D D > C D D D D Berdasarkan kondisi kestabilan atmosfer didapat pada tabel kemudian perlu pendekatan dengan menggunakan bilangan Richardson. Setelah diketahui kecepatan angin dan huruf intensitas matahari, maka dapat dilanjutkan dengan mengaplikasikan parameter dalam tabel berikut : Tabel Nilai Parameter Untuk Model DFLS (Chock, 9) Parameter Stabil (Ri>.) Pasquil (E-F) Neutral (. >Ri>-.) Pasquil (C-D) Tidak Stabil (Ri >-.) PasquIl (A- B) a.9.. b... c..9. α... β... ƴ... U... U... Untuk mengetahui kecepatan angin efektif, perlu mengaplikasikan persamaan berikut : Ūe = (ū sin θ + Uo) Vertical dispersion coefficient (σz) tergantung pada jarak dari sumber (x) dan stabilitas atmosfer. Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai (σz) adalah : σ z =!" + #$ sin) *+, Tinggi efektif sumber (ho) adalah penjumlahan dari tinggi line source (H) dan kenaikan emisi (Hp). Untuk mendapatkan ho dapat menggunakan persamaan berikut: ho = tinggi sumber z o + [(((F )/ α (U') ), )x]

.. Verifikasi Hasil Hasil dari keluaran model akan diverifikasi dengan melakukan perbandingan terhadap hasil sampling lapangan. Galat nilai konsentrasi hasil model dengan sampling dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut : Beban Emisi (g/jam) Total Beban Emisi Senin Januari Total Beban Emisi -"."/ = x. Hasil dan Pembahasan.. Beban Emisi Total Gambar Total Beban Emisi Kendaraan Senin Januari Total Beban Emisi Sabtu januari Beban Emisi (g/jam) Total Beban Emisi Beban Emisi (g/jam) Total Beban Emisi Selasa 9 Januari Total Beban Emisi Gambar Total Beban Emisi Kendaraan Sabtu Januari Beban Emisi (g/jam) Total Beban Emisi Minggu Januari Gambar Total Beban Emisi Kendaraan Minggu Januari Total Beban Emisi Pada hari libur beban emisi maksimum kendaraan terjadi pada sore hari yaitu jam.-. WIB. Untuk hari Sabtu beban emisi adalah 9 g/jam dan untuk hari Minggu adalah g/jam. Gambar Total Beban Emisi Kendaraan Selasa 9 Januari Untuk hari Senin pada jam.-9. WIB dan.-. WIB beban emisi adalah g/jam dan g/jam. Untuk hari Selasa adalah g/jam dan g/jam... Konsentrasi SO Dari hasil beban emisi kemudian didapatkan konsentrasi SO. Konsentrasi ini menunjukkan ratarata maksimum pada pagi hari yaitu pukul. sampai dengan 9. WIB. Konsentrasi rata-rata maksimum pada pagi hari adalah, μg/m. Konsentrasi untuk siang hari pada jam.-. WIB adalah μg/m. Konsentrasi untuk sore hari pada jam.-. WIB adalah, μg/m. Konsentrasi harian SO adalah sekitar, μg/m.

.. Hubungan Konsentrasi SO dengan Kelembaban, Curah Hujan, dan Intensitas Matahari C C Gambar Perbandingan konsentrasi SO model SO Terhadap RH dengankelembaban Sabtu Januari Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan CH (mm) RH () SO Terhadap CH Konsentrasi SO Kelembaban () Konsentrasi SO Curah Hujan (mm) curah hujan Sabtu Januari hari untuk kelembaban adalah C =, μg/m dan RH = 9,. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan kelembaban memiliki hubungan positif. Dimana konsentrasi naik seiring dengan naiknya kelembaban dan sebaliknya. Akan tetapi pengaruh parameter ini berkisar kecil terhadap konsentrasi SO. konsentrasi SO adalah 9, μg/m, siang konsentrasi SO adalah, μg/m, dan sore hari adalah.9 μg/m. Sedangkan untuk curah hujan pada pagi hari adalah tidak ada hujan, siang hari adalah, mm, sore hari adalah,9 mm. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan curah hujan adalah C =. μg/m dan CH =, mm. Perbandingan siang dan sore hari adalah C =, μg/m dan CH =, mm. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan curah hujan tidak memiliki korelasi. konsentrasi SO adalah 9, μg/m, siang konsentrasi SO adalah, μg/m, dan sore hari adalah.9 μg/m. Sedangkan untuk intensitas matahari pada pagi hari adalah W/m. siang hari adalah W/m, sore hari adalah W/m. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan intensitas matahari adalah C =. μg/m dan Im = W/m. Perbandingan siang dan sore hari untuk konsentrasi dan intensitas matahari adalah C =, μg/m dan Im = W/m. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan intensitas matahari memiliki hubungan negatif. Dimana konsentrasi naik seiring dengan berkurangnya intensitas matahari dan sebaliknya. SO Terhadap RH C 9 SO Terhadap Im Im (W/m) Konsentrasi SO Intensitas Matahari (W/m) C 9 RH () Konsentrasi SO Kelembaban () Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan intensitas matahari Sabtu Januari konsentrasi SO adalah 9, μg/m, siang konsentrasi SO adalah, μg/m, dan sore hari adalah.9 μg/m. Sedangkan untuk kelembaban pada pagi hari adalah,. siang hari adalah,, sore hari adalah,. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan kelembaban adalah C =. μg/m dan RH = 9,. Perbandingan siang dan sore Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan kelembaban Minggu Januari

C SO Terhadap CH CH (mm) Konsentrasi SO Curah Hujan (mm) hari untuk konsentrasi dan intensitas matahari adalah C =.9 μg/m dan Im = W/m. Perbandingan siang dan sore hari untuk konsentrasi dan intensitas matahari adalah C =, μg/m dan Im = W/m. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan intensitas tidak memiliki korelasi. SO Terhadap RH Gambar 9 Perbandingan konsentrasi SO model dengan C 9 9 RH () Konsentrasi SO Kelembaban () curah hujan Minggu Januari C SO Terhadap Im 9 Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan intensitas matahari Minggu Januari konsentrasi SO adalah,9 μg/m, siang konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah. μg/m. Sedangkan untuk kelembaban pada pagi hari adalah,. siang hari adalah,, sore hari adalah,9. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan kelembaban adalah C =.9 μg/m dan RH = 9,. Perbandingan siang dan sore hari untuk kelembaban adalah C =, μg/m dan RH =. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan kelembaban tidak memiliki korelasi. konsentrasi SO adalah,9 μg/m, siang konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah. μg/m. Sedangkan untuk curah hujan pada pagi dan siang hari adalah tidak ada hujan, sore hari adalah, mm. Perbandingan siang dan sore hari untuk konsentrasi dan curah hujan adalah C =, μg/m dan CH =, mm. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan curah hujan memiliki hubungan positif. Dimana konsentrasi naik seiring dengan hujan dan sebaliknya. konsentrasi SO adalah,9 μg/m, siang konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah. μg/m. Sedangkan untuk intensitas matahari pada pagi hari adalah 9 W/m. siang hari adalah W/m, sore hari adalah W/m. Perbandingan pagi dan siang Im (W/m) Konsentrasi SO Intensitas Matahari (W/m) Gambar Perbandingan Konsentrasi SO model dengan C 9 kelembaban Senin Januari SO Terhadap Im Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan intensitas matahari Senin Januari konsentrasi SO adalah, μg/m, siang hari konsentrasi SO adalah, μg/m, dan sore hari adalah,99 μg/m. Sedangkan untuk kelembaban pada pagi hari adalah,. siang hari adalah,, sore hari adalah. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan kelembaban adalah C =. μg/m dan RH =,. Perbandingan siang dan sore hari untuk kelembaban adalah C =, μg/m dan RH =,. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan kelembaban memiliki hubungan positif. Dimana konsentrasi naik seiring dengan naiknya kelembaban dan sebaliknya. Akan tetapi pengaruh parameter ini berkisar kecil terhadap konsentrasi SO. konsentrasi SO adalah, μg/m, siang hari konsentrasi SO adalah, μg/m, dan sore hari adalah,99 μg/m. Sedangkan untuk intensitas matahari pada pagi hari adalah W/m, siang hari adalah W/m, sore hari adalah W/m. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan kelembaban Im (W/m) Konsentrasi SO Intensitas Matahari (W/m)

adalah C =. μg/m dan Im = W/m. Perbandingan siang dan sore hari untuk kelembaban adalah C =, μg/m dan Im = W/m. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan intensitas matahari memiliki hubungan negatif. Dimana konsentrasi naik dengan berkurangnya intensitas matahari dan sebaliknya. C Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan C kelembaban Selasa 9 Januari Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan curah hujan Selasa 9 Januari C SO Terhadap RH 9 Gambar Perbandingan konsentrasi SO model dengan RH () SO Terhadap CH CH (mm) SO Terhadap Im Im (W/m) intensitas matahari Selasa 9 Januari Konsentrasi SO Kelembaban () Konsentrasi SO Curah Hujan (mm) Konsentrasi SO Intensitas Matahari (W/m) adalah,. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan kelembaban adalah C =. μg/m dan RH =,. Perbandingan siang dan sore hari untuk kelembaban adalah C =, μg/m dan RH =,. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan kelembaban tidak memiliki hubungan. konsentrasi SO adalah, μg/m, siang konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah, μg/m. Sedangkan untuk curah hujan pada pagi hari adalah tidak ada hujan. siang hari adalah, mm, sore hari adalah tidak ada hujan. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan curah hujan adalah C =. μg/m dan CH =, mm. Perbandingan siang dan sore hari untuk konsentrasi dan curah hujan adalah C =, μg/m dan CH =, mm. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan curah hujan memiliki hubungan negatif. Dimana konsentrasi naik ketika tidak ada hujan dan sebaliknya. konsentrasi SO adalah, μg/m, siang hari konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah, μg/m. Sedangkan untuk intensitas matahari pada pagi hari adalah W/m, siang hari adalah W/m, sore hari adalah W/m. Perbandingan pagi dan siang hari untuk konsentrasi dan intensitas matahari adalah C =. μg/m dan Im = 9 W/m. Perbandingan siang dan sore hari untuk konsentrasi dan matahari adalah C =, μg/m dan Im = W/m. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan intensitas matahari memiliki hubungan negatif. Dimana konsentrasi naik dengan berkurangnya intensitas matahari dan sebaliknya. Dari parameter-parameter meteorologi yang telah dibandingkan dengan konsentrasi SO hasilnya bervariasi. Hal ini dapat terjadi karena senyawa SO itu sendiri yang bersifat sangat reaktif sehingga kenaikan atau penurunan konsentrasi dapat terjadi karena faktor lain, yaitu penggabungan SO itu sendiri dengan zat-zat lain di udara... Validasi Konsentrasi SO Konsentrasi SO pada daerah sampling lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi simulasi model, hal ini dikarenakan masuknya polutan SO dari berbagai sumber lain pada daerah observasi. Dari perhitungan nilai eror didapat nilai eror terkecil sebesar. pada hari Sabtu Januari pukul.-. WIB. Tabel Nilai Konsentrasi SO Hasil Sampling dengan Hasil Model konsentrasi SO adalah, μg/m, siang hari konsentrasi SO adalah,9 μg/m, dan sore hari adalah, μg/m. Sedangkan untuk kelembaban pada pagi hari adalah,. siang hari adalah, sore hari Tanggal Januari Januari Waktu Simulasi (μg/m) Sampling (μg/m).-..9.9 Galat..-..9..

Januari Januari Januari Januari Januari Januari Januari Januari 9 Januari.-...9 9..-....- 9....-..9.9.-...9.- 9....-.. 9..-.. 9..-.... Kesimpulan..9... 9...9 Khare, M. dan Nagendra, S.M.S.. Artificial Neural Networks in Vehicular Pollution Modelling. Indian Institute of Technology Madras. India Pasquil, F.9. The Estimation Of The Dispersion Of Wind Borne Material. Meteorological Magazine, 9,-9 Sharma, P. Khare, M. and Chakrabarti, S.P. 999. Application of Extreme Value Theory ForPredicting Violations Of Air Quality Standards For An Urban Road Intersection. Transportation Research D, -. Soedomo.. Pencemaran Udara, Kumpulan Karya Ilmiah, Institut Teknologi Bandung. Dari hasil model DFLS menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata maksimum SO di gerbang tol Pasteur terjadi pada pagi hari yaitu pukul. sampai dengan 9. WIB dengan konsentrasi ratarata maksimum sebesar, μg/m. Konsentrasi ini dipengaruhi oleh beban emisi kendaraan. Dalam hal hubungannya dengan kelembaban, curah hujan, dan intensitas matahari, hasilnya bervariasi sehingga dapat dikatakan parameter meteorologi tidak berpengaruh langsung terhadap konsentrasi SO. Hal ini dapat terjadi karena senyawa SO itu sendiri yang bersifat sangat reaktif sehingga kenaikan atau penurunan konsentrasi dapat terjadi karena faktor lain, yaitu penggabungan SO itu sendiri dengan zatzat lain di udara. Selain itu juga dikarenakan faktor model DFLS ini sendiri, karena dalam model hanya memasukkan koefisien dispersi atmosferik pada basis kecepatan angin dan temperatur, tidak dimasukkannya sinar matahari dan tutupan awan pada koefisien dispersi atmosferik. Selain itu pengaruh inversi juga harus diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan prediksi yang akurat dan lengkap.. Daftar Pustaka Wardhana, Wisnu Arya. (). Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Chock, D.P., 9. A simple line source model for dispersion near roadways. Atmos-pheric Environment, (), - 9. Khare, M. dan Sharma, P.. An Empirically Modified Traffic Forecasting Model For Delhi. India Khaled, S. M, Essa. M, dkk.. Estimation of Seasonal Atmospheric Stability and Mixing Height by Using Different Scheme. Radiation Physics & Protection Conference