METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODE PENELITIAN

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. BAHAN DAN METODE

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1 Lay out penelitian I

III. BAHAN DAN METODE

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatra Utara. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia tanam 28 tahun. Analisis tanah dilakukan di laboratorium Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Laboratorium Kimia Riset Pekanbaru PT. Sarana Inti Pratama. 3.2. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu cangkul, parang, ring sampel, kamera, meteran tanah, kantong plastik, kertas label, alat tulis, oven, timbangan analitik, gelas ukur, ayakan 50 mikron, labu semprot, hotplate dan alatalat laboratorium lainnya. Bahan yang digunakan yaitu contoh tanah perkebunan kelapa sawit usia tanam 28 tahun, aquades, larutan H 2 O 2, larutan peptisator, HCL, dan bahan-bahan lain untuk analisis sifat fisika dan kimia tanah di laboratorium. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode observasi, yaitu pengambilan sampel dilapangan dan dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan data kuantitatif. Penentuan titik dilakukan dengan metode purposive random sampling. Terdapat 5 unit sampel untuk mewakili 1 (satu) blok 23

yang seluas 25 ha lahan perkebunan kelapa sawit, ke 5 (lima) sampel dianalisis sifat fisik dan kimianya sesuai metode yang diterapkan di Balai Penelitian Tanah. Metode yang digunakan untuk penetapan Bulk Density menggunakan metode nisbah bobot tanah/volume, penentuan kadar air menggunakan metode bouyoucos, penentuan nilai C-organik menggunakan metode Walkey and Black, penentuan nitrogen tanah menggunakan metode Kjeldahl, penetapan posfor (P) tanah menggunakan metode spektrofotometer, pengukuran kalium (K) dengan metode Flamefotometer dan menentukan KTK menggunakan metode pencucian. 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan Persiapan penelitian merupakan langkah awal sebelum penelitian dilakukan. Persiapan yang dilakukan meliputi survai lokasi penelitian dan pengurusan legalitas (izin penelitian) sebelum lokasi penelitian ditetapkan serta pengadaan alat dan bahan penunjang penelitian 3.4.2. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan pada tanggal 14 17 april 2014, survei yang dilakukan meliputi penentuan lokasi penelitian (setelah legalitas didapatkan), penggalian informasi dan pengumpulan data di lokasi penelitian yang dijadikan sebagai data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung bersama instansi perkebunan PT. Asam Jawa. 24

3.4.3. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan di perkebunan kelapa sawit usia 28 tahun, sebelum pengambilan sampel terlebih dahulu dilakukan penentuan titik sampel. Penentuan titik sampel dilakukan pada tanggal 28 april 2014 dengan metode purposive random sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 29 april 2014 dan dilakukan dengan menggunakan alat berupa ring sampel dengan diameter 5,5 cm yang memiliki panjang 7 cm, sedangkan untuk analisis sampel terganggu digunakan bor gambut dengan mengambil sampel hingga kedalaman 100 cm kemudian dilakukan pelabelan. D C E A B Gambar 3.1. Sketsa petak contoh titik pengambilan sampel Random sampling 3.4.4. Analisis di Laboratorium Analisis di laboratorium merupakan tahap penelitian setelah pengambilan sampel di lapangan. Analisis ini merupakan analisis sifat fisika tanah yang meliputi Bulk Density, Kadar Air Tanah, Ketebalan Lapisan Organik, analisis fisika tanah dilakukan di laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan pada tanggal 30 april s/d 1 mei 2014, sedangkan analisis sifat kimia tanah yang meliputi analisis ph, C-Organik, N-total, P-tersedia, K-HCl 25%, dan 25

kapasitas tukar kation (KTK), analisis kimia tanah dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Pekanbaru PT. Sarana Inti Pratama pada tanggal 1 30 mei 2014. 3.5. Parameter dan Prosedur Kerja 3.5.1. Sifat Fisika Tanah A. Bulk Density Prosedur kerja pengambilan sampel bulk density adalah sebagai berikut; mempersiapkan ring sampel, permukaan tanah dibersihkan dari vegetasi yang tumbuh dipermukaan selanjutnya ring sampel diletakkan diatas permukaan tanah dan ditekan kedalam hingga rata tenggelam kedalam tanah. Ring sampel diambil dengan cara menggali dan setelah ring sampel dinaikkan, kemudian diberikan label sesuai dengan urutannya. Analisis di laboratorium dilakukan dengan menggunakan tanah utuh yang telah diambil dengan ring sampel, ditimbang menggunakan timbangan digital analitik untuk mengetahui berat basahnya, kemudian dimasukkan kedalam oven 105 0 C selama 24 jam. Setelah dioven, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat setelah oven. Selanjutnya tanah dikeluarkan dari ring sampel dan timbang ring sampel untuk mengetahui berat ring dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut (Tambunan, 2008); = h = ( / 26

B. Kadar Air Tanah Kadar air tanah ditentukan dengan cara mengambil tanah menggunakan ring oven, kemudian tanah yang telah diambil selanjutnya dioven pada suhu 105 0 C selama 1x24 jam, sebelum dioven tanah ditimbang lagi untuk mengetahui berat basahnya, dan lakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut (Lembaga Penelitian Tanah, 1997); = BTSO BTKO BTKO x 100 % Keterngan : BTSO BTKO = berat tanah sebelum oven = berat tanah kering oven C. Ketebalan Gambut Pengukuran ketebalan tanah gambut dilakukan pada sebuah titik atau lokasi pengukuran yang sudah ditentukan titik untuk pengambilan sampel tanah. Prosedur kerja untuk mengetahui ketebalan tanah gambut adalah sebagai berikut masukkan bor tanah gambut atau bor Eijkelkamp yang dimodifikasi secara bertahap, selanjutnya bor diangkat untuk dicatat kedalamannya dan diambil contoh tanahnya apabila bor belum mencapai lapisan tanah mineral maka disambungkan dengan batang bor berikutnya, pencatatan di ulangi pada setiap penyambungan bor sampai mencapai tanah mineral. 27

3.5.2. Sifat Kimia Tanah A. Penetapan ph Tanah Metode ph Meter Nilai ph menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai log[h+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala ph. Electrode gelas merupakan electrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Prosedur kerja dalam analisis ph tanah adalah sebagai berikut : timbang tanah yang sudah di ambil, kemudian ambil tanah yang sudah disaring sebanyak 10 g tanah (lolos saringan 0,5 mm) dimasukkan ke dalam botol kocok, lalu ditambahkan 50 ml H 2 O dan dikocok selama 30 menit di atas shaker, kemudian diamkan selama 5 menit lalu diukur menggunakan ph-meter (Sulaeman et al., 2005). B. C-Organik Metode Walkey and Black Sebanyak 0,5 g contoh tanah ukuran < 0,5 mm dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan 5 ml K 2 Cr 2 O 7 1 N, lalu dikocok. Tambahkan 7,5 ml H 2 SO 4 pekat, dikocok lalu diamkan selama 30 menit. Diencerkan dengan air bebas ion, biarkan dingin dan diimpitkan. Keesokan harinya diukur absorbansi larutan jernih dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 561 nm. Sebagai pembanding dibuat standar 0 dan 250 ppm, dengan memipet 0 dan 5 ml larutan standar 5.000 ppm kedalam labu ukur 100 ml dengan perlakuan yang sama dengan pengerjaan contoh (Sulaeman et al., 2005). 28

C. Nitrogen Tanah Metode Kjeldah Sebanyak 500 mg tanah (lolos saringan 0,5 mm) dimasukkan kedalam labu Kjeldahl 25 ml. Setelah itu ditambahkan 1,9 g Se,CuSO 4 dan Na 2 SO 4, 5 ml H 2 SO 4 pekat dan 5 tetes parafin cair kedalam labu, kemudian panasi labu di kamar asap dengan api kecil hingga diperoleh cairan berwarna terang (hijau biru) lalu ditambahkan aquades kira-kira 50 ml dan 5 ml NaOH 50% dan lakukan destilasi, kemudian hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi campuran 10 ml H 3 BO 4 4% dan 5 tetes indikator Conway. Terakhir titrasi destilasi dengan HCL 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau kemerah (Sulaeman et al., 2005). D. Penetapan P dengan Metode Bray Tanah yang sudah di timbang sebanyak 2,5 g contoh tanah < 2 mm, setelah itu ditambah pengekstrak Bray dan Kurt I sebanyak 25 ml, kemudian dikocok selama 5 menit. Saring dan bila larutan keruh dikembalikan ke atas saringan semula (proses penyaringan maksimum 5 menit). Dipipet 2 ml ekstrak jernih kedalam tabung reaksi. Contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna fosfat sebanyak 10ml, dikocok dan dibiarkan 30 menit. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm (Sulaeman et al., 2005). E. Penetapan K dengan Ekstrak HCL 25% Sebanyak 2,00 g contoh tanah ukuran < 2 mm dimasukkan ke dalam botol kocok dan ditambahkan 10 ml HCL 25% lalu kocok dengan mesin kocok selama 5 jam. Masukan kedalam tabung reaksi dibiarkan semalam atau 29

disentrifuse. Pipet 0,50 ml ekstrak jernih contoh kedalam tabung reaksi. Tambahkan 9,50 ml air bebas ion (pengenceran 20x) dan dikocok. Pipet 2 ml ekstrak contoh encer dan deret standar, dimasukkan kedalam tabung reaksi dibiarkan selama 30 menit diukur langsung dengan alat flamefotometer (Sulaeman et al., 2005). F. Kapasitas Tukar Kation Penetapan nilai tukar kation menggunakan metode destilasi langsung, yang bertujuan mengetahui tingkat kemampuan tanah dalam menjerab kationkation yang nantinya dapat dilepaskan kembali sehingga tersedia bagi tanaman. Prosedur kerja analisis Kapasitas Tukar Kation adalah sebagai berikut : pada cara destilasi langsung dikerjakan seperti penetapan N-Kjeldahl tanah, isi tabung perkolasi (setelah selesai tahap pencucian dengan etanol) dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu didih. Gunakan air bebas ion untuk membilas tabung perkolasi. Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquades hingga setengah volume labu. Siapkan penampung untuk NH 3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 1 % yang ditambah 3 tetes indikator Conway (berwarna merah) dan dihubungka n dengan alat destilasi. Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40% sebanyak 10 ml kedalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup. Destilasi hingga volume penampung mencapai 50-75 ml (berwarna hijau). Destilat dititrasi dengan H 2 SO 4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat volume titar contoh (V c ) dan blanko (V b ) (Sulaeman et al, 2005). 30

3.6. Analisis Data Data data yang diperoleh baik dari lapangan maupun hasil analisis laboratorium akan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Data tersebut berupa data primer dan data sekunder, data primer merupakan hasil analisis kesuburan tanah baik secara fisika dan kimia, sedangkan data sekunder adalah hal-hal yang berhubungan dengan iklim, sejarah tanah gambut perkebunan serta dilengkapi dengan peta. Data data hasil analisis tanah di laboratorium tersebut, dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik kimia tanah dan status kesuburan tanahnya. Analisis karakteristik kimia tanah dianalisis menggunakan kriteria penilaian status kimia tanah dari Lembaga Penelitian Tanah (LPT, 1983). 31