BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan ini adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan pengujian hipotesa. Rancangan penelitian ini menggunakan metode survey wawancara dengan kuesioner dengan pendekatan case control yang bersifat observasi dimana dilakukan perbandingan antara sekelompok orang yang menderita penyakit (kasus) dengan sekelompok lainnya yang tidak menderita penyakit tersebut (kontrol), kemudian dicari faktor risiko yang menyebabkan timbulnya penyakit tersebut. 27,28) B. Populasi dan Sampel (Subjek) Penelitian 27) 1. Populasi a. Populasi kasus Populasi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. b. Populasi kontrol Populasi kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang ada di sekitar penderita DBD yang tidak menderita DBD dengan radius 100 meter, antara bulan Januari sampai dengan Juni 2010 yang disamakan umur, jenis kelamin 27
dan status gizinyadengan jumlah 47 responden. 2. Sampel a. Sampel kasus Sampel kasus dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. b. Sampel kontrol Sampel kontrol diambil dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria : 1) Tidak ada anggota keluarga yang menderita DBD. 2) Umur sampel kontrol sama dengan umur sampel kasus ± 1 tahun. 3) Jenis kelamin sampel kontrol sama dengan jenis kelamin sampel kasus. 4) Tinggal dalam wilayah radius 100 m dengan sampel kasus, antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juni 2010. 5) Status gizi Indeks Massa Tubuh/IMT kontrol sama dengan IMT kasus ± 1 kg/m 2 dan masih dalam kategori yang sama status gizinya, bila masih berumur dibawah lima tahun status gizi kontrol sama dengan status gizi kasus dapat dilihat pada Tabel Berat Badan Per Umur) Perbandingan sampel kontrol dengan sampel kasus adalah 1:1 28
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian selama periode bulan Januari tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2010. D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Terikat Kejadian DBD adalah suatu kasus DBD yang didiagnosis oleh dokter yang dicatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota semarang. Skala : nominal. 2. Variabel Bebas a. Breeding places di dalam rumah. Adalah tempat perindukan nyamuk yang berada di dalam rumah berupa bak penampungan air, bak kamar mandi, bak WC, ember, tempat tetesan air dispenser dan tempat curahan kulkas dengan wawancara dan observasi. 1) Ada (apabila di dalam rumah responden terdapat breeding place) 2) Tidak ada (apabila di dalam rumah responden tidak terdapat breeding place) Skala : nominal 29
a. Breeding places di luar rumah. Adalah tempat perindukan nyamuk yang berada di luar rumah berupa kolam ikan, tempat air minum burung,tempat pot tanaman dan tandon air, dengan wawancara dan observasi. 1) Ada (apabila di luar rumah responden terdapat breeding place) 2) Tidak ada (apabila di luar rumah responden tidak terdapat breeding place) Skala : nominal b. Resting place di dalam rumah Adalah tempat nyamuk beristirahat setelah menggigit yang berada di dalam rumah berupa tempat yang gelap, lembab dan sedikit dingin serta pakaian yang menggantung dengan observasi. 1) Ada (apabila di dalam rumah responden terdapat resting place) 2) Tidak ada (apabila di dalam rumah responden tidak terdapat resting place) Skala : nominal c. Resting place di luar rumah Adalah tempat nyamuk beristirahat setelah menggigit yang berada di luar rumah berupa semak-semak yang ada di halaman rumah responden dengan observasi. 1) Ada (apabila di luar rumah responden terdapat resting place) 2) Tidak terdapat ada (apabila di luar rumah responden tidak ada resting place) 30
Skala : nominal. d. Kebiasaan menutup rapat tempat penampungan air Adalah praktik keluarga dalam mencegah masuknya nyamuk ke dalam penampungan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui kuesioner dan observasi langsung. 1) Tidak biasa (apabila tidak pernah atau hanya kadang-kadang menutup rapat tempat penampungan air). 2) Biasa (apabila selalu menutup rapat tempat penampungan air) Skala : nominal. e. Kebiasaan menguras tempat penampungan air Adalah praktik yang dilakukan keluarga dalam membasmi telur dan jentik pada seluruh tempat penampungan air di rumahnya dalam kurun waktu seminggu, melalui wawancara dan observasi langsung. 1) Lebih dari seminggu sekali (lebih dari 7 hari) penampungan air dikuras. 2) Seminggu sekali atau kurang dari seminggu sekali (7 hari atau kurang dari 7 hari) penampungan dikuras. Skala : nominal f. Kebiasaan mengubur barang-barang bekas Praktik yang dilakukan keluarga dalam mengamankan/mencegah agar barang-barang bekas (plastik, kaleng, ban, ember, gelas) tidak menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti 1) Tidak biasa (apabila tidak mengubur barang-barang bekas/ 31
barang bekas berserakan) 2) Biasa (apabila mengubur barang-barang bekas/barang bekas tidak berserakan) Skala : nominal g. Kelembaban udara ruangan Kelembaban udara ruangan yang diukur adalah ruang keluaraga dengan Hygrometer antara jam 09.00-12.00. 1) Lembab (apabila kelembaban ruangan 60 %). 2) Tidak lembab (apabila kelembaban ruangan < 60 %). h. Pencahayaan ruangan Intensitas cahaya yang diukur adalah ruang keluarga dengan alat Luxmeter antara jam 09.00-12.00. 1) Gelap (apabila intenitas pencahayaan ruangan < 20 Lx). 2) Tidak gelap (apabila intensitas pencahayaan ruangan 20 Lx. 3. Variabel pengganggu a. Umur Merupakan waktu hari lahirnya seseorang dihitung sampai pada saat diteliti. Umur kontrol sama dengan umur kasus ± 1 tahun. b. Jenis kelamin Merupakan pembeda antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan Jenis kelamin kasus dan jenis kelamin kontrol sama. c. Status Gizi (Indeks Masa Tubuh (IMT) kontrol sama dengan IMT kasus ± 1 kg/m 2, bila masih Bawah lima tahun (Balita) status gizi kontrol sama dengan status gizi kasus dapat dilihat pada Tabel Berat Badan/Umur ). 32
E. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Adalah hasil wawancara langsung dengan responden dan jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner serta observasi langsung. b. Data Sekunder Adalah data yang diambil dari literatur-literatur dari beberapa buku serta dari instansi yang terkait yaitu Puskesmas Srondol, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kantor Kelurahan se wilayah kerja Puskesmas Srondol. 2. Instrumen Penelitian a. Kuesioner, yaitu serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian untuk menggali data primer dari responden. b. Alat tulis, yaitu suatu alat untuk mencatat hasil penelitian, seperti : pensil, pena dan kertas. c. Timbangan injak merek Miyako Type WS-890-VN untuk mengukur berat badan dan microtoce merek One Med No. 26 SM untuk mengukur tinggi badan. d. Lampu senter, yaitu alat untuk melihat ada tidaknya jentik pada tempat penampungan air. e. Higrometer, yaitu alat untuk mengukur kelembaban ruangan. f. Lux meter, yaitu alat untuk mengukur cahaya ruangan. g. Kamera, yaitu alat untuk mendokumentasikan temuan-temuan di lapangan. 3. Alur Penelitian a. Menyiapkan alat dan bahan penelitian. b. Ke Lokasi penelitian, wawancara dan observasi langsung serta 33
mengukur kelembaban udara dan pencahayaan di ruang keluarga. c. Pengukuran Kelembaban udara ruangan dengan Hygrometer. Cara pengukurannya adalah dengan meletakan Hygrometer pada tempat yang akan diukur kelembabannya kemudian tunggu ± 1 menit dan bacalah skalanya. Selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang dihembus kea rah alat tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan secarik kertas atau kipas 29). d. Pengukuran pencahayaan ruangan dengan Luxmeter. Cara Kerja 30). 1) Tentukan titik pengukuran intensitas penerangan, yaitu titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruanganan sebagai berikut : a) Luas ruangan < 10 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak setiap 1 meter. b) Luas ruangan antara 10 m 2 sampai 100 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak setiap 3 (tiga) meter. c) Luas ruangan > 100 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak 6 meter. 2) Cara Pengukuran Intensitas Cahaya 30) : a) Hidupkan Luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. b) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan. c) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah 34
menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil dan catat hasil pengukuran. d) Matikan Luxmeter setelah selesai melakukan pengukuran intensitas penerangan. F. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Editing Meneliti kelengkapan data dengan tujuan mengkoreksi data dengan cara memeriksa kesalahan atau kekurangan pengisian pada setiap jawaban. b. Koding Memberikan kode pada data menurut macamnya untuk memudahkan pengolahan data. 1) Variabel Terikat (Kejadian DBD) (1) : Kasus adalah yang menderita DBD. (2) : Kontrol adalah yang tidak menderita DBD. 2) Variabel Bebas a) Breeding places di dalam rumah (1) : Ada, jika di dalam rumah responden terdapat breeding place (2) : Tidak ada, jika di dalam rumah responden tidak terdapat breeding place. b) Breeding places di luar rumah (1) : Ada, jika di luar rumah responden terdapat breeding place (2) : Tidak ada, jika di luar rumah responden tidak terdapat breeding place. c) Resting places di dalam rumah (1) : Ada, jika di dalam rumah responden terdapat 35
resting place. (2) : Tidak ada, jika di dalam rumah responden tidak terdapat resting place. d) Resting places di luar rumah (1) : Ada, jika di luar rumah responden terdapat resting place. (2) : Tidak ada, jika di luar rumah responden tidak terdapat resting place. e) Kebiasaan menutup rapat tempat penampungan air (1) : Tidak biasa, jika tidak pernah atau kadang-kadang menutup rapat tempat penampungan air. (2) : Biasa, jika selalu menutup rapat tempat penampungan air. f) Kebiasaan menguras tempat penampungan air (1) : Lebih dari seminggu sekali (2) : Seminggu sekali atau kurang dari seminggu sekali g) Kebiasaan mengubur barang-barang bekas (1) : Tidak biasa, jika tidak mengubur barang-barang bekas/barang-barang bekas berserakan. (2) : Biasa, jika tidak mengubur barang-barang bekas /barang-barang bekas berserakan. h) Kelembabab udara ruangan (2) : Lembab, jika kelembaban udara 60 %. (3) : Tidak lembab, jika kelembaban udara < 60 %. i) Pencahayaan ruangan (1) : Gelap, apabila intenitas pencahayaan ruangan < 20 Lx. (2) : Tidak gelap, apabila intensitas pencahayaan ruangan 36
20 Lx. c. Entry data Menyajikan data hasil penelitian ke dalam program komputer komputer. d. Tabulasi Menyajikan data ke dalam suatu tabel dengan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Dilakukan untuk mendiskripsikan tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisis Bivariat 1) Tabulasi silang Tabulasi silang (crosstab) untuk menyajikan data dalam baris dan kolom. Analisa ini untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (faktor lingkungan dan praktik PSN) dan variabel terikat (kejadian DBD) Kemudian untuk mengetahui kekuatan hubungan antara faktor risiko dengan kejadian DBD digunakan perhitungan Odd Ratio (OR). Nilai OR merupakan orang yang terpapar faktor risiko mempunyai kemungkinan terkena sebanyak (nilai OR) kali dibanding yang tidak terpapar risiko. OR = a. d b. c 37
Untuk menghitung OR menggunakan tabel berikut ini : Tabel 3.1 Cara Menghitung OR 28) Kejadian Demam Berdarah Total Faktor risiko Dengue Kasus Kontrol + a b a+b - c d c+d a+c b+d a+b+c+d Keterangan OR (Odd Ratio) : a) OR = 1 atau mencakup angka 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko. b) OR < 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif. c) OR > 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko terjadinya penyakit. 2) Uji Analisis Uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X 2 ), dengan derajat kemaknaan/nilai keyakinan 95 % dan level significant/alfa 5 %. 38
G. Jadwal Penelitian No Kegiatan Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Konsultasi Pembimbing X X X X X X X X X 2. Observasi Lapangan X X X 3. Seminar dan Perbaikan X X Proposal 4. Usulan Penelitian X X X X 5. Persiapan Penelitian X X X X 6. Penelitian X X X X X X 7. Analisa dan Penyusunan Hasil X 8. Ujian Skripsi X X 9. Penyerahan Skripsi X 39