BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yaitu peneliti akan

I. IDENTITAS RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

HUBUNGAN KEBERADAAN BREEDING PLACES, CONTAINER INDEX DAN PRAKTIK 3M DENGAN KEJADIAN DBD (STUDI DI KOTA SEMARANG WILAYAH BAWAH)

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB III METODE PENELITIAN

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

HUBUNGAN KEPADATAN JENTIK Aedes sp DAN PRAKTIK PSN DENGAN KEJADIAN DBD DI SEKOLAH TINGKAT DASAR DI KOTA SEMARANG

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB III METODE PENELITIAN

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR KEBERADAAN BREEDING PLACE DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

Putri Pratiwi *), Suharyo, SKM, M.Kes**), Kriswiharsi Kun S, SKM, M.Kes**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

SUMMARY HASNI YUNUS

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan ini adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan pengujian hipotesa. Rancangan penelitian ini menggunakan metode survey wawancara dengan kuesioner dengan pendekatan case control yang bersifat observasi dimana dilakukan perbandingan antara sekelompok orang yang menderita penyakit (kasus) dengan sekelompok lainnya yang tidak menderita penyakit tersebut (kontrol), kemudian dicari faktor risiko yang menyebabkan timbulnya penyakit tersebut. 27,28) B. Populasi dan Sampel (Subjek) Penelitian 27) 1. Populasi a. Populasi kasus Populasi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. b. Populasi kontrol Populasi kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang ada di sekitar penderita DBD yang tidak menderita DBD dengan radius 100 meter, antara bulan Januari sampai dengan Juni 2010 yang disamakan umur, jenis kelamin 27

dan status gizinyadengan jumlah 47 responden. 2. Sampel a. Sampel kasus Sampel kasus dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. b. Sampel kontrol Sampel kontrol diambil dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria : 1) Tidak ada anggota keluarga yang menderita DBD. 2) Umur sampel kontrol sama dengan umur sampel kasus ± 1 tahun. 3) Jenis kelamin sampel kontrol sama dengan jenis kelamin sampel kasus. 4) Tinggal dalam wilayah radius 100 m dengan sampel kasus, antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juni 2010. 5) Status gizi Indeks Massa Tubuh/IMT kontrol sama dengan IMT kasus ± 1 kg/m 2 dan masih dalam kategori yang sama status gizinya, bila masih berumur dibawah lima tahun status gizi kontrol sama dengan status gizi kasus dapat dilihat pada Tabel Berat Badan Per Umur) Perbandingan sampel kontrol dengan sampel kasus adalah 1:1 28

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian selama periode bulan Januari tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2010. D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Terikat Kejadian DBD adalah suatu kasus DBD yang didiagnosis oleh dokter yang dicatat di Puskesmas Srondol dari berbagai Unit Pelayanan Kesehatan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan April 2010 dengan jumlah 47 kasus, bertempat tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota semarang. Skala : nominal. 2. Variabel Bebas a. Breeding places di dalam rumah. Adalah tempat perindukan nyamuk yang berada di dalam rumah berupa bak penampungan air, bak kamar mandi, bak WC, ember, tempat tetesan air dispenser dan tempat curahan kulkas dengan wawancara dan observasi. 1) Ada (apabila di dalam rumah responden terdapat breeding place) 2) Tidak ada (apabila di dalam rumah responden tidak terdapat breeding place) Skala : nominal 29

a. Breeding places di luar rumah. Adalah tempat perindukan nyamuk yang berada di luar rumah berupa kolam ikan, tempat air minum burung,tempat pot tanaman dan tandon air, dengan wawancara dan observasi. 1) Ada (apabila di luar rumah responden terdapat breeding place) 2) Tidak ada (apabila di luar rumah responden tidak terdapat breeding place) Skala : nominal b. Resting place di dalam rumah Adalah tempat nyamuk beristirahat setelah menggigit yang berada di dalam rumah berupa tempat yang gelap, lembab dan sedikit dingin serta pakaian yang menggantung dengan observasi. 1) Ada (apabila di dalam rumah responden terdapat resting place) 2) Tidak ada (apabila di dalam rumah responden tidak terdapat resting place) Skala : nominal c. Resting place di luar rumah Adalah tempat nyamuk beristirahat setelah menggigit yang berada di luar rumah berupa semak-semak yang ada di halaman rumah responden dengan observasi. 1) Ada (apabila di luar rumah responden terdapat resting place) 2) Tidak terdapat ada (apabila di luar rumah responden tidak ada resting place) 30

Skala : nominal. d. Kebiasaan menutup rapat tempat penampungan air Adalah praktik keluarga dalam mencegah masuknya nyamuk ke dalam penampungan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui kuesioner dan observasi langsung. 1) Tidak biasa (apabila tidak pernah atau hanya kadang-kadang menutup rapat tempat penampungan air). 2) Biasa (apabila selalu menutup rapat tempat penampungan air) Skala : nominal. e. Kebiasaan menguras tempat penampungan air Adalah praktik yang dilakukan keluarga dalam membasmi telur dan jentik pada seluruh tempat penampungan air di rumahnya dalam kurun waktu seminggu, melalui wawancara dan observasi langsung. 1) Lebih dari seminggu sekali (lebih dari 7 hari) penampungan air dikuras. 2) Seminggu sekali atau kurang dari seminggu sekali (7 hari atau kurang dari 7 hari) penampungan dikuras. Skala : nominal f. Kebiasaan mengubur barang-barang bekas Praktik yang dilakukan keluarga dalam mengamankan/mencegah agar barang-barang bekas (plastik, kaleng, ban, ember, gelas) tidak menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti 1) Tidak biasa (apabila tidak mengubur barang-barang bekas/ 31

barang bekas berserakan) 2) Biasa (apabila mengubur barang-barang bekas/barang bekas tidak berserakan) Skala : nominal g. Kelembaban udara ruangan Kelembaban udara ruangan yang diukur adalah ruang keluaraga dengan Hygrometer antara jam 09.00-12.00. 1) Lembab (apabila kelembaban ruangan 60 %). 2) Tidak lembab (apabila kelembaban ruangan < 60 %). h. Pencahayaan ruangan Intensitas cahaya yang diukur adalah ruang keluarga dengan alat Luxmeter antara jam 09.00-12.00. 1) Gelap (apabila intenitas pencahayaan ruangan < 20 Lx). 2) Tidak gelap (apabila intensitas pencahayaan ruangan 20 Lx. 3. Variabel pengganggu a. Umur Merupakan waktu hari lahirnya seseorang dihitung sampai pada saat diteliti. Umur kontrol sama dengan umur kasus ± 1 tahun. b. Jenis kelamin Merupakan pembeda antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan Jenis kelamin kasus dan jenis kelamin kontrol sama. c. Status Gizi (Indeks Masa Tubuh (IMT) kontrol sama dengan IMT kasus ± 1 kg/m 2, bila masih Bawah lima tahun (Balita) status gizi kontrol sama dengan status gizi kasus dapat dilihat pada Tabel Berat Badan/Umur ). 32

E. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Adalah hasil wawancara langsung dengan responden dan jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner serta observasi langsung. b. Data Sekunder Adalah data yang diambil dari literatur-literatur dari beberapa buku serta dari instansi yang terkait yaitu Puskesmas Srondol, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kantor Kelurahan se wilayah kerja Puskesmas Srondol. 2. Instrumen Penelitian a. Kuesioner, yaitu serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian untuk menggali data primer dari responden. b. Alat tulis, yaitu suatu alat untuk mencatat hasil penelitian, seperti : pensil, pena dan kertas. c. Timbangan injak merek Miyako Type WS-890-VN untuk mengukur berat badan dan microtoce merek One Med No. 26 SM untuk mengukur tinggi badan. d. Lampu senter, yaitu alat untuk melihat ada tidaknya jentik pada tempat penampungan air. e. Higrometer, yaitu alat untuk mengukur kelembaban ruangan. f. Lux meter, yaitu alat untuk mengukur cahaya ruangan. g. Kamera, yaitu alat untuk mendokumentasikan temuan-temuan di lapangan. 3. Alur Penelitian a. Menyiapkan alat dan bahan penelitian. b. Ke Lokasi penelitian, wawancara dan observasi langsung serta 33

mengukur kelembaban udara dan pencahayaan di ruang keluarga. c. Pengukuran Kelembaban udara ruangan dengan Hygrometer. Cara pengukurannya adalah dengan meletakan Hygrometer pada tempat yang akan diukur kelembabannya kemudian tunggu ± 1 menit dan bacalah skalanya. Selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang dihembus kea rah alat tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan secarik kertas atau kipas 29). d. Pengukuran pencahayaan ruangan dengan Luxmeter. Cara Kerja 30). 1) Tentukan titik pengukuran intensitas penerangan, yaitu titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruanganan sebagai berikut : a) Luas ruangan < 10 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak setiap 1 meter. b) Luas ruangan antara 10 m 2 sampai 100 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak setiap 3 (tiga) meter. c) Luas ruangan > 100 m 2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak 6 meter. 2) Cara Pengukuran Intensitas Cahaya 30) : a) Hidupkan Luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. b) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan. c) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah 34

menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil dan catat hasil pengukuran. d) Matikan Luxmeter setelah selesai melakukan pengukuran intensitas penerangan. F. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Editing Meneliti kelengkapan data dengan tujuan mengkoreksi data dengan cara memeriksa kesalahan atau kekurangan pengisian pada setiap jawaban. b. Koding Memberikan kode pada data menurut macamnya untuk memudahkan pengolahan data. 1) Variabel Terikat (Kejadian DBD) (1) : Kasus adalah yang menderita DBD. (2) : Kontrol adalah yang tidak menderita DBD. 2) Variabel Bebas a) Breeding places di dalam rumah (1) : Ada, jika di dalam rumah responden terdapat breeding place (2) : Tidak ada, jika di dalam rumah responden tidak terdapat breeding place. b) Breeding places di luar rumah (1) : Ada, jika di luar rumah responden terdapat breeding place (2) : Tidak ada, jika di luar rumah responden tidak terdapat breeding place. c) Resting places di dalam rumah (1) : Ada, jika di dalam rumah responden terdapat 35

resting place. (2) : Tidak ada, jika di dalam rumah responden tidak terdapat resting place. d) Resting places di luar rumah (1) : Ada, jika di luar rumah responden terdapat resting place. (2) : Tidak ada, jika di luar rumah responden tidak terdapat resting place. e) Kebiasaan menutup rapat tempat penampungan air (1) : Tidak biasa, jika tidak pernah atau kadang-kadang menutup rapat tempat penampungan air. (2) : Biasa, jika selalu menutup rapat tempat penampungan air. f) Kebiasaan menguras tempat penampungan air (1) : Lebih dari seminggu sekali (2) : Seminggu sekali atau kurang dari seminggu sekali g) Kebiasaan mengubur barang-barang bekas (1) : Tidak biasa, jika tidak mengubur barang-barang bekas/barang-barang bekas berserakan. (2) : Biasa, jika tidak mengubur barang-barang bekas /barang-barang bekas berserakan. h) Kelembabab udara ruangan (2) : Lembab, jika kelembaban udara 60 %. (3) : Tidak lembab, jika kelembaban udara < 60 %. i) Pencahayaan ruangan (1) : Gelap, apabila intenitas pencahayaan ruangan < 20 Lx. (2) : Tidak gelap, apabila intensitas pencahayaan ruangan 36

20 Lx. c. Entry data Menyajikan data hasil penelitian ke dalam program komputer komputer. d. Tabulasi Menyajikan data ke dalam suatu tabel dengan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Dilakukan untuk mendiskripsikan tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisis Bivariat 1) Tabulasi silang Tabulasi silang (crosstab) untuk menyajikan data dalam baris dan kolom. Analisa ini untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (faktor lingkungan dan praktik PSN) dan variabel terikat (kejadian DBD) Kemudian untuk mengetahui kekuatan hubungan antara faktor risiko dengan kejadian DBD digunakan perhitungan Odd Ratio (OR). Nilai OR merupakan orang yang terpapar faktor risiko mempunyai kemungkinan terkena sebanyak (nilai OR) kali dibanding yang tidak terpapar risiko. OR = a. d b. c 37

Untuk menghitung OR menggunakan tabel berikut ini : Tabel 3.1 Cara Menghitung OR 28) Kejadian Demam Berdarah Total Faktor risiko Dengue Kasus Kontrol + a b a+b - c d c+d a+c b+d a+b+c+d Keterangan OR (Odd Ratio) : a) OR = 1 atau mencakup angka 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko. b) OR < 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif. c) OR > 1, menunjukan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko terjadinya penyakit. 2) Uji Analisis Uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square (X 2 ), dengan derajat kemaknaan/nilai keyakinan 95 % dan level significant/alfa 5 %. 38

G. Jadwal Penelitian No Kegiatan Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Konsultasi Pembimbing X X X X X X X X X 2. Observasi Lapangan X X X 3. Seminar dan Perbaikan X X Proposal 4. Usulan Penelitian X X X X 5. Persiapan Penelitian X X X X 6. Penelitian X X X X X X 7. Analisa dan Penyusunan Hasil X 8. Ujian Skripsi X X 9. Penyerahan Skripsi X 39