KELOMPOK 5 WORLD DEVELOPMENT REPORT 2008 Ch.5 Membawa Pertanian ke Pasar Ekonomika Pertanian dan Pedesaan,16 April 2013
Tim Presentator 1. Lisa Komariyah 10/297632/EK/17947 2. Sri Mulyani 10/297162/EK/17902 3. Gede Harry K. 10/297100/EK/17889 4. Traheka E.Bimanatya 10/296978/EK/17866 5. Dedi Suhendar 10/297108/EK/17891 6. Muhammad Wintar A. 10/297160/EK/17901 2
Outline Presentasi 1. Pendahuluan 2. Bahan makanan pokok 3. Komoditas ekpor massal tradisional 4. Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi 5. Ekspor Bernilai Tinggi 6. Kesimpulan 7. Fokus D 3
Pendahuluan Perubahan didalam negeri dan pasar global Peningkatan produk primer maupun olahan bernilai tinggi terus meningkat Dibutuhkan dukungan dari pemerintah dan kebijakan publik 4
Bahan Makanan Pokok: Memperbaiki Perdagangan Komoditas Dan Manajemen Risiko (1) Koneksi jalan yang buruk Sistem informasi pasar Pertukaran komoditas: fast and low cost Manajemen risiko harga: peran untuk pemerintah? 5
Bahan Makanan Pokok: Memperbaiki Perdagangan Komoditas Dan Manajemen Risiko (2) 6
Komoditas Ekspor Massal Tradisional: Mempertahankan Daya Saing Internasional (1) Mempertahankan daya saing internasional ekspor komoditas besar merupakan tantangan besar produsen mencoba untuk meningkatkan produktivitas untuk mengatasi masalah penurunan harga. Daya saing penting, karena ekspor kopi, coklat, teh, kapas, dan komoditas-komoditas besar lainnya merupakan sumber utama bagi perolehan devisa. 7
Komoditas Ekspor Massal Tradisional: Mempertahankan Daya Saing Internasional (2) Cara-cara yang berbeda untuk meliberalisasi pasar domestik Pasar komoditas ekspor besar di Afrika secara tradisional dikendalikan oleh agen-agen parastatal (seminegeri) yang dibentuk untuk: 1. Menstabilkan harga 2. Mengatasi kegagalan pasar dalam hal input, kredit, dan pasar asuransi 3. Penjamin kelangsungan produk dengan kualitas yang terjamin untuk ekspor Kritik: Terdapat ketidakefisienan dan kesalahan manajemen 8
Komoditas Ekspor Massal Tradisional: Mempertahankan Daya Saing Internasional (3) Cara-cara yang berbeda untuk meliberalisasi pasar domestik METODE RESTRUKTURISASI 1. Merestrukturisasi kepemilikan parastatal 2. Mengikutsertakan sektor swasta dan petani 3. Penetapan zona pasar DAMPAK LIBERALISASI 1. Masuknya modal, manajemen, dan ahli pemasaran swasta 2. Kompetisi pasar 3. Meningkatkan harga 4. Mendorong pembayaran langsung pada pembelian produk 9
Komoditas Ekspor Massal Tradisional: Mempertahankan Daya Saing Internasional (4) Setelah liberalisasi: mewaspadai masalah-masalah generasi kedua Liberalisasi Keterbatasan regulasi dan rendahnya kredibilitas lembaga publik Permasalahan generasi kedua 10
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (1) Perhatian konsumen terhadap kualitas makanan semakin meningkat High value product market Evolusi sistem pemasaran 11
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (2) Faktor pendorong: besarnya investasi langsung dari jaringan-jaringan supermarket multi internasional Pangsa makanan olahan mencapai sekitar 80 persen dari penjualan pangan global (sekitar $ 3,2 triliun pada 2002) Budaya eating out menjadi populer 12
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (3) Hambatan Infrastruktur Di banyak negara berkembang, buruknya akses jalan dan listrik, infrastruktur dan pelayanan yang tidak memadai di pasar, menambah biaya transaksi dan menyebabkan penurunan kualitas produk. Studi empiris di India Kerugian paskapanen buah dan sayuran sebesar 40 persen dari total produksi tahunan. Survei pasar grosir penanganan produk segar: Tujuh belas persen pedagang memiliki kios tidak beratap, separuh halamannya masih berupa tanah, sekitar 40 persen dari kios-kiosnya tidak dialiri listrik, dan hanya 6 persen dari pasarnya yang memiliki fasilitas coldstorage (penyimpanan bersuhu dingin). 13
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (4) Sistem pengadaan modern Pertumbuhan Supermarket Ketidakefisienan sistem pemasaran grosir tradisional Penggunaan rantai pasokan Perubahan sistem pengadaan di negara berkembang 14
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (5) Sistem pengadaan modern Pengadaan dilakukan dalam berbagai bentuk: 1. Pengadaan secara terpusat melalui pengoperasian sebuah pusat distribusi yang melayani satu distrik (Cina), satu negeri (Meksiko), satu kawasan (Amerika Tengah). 2. Pengadaan berupa perubahan dari membeli di grosir tradisional ke perusahaan logistik yang khusus atau terpercaya ( Asia Timur) 3. Pengadaan berupa kontrak dengan industri pengolahan atau petani(filipina, Thailand) 15
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (6) Dampak terhadap pertani kecil dan pedagang eceran UMUM STUDY CASE: KONDISI PETANI SELADA DI GUATEMALA Dampaknya terhadap petani beragam. Sistem tersebut tidak bisa menampung para petani yang memiliki keterbatasan aset ( fisik, manusia, dan sosial). Agen-agen supermarket lebih suka membeli dari petani mengah atau besar 1. Lahan pertanian 2 kali lipat 2. 40 persen tenaga kerja berpendidikan 3. Irigasi 2 kali lipat 4. Truk 4 kali lipat 5. 2 kali lipat tinggal dekat jalan beraspal 6. Penghasilan 2 kali lipat dalam setahun 7. Upah tenaga kerja 2,5 kali lebih banyak 16
Pasar Perkotaan Bernilai Tinggi: Menghubungkan Produsen kepada Rantai Pasokan Modern (7) Membantu petani memenuhi persyaratan 1. Pemerintah dan sektor swasta dapat membantu petani dengan memperluas dan meningkatkan jangkauan aset mereka 2. pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan keamanan pangan 3. bantuan teknis untuk memperoleh masukan dan memperoleh sertifikasi 17
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (1) Pertumbuhan yang masih terus berlanjut dalam ekspor produk bernilai tinggi memerlukan rantai nilai yang efisien Figure 5.6 Transport, handling, and packaging are major costs for French bean exports in Bangladesh Sumber: Global Development Solutions LLC data 2004. 18
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (2) Memenuhi standar kesehatan dan fitosaniter (kebersihan tanaman) SPS Standards Pertumbuhan dan Diversifikasi Produk Perhatian kepada beragam: 1. standar keamanan pangan 2. kesehatan hewan dan tanaman 3. kemampuan pemerintah 4. rantai pasokan komersial. 19
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (3) Memenuhi standar kesehatan dan fitosaniter (kebersihan tanaman) PRO 1. Menurunkan biaya transaksi 2. Manfaat sampingan untuk konsumen 3. Lebih berkelanjutan 4. Mendorong modernisasi dan mitigasi risiko produksi KONTRA 1. Risiko diskriminatif dan proteksionis 2. Kapasitas teknis dan administratif negara berkembang terbatas 3. Biaya sertifikasi mahal 20
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (4) Memenuhi biaya pemenuhan standar relatif kecil bila dibandingkan dengan skala sebagian besar industri ekspor Manfaat yang tidak dihitung BIAYA PEMENUHAN STANDAR Skala Ekonomis Keuntungan Jangka Panjang 21
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (5) Dekomodifikasi di pasar khusus Indikasi Geografis Rainforest Alliance Produk Organik Fair Trade Dekomodifikasi produk tradisional pertanian membuka pasar-pasar alternatif untuk higher-value products dari negara berkembang 22
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (6) Fair trade: seberapa adil? KEUNTUNGAN 1. Membangun kapasitas 2. Memberdayakan aktor lokal 3. Memitigasi ketidakseimbangan gender 4. Memberikan manfaat lingkungan KESULITAN 1. Rationing produksi komoditas 2. Skala disekonomis 23
Ekspor Bernilai Tinggi: Memenuhi Standar Produk (7) Kejenuhan Pasar: produksi lebih banyak pada tingkat harga yang lebih rendah? Kenaikan ekspor komoditas kacang hijau Cina menyebabkan penurunan harga, sehingga menimbulkan penurunan pendapatan ekspor pada negara berkembang lainnya ( FAO) Masalah adding up atau fallacy of composition 24
Kesimpulan 1. Program perbaikan performa sistem pemasaran di negara berkembang menjadi agenda utama pembangunan pertanian. 2. Pertumbuhan permintaan domestik dan internasional yang cepat untuk produk-produk bernilai tinggi membuka peluang bagi sektor pertanian di negara berkembang 3. Kerja sama sektor publik dan swasta dibutuhkan untuk mengembangkan pasar pertanian negara berkembang 25
Fokus D: Agribisnis untuk Pembangunan (1) Overview Chance 1. penggerak utama pertumbuhan sektor pertanian dan nonpertanian di pedesaan 2. menghubungkan smallholder dengan konsumen. Challenges 1. Competitiveness 2. Smallholder partisipation Trade off Pertumbuhan konsentrasi agribisnis mengurangi efisiensi dan pengurangan kemiskinan di pedesaan. 26
Fokus D: Agribisnis untuk Pembangunan (2) Agribisnis terdiri dari berbagai private agroenterprises mayoritas kecil, di pedesaan, dan dioperasikan oleh rumah tangga yang mempunyai sumber pemasukan dari upah tenaga kerja dan bertani. Perubahan permintaan konsumen, serta inovasi teknologi dan kelembagaan yang cepat membuat struktur agribisnis lebih dinamis. 27
Fokus D: Agribisnis untuk Pembangunan (3) Revolusi agribisnis: apakah terdapat trade off? KONDISI A Economies of scale dan globalisasi food chain membuat agroenterprises multinasional mendominasi di sepanjang value chain sektor pertanian. KONDISI B Pembuatan berbagai peraturan untuk keperluan kontrol dan administrasi akan meningkatkan biaya transaksi, risiko komersial dan politik, dan peluang bagi rent seeking. 28
Fokus D: Agribisnis untuk Pembangunan (4) Pembangunan Small and Medium Agroenterprise Meningkatkan iklim investasi Peningkatan value chain 1. Kebijakan makroekonomi 2. Penyediaan barang publik (infrastruktur) 3. Kerangka legal dan pengatur yang mendorong kompetisi, integritas bisnis, praktik yang fair 4. Akses lembaga keuangan. 1. Instrumen-instrumen pendukung: (matching grants, public-private partnerships, dan lain-lain) 2. Partisipasi perusahaan melalui CSR 29
TERIMA KASIH