BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

1 Universitas Kristen Maranatha

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi HIV. Menurunnya kekebalan tubuh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menyebabkan orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang berakibat kematian. 2 WHO menyatakan bahwa HIV merupakan penyakit infeksi seksual pembunuh nomor satu di dunia. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 35 juta orang dengan HIV tersebar di seluruh dunia yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia di bawah 15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 tercatat sebanyak 2,1 juta orang meliputi 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia dibawah 15 tahun. 3 Jumlah penderita HIV di Indonesia semakin meningkat. Penderita HIV dari tahun 1987 hingga September 2014 mencapai 150.296 penderita. Di Jawa 1

2 tengah, jumlah kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Jawa Tengah hingga bulan Desember 2014 tercatat 10.804 kasus yang terdiri dari 5.871 HIV dan 4.933 AIDS. 8 Jumlah tersebut meningkat drastis dari total penderita HIV di Jawa Tengah pada Oktober tahun 2013 yang hanya mencapai 4.472. 6 HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang dapat ditularkan ke orang lain melalui darah, cairan genital dan air susu ibu (ASI). Darah ODHA dapat masuk ke orang lain melalui injeksi atau tranfusi darah dan menginfeksi orang tersebut. Kelompok berisiko tinggi pada hal ini adalah pengguna narkoba atau Injecting Drug Users (IDU). 4 HIV juga menular melalui cairan genital (sperma dan cairan vagina) penderita dan masuk ke orang lain melalui jaringan epitel sekitar uretra, vagina dan anus akibat hubungan seks bebas tanpa kondom, baik heteroseksual ataupun homoseksual. Ibu yang menderita HIV/AIDS sangat berisiko tinggi menularkan HIV ke bayi yang dikandungnya jika tidak ditangani secara kompeten. 5 Berdasarkan faktor risiko penularan AIDS di Jawa Tengah, persentasi terbanyak adalah heteroseksual 4.163 kasus ( 84,39%), Injecting Drug Users (IDU) 311 kasus (6,3%), perinatal 227 kasus (4,6%), homoseksual 224 kasus (4,54%) dan transfusi 8 kasus (0,16%). 4 ODHA berisiko mengalami infeksi oportunistik. Infeksi opotunistik adalah infeksi yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh seseorang akibat virus HIV. 4 Infeksi ini umumnya menyerang ODHA dengan HIV stadium lanjut.

3 Infeksi oportunistik yang dialami ODHA dengan HIV stadium lanjut meyebabkan gangguan bebagai aspek kebutuhan dasar, diantaranya gangguan kebutuhan oksigenasi, nutrisi, cairan, kenyamanan, koping, integritas kulit dan sosio-spiritual. Gangguan kebutuhan dasar ini bermanifestasi menjadi diare kronis, nyeri kronis pada beberapa anggota tubuh, penurunan berat badan, kelemahan, infeksi jamur kulit, hingga distres dan depresi. Hal ini menyebabkan ODHA dengan HIV stadium lanjut bergantung pada perawat saat dirawat di rumah sakit. 4 Perawat memiliki tugas memenuhi kebutuhan dan membuat status kesehatan ODHA meningkat melalui asuhan keperawatannya. 7 Menurut penelitian Barliantari 7 tahun 2007 di Jakarta Timur, faktor-faktor penting yang mempengaruhi layanan keperawatan pada ODHA oleh perawat adalah pengetahuan, persepsi, kompetensi, pengalaman dan sikap perawat. Faktorfaktor ini mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang memiliki kualitas, efektif dan efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan yang diharapkan pasien. Menurut Irene 8) dalam penelitiannya tahun 2010, persepsi dan sikap adalah faktor-faktor yang memiliki korelasi signifikan dalam proses pemberian layanan keperawatan kepada ODHA. Persepsi dan sikap mempengaruhi secara langsung tindakan yang diberikan perawat kepada pasiennya. Persepsi dan sikap yang dimiliki perawat mempengaruhi perlakuan dan ada tidaknya diskriminasi yang diterima ODHA. Penelitian yang dilakukan oleh Pratikno 9) pada 185 perawat di Kabupaten Bengkalis tahun 2008,

4 menyebutkan bahwa terjadi banyak diskriminasi yang dilakukan perawat terhadap ODHA. Waluyo 10) juga melaporkan bahwa perawat memiliki perilaku stigma tinggi terhadap ODHA. Perawat yang memiliki persepsi kurang terhadap perawatan ODHA memiliki stigma dan sikap diskriminasi yang lebih tinggi dibanding perawat yang memiliki persepsi baik. 9,10) Penelitian terbaru pada tahun 2013 oleh Effendy pada ODHA di RSUP dr Soetomo Surabaya melaporkan hasil yang berbeda, perawat RSUP dr Soetomo sudah memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap perawatan ODHA dan HIV/AIDS sehingga semakin baik dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian oleh Viniko 12 tahun 2010 pada pelayanan keperawatan pada ODHA di RS Mardi Rahayu Kudus menyebutkan sebagian besar perawat takut terhadap ODHA dan memiliki sikap menghindar meski perawat sudah melaksanakan prinsip pencegahan penularan. Kendala yang dialami adalah kurangnya ketersedian alat pendukung perawatan dan belum adanya pelatihan khusus tentang HIV/AIDS. Berdasarkan teori adaptasi sikap yang baik diperoleh dari persepsi yang baik. Hasil penelitian dari Silalahi 13 tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi perawat dengan sikap perawat dalam hal perawatan pada pasien. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi perawat terhadap HIV/AIDS dan semakin baik sikap perawat terhadap ODHA menghasilkan asuhan keperawatan berkualitas yang diterima ODHA. 13 Studi pendahuluan penelitian ini dilakukan di RSUD Tidar kota Magelang pada tanggal 16 November 2015, 1, 2, dan 3 Desember 2015

5 mendapatkan beberapa hasil. Studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara dengan bagian Keperawatan RSUD Tidar kota Magelang, wawancara dengan pasien ODHA yang dirawat dan melalui kuesioner kepada lima perawat ruangan gladiol dan edelweis. Rumah Sakit Umum Tidar kota Magelang memiliki beberapa layanan khusus untuk ODHA yakni Poliklinik khusus HIV/AIDS (Poliklinik Melati), layanan VCT dan layanan pengobatan ARV. Selama tahun 2015 tercatat paling banyak 41 ODHA menjalani pengobatan Poliklinik Melati pada bulan April dan Oktober. Prevalensi kasus HIV/AIDS yang terjadi di bangsal penyakit dalam RSUD Tidar kota Magelang pada tahun 2014 adalah sebanyak 57 pasien. Perawat RSU Tidar kota Magelang mengutamakan pencegahan penularan infeksi selama melakukan asuhan keperawatan kepada ODHA. Pencegahan infeksi dilakukan perawat dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) untuk meningkatkan proteksi, mencuci tangan sesuai prosedur dan membuang limbah jarum suntik ke safety box. Perawat menyebutkan bahwa ODHA yang dirawat di bangsal akan dikelompokkan pada satu ruangan yang bertujuan untuk menurunkan infeksi nosokomial. Hal ini memiliki tujuan yang sesuai namun ODHA merasa dirinya tersisihkan dari pasien-pasien lain karena kurangnya penjelasan dan klarifikasi dari perawat ruangan. Ruangan yang ditempati ODHA berada pada ruang isolasi dan tidak ada bel pemanggil perawat sehingga menyulitkan ODHA yang tidak didampingi keluarga saat rawat inap.

6 Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada ODHA berdasarkan gangguan kebutuhan, meliputi gangguan kebutuhan nutrisi, cairan, oksigenasi, kenyamanan, activity and daily living, hingga stres dan koping. Salah satu ODHA merasa puas dengan pelayanan perawatan luka yang diterima dari perawat RSU Tidar kota Magelang. Meski demikian, ODHA yang dirawat masih merasa jika perawat yang melayani kurang komunikatif, kurang frekuensi kunjungan ke ODHA, jarang menawarkan bantuan, dan tampak terburu-buru dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap dirinya dibanding dengan pasien lain. ODHA masih merasakan adanya diskriminasi selama menjalani perawatan di RSU Tidar kota Magelang. Berdasarkan gambaran tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Persepsi dan Sikap Perawatan terhadap Perawatan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). B. Rumusan Masalah HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS atau Acquired Immue Deficiency Syndrome. Menurunnya sistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (ODHA) sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi. ODHA dengan berbagai infeksi membutuhkan perawatan medis. Pada beberapa kasus, ODHA justru mendapatkan diskriminasi dalam mendapatkan perawatan medis oleh perawat. Hal ini berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada ODHA. Asuhan keperawatan pada ODHA sangat dipengaruhi oleh persepsi dan sikap perawat. Semakin baik

7 persepsi dan sikap perawat menghasilkan asuhan keperawatan lebih baik yang diterima ODHA. Studi pendahuluan di RSUD Tidar kota Magelang menghasilkan kesimpulan bahwa ODHA masih merasakan adanya diskriminasi dan ketidakpuasan selama menjalani perawatan di rumah sakit meski perawat merasa bahwa sudah memberikan pelayanan keperawatan yang menurut mereka benar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah Persepsi dan Sikap Perawat terhadap Perawatan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui persepsi dan sikap perawat terhadap perawatan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden dalam penelitian ini. b. Mengetahui persepsi perawat terhadap perawatan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). c. Mengetahui sikap perawat terhadap perawatan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan

8 Sebagai bahan evaluasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada ODHA. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk mengevaluasi pelayanan asuhan keperawatan kepada ODHA. 3. Bagi ODHA Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi diskriminasi dan stigma yang dirasakan ODHA dari perawat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang berencana meneliti hal-hal terkait gambaran sikap dan persepsi perawat terhadap perawatan ODHA lebih dalam.