Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB VI LINE BALANCING

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

Secara Bahasa Jepang Kartu penanda yang berarti Isyarat

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK PELANCARAN PRODUKSI DAN MEREDUKSI KETERLAMBATAN

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

Perancangan dan Penerapan Kanban di PT. X

IMPLEMENTASI SISTEM KANBAN PADA PROSES PRODUKSI MESIN THRESHER UNTUK MEMINIMASI PERSEDIAAN WORK IN PROCESS (WIP) DAN BAHAN BAKU

Kanban. Sistem Produksi Lanjut TI UG. Secara istilah sistem produksi:

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Line Balancing (Keseimbangan Lini Produksi)

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA

BAB V ANALISIS HASIL

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

Analisis Line Efficiency pada Proses Assembly Produk F-25TGU pada Business Unit Fan PT Panasonic Manufacturing Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB VI LINE BALANCING

Seminar Tugas Akhir Statistika ITS, 12 Januari 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN STANDARD PENUGASAN BAGIAN PENGEPAKAN PADA PT X DENGAN METODA LINI KESEIMBANGAN KILBRIDGE DAN WESTER

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

PENYEIMBANGAN LINI PERAKITAN MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian..

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa

BAB II LANDASAN TEORI

Ratna Ekawati Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman KM.03, Cilegon

PENGARUH LINE STOP TERHADAP LINE PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KANBAN DI PT AKASHI WAHANA INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN SHOJINKA DALAM FLEKSIBILITAS PRODUKSI PADA LINTASAN PERAKITAN

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM P-KANBAN DAN C-KANBAN UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN MATERIAL PADA LINI PRODUKSI PERAKITAN LAUNDRY SYSTEM BUSINESS UNIT (LSBU) DI PT. Y Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Email: yulidinanty@gmail.com; mimi_batubara@yahoo.com ABSTRACT PT. Y merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan beberapa macam alat elektronik yang salah satunya adalah mesin cuci. Keterlambatan pasok material di antara lini dan gudang menyebabkan tidak tercapainya target produksi perhari dan harus dilakukan overtime pada setiap akhir bulan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka diusulkan suatu sistem produksi tepat waktu atau Just In time dengan perancangan kartu Kanban Produksi (P-Kanban) dan Kanban Pengambilan (C-Kanban) untuk penyelesaiannya. Sebelum menerapkan sistem Kanban dilakukan pengujian keseimbangan lini awal sebagai salah satu syarat dalam penerapan sistem Kanban.Rata-rata dari target produksi perhari adalah sebesar 740 unit mesin cuci dengan target produksi perbulan sebanyak 14000 unit. Pada perhitungan keseimbangan lini awal di sel preparation didapatkan hasil efisiensi lini (EL) sebesar 42,83%, balance delay (BD) 57,11%, dan smoothness index (SI) 111,28. Sedangkan pada cell panel a assembly EF sebesar 96,25%, BD 3,75%, SI 4,06. Pada cell main assembly EL sebesar 91,34%, BD 8,66%, SI 30,22. Pada cell inspection & final test EL sebesar 97,4%, BD 2,6 %, SI 3,23. Penyeimbangan lini dilakukan dengan menggunakan metode J-Wagon dan COMSOAL. Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode algoritma J-Wagon dan COMSOAL terjadi peningkatan efisiensi pada cell preparation menjadi EL sebesar 99,94%, BD 0,06%, SI 0,1 dengan menggunakan metode algoritma J-Wagon. Selanjutnya dilakukan perancangan dan penerapan sistem P-Kanban dan C-Kanban pada lini produksi LSBU. Hasil dari perancangan sistem Kanban menunjukkan peningkatan produksi perhari dengan hasil produksi terbesar perjamnya adalah 168 unit dengan menggunakan 5 siklus pertukaran kartu kanban perhari. Kata Kunci : Just In Time, Penyeimbangan Lini, Algoritma J-Wagon, COMSOAL, Kanban. 1. PENDAHULUAN PT. Y merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat elektronik. Salah satu produk yang dihasilkan adalah mesin cuci. Sistem perencanaan produksi yang digunakan yaitu berdasarkan Mass Production, dimana perencanaan produksi di \buat berdasarkan permintaan dari distributor tunggal yang di terjemahkan kedalam target produksi perbulan dan perhari. Walaupun terdapat berbagai macam tipe mesin cuci yang diproduksi, lini produksi yang di gunakan hanya 1 lini. Hal ini karena sistem pengerjaan dari setiap model memiliki tahapan perakitan yang sama. Permasalahan yang terdapat pada LSBU adalah seringnya tidak tercapai target produksi perhari. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan material (material shortage) mulai dari pengiriman material dari supplier sampai menjadi produk mesin cuci dikirim ke gudang barang jadi. Permasalahan yang dihadapi oleh Laundry System Business Unit (LSBU) di PT. Y adalah keterlambatan supply material di lini produksi.oleh karena itu diperlukan peninjauan kembali terhadap sistem supply material mulai dari gudang bahan baku sampai lini produksi dan juga pengiriman material antara sel satu dengan sel yang lain. Namun supply material dari warehouse ke lini produksi dan dari lini produksi ke gudang barang jadi harus tetap ditinjau kembali karena saling berkaitan. Peninjauan dilakukan dengan menerapkan metode Just In Time dengan menggunakan tools kanban produksi dan kanban pengambilan. Tujuan penelitian melakukan penyeimbangan lini perakitan dengan cara pemerataaan beban kerja pada stasiun kerja dan pengelompokkan elemen-elemen kerja pada lini produksi LSBU dengan menggunakan metode penyeimbangan J- Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 242

Wagon. Merancang P-Kanban dan C-Kanban, serta menghitung jumlah kartu yang beredar dilantai produksi menunjang penerapan sistem produksi Just In Time. Adapun pembatasan masalah yang digunakan, untuk menghindari penambahan luas ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Produk yang diamati adalah produk Mesin Cuci yang proses produksinya merupakan assembly process. 2) Usulan penerapan sistem Kanban tidak memasukkan perhitungan biaya. 3) Produk yang dijadikan acuan dalam penelitian adalah produksi pada bulan April 2012. 4) Proses produksi pada Laundry System Business Unit (LSBU) PT. Y diasumsikan telah melakukan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerapkan sistem kanban, lini produksi yang seimbang dan pengurutan produksi lancar. 5) Data waktu baku di peroleh dari perusahaan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Langkah-Langkah dalam Keseimbangan Lini Langkah-langkah yang perlu diketahui dalam melakukan penyeimbangan lini adalah (Chase dan Aquilano, 369) : 1) Tentukan hubungan antara pekerjaanpekerjaan yang terlibat dalam suatu lini produksi dan hubungan atau keterkaitan antara pekerjaan tersebut digambarkan dalam precedence diagram. 2) Menentukan waktu siklus yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus : production time per hari CT = output per hari (unit)...... (1) 3) Menentukan jumlah minimum stasiun kerja teoritis yang dibutuhkan untuk memenuhi pembatas waktu siklus dengan menggunakan rumus : N = jumlah total dari waktu pekerjaan setiap waktu siklus (CT ) ele 4) Memilih metode untuk melakukan penyeimbangan lini. 5) Menghitung efisiensi lini, efisiensi stasiun kerja, waktu menganggur dan balance delay berdasarkan metode yang dipilih untuk melihat performansi keseimbangan lintasan produksi. 6) Menghitung kapasitas produksi (production output) yang dihasilkan dan produktivitas pekerja (labour productivity). Kapasitas produksi = waktu produksi waktu siklus (CT )... (3) Produktivitas pekerja = kapasitas produksi waktu produksi ( jam) jumlah pekerja... (4)... (2) 2.2 Metode J-Wagon Berikut adalah tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan keseimbangan lini dengan metode ini (Richard dan Nicholas, 1995, p407) : 1) Tentukan precedence diagram sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2) Tentukan bobot untuk setiap elemen pekerjaan dari suatu operasi dengan memperhatikan precedence diagram. Cara penentuan bobotnya adalah sebagai berikut : Bobot (J-Wagon) = Jumlah Proses Operasi-Operasi yang bergantung Pada Operasi Tersebut. Contoh : Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 243

Gambar 2.1 Contoh Penentuan Bobot pada metode J-Wagon Berarti : Bobot untuk operasi 1 adalah 3, yaitu, 2,4, dan 5 Bobot untuk operasi 2 adalah 2, yaitu 4 dan 5 Bobot untuk operasi 3 adalah 2, yaitu 4 dan 5; dan seterusnya 3)Mengurutkan elemen operasi berdasarkan bobot yang telah didapatkan pada langkah kedua. Pengurutannya dimulai dari elemen operasi yang memiliki bobot yang terbesar. 4) yang berlebihan (dalam hal ini waktu setiap stasiun kerja melebihi maksimumnya). Maka ganti elemen kerja yang dalam stasiun kerja tersebut ke stasiun kerja berikutnya selama Dilanjutkan dengan penempatan elemen tidak menyalahi diagram precedence. 6) pekerjaan yang memiliki bobot terbesar sampai yang terkecil kesetiap stasiun kerja. 5) Jika pada setiap stasiun kerja terdapat waktu Ulangi lagi langkah ke-4 dan ke-5 diatas sampai seluruh elemen pekerjaan telah di tempatkan kedalam stasiun kerja. 2.3 Metode COMSOAL Berikut adalah tahapan dalam mengerjakan metode COMSOAL (A.L. Arcus. 1996) : 1) Bobotlah tugas yang sesuai dengan proporsi waktu tugas (a). pengaruh pembobotan ini adalah memebrikan tugas yang lama peluang lebih tinggi untuk dipilih ketimbang tugas yang singkat. 2) Bobotlah tugas yang sesuai dengan 1/X, dimana X adalah sama dengan jumlah total tugas yang belum terpilih kedalam stasiun dikurangi 1, dikurangi dengan jumlah semua tugas yang mengikuti tugas yang sedang dipertimbangkan. Pengaruh dari aturan nomor 2 ini adalah memberikan kepada tugas-tugas yang mempunyai banyak tugas yang mengikutinya peluang lebih besar untuk terpilih dibandingkan dengan tugas yang mempunyai sedikit tugas yang mengikutinya. 3) Bobotlah tugas yang sesuai dengan jumlah total semua tugas yang mengikutinya ditambah 1 (b).akibat dari aturan ini adalah mendahulukan tugas yang bila terpilih akan digantikan dan dengan demikian memperluas daftar tersedia. 4) Bobotlah tugas yang sesuai dengan waktu tugas tersebut dan waktu semua 2.4. Sistem Kanban 2.4.1 Definisi Kanban Kanban dalam bahasa Jepang berarti visual record or signal. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa Kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya tugas yang mengikutinya. Hasil dari aturan ini adalah menggabungkan manfaat aturan ke-1 dan ke-3 dengan memilih tugas yang lama secara dini pada tiap-tiap stasiun di keseluruhan urutan atau dengan mendahulukan tugas yang 3walaupun singkat tetapi cenderung akan memperluas daftar tersedia. 5) Bobotlah tugas yang sesuai dengan jumlah total tugas yang mengikutinya ditambah 1, dibagi dengan jumlah tingkat (level) yang ditempati oleh tugas-tugas yang mengikutinya. (d) Pengaruh dari pembobotan ini adalah memberikan tugas yang memiliki rantai terpanjang untuk dipilih. 6) Hitunglah rasio yang diperoleh dari perkalian factorfaktor diatas sehingga elemen yang memiliki rasio terbesar dapat masuk ke dalam pembagian stasiun. Namun yang perlu diingat bahwa suatu elemen dapat masuk ke dalam stasiun bila elemen-elemen yang mendahuluinya sudah lebih dahulu ditugaskan dan waktu siklus yang tersisa masih mencukupi. seperti bendera, lampu, dan lain-lain. Sistem Kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 244

diperlukan pada waktu yang diperlukan dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. 2.4.2 Sistem Kanban Pengambilan (C-Kanban) Berikut rumus menghitung C-Kanban (Nicholas,h. 275) : D( C)(1 + SF) Kc = Q... (5) Dimana : Kc = Jumlah C-Kanban D = Permintaan / hari (unit) Q = Kapasitas kontainer SF = Koefesien Safety Factor C = Waktu siklus pengambilan (Conveyance Cycle time), yang terdiri dari: - a = Waktu C-Kanban menunggu di pos kanban. - b = Waktu C-Kanban bergerak ke stasiun sebelumnya (upstream) - c = Waktu C-Kanban kembali ke setasiun berikutnya (downstream) dengan full container - d = Waktu C-kanban menunggu di downstream buffer sampai kontainer tersebut diakses dan C-Kanban diletakan kembali ke pos kanban. Bila nilai Kc tidak bulat, maka dapat dilakuakn pembulatan keatas untuk membuat sistem menjadi lebih longgar, atau pembulatan kebawah agar sistem menjadi lebih ketat. 2.4.3 Sistem Kanban Produksi (P-Kanban) Berikut rumus menghitung C-Kanban (Nicholas,h. 275) : D( P)(1 + SF ) Kp = Q... (6) Dimana : Kp = Jumlah P-Kanban D = Permintaan / hari (unit) Q = Kapasitas kontainer SF = Koefesien Safety Factor P = Waktu siklus pengambilan (Conveyance Cycle time), yang terdiri dari: - a = Waktu P-Kanban menunggu di pos kanban. - d = Waktu proses untuk mengisi kontainer ( waktu setup + run time + waktu menunggu dalam proses) - e = Waktu untuk memindahkan full kontainer ke outbond buffer - f = Waktu kontainer menunggu di buffer. Bila nilai Kp tidak bulat, maka dapat dilakuakn pembulatan keatas untuk membuat sistem menjadi lebih longgar, atau pembulatan kebawah agar sistem menjadi lebih ketat. 3. METODOLOGI PENELITIAN Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 245

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 246

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-Data Produk Dalam 1 bulan terdapat waktu kerja efektif sebesar 518.400 detik. Kapasitas produksi yang digunakan adalah jumlah permintaan terbesar pada bulan Januari Mei 2012, dimana jumlah permintaan terbesar pada bulan April dengan jumlah permintaan sebanyak 14.454 unit/bulan. Jumlah hari kerja yang digunakan adalah 18 hari sesuai dengan jumlah hari kerja. Perhitungan akan dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh di atas sebagai berikut: = 518400 =, 14454 Dan = 14454 18 = Pada penerapan di stasiun kerja baru di gunakan Cycle Time baru yang telah di hitung. Namun terdapat besar Wb elemen pada stasiun Wiring sebesar 55,53 lebih besar dari CT standar, maka CT yang di gunakan untuk perhitungan stasiun baru menggunakan CT terpanjang dari setiap cell yang ada. 4.2 Keadaan Lini Perakitan Awal Perusahaan Lini awal perusahaan terdiri dari 4 Cell yang memiliki jumlah stasiun yang berbeda-beda. Berikut adalah tabel perhitungan performansi awal dari lini perakitan mesin cuci pada cell panel a assembly : Tabel 4.1 Lini Perakitan Awal Cell Panel A Assembly No. Stasiun Kerja Elemen Kerja Wb (detik) 1 Timer Wash Setting 2 Valve Lever A Assy 3 Switch Cover Assy 4 Timer Spin Assy 5 Timer Knob Setting 93 3,68 94 3,48 95 4,96 96 6,23 97 3,93 98 1,00 99 1,82 100 3,50 101 2,89 102 4,62 103 4,51 104 5,08 105 1,00 106 3,15 107 4,46 108 6,01 109 4,75 110 1,00 111 3,21 112 2,46 113 2,14 114 2,25 115 4,85 116 2,38 117 4,95 118 1,00 119 2,01 120 4,41 121 5,17 122 4,36 123 5,95 124 1,50 Total Waktu Stasiun 23,28 23,42 19,37 23,24 23,4 Efisiensi Stasiun Kerja (%) 99,4 100 82,71 99,23 99,91 Waktu Menganggur (detik) 0,14 0 4,05 0,18 0,02 Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 247

4.3 Perbandingan Performansi Lini Awal dengan Metode J-Wagon dan COMSOAL Berikut adalah perbandingan hasil perhitungan keseimbangan lini awal dengan hasil perhitungan performansi metode J- Wagon dan COMSOAL : Cell Tabel 4.2 Performansi Lini Awal, Metode J-Wagon, dan Metode COMSOAL Efisiensi Lini (%) Lini Awal J-Wagon COMSOAL Balance Delay (%) Smoothess Index Efisiensi Lini (%) Balance Delay (%) Smoothe ss Index Efisiensi Lini (%) Balance Delay (%) Smoothe ss Index Preparation 42,83 57,17 111,28 99,94 0,06 0,1 75,05 24,95 60,42 Panel A 96,25 3,75 4,06 96,33 3,67 2,88 96,33 3,67 2,24 Main Assembly 91,34 8,66 30,22 91,86 8,14 29,22 91,74 8,26 29,41 Inspection 97,4 2,6 3,32 97,4 2,6 3,32 97,4 2,6 3,32 Hasil perhitungan performansi menunjukkan bahwa perhitungan dengan metode J-Wagon lebih di bandingkan dengan metode. COMSOAL, maka lini baru dengan metode J- wagon selanjutnya akan di terapkan sistem Kanban. 4.4 Perancangan Sistem P-Kanban dan C-Kanban 4.4.1 Kanban Perintah Produksi (P-Kanban) Kanban pengambilan adalah suatu Inbound buffer proses berikutnya atau informasi yang digunakan untuk Downstream. Berikut format C-Kanban yang memindahkan kontainer dari Outbond buffer di usulkan untuk LSBU adalah : proses sebelumnya atau Up Stream ke P-KANBAN Cell Preparation Model NA-W60BB4H Kapasitas Kontainer 60 No. Di Keluarkan 1/7 Gambar 4.1 Format P-Kanban 4.4.2 Kanban Pengambilan (C-Kanban) Kanban pengambilan adalah suatu informasi yang digunakan untuk memindahkan kontainer dari Outbond buffer proses sebelumnya atau Up Stream ke Inbound buffer proses berikutnya atau Downstream. Berikut format C-Kanban yang di usulkan untuk LSBU adalah : C-KANBAN Cell Preparation Cell Sebelum Model NA-W70BB4H GBB Kapasitas Kontainer 60 Cell Sesudah No. Di Keluarkan 1/7 Preparation Gambar 4.2 Format C-Kanban 4.4.3 Rancangan Aliran Kanban Produksi (P-Kanban) dan Kanban Pengambilan (C-Kanban) Berikut ini adalah gambaran aliran P-Kanban dan C-Kanban dalam lini produksi Laundry System Unit : Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 248

Gambar 4.3 Rancangan Aliran P-Kanban dan C-Kanban Dari gambar di atas di jelaskan bahwa aliran P-Kanban berada antara produksi dari satu cell dengan selainnya. Dan begitu juga dengan aliran C-Kanban yang berada dari gudang bahan baku sampai dengan gudang barang jadi. 4.4.4 Perhitungan Kartu Kanban Contoh Perhitungan P-Kanban Model : NA-W60BB4H Upstream : Gudang Bahan Baku Downstream : Cell Preparation 1 hari kerja = 7 jam = 420 menit 1 siklus = 1 jam - D = 600 unit - Q = 60 unit - P = (a + d + e + f ) a = 08.30 (55 menit + 0,06 menit) = 5 menit. d = 0 + 28 + 0 = 28 menit. e = 0, karena outbond buffer dari setiap stasiun berada pada samping stasiun. f = 55 28 + 0,06 = 27,06 menit P = 5 + 28 + 0 + 27,06 = 60,06 menit / 420 menit = 0,15 hari. Maka jumlah P-Kanban adalah : = 600! 0,15! 1+0,1!$ =1,65 2 60 Ket : Jumlah Kp dibulatkan keatas agar sistem lebih longgar. Contoh Perhitungan C-Kanban Model : NA-W60BB4H Upstream : Gudang Bahan Baku Downstream : Cell Preparation 1 hari kerja = 7 jam = 420 menit 1 siklus = 1 jam - D = 600 unit - Q = 60 unit - C = (a + b + c + d ) a = 08.25 07.30 = 55 menit. b = 0.01 menit c = 0.01 menit d = (5-0.01-0.01) + waktu proses kontainer sebelumnya = 4,98 + 0 = 4,98 menit 5 menit (dibulatkan keatas agar lebih longgar) C = 55 + 0.01 + 0.01 + 5 = 60,02 menit / 420 menit = 0.2 hari. Maka jumlah C-kanban adalah : ' = 600! 0,2! 1+0,1!! =1,65 2 60 Ket : Jumlah Kc dibulatkan keatas agar sistem lebih longgar. Mulai penukaran C-kanban dengan P-Kanban adalah pukul 08.25, dimana material handeler membawa C-kanban dan kontainer kosong ke Cell Preparation (downstream) lalu P-kanban ditaruh ke pos kanban dan C-kanban ditaruh pada full container. Waktu transportasi keduanya adalah 0,01 menit, maka waktu siklus akan selesai pada 08.26, dimana Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 249

material handler yang membawa C-kanban dan Full kontainer sudah sampai pada upstream. Perhitungan akan sama untuk setiap proses di setiap cell dalam mendapatkan jumlah kartu Kanban yang ada untuk setiap proses. 4.4.5 Hasil dari Perancangan Sistem Kanban Berdasarkan permintaan satu hari untuk semua part, maka dapat di ketahui untuk semua part dapat menyelesaikan permintaan perhari pada bulan April 2012 adalah sebagai berikut : Tanggal Model Cell 2 NA-W60BB4H 3 NA-W70BB4H 4 NA-W70BB4H 5 NA-W70BB4H 9 10 NA-W75BC1A NA-W75FC1A NA-W85BC1B NA-W85BC1B NA-W85BC1R Tabel 4.3 Kebutuhan Siklus Perhari dalam Kanban Permintaan per hari (unit) Max [Kp, Kc] per cell Kapasitas Kontainer (unit) Total produksi (Unit) Kebutuhan Siklus Per hari Preparation 600 2 60 120 5 Panel A 600 2 60 120 5 Main Assembly 600 2 60 120 5 Inspection 600 2 60 120 5 Preparation 840 2 84 168 5 Panel A 840 2 84 168 5 Main Assembly 840 2 84 168 5 Inspection 840 2 84 168 5 Preparation 840 2 84 168 5 Panel A 840 2 84 168 5 Main Assembly 840 2 84 168 5 Inspection 840 2 84 168 5 Preparation 840 2 84 168 5 Panel A 840 2 84 168 5 Main Assembly 840 2 84 168 5 Inspection 840 2 84 168 5 Preparation 48 2 5 10 5 Panel A 48 2 5 10 5 Main Assembly 48 2 5 10 5 Inspection 48 2 5 10 5 Preparation 48 2 5 10 5 Panel A 48 2 5 10 5 Main Assembly 48 2 5 10 5 Inspection 48 2 5 10 5 Preparation 584 2 59 118 5 Panel A 584 2 59 118 5 Main Assembly 584 2 59 118 5 Inspection 584 2 59 118 5 Preparation 6 1 1 1 6 Panel A 6 1 1 1 6 Main Assembly 6 1 1 1 6 Inspection 6 1 1 1 6 Preparation 624 2 63 126 5 Panel A 624 2 63 126 5 Main Assembly 624 2 63 126 5 Inspection 624 2 63 126 5 Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 250

Dari tabel di atas, dapat diketahui setiap cell dapat menyelesaikan permintaan rata-rata sebanyak 5 siklus, yang berarti 5 jam kerja, dengan begitu lini produksi dapat meningkatkan kapasitas produksi perharinya. Dan dengan penerapan kartu Kanban ini dapat 5. KESIMPULAN Berdasarkan dari perhitungan keseimbangan lini di dapatkan performansi lini yang lebih baik dengan metode J-Wagon dibandingkan dengan metode COMSOAL yang hasilnya adalah untuk cell preparation Efisiensi Lini (EL) sebesar 99,94%, Balance Delay (BD) 0,06%, Smoothness Index (SI) 0,1, untuk cell panel a assembly EL sebesar 96,33%, BD 3.67%, SI 2,88, untuk cell main assembly EL 91,86%, BD 8,14%, SI 29,22, dan untuk cell inspection &final test EL sebesar 97,4%, BD 2,6%, SI 3,32. Hasil dari perancangan sistem Kanban Produksi (P- memperlancar jalur informasi kebutuhan material di antara setiap lini. Dan ini dapat menyelesaikan permasalah keterlambatan material yang di sebabkan oleh ketidak tepatan informasi di lini produksi. Kanban) dan Kanban Pengambilan (C- Kanban) adalah di dapatkan untuk setiap sel dapat menyelesaikan permintaan rata-rata sebanyak 5 siklus, yang berarti 5 jam kerja, dengan begitu lini produksi dapat meningkatkan kapasitas produksi perharinya. Dan dengan penerapan kartu Kanban ini dapat memperlancar jalur informasi kebutuhan material di antara setiap lini. Dan ini dapat menyelesaikan permasalah keterlambatan material yang di sebabkan oleh ketidak tepatan informasi di lini produksi. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Nicholas, John M.. (1998). Competitive Manufacturing Management. Loyola University. Chicago. [2] Lu, David J. 1989. Kanban- Just In Time At Toyota Japan Management Association, Productivity Press, Portland, Oregon. [3] Bedworth dan Baley. 1987. Integrated Production Control Systems. Wiley. the University of Michigan US. [4] Chase, Richard B., Aquilano, Nicholas J. 2004. Operations Management For Competitive Advantage. 10th Edition. Irwin Inc, United State of America. [5] Arcus. 1966. COMSOAL - A Computer Method of Sequencing Operations for Assembly Lines. International Journal of Production Research.4:249-277. Perancangan sistem (Yulia Diah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 251