HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ISOLASI GEN YANG TERLIBAT DALAM PELARUTAN FOSFAT DARI Pseudomonas sp.azm-1 MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON ALI ZUM MASHAR

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN 28S 18S

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pokok Bahasan: Ekspresi gen

BAB IV Hasil dan Pembahasan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Hasil dan Pembahasan

DASAR REKAYASA GENETIKA

Transformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Menggunakan Metode Heat Shock ISSN: Maya Ekaningtias

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 Vektor pengklonan pgem T Easy

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

HASIL. Tabel 1 Pertumbuhan galur B. japonicum dan E. coli pada media agar yang mengandung antibiotik

BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian

BAHAN PENYUSUN GENETIK

ABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi

SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI

DASAR REKAYASA GENETIKA

III. METODE PENELITIAN

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III METODE PENELITIAN

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

BIO306. Prinsip Bioteknologi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL. Aktivitas Antimikrob Ekstrak Kasar Senyawa Antimikrob

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)

BAB III ISOLASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI AKTIN DARI Melastoma malabathricum L.

KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1

PEMBUATAN DNA REKOMBINAN

SKRIPSI F Oleh LILY FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

KONJUGASI PADA BAKTERI

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Bintil Akar

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

TINJAUAN PUSTAKA. Mobilitas Unsur Fosfat. Tanah asam adalah pembatas bagi pertumbuhan tanaman karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal

Kajian Ekspresi Gen a-amilase untuk Mendapatkan Isolat Bakteri Rekombinan Pembawa Gen a-amilase

KLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA Bradyrhizobium japonicum MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON.

Keragaman Hayati merupakan cerminan dari keragaman genetik Keragaman Genetik mahluk hidup merupakan hasil perubahan struktur gen yang berlangsung

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

KLONING GEN PENYANDI SUKROSA SINTASE DARI TANAMAN SENGON (Paraserianthes falcataria) HARTATI G

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA

ISOLASI DAN KARAKTERISASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI METALLOTHIONEIN DARI KEDELAI KULTIVAR SLAMET YASSIER ANWAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118

AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Vektor klon pgemt-easy dan peta restriksi yang dimiliki (Promega 1999).

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak

BAB in. METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik

KLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA BRADYRHIZOBIUM JAPONICUM

ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kasus Penderita Diabetes

BAB XIII. SEKUENSING DNA

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

BAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).

GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

Bagian-bagian kromosom

AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK

Kloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α. Abstract.

RNA (Ribonucleic acid)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di sebagian besar negara-negara di dunia biasanya disebabkan karena

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Pseudomonas sp. AZM-1 mikroba pelarut fosfat Mikroba yang membawa gen pelarut fosfat adalah Pseudomonas sp. AZM-1. Peremajaan kembali mikroba hasil isolasi dilakukan dengan menyebarkan ke dalam plate agar pikovskaya pada inkubasi suhu ruang selama 24 jam (Gambar 6a), kemudian digoreskan pada media pikovskaya di tabung reaksi selama 4-5 jam untuk mendapatkan fase logaritmatiknya (Gambar 6b). Selanjutnya digoreskan pada media Pikovskaya + Chl 100 µg/ml dan yang menunjukkan zona bening dipilih dan dipindahsemaikan dalam cawan agar dan didapatkan koloni-koloni yang menunjukkan zona bening (Gambar 6c). Hanya Pseudomonas sp. AZM-1 yang dapat melarutkan fosfat dan resisten terhadap chloramfenikol yang digunakan untuk bahan penelitian. a b c Gambar 6. Penampilan koloni Pseudomonas sp. AZM-1 pembawa gen pelarut fosfat pada media phykovskaya: a. Peremajaan dari sel tunggal Pseudomonas sp. AZM-1 hasil isolasi, b. Pertumbuhan fase logaritmatik, c. Penampilan pertumbuhan murni pada media pykovskaya menunjukkan zona bening. Mutagenesis dengan Transposon dan Seleksi Mutan Mutagenesis dengan transposon mini Tn5Km1 pada Pseudomonas sp. AZM-1 didapatkan dari hasil inkubasi selama 24 jam. Hasil suspensi sel transkonjugan yang disebarkan di atas media pykovskaya agar + Chl 50 µg/ml + Km 50 µg/ml dan

22 diinkubasi selama 24 jam menghasilkan kepadatan sel pada kisaran 10 6-10 8. Frekuensi transkonjugasi yang terjadi tampak tinggi yaitu 1.4 x 10-4 dimana mutan Pseudomonas sp. AZM-1 mampu hidup pada media pykovskaya agar yang telah ditambahkan antibiotik. Namun, mutan non pelarut fosfat dari pertumbuhan hasil sebaran tersebut masih belum menampakkan perbedaan antara koloni mutan transkonjugan pelarut fosfat dengan mutan non pelarut fosfat karena koloni yang terbentuk masih berhimpit antara Pseudomonas sp. AZM-1 mutan non pelarut fosfat dengan dan mutan pelarut fosfat. Frekuensi transkonjugasi mutan negatif pelarut fosfat yaitu 3 x 10-9 yang didapatkan dari pengenceran 10-9 yaitu diperoleh tiga buah sel tunggal mutan non pelarut fosfat. Gambar 7. Mutan Pseudomonas sp. AZM-1 pada pikovskaya agar + Chl 50 µg/ml + Km 50 µg/ml yang diinkubasi selama 24 jam. Koloni mutan transkonjugan hasil konjugasi ditapis ulang untuk mendapatkan mutan negatif pelarutan fosfat yang diharapkan. Penapisan terhadap mutan menunjukkan bahwa frekuensi mutan negatif pelarut fosfat adalah kecil. Bila mutan ini tumbuh berhimpitan dengan tipe liar pelarut fosfat maka penampilan dalam media pykovskaya lebih dominan membentuk zona bening. Untuk mendapatkan koloni dari sel tunggal mutan negatif pelarut fosfat maka koloni mutan negatif pelarut fosfat yang tidak menampakkan membentuk zona bening diencerkan dengan faktor x 10-9. Dari penapisan ulang ini beberapa mutan negatif pelarutan fosfat telah didapatkan Gambar 8.

23 a b Gambar 8. Penapisan terhadap mutan untuk mendapatkan mutan negatif pelarut fosfat: a. koloni Pseudomonas sp. AZM-1 tipe liar pelarut fosfat, b. mutan Pseudomonas sp. AZM-1negatif pelarut fosfat. Isolasi dan pemotongan DNA genom total mutan negatif pelarut fosfat Pseudomonas sp. AZM-1 DNA genom dari mutan bukan pelarut fosfat Pseudomonas sp. AZM-1 berhasil diisolasi dengan menggunakan metode CTAB. DNA genom total berhasil dipotong dengan enzim restriksi EcoRV (Gambar 9.) Fragmen EcoRV ini kemudian direligasi sehingga membentuk molekul sirkuler. 1 2 Pita genom Gambar 9. Elektroforesis gel agarose DNA genom mutan Pseudomonas sp. AZM-1 yang bukan pelarut fosfat. Amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5 menggunakan Inverse PCR Amplifikasi DNA yang diapit oleh mini Tn5 (fragmen EcoRV) dengan PCR menghasilkan fragmen DNA berukuran sekitar 1000 pasang basa (pb) (Gambar 10) yang kemudian disebut dengan fragmen EcoRV.

24 1 2 3000 pb 2000 pb 1500 pb 1000 pb 700 pb 500 pb Gambar 10. DNA hasil PCR yang diapit oleh mini TN5 (1=sampel; 2=penanda ukuran 1 kb plus). Pengklonan dan hasil amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5 Amplikon fragment yang diapit minitn5 disisipkan pada pgem -T Easy dan kemudian diintroduksikan pada E. coli DH5α. Keberhasilan penyisipan (ligasi) dan transformasi diketahui melalui seleksi biru putih dan resistensi bakteri terhadap antibiotika ampisilin pada media tumbuh bakteri. E. coli yang dapat bertahan hidup di media seleksi yang mengandung antibiotik ampisilin, X-gal dan IPTG berarti mengandung plasmid, dan koloni E. coli yang berwarna putih di media seleksi adalah E. coli yang mengandung plasmid rekombinan, sedangkan yang berwarna biru adalah E. coli yang mengandung plasmid non-rekombinan (Gambar 11). Koloni biru Koloni putih Gambar 11. Koloni-koloni E. coli DH5α berwarna biru (diduga tidak membawa plasmid rekombinan dan putih diduga membawa palsmid rekombinan) pada media LA yang mengandung 100 μg/ml ampisilin, 10 μl 100 mm isopropiltio-β-galaktosida (IPTG) (Promega) dan 50 μl 2%(b/v) X-gal (5-bromo-4-choloro-3-indolyl-β-D-galactoside) (Promega) hasil inkubasi pada suhu 37 C semalam.

25 Gen lacz menyandi β-galactosidase (β-gal) yang mengubah substrat X-gal yang tidak berwarna menjadi berwarna biru bila ada IPTG yang berfungsi menginduksi promotor lac Z. Bila amplikon DNA yang diapit mini Tn5 menyisip pada gen lacz, maka gen lacz tidak dapat diekspresikan sehingga koloni E. coli berwarna putih. Bila tidak ada penyisipan pada lacz, maka koloni yang terbentuk akan berwarna biru. Verifikasi koloni putih dilakukan menggunakan PCR koloni. Verifikasi dilakukan untuk memastikan fragmen yang menyisip pada pgem -T Easy adalah fragmen yang diharapkan yaitu ukurannya sesuai dengan ukuran hasil amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa 4 koloni yang berwarna putih yang dipcr menghasilkan pita yang ukurannya sesuai dengan DNA sisipan (Gambar 12). Hasil ini menunjukkan adanya konsistensi hasil. Selain itu terdapat satu koloni putih yang tidak membawa sisipan sebagai koloni putih palsu. Adanya koloni putih palsu ini disebabkan oleh kemungkinan X-gal tidak tersebar secara merata di media. 1 2 3 4 5 1000 pb Gambar 12. Hasil PCR dengan koloni putih sebagai cetakan. 1=. penanda 1 kb plus; 2= koloni 1; 3= koloni 2; 4= koloni 3; 5= koloni 4 PCR koloni yang menghasilkan fragmen DNA yang sesuai dengan ukuran yang diharapkan belum tentu hasil dari amplifikasi fragmen yang menyisip pada plasmid rekombinan, tetapi hasil amplifikasi genom bakteri atau fragmen DNA lain

26 yang memiliki kesamaan dengan DNA yang disisipkan. Oleh karena itu plasmid dari koloni putih ini telah diisolasi, dan dipotong dengan EcoRI yang mengapit DNA sisipan di situs pengklonan pgem -T Easy. Pemotongan dengan EcoRI menghasilkan 3 fragmen DNA yang berukuran sekitar 3000 pb, 650 pb dan 350 pb. Fragmen berukuran 3000 pb merupakan fragmen vektor pgem -T Easy, sedangkan gabungan fragmen 650 pb dan 350 pb merupakan fragmen sisipan (Gambar 13). 1 2 3 3000pb 2000pb 1500 pb 1000pb 700 pb 650pb 350pb Gambar 13. Verifikasi palsmid rekombinan dengan pemotongan enzim restriksi EcoRI (1= penanda 1 kb plus; 2= plasmid tidak dipotong; 3= plasmid dipotong dengan EcoRI). Terpotongnya sisipan menjadi dua fragmen menunjukkan adanya tempat pemotongan EcoR I pada sisipan tersebut. Jumlah ukuran fragmen sisipan sesuai dengan amplikon fragmen DNA pengapit minitn5 yaitu sekitar 1000 pb. Pengurutan fragmen DNA pengapit minitn5 Pengurutan DNA dengan primer T7 dan SP6 (Lampiran 1.) menghasilkan urutan yang didalamnya terdapat primer Km O, Km I, EcoRI dan EcoRV. Primer Km O terdapat pada urutan ke 47 sampai dengan ke 67 dan komplemen dari Km I pada urutan ke 1032 sampai dengan urutan ke 1052 dengan pengurutan basa primer terbalik, EcoRI pada urutan nukleotida ke 39, 707 dan ke 1065 serta tempat pemotongan EcoRV pada urutan ukleotida ke 957.

27 DNA sisipan dimulai dari awal primer Km O sampai dengan akhir komplemen dari primer Km I, sehingga DNA sisipan berukuran 1006 pb (Gambar 14). Adanya tiga situs EcoRI menunjang hasil pemotongan plasmid rekombinan dengan EcoRI yang menghasilkan tiga fragmen, fragmen 3000 pb yang merupakan vektor pgem - T Easy dan dua fragmen sisipan yang masing-masing berukuran 668 pb dan 358 pb. Gambar 14. Urutan nukleotida dari DNA sisipan di dalam pgem -T Easy.

28 Analisis Kesamaan Gen Sisipan Dengan Data Gen di Genbank Urutan gen yang diinaktifkan oleh penyisipan transposon pada mutan Pseudomonas sp. AZM-1 adalah nukleotida setelah primer Km O dan sebelum primer komplemen Km I dan Eco RV terletak di kedua sisi mini Tn5. Adanya ligasi pada situs Eco RV dan amplifikasi dengan Km O dan Km I menyebabkan situs Eco RV terletak diantara Km O dan Km I (Gambar 17). Olah sebab itu urutan yang sesungguhnya di dalam Pseudomonas sp. AZM-1 EcoRV terletak di kedua ujung Km O dan Km I diapit oleh Eco RV. Karena EcoRV memotong GATATC diantara T dan A dan primer Km O dan Km I adalah bagian mini Tn5, maka urutan nukleotida yang diinaktifasi oleh Tn5 adalah ATC - sebelum Km I setelah Km O GAT yang berukuran 964 pb (Gambar 15). 1 atcaccctggacagcgcgatcagcccagtgttctgggtaaaggcgttgta 51 gggaaagctgttgaacaggccgccttttgccctgctgttgctgtttctcg 101 cctgttccgcccaagccgatgcgccccgcaccttcagcgaagccaagaaa 151 gtcgcctggaagctctacgccccccaatccaccgagttctattgcggctg 201 caaatacaacggcaaccgggtgaacctggcggcctgcggctatgttccgc 251 gcaagaacgccaagcgcgccgaacgcattgaatgggagcatatagtgccg 301 gcctggcagatcggccatcagcgccagtgctggcaacaaggcggtcgcaa 351 gaactgcacacgcaccgattcggtctatcagcgcgccgaggccgacctgc 401 acaatctggtaccgagcattggcgaagtgaatggtgaccgcagcaatttc 451 agcttcggctggctgccggaacaatcgggccagtacggttcgtgcctgac 501 ccaggtcgacttcaaggccaagaaggtcatgcctcgcccttcgattcgcg 551 ggatgatcgcccgcacctacttctacatgagcaagcagtacggactgcgc 601 ctttccaaacaggatcggcagctcttcgaagcctggaacaagacctatcc 651 agtacaggcctgggagcgccagcgcaatcagagcgtggcttgcgtgatgg 701 ggcgcggcaatgaattcgtcggcgcagtcaacctcaaggcttgtggctga 751 acgcagatcgcccgcgggcggcgggcgatcattgagcctatggaaacggg 801 cttactgcgcggcttgatgctcgatgaccgtgacttcgatgtcacgcttc 851 ttggccttgaccagcttttcggtcacttcattcttcttcgcctcggcctc 901 ggcctgggaagcaaacggaccgaccacgaccagacgcttgccgtccacgg 951 tcaccacattggat Gambar 15. Urutan gen sesungguhnya yang diinaktivasi oleh mini-tn5 Analisis kesejajaran lokal (Lampiran 3, 4, 6 dan 7.) menunjukkan bahwa fragmen EcoRV ini memiliki tingkat kesamaan lokal yang sangat tinggi yaitu 100 % dengan nukleotida pada genom Pseudomonas fluorescens Pf-5 (UNIPROT:

29 Q4KEX8 PSEPF), 87 % dengan Pseudomonas entomophila (UNIPROT: Q1IC29 PSEE4) dan 86% dengan Pseudomonas fluorescens PfO-1 (UNIPROT: Q3KEZ8 PSEF5). Pf-5 adalah gen enda (penyandi enzim endonuklease) sejenis gen endx, gen yang menyandikan enzim endonuklease ekstraseluler (DNAse1) (Gambar 16). Gambar 16. Kesejajaran endonuklease 1 yang disandikan oleh gen enda dari Pseudomonas Fluorescen Pf-5. Tingkat kekerabatan antar spesies individu dapat dilihat dari pohon filogenetik (Lampiran 5 dan 8). Kekerabatan dalam filogenetik dapat menggambarkan kedekatan antara individu dalam taksonomi, selain itu juga dapat menunjukkan kesamaan peran dan spesifitas gen atau urutan nukleotida. Berdasarkan kesamaan urutan nukleotida gen enda dari Pseudomonas sp. AZM-1 sama dengan endonuclease I dari P. fluorescens Pf-5. Kesamaan antara gen enda Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuclease I P. fluorescens Pf-5 mengindikasikan kesamaan peran kedua enzim tersebut. Dalam pelarutan fosfat endonuklease I ini diduga

30 memiliki peran yang sama dengan DNAseI yang berperan dalam ekspresi gen promotor PhyC. DNAse1 berada pada sekuen 80 dari lokasi PhyC bekerja menguraikan ikatan PhoP~P menjadi regulator PhoP yang berada pada sekuen -35 dan -30 sebelum promotor PhyC, kemudian berinteraksi dengan promotor PhyC sehingga menjadi aktif melakukan transkripsi (Makarewicz et al. 2006). Gambaran filogenetik berdasarkan pada urutan nukleotida gen enda Pseudomonas sp. AZM-1. dari berbagai spesies ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 17. Dendogram filogenetik berdasarkan urutan nukleotida menunjukkan kesejajaran endonuklease Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuklease I pada P. Fluorescens Pf-5.

31 Peta Enzim Restriksi Endonuklease Fragmen Analisis situs pemotongan untuk enzim restriksi pada suatu fragmen DNA penting untuk rekayasa genetika. Analisis situs restriksi terhadap fragmen EcoRV menunjukkan bahwa fragmen tersebut tidak mengandung situs yang terdapat pada situs pengklonan (MCS= multi cloning sites) dari pgem-t Easy kecuali EcoR1 (Gambar 18). Situs EcoRI terdapat di dalam fragmen DNA pengapit Tn5 sehingga tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan sisipan fragmen tersebut dari pgem-t Easy. Gambar 18. Peta restriksi endonuklease1 (DNAse1) dari Pseudomonas sp. AZM-1 Urutan asam amino yang dideduksi dari DNA yang disisipi minitn5 Deduksi urut-urutan asam amino dari DNA yang disipi oleh Tn5 yang merupakan penterjemahan kodon-kodon pada daerah ORF (Open Reading Frame) dengan jumlah urutan sebanyak 228 asam amino (Gambar 19).

32 1 atcaccctggacagcgcgatcagcccagtgttctgggtaaaggcgttgta 51 gggaaagctgttgaacaggccgccgttttgccctgctgttgctgtttctc 101 gcctgttccgcccaagccgatgcgccccgcaccttcagcgaagccaagaa S A Q A D A P R T F S E A K K 151 agtcgcctggaagctctacgccccccaatccaccgagttctattgcggct V A W K L Y A P Q S T E F Y C G C 201 gcaaatacaacggcaaccgggtgaacctggcggcctgcggctatgttccg K Y N G N R V N L A A C G Y V P 251 cgcaagaacgccaagcgcgccgaacgcattgaatgggagcatatagtgcc R K N A K R A E R I E W E H I V 301 ggcctggcagatcggccatcagcgccagtgctggcaacaaggcggtcgca P A W Q I G H Q R Q C W Q Q G G R 351 agaactgcacacgcaccgattcggtctatcagcgcgccgaggccgacctg K N C T R T D S V Y Q R A E A D L 401 cacaatctggtaccgagcattggcgaagtgaatggtgaccgcagcaattt H N L V P S I G E V N G D R S N 451 cagcttcggctggctgccggaacaatcgggccagtacggttcgtgcctga F S F G W L P E Q S G Q Y G S C L 501 cccaggtcgacttcaaggccaagaaggtcatgcctcgcccttcgattcgc T Q V D F K A K K V M P R P S I R 551 gggatgatcgcccgcacctacttctacatgagcaagcagtacggactgcg G M I A R T Y F Y M S K Q Y G L 601 cctttccaaacaggatcggcagctcttcgaagcctggaacaagacctatc R L S K K Q D R Q L F E A W N K A 651 cagtacaggcctgggagcgccagcgcaatcagagcgtggcttgcgtgatg R T Y F Y M S K Q Y G L R L S K Q 701 gggcgcggcaatgaattcgtcggcgcagtcaacctcaaggcttgtggctg D R Q L F E A W N K T Y P V Q A W 751 aacgcagatcgcccgcgggcggcgggcgatcattgagcctatggaaacgg E R Q R N Q S V A C V M G R G N 801 gcttactgcgcggcttgatgctcgatgaccgtgacttcgatgtcacgctt E F V G A V N L K A C G - - - - - - 851 cttggccttgaccagcttttcggtcacttcattcttcttcgcctcggcct 901 cggcctgggaagcaaacggaccgaccacgaccagacgcttgccgtccacg 951 gtcaccacattggat Gambar 19. Deduksi asam amino penyusun enzim DNAse1 berdasarkan kodon-kodon pada daerah ORF fragmen gen pada Pseudomonas sp. AZM-1. Asam amino yang menyusun endonuklease1 Pseudomonas sp. AZM-1 adalah : Ala (A) 20 9.3% Arg (R) 18 8.4% Asn (N) 12 5.6% Asp (D) 6 2.8% Cys (C) 9 4.2% Gln (Q) 17 7.9% Leu (L) 10 4.7% Lys (K) 14 6.5% Met (M) 4 1.9% Phe (F) 8 3.7% Pro (P) 9 4.2% Ser (S) 13 6.0%

33 Glu (E) 11 5.1% Gly (G) 17 7.9% His (H) 3 1.4% Ile (I) 6 2.8% Thr (T) 7 3.3% Trp (W) 7 3.3% Tyr (Y) 10 4.7% Val (V) 14 6.5% Analisis Domain Fragmen DNA Pengapit Tn5 Analisis kesejajaran lokal asam amino dari fragmem EcoRV dari Pseudomonas sp. AZM-1 dengan Endonuclease I dari P. fluorescens Pf-5 menunjukkan adanya kesamaan 100 % dimana sebanyak 215 urutan susunan asam amino yang terdapat pada fragmen EcoRV Pseudomonas sp. AZM-1 memiliki kesamaan urutan asam amino dari P. fluorescens Pf-5 yang diketahui bahwa urutan asam amino 1-229 adalah endonuclease I (P. fluorescens Pf-5 (YP_259205)) (Gambar 20). Gambar 20. Kesejajaran asam amino lokal fragmen EcoRV dari Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuclease1 (P. fluorescens Pf-5) YP_259205.

34 Daerah konservatif yang memiliki nilai kesamaan tinggi tersebut terbentang dari asam amino ke 35 (104:3) sampai 245 (748:3) sedangkan daerah terjaga yang menunjukkan domain endonuclease 1 pada P. fluorescens Pf-5 ada pada asam amino ke 15 229 (Gambar 21). Gambar 21. Daerah terjaga yang menunjukkan domain endonuclease 1 pada P. fluorescens Pf-5.