BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB II. a. Rasionalitas alat-tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

Pola Interaksi Simbolik Pecinta K-Pop

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDC merupakan salahsatu komunitas para pencinta dance, khususnya

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pop transnasional, mengekspor berbagai produk budaya ke negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Citra Octricia,2013

Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean Wave (Penelitian pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF Ever Lasting Friend ) di Samarinda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fandom dan Konsumsi Media: Studi Etnografi Kelompok Penggemar Super Junior, ELF Jogja. Ratna Permata Sari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah mengakses berita-berita terbaru dari seluruh lapisan dunia.

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet).

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan-kemungkinannya (Miller dalam Thalib, 2010). Dembo (2004) mengungkapkan, menjadi peserta didik bukanlah hal yang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet

SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN PECINTA LAGU DAN PENYANYI KOREA YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS KOREA POP FANDOM MALANG

2015 PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul

KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA

KONTRIBUSI IDENTITAS SOSIAL TERHADAP KONFORMITAS PADA PENGGEMAR K-POP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kognitif, afektif, personal integratif, social integratif, serta

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam

Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Sikap Remaja Surabaya SKRIPSI

KOMUNITAS K-POPERS PEKANBARU (STUDI TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL) Eriska Rena

BAB I PENDAHULUAN. menjadi favorit banyak kalangan muda. Masyarakat juga sempat tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih

PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pertama kali, industri musik telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi Antar Budaya, seperti yang anda ketahui bukanlah suatu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan internasional. Hal ini tercermin dari pembentukan kelompok kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia berkembang dengan sangat cepatnya, perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience.

BAB I PENDAHULUAN. di televisi ditayangkan, mulai dari acara talk show, sinetron/drama, live music,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUNITAS EXO-L YOGYAKARTA (STUDI KASUS DINAMIKA PENGGEMAR K-POP DI YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik. Oleh

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,

Hubungan antara Fanatisme Penggemar Boyband Korea (Super Junior) dengan Solidaritas Sosial di Komunitas E.L.F Surakarta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu mengacu pada globalisasi budaya Korea di tingkat dunia. Dalam waktu singkat, popularitas hallyu mempengaruhi keadaan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Pengaruh hallyu merambah di setiap aspek kehidupan, mulai dari bahasa, musik, film, fashion dan lifestyle. Korean pop, biasa disebut dengan K-Pop, merupakan salah satu produk hallyu yang sangat digemari saat ini. Istilah K-Pop secara luas digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis aliran musik yaitu antara lain, pop, rock, R&B, hiphop atau gabungan dari genre-genre musik yang ada. K-Pop selalu identik dengan boyband atau girlband, yang terdiri dari sekelompok perempuan atau laki-laki yang berada di bawah naungan suatu manajemen. 2NE1, JYJ, EXO, B2ST, Girl s Generations, Bigbang, Miss A, Shinee, f(x) adalah beberapa nama boyband dan girlband Korea yang terkenal di Asia maupun Eropa. Gelombang Korean wave mendorong penggemar musik K-Pop menggunakan budaya K-Pop sebagai perilaku meniru idola mereka, menyukai secara berlebihan sebagai penggemar, membeli bermacam pernak-pernik idola, membeli kaset maupun melakukan aktivitas dance

2 cover. Menjamurnya fans K-Pop di seluruh belahan dunia memunculkan berbagai macam komunitas fans. Musik pop Korea memiliki banyak penggemar setia yang terbagi dalam fandom-fandom sesuai dengan boyband atau girlband idola. Fandom adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada subkultur, pelbagai hal dan pelbagai kegiatan yang berkenaan dengan penggemar dan kegemarannya (Hollows, 2000: 209). Beberapa nama fandom seperti ELF (Ever Lasting Friends) merupakan sebutan bagi penggemar Super Junior, Sone untuk penggemar Girls Generations dan Shawol bagi penggemar Shinee. Penggemar tidak dapat dilepaskan dari kesuksesan seorang artis idola. Sebuah boyband tidak akan maju dan terkenal tanpa dukungan dari para penggemarnya. Penggemar boyband Korea cenderung memiliki tingkat kefanatikan yang relatif tinggi. Fanatisme mereka sebagai penggemar tercermin dalam perilaku fanatik mereka. Fanatisme merupakan ekspresi berlebihan yang disadari atau tidak, menggambarkan kecintaan segolongan manusia terhadap suatu hal tertentu yang telah dianggap dan diyakini sebagai suatu hal yang terbaik bagi diri manusia tersebut (Nataliawaty, 2002: 27). Para penggemar boyband Korea memiliki kebiasaan mengakses internet. Mereka biasa meng-update berita baru dari boyband idola, stalking akun member idola, mengunduh lagu maupun movie video serta mengikuti komunitas penggemar. Para penggemar membentuk sebuah

3 komunitas regional di seluruh Indonesia. Melalui komunitas tersebut para penggemar saling bertukar informasi mengenai boyband idola. Fenomena fanatisme penggemar boyband Korea dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukannya sebagai penggemar. Salah satu bentuk fanatisme penggemar boyband Korea adalah kegiatan konsumsi. Seorang penggemar tidak bisa dilepaskan dari kegiatan konsumsi. Konsumsi mengisyaratkan ketidaklengkapan; sesuatu yang hilang (Storey, 2010: 145). Penggemar boyband Korea dikenal sangat konsumtif. Kegiatan konsumsi di sini bukan berarti hanya membeli sebuah barang tetapi juga mengikuti perkembangan idola melalui media internet. Penggemar boyband Korea selalu loyal terhadap idolanya. Kecintaan mereka terhadap boyband Korea dianggap berlebihan dan tidak rasional. Perilaku fanatik mereka diperlihatkan dalam kesehariannya mengikuti perkembangan boyband idola mereka melalui akun twitter, blog, instagram dan jejaring sosial lainnya. Mereka mengunduh video, baik video klip, iklan maupun variety show. Dalam konsumsi barang, mereka membeli bermacam-macam merchandise seperti CD (Compact Disc), kaos, gantungan kunci, stiker dan semua yang berhubungan dengan boyband idola. Konsumsi merchandise maupun pernak-pernik dibeli dengan harga yang cukup tinggi. Menonton konser menjadi aktivitas yang ditunggu-tunggu para penggemar. Demi memuaskan hasrat menonton boyband idola, tak jarang mereka melakukan tindakan-tindakan agresif seperti menunggu para

4 member di bandara dan mengutit aktivitas boyband Korea. Mereka bahkan rela mengantri dan jauh-jauh pergi ke Jakarta untuk melihat penampilan boyband idola mereka. Bentuk kecintaan penggemar boyband Korea tidak hanya diwujudkan dalam aktivitas konsumsi saja, akan tetapi juga dituangkan dalam dance cover. Aktivitas dance cover dilakukan sebagai perwujudan kecintaan terhadap boyband idola. Dance cover adalah salahsatu jenis dance yang meniru dan mengidentifikasi dance boyband atau girlband Korea. Identifikasi dance meliputi detail gerakan, kostum dan ekspresi. Semakin mirip dengan boyband atau girlband idola, grup dance cover tersebut dianggap mencapai tingkat kesempurnaan. Masing-masing anggota dance cover akan mengcover anggota boyband sesuai dengan bias masing-masing. Bias disini diartikan sebagai kecenderungan atau kesukaan terhadap salahsatu anggota boyband Korea. Beberapa penggemar boyband Korea membentuk kelompok dance cover dan mengidentifikasi boyband idola mereka. Berbagai macam lomba K-Pop dance cover dari lokal hingga internasional diadakan untuk memfasilitasi minat dan bakat mereka di bidang dance cover. Fanatisme penggemar boyband Korea juga ditunjukkan dengan bergabung dalam komunitas penggemar. Bagi para penggemar boyband Korea, bergabung dalam suatu komunitas penggemar semakin mengukuhkan identitas mereka sebagai penggemar boyband Korea.

5 Melalui komunitas penggemar, para penggemar dapat mengekspresikan dirinya, berdiskusi dan saling bertukar informasi. Komunikasi dan interaksi antar penggemar dilakukan melalui jejaring sosial seperti facebook, blog dan twitter. Sesekali komunitas boyband Korea mengadakan gathering yang diperuntukkan bagi para anggotanya. Tingkah laku penggemar yang berlebihan dalam menyikapi boyband Korea menimbulkan sebuah pandangan negatif bagi masyarakat awam yang melihatnya. Penggemar boyband Korea dianggap sebagai sekumpulan penggemar fanatik. Kelompok penggemar K-Pop diasumsikan sebagai sebuah kelompok penggemar yang berlebihan. Kecintaan pada boyband idola dianggap tidak rasional, fanatik, alay dan tidak nasionalis. Asumsi tersebut diperkuat dengan perilaku para penggemar K-Pop yang cenderung mengagung-agungkan budaya Korea atau lebih dikenal dengan sebutan Korean sentris. Bagi penggemar fanatik K-Pop, budaya Korea dianggap lebih unggul dari budaya lain, bahkan budaya Indonesia sendiri. Mereka lebih suka menonton drama Korea, musik Korea, makan makanan Korea dan berbagai hal yang berbau Korea. Bagi mereka, kemunculan boyband dan girlband di Indonesia dipandang sebagai sebuah bentuk plagiarisme terhadap budaya Korea. Penggemar boyband Korea di kota Yogyakarta tidak berbeda dengan penggemar boyband Korea di kota-kota lain di Indonesia. Penggemar boyband Korea di kota pelajar ini memiliki aktivitas- aktivitas yang menunjukkan jati dirinya sebagai penggemar. Aktivitas-aktivitas

6 tersebut meliputi mengunduh MV (music video), lagu maupun variety show, mengikuti perkembangan boyband idola, membeli merchandise dan pernak-pernik, dance cover dan bergabung dalam komunitas penggemar. Aktivitas-aktivas tersebut menunjukkan fanatisme mereka terhadap boyband Korea. Salah satu komunitas dance cover di Yogyakarta adalah SDC (Safel Dance Club). Komunitas ini berada di bawah naungan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bahasa asing SAFEL (Student Activity Foreign Language Forum), Universitas Negeri Yogyakarta. Komunitas SDC memiliki karakteristik yang berbeda dengan komunitas dance cover lainnya. Komunitas ini tidak mengkhususkan diri pada penggemar salahsatu boyband atau girlband Korea, namun kumpulan dari berbagai macam penggemar K-Pop yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, SDC (Safel Dance Club) merupakan komunitas penggemar K-Pop yang bergerak dalam bidang dance. Fanatisme sebagai penggemar diekspresikan dengan cara melakukan dance cover. Mereka melakukan identifikasi setiap detail gerakan, ekspresi dan penampilan dance salahsatu boyband maupun girlband Korea. Kegiatan komunitas SDC tidak hanya terbatas pada dance cover, mereka sering tampil diberbagai acara di lingkup UNY, mengikuti berbagai macam acara yang berkaitan dengan K-Pop, bertukar MV maupun informasi boyband atau girlband idola dan berbagai kegiatan lainnya.

7 Dari fenomena di atas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana penggemar boyband Korea mengekspresikan fanatisme sebagai penggemar dan bagaimana perilaku fanatisme penggemar boyband Korea, khususnya di komunitas Safel Dance Club. Peneliti ingin melakukan penelitian analisis perilaku fanatisme penggemar boyband Korea (studi pada komunitas Safel Dance Club). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang masalah, maka diperoleh beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain: 1. Masuknya budaya populer Korea (Hallyu) menimbulkan fenomena demam Korea. 2. Penggemar K-Pop cenderung Korean sentris dan terkesan tidak nasionalis. 3. Stereotip masyarakat terhadap penggemar K-Pop masih negatif. Penggemar K-Pop dipandang sebagai sekelompok penggemar fanatik. 4. K-Pop melahirkan fanatisme bagi penggemarnya. C. Batasan Masalah Permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada Analisis perilaku fanatisme penggemar boyband Korea (studi pada komunitas Safel Dance Club).

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggemar boyband Korea mengekspresikan fanatisme sebagai penggemar? 2. Bagaimana perilaku fanatisme penggemar boyband Korea di komunitas Safel Dance Club? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perilaku penggemar mengekspresikan fanatisme terhadap boyband Korea. 2. Untuk menganalisis perilaku fanatisme penggemar boyband Korea di komunitas Safel Dance Club. F. Manfaat Penelitian Kajian mengenai Analisis Perilaku Fanatisme Penggemar Boyband Korea (Studi pada komunitas Safel Dance Club), membawa manfaat bagi beberapa pihak, adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada bidang sosiologi yang berkaitan dengan perilaku fanatisme penggemar boyband Korea.

9 b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana acuan dalam meningkatkan dan menambah wawasan mengenai analisis perilaku fanatisme penggemar boyband Korea. b. Bagi Peneliti 1) Sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. 2) Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan kedalam karya nyata. c. Bagi Masyarakat Umum Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi yang luas mengenai analisis perilaku fanatisme penggemar boyband Korea.