III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

VII. RENCANA KEUANGAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS) DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

VIII. ANALISIS FINANSIAL

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar 2003). Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono, 2000). Pemilihan investasi dilakukan karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, kesalahan dari memilih proyek dapat mengakibatkan pemborosan terhadap sumber-sumber yang langka, sehingga perlu dilakukan perhitungan sebelum melaksanakan proyek untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung biaya dan kemanfaatan yang diharapkan dari masing-masing proyek (Kadariah et al., 1999). Dengan analisis proyek, tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi proyek dapat diketahui, pemborosan terhadap sumberdaya dapat dihindarkan, serta dapat memilih proyek yang paling menguntungkan diantara berbagai alternatif proyek investasi yang ada (Husnan dan Suwarsono,2000). Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), dalam studi kelayakan hal-hal yang perlu diketahui adalah : 1. Ruang lingkup kegiatan proyek, untuk menentukan pada bidang-bidang apa proyek akan beroperasi. 2. Cara kegiatan proyek dilakukan, untuk menentukan apakah proyek akan ditangani sendiri atau diserahkan pada pihak lain. 3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek, untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan usaha. 4. Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut kebutuhan proyek dan fasilitas-fasilitas pendukung.

5. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. 6. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat akibat dari adanya proyek tersebut (manfaat dan pengorbanan ekonomis dan sosial). 7. Langkah-langkah untuk mendirikan proyek. Faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan adalah : 1. Besarnya dana yang ditanamkan. Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. 2. Tingkat ketidakpastian proyek. Semakin sulit kita memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain, semakin hati-hati dalam melakukan studi kelayakan. 3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek. Semakin besar dana yang tertanam, semakin tidak pasti taksiran yang dibuat, semakin kompleks faktor-faktor yang mempengaruhi dan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. 3.1.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Untuk melakukan studi kalayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspekaspek yang akan dipelajari. Banyak dan sedikitnya aspek yang akan dinilai serta kedalaman analisis tergantung pada besar kecilnya proyek yang akan dilakukan. Masing-masing aspek bisa dinilai dengan metode analisis yang berbeda-beda (Husnan dan Suwarsono, 2000). Aspek-aspek dalam yang dipelajari dalam melakukan persiapan analisis studi kelayakan adalah : a. Aspek Pasar Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang/jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Aspek pasar sangat penting untuk dilakukan pengkajian karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa. Menurut Husnan dan Suswarsono (2000), aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang : 23

Permintaan, baik secara total maupun diperinci dan proyeksi permintaan dimasa mendatang. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor. Perkembangan dimasa lalu dan yang akan datang, persaingan barang dan sebagainya. Harga, perbandingan dengan barang-barang impor dan produksi dalam negeri lainnya, serta pola perubahan harganya. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing mix, identifikasi siklus kehidupan produk dan pada tahap apa produk akan dibuat. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai oleh perusahaan. b. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Aspek teknis meliputi evaluasi tentang input dan output dari barang dan jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek (Kadariah, 1999). Aspek teknis menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan proses produksi yang dijalankan, seperti teknologi yang digunakan dan skala produksi yang dipilih fasilitas lokasi dan produksi dan pemilihan proses produksi mencakup teknologi, perlengkapan dan alat-alat, bahan-bahan, tenaga kerja dan pengawasan kualitas (Kuntjoro, 2002). Aspek teknis dalam proses produksi pembenihan ikan bawal air tawar salah satunya keadaan air yaitu, suhu 25-30 0 C, oksigen minimal 4 mg/l, karbondioksida maksimal 25 mg/l, ph 7-8, amoniak maksimal 0,1 mg/l dan alkalinitas 50-300 mg/l. Selain kondisi air, ketinggian tempat lokasi dan jenis tanah juga temasuk aspek teknis yang harus diperhatikan pada pengusahaan ikan bawal air tawar. 24

c. Aspek Manajemen Aspek manajemen merupakan manajemen dalam pelaksanaan proyek, seperti organisasi pelaksanaan proyek, penjadwalan penyelesaian proyek dan pembagian kerja dalan proyek, serta struktur organisasi dalam manajemen operasional (Kuntjoro, 2002). Aspek ini berhubugan dengan penetapan institusi/lembaga proyek yang harus dipertimbangkan struktur kelembagaan, sosial dan budaya yang ada pada suatu daerah atau negara setempat. Aspek ini meneliti sistem manajerial suatu usaha antara lain kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. Evaluasi aspek manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja (Umar,2005). d. Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi adalah aspek yang akan menentukan tentang besar atau kecilnya sumbangan suatu proyek terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan, sedangkan aspek sosial adalah aspek yang menyangkut terhadap dampak sosial yang disebabkan adanya penggunaan input dan output yang akan dicapai suatu proyek (Pudjosumarto, 1991). Menurut Kuntjoro (2002), menyatakan adanya keterkaitan antara aspek ekonomi dan sosial, sehingga dalam pelaksanaan suatu proyek, harus memperhatikan manfaat proyek tersebut bagi masyarakat, penambahan atau pengurangan devisa, penambahan kesempatan kerja dan pengaruh terhadap perkembangan industri lain. Aspek sosial dapat dilihat manfaatnya pada lingkungan sekitar, dapat berupa manfaat maupun pengorbanan yang dirasakan. e. Aspek Finansial Aspek finansial menyangkut terutama perbandingan antara pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. Selain itu apakah proyek akan terjamin dana yang diperlukan, apakah proyek akan mampu membayar kembali dana 25

tersebut dan apakah proyek itu akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah et al., 1999). 3.1.3. Analisis Finansial Ada dua macam analisis yang biasa digunakan dalam evaluasi proyek yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah suatu analisis proyek yang dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya pada proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Analisis ekonomi adalah analisis proyek yang dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan. Analisis finansial memiliki arti penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek, sebab tidak ada gunanya melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan jika para pembudidaya yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaanya (Kadariah et al, 1978). Sedangkan menurut Husnan dan Suwarsono (2000), analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya (cost) dengan manfaat (benefit) untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek. Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan dalam jangka waktu tertentu (Umar, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat kelayakan usaha yaitu dengan cash flow analysis. Analisis kelayakan finansial merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan layak tidaknya suatu proyek dilaksankan. Menurut Gittenger (1998), mengemukakan bahwa kriteria yang dipakai dalam penilaian kelayakan adalah Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value), Rasio Manfaat Biaya Bersih (Net Benefit and Cost Rasio), Tingkat Pengembelian Investasi (Internal Rate of Return) dan Masa Pengembalian Investasi (Payback Period). 26

a. Net Present Value (NPV) Menurut Kadariah et al. (1978), Net Present Value (NPV) yaitu nilai kini dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih kini dari benefit dengan nilai kini dan biaya, sedangkan menurut Umar (2005), NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Usaha dinyatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika NPV lebih besar atau sama dengan nol berarti usaha tersebut minimal telah mengembalikan sebesar opportunity cost faktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari nol berarti usaha tersebut tidak dapat menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan hal tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. b. Net Benefit and Cost Rasio (Net B/C) Net Benefit and Cost Rasio (Net B/C) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif (Kadariah et al.,1978). Metode ini digunakan untuk menghitung antara nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Nilai Net B/C menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Suatu usaha yang dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika Net B/C lebih besar dari satu. Jika nilai Net B/C lebih kecil dari satu maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang akan diperoleh dari suatu usaha lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan usaha tersebut c. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Kadariah et al. (1978), Internal Rate of Return (IRR) yaitu tingkat bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas 27

investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih Bt dan Ct yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. Suatu usaha dunyatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang diijinkan atau berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga berarti usaha tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. d. Payback Period Analisis Payback Period (PP) digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu (tahun atau bulan) yang diperlukan untuk menutup investasi yang ditanamkan (Husnan dan E Pudjiastuti, 2004). Payback Period adalah suatu indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu untuk menentukan berapa tahun atau bulan yang diperlukan oleh proyek untuk mampu mengembalikan biaya investasi yang dikeluarkan. Penilaian payback period untuk suatu usaha dapat diterima atau ditolak dengan cara membandingkan dengan payback period maksimum yang diisyaratkan. Payback maksimum yang diisyaratkan umumnya adalah unsur investasi. Jika payback period lebih pendek dari payback maksimum yang diisyaratkan, maka investasi ini sebaiknya diterima dan jika lebih lama sebaiknya ditolak. 3.1.4. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif tidak terhadap perubahan yang terjadi. Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada total penerimaan apabila terjadi perubahanperubahan yang tidak terduga yang berbeda dengan perkiraan dan perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah suatu unsur-unsur atau 28

dengan mengkombinasikan unsur-unsur lain, kemudian menentukan pengaruh pada hasil analisis. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek apabila ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit (Kadariah et al., 1978). Analisis switching value (nilai pengganti) merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas. Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maximum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi samai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0). Dalam analisis sensitivitas semua kemungkinan harus dicoba, maksudnya setiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal ini dilakukan karena analisis proyek didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang (Kadariah et al., 1978). Menurut Gittinger (1986) analisis sensitivitas merupakan suatu alat yang langsung dan kadang-kadang sangat cukup dalam menganalisis pengaruh-pengaruh resiko yang ditanggung dan ketidakpastian dalam analisis proyek. Tujuan analisis sensitivitas adalah melihat pengaruh perubahan perhitungan biaya atau manfaat terhadap hasil analisis kriteria investasi. Dengan demikian analisis sensitivitas membantu menentukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek dan juga dapat membantu pengelola proyek dengan menunjukkan bagian-bagian yang peka serta memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan akan menguntungkan perekonomian (Kadariah et al., 1978). 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Prospek pengembangan pengusahaan ikan bawal air tawar memiliki peluang yang baik. Tingkat permintaan ikan bawal air tawar terus mengalami peningkatan baik sebagai kebutuhan ikan konsumsi maupun ikan hias. Ikan bawal air tawar banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, bentuk ikan bawal 29

air tawar yang cukup menarik terutama dalam ukuran yang relatif kecil telah menjadi daya tarik sebagai komoditi ikan hias. Ikan bawal air tawar merupakan spesies ikan budidaya air tawar mulai berkembang dilakukan sebagai salah satu ikan unggulan. Kegiatan pengusahaan ikan bawal air tawar relatif lebih mudah. Hal ini dikarenakan ikan bawal air tawar tergolong ikan yang tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, serta memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif lebih cepat. Usaha pembenihan ikan bawal di Kabupaten Bogor telah lama berkembang. Bogor dengan kodisi curah hujan yang tinggi sangat mendukung untuk kegiatan usaha perikanan. Selain itu, penggunaan lahan yang sedikit menjadikan faktor pendorong bagi perkembangan usaha perikanan khususnya kegiatan pembenihan ikan di wilayah Bogor. Sebagian besar benih ikan bawal air tawar merupakan berasal dari Bogor. Namun demikian, usaha pembenihan ikan bawal air tawar dihadapkan pada permasalahan keterbatasan modal. Adanya keterbatasan modal tersebut sehingga perlu dicarikan bentuk pengusahaan ikan bawal air tawar yag memperoleh manfaat yag paling besar, dengan cara melalui berbagai kombinasi pengusahaan ikan bawal air tawar. Kombinasi yg dipilih yaitu 1) pembenihan ikan bawal air tawar, 2) kombinasi pembenihan dan pendederan ikan bawal air tawar, 3) kombinasi pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan bawal air tawar dan 4) pembesaran ikan bawal air tawar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan melakukan pengembangan usaha budidaya yang secara terpadu mulai dari kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pengembangan pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan secara terpadu tentunya memerlukan biaya investasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan usaha pembenihan ikan bawal air tawar semata. Adanya keterbatasan modal usaha menjadi salah satu kendala upaya pengembangan usaha. Selain itu, kegiatan usaha budidaya yang terpadu secara teknis akan memiliki tingkat kesulitan yang lebih rumit, karena aspek yang ditangani lebih komplek. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencari tingkat manfaat yang paling tinggi kegiatan pengembangan usaha perlu dilakukan kajian mengenai kelayakan 30

usaha sebelum diimplementasikan dari berbagai alternatif skenario pengembangan usaha. Gambaran mengenai alur pemikiran operasioanal penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 31