BAB IV DESIGN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

operasional yang kontinyu dengan menggunakan debit yang normal pula.

BAB II LADASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Tujuan Pembelajaran:

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

Transkripsi:

BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin air mikro hidro seperti poros transmisi, bantalan tirus/kerucut, kerangka/penyangga, dan lengan penyangga sudu turbin. Turbin arus direncanakan akan mampu menggerakan generator AC untuk menghasilkan daya listrik maksimal 30000 watt atau 30 Kw. Gambar.1 Desain Turbin Mikro Hidro 5

6 Gambar.2 Design Turbin Mikro Hidro Tanpa Pipa.1. Desain Profil Sudu dan Analisa Perhitungan Sudu Dalam menentukan bentuk dan dimensi sudu turbin, penulis mengacu pada sudut masuk aliran, sudut buang aliran dan ketinggian air sehingga sudu turbin yang terbentuk mampu memutar poros dan menggerakkan generator. Gambar.3 Profil Sudu Turbin Mikro Hidro

7 Bentuk sudu datar sering digunakan pada pembangkit listrik mikro hidro terutama di pedesaan atau perumahan. Hal tersebut dikarenakan mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik yang diproduksi oleh pemerintah. Sistem pemasangan sudu turbin ini pun tergolong mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan ketelitian. Akan tetapi sudu turbin datar memiliki kelemahan yang cukup besar pengaruhnya pada putaran poros turbin. Sudu turbin datar menghasilkan daya dorong balik yang jauh lebih besar pada saat menggerakkan poros turbin jika dibandingkan dengan sudut sudu memilin (pelintir). Hal tersebut terjadi karena sudut buang sudu sama dengan sudut masuk sudu. Sudut sudu semacam ini tidak mampu menghasilkan putaran yang maksimal karena laju aliran dan daya air tidak dapat dimanfaatkan secara efisien. Turbin air yang menggunakan sudu turbin datar pada dasarnya mengikuti prinsip kerja turbin pelton dimana air yang mengalir ke sudu turbin hanya pada satu sisi saja. Hal tersebut dimaksutkan untuk menjaga agar arah turbin berputar sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan untuk turbin dengan bentuk sudu memilin (pelintir) banyak digunakan pada turbin kaplan yang mana jumlah dari sudu turbin biasanya hanya sedikit dan arah air yang masuk ke sudu turbin tidak hanya berasal dari satu sisi saja melainkan ke seluruh sudu turbin sehingga semua sudu mampu memanfaatkan laju aliran air pada waktu yang bersamaan. Bentuk sudu turbin memilin (pelintir) dihasilkan dari 2 sudut yang berbeda yaitu sudut masuk sudu dan sudut keluaran sudu. Sudut masuk sudu (1) lebih besar daripada sudut keluar sudu (2), hal tersebut dimaksutkan agar kecepatan air yang masuk lebih besar daripada kecepatan air yang keluar. Hal tersebut menyebabkan daya keluaran air (W2) akan jauh lebih besar daripada daya masuk air (W1) ke sudu. Dengan demikian

8 laju aliran air akan dapat dimanfaatkan secara efisien dan menyebabkan poros mampu berputar secara maksimal. Profil sudu memilin (pelintir) inilah yang dipilih untuk mendesain sebuah turbin mikro hidro dengan prinsip kerja seperti turbin kaplan. Dengan memanfaatkan ketinggian (head) pipa yang mengaliri air dan jatuh dari ketinggian tertentu akibat adanya gaya gravitasi kemudian menekan sudu untuk menggerakkan turbin. Ukuran sudu telah ditentukan sesuai dengan diameter dalam pipa standard. Sudu tersebut akan terpasang pada shaft yang terkunci dengan bentukan bertingkat pada bagian bawah sudu atau biasa disebut pemasangan model christmas tree. Apabila dilihat desain sudu pada kondisi terpasang adalah sebagai berikut : Gambar. Detail sudut sudu turbin mikro hidro Sudut yang dihasilkan pada kondisi terpasang yaitu 1 0 untuk sudut masuk dan 2 0 untuk sudut keluaran. Sudut inilah yang akan memutar poros turbin pada saat air membentur sudu turbin. Perhitungan putaran sudu pada pipa berdiameter 17,5 inches

9 dan daya yang direncanakan sebesar 30000 watt atau 30 Kw dengan ketinggian pipa pengarah ke sudu turbine sebesar 7,133 m. Penyajian data sebagai berikut : 1. Diameter Pipa = 17,5 inches = 0,5 m 2. Daya Terencana (Pt) = 30000 watt atau 30 Kw 3. Putaran Generator yang dibutuhkan (Nt) = 1000 rpm. Ketinggian pipa pengarah ke sudu turbine = 7,133 m 5. Diameter luar Sudu (D 1 ) = 0,5 m 6. Diameter dalam Sudu (D 2 ) = 0,306 m Perhitungan : 1. Kecepatan Aliran Air ; C (m/det) 2. Luas Penampang Pipa; A (m 2 ) 3. Kapasitas Air yang Mengalir ; V V = A. C V = 0,155 m 2 x 11,83 m/s V = 1,83 m 3 /s

50 Setelah mengetahui kecepatan air didalam pipa yang tertutup dan kapasitas air yang mengalir didalamnya pada ketinggian 7,133 m, putaran yang diharapkan sebesar 1000 Rpm serta diameter lingkar luar (D1) dari sudu turbin yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,5 m, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan kecepatan tangensial (u 1 ) pada sudu turbin diameter lingkar luar saat berputar.. Kecepatan Tangensial pada diameter lingkar luar sudu turbin; u 1 (m/s) Nilai dari kecepatan tangensial tersebut harus dibagi dengan kecepatan aliran pada pipa yang masuk ke sudu turbin, sehingga diperoleh sebagai berikut : 5. u 1 = 23,3 / 11,83 (C) = 1,97 m/s Berdasarkan diagram hubungan antara kecepatan spesifik n q dalam menit dengan ukuran-ukuran utama dalam menentukan desain turbin kaplan diperoleh data sebagai berikut : Kecepatan Spesifik (n q ) = 20 s Kecepatan Tangensial pada diameter lingkar dalam sudu turbin saat berputar (u N ) = 0,78 x 11,83 (dikalikan dengan kecepatan aliran pada pipa tertutup) sehingga hasilnya diperoleh sebesar 9,23 m/s Kecepatan meridian (c m ) pengarah = 0,38 x 11,83 =,50 m/s

51 Dari ketentuan dimensi maka luas penampang pada sudu turbin yang bekerja dan kecepatan meridian c 2m = c 2 pada bagian keluar turbin dan yaitu sebesar 6. Luas Penampang Pipa; A (m 2 ) m 2 7. Kecepatan meridian c 2m = c 2 (m/s)! "! #! "!! "! 8. Randemen Turbin ; T & $ % #' $ % $ % $ % Dengan c u2 = 0 karena c 2 adalah pengeluaran yang tegak lurus maka kecepatan masuk bias (c u1), sebagai berikut :

52 9. Kecepatan Masuk Bias ; c u1! ( $ % )*+*,)*+*! ( -.! ( -! (! ( m/s Dengan demikian bentuk dari sudu turbin dapat digambarkan melalui bagan segitiga kecepatan. Bagan tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu sudut sudu dibagian diameter dalam (D 2 ), sudut sudu bagian tengah (D m ), Sudut sudu bagian luar (D 1 ). Bagan Segitiga Kecepatan tergambar sebagai berikut : 1. Bagan Segitiga Kecepatan bagian dalam (D 2 ) u N 1 2 C 2 C 1 W 2 3 W 1 C U2 x Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u N dan C 2 sebagai berikut : u N = 9,23 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s

53 Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01. /01 /01 1 2 b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W 2 31 567 2 c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ %.! (! (! ( m/s d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -

5! 8! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u N dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u N c U2 x = 9,23 1,7 x = 7,86 m/s f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 /01 9 1 9 2 g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = 90 0 3 1 = 90 0 18,5 0 1 = 71,6 0 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W 1 31 9 567 2

55 2. Bagan Segitiga Kecepatan bagian tengah (D m ) U rats-rsta 1 2 C 2 C 1 3 W 2 W 1 C U2 x Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u rata-rata dan C 2 sebagai berikut : U rata-rata = 16,265 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01 )*+*,)*+* /01 /01 1 2 b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W 2 31

56 567 2 c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ % )*+*,)*+*! (! (! ( m/s d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -!! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u rata-rata dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u rata-rata c U2 x = 16,265 0,990 x = 15,275 m/s

57 f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 /01 9 1 9 2 g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = 90 0 3 1 = 90 0 3,39 0 1 = 55,61 0 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W 1 31 9 567 2 3. Bagan Segitiga Kecepatan bagian luar (D 1 ) U 1 1 2 C 2 C 1 W 2 3 W 1 C U2 x

58 Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u rata-rata dan C 2 sebagai berikut : U 1 = 23,30 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01 /01 /01 1 2 b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W 2 31 567 2 c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ %! (! (! ( m/s

59 d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -!! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u rata-rata dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u 1 c U2 x = 23,30 0,691 x = 22,609 m/s f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 /01 9 1 9 2 g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = 90 0 3 1 = 90 0 5,37 0 1 =,63 0

60 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W 1 31 9 567 2 Akhirnya bagan bentuk profil sudu jalan bisa dibuat sketsanya. Pada masingmasing bagian sudu yaitu dalam, tengah, dan luar terdapat sudut sudu 1 dan 2 yang besar. Pada sudut sudu bagian dalam, kelengkungannya adalah lebih besar daripada dengan pertambahan jaraknya keluar. Makin keluar bentuk profil makin menjadi ramping. Pada leher poros sendiri bila berdasarkan ilmu kekuatan, profil memang sudah memerlukan penampang yang lebih besar. Semua sudu bentuknya adalah memilin (plintir)..2. Perhitungan Poros Transmisi dan Bantalan Kerucut Poros transmisi berupa poros berlubang vertikal yang disanggah oleh dua buah bantalan tirus / kerucut yang terbuat dari bahan besi baja Fe. 90 (St 50) didesain agar mampu menahan gaya arus (Fa), torsi untuk mengatasi putaran generator dan gaya aksial lainnya. Diagram benda bebas untuk poros transmisi dan beban yang diterimanya ditampilkan pada gambar berikut ini dengan bantalan berada pada titik A dan B.

61 F aksial F radial Bantalan 1 Bantalan 2 Gambar.5 Posisi bantalan terpasang Spesifikasi daya yang akan dihasilkan generator AC yang digunakan adalah 30 Kw pada putaran 1000 Rpm. Agar aman untuk digunakan maka poros transmisi harus mampu menahan tegangan tekan (σd) dan tegangan puntir akibat beban sudu, daya air dan torsi (T) generator pembangkit listrik sebagai berikut. 1. σ B, kekuatan tarik MPa = 50 2. Sf 1, Sf 2 faktor keamanan dinamis = 6 dan 3 Sf 1 = faktor keamanan yang bergantung kepada jenis bahan Sf 2 = faktor keamanan yang bergantung pada bentuk poros (harga 1,3-3,0) 3. Diameter rata-rata sudu turbin ; D M : - : -

62 : :. Jumlah Keseluruhan Lebar Sudu ; B ; ; ; ; 5. Gaya aksial yang terjadi pada sudu turbin ; Fa <0= ' >? @ : ; <0= > <0 <0 A0/0BA 6. Tegangan Tekan yang bekerja pada poros ; d d = CD E d = F2FG 22H d Pa d MPa 7. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a = 50 / (6 x 3)

63 a = 2,78 MPa Dengan demikian Tegangan Tekan yang terjadi pada poros (d) < daripada tegangan tekan yang diijinkan (a ) sehingga poros akan mampu menahan gaya aksial. Sedangkan untuk Tegangan Puntir yang dialami poros berasal dari beban radial. Beban Radial ini yang juga akan diterima oleh bearing. Oleh karena itu perhitungannya sebagai berikut : 1. Gaya Tangensial yang terjadi pada sudu ; T I : ; " ' ( ( I I kg m/s 2 = N atau 1,8 kn 2. Momen Inersia (m ) untuk penampang lingkaran solid ; J J = JKLM 9 J = JK2HM 9 J = 0,0001031 3. Tegangan Geser Poros ; p %KN p = 2KL O p = H2FPK2Q 2K2H O p = 690253,60 Pa p = 6,9 MPa

6. Tegangan Geser Poros yang diijinkan ; pi pi = RS%TU*VU*V"*+T)W*XY*VULWWZWV[*VK\ N pi = 2222K222229]]P 2Q pi = 35,595 MPa 5. Torsi yang dihasilkan oleh poros ; Tp p = %^N \ 690253,60 = %^2Q 222229 Tp = 319,8 Nm 6. Kecepatan Radial Generator = KJK. _2 = KJK222 _2 = 10,72 rad/d 2 7. Torsi yang dibutuhkan generator; Tg Tg = ` a Tg = 92222 2P] Tg = 286,8 Nm 8. Faktor Keamanan Poros

65 Faktor keamanan poros dihitung berdasarkan tegangan geser yang terjadi dengan tegangan geser yang diijinkan yaitu sebagai berikut (pi x Sf2) : C b x K t x p Dimana : C b (Faktor koreksi untuk lenturan) : Terjadi pembebanan lentur C b = 1,2 2,3 Tidak terjadi pembebanan lentur C b = 1,0 K t (Faktor koreksi untuk puntiran) : Faktor Pembebanan K t Beban dikenakan secara halus 1,0 Terjadi sedikit kejutan / tumbukan 1,0 1,5 Beban dikenakan kejutan / tumbukan besar 1,5 3,0 Sehingga perhitungan faktor keamanan poros yaitu sebagai berikut (pi x Sf2) : (C b x K t x p) 35,595 x 3 : 2,0 x 3,0 x 6,9 106,785 > 1, Faktor keamanan tersebut menunjukkan bahwa faktor dari bahan (tegangan yang diizinkan dan faktor keamanan bahan) lebih besar dibandingkan faktor-faktor gaya yang terjadi pada konstruksi poros tersebut sehingga dapat dikatakan bahan aman. Selain itu juga, Torsi yang dihasilkan pada pembangkit ini (Tp) > Torsi yang dibutuhkan oleh generator (Tg). Dengan demikian turbin mampu memutar generator dan membangkitkan energi listrik sebesar 30000Watt atau 30 kw. Langkah selanjutnya yang penting dalam analisa desain pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini adalah pemilihan jenis bantalan. Dalam hal ini terdapat 2 gaya yang

66 bekerja yaitu gaya tangensial dan gaya gesar aksial, oleh karena itu bantalan yang hendak digunakan yaitu menggunakan bantalan tipe Axial-Radial cylindrical roller bearing. Bantalan tersebut mampu menahan beban radial dan aksial dari turbin dengan standard spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi bantalan sebagai berikut : d D H C B = 180 mm = 250 mm = 2 mm = 22 mm = 26 mm C, beban dinamis = 95 kn Co, beban statis = 200 kn Putaran maksimal = 2600 rpm Gambar.6 Bantalan aksial radial Setelah mendapatkan besarnya gaya aksial dan radial yang terjadi, maka dapat menghitung beban ekuivalen, sebagai berikut : Perhitungan gaya aksial yang terjadi pada bantalan 1 yaitu sebagai berikut bc d <0 e - e - e e BA Gaya aksial pada bantalan 1

67 b< d e -e < -e e BA Gaya aksial pada bantalan 2 Perhitungan gaya tangensial yang terjadi pada bantalan 1 yaitu sebagai berikut bc d <f e - e - e e BA Gaya tangensial pada bantalan 1 b< d e -e < -e e BA Gaya tangensial pada bantalan 2 Faktor kecepatan fn dihitung dari jumlah putaran yaitu sebagai berikut i fn = g 999 h O V i fn = g 999 h O 222 fn = 0,321 Faktor umur dihitung dari faktor kecepatan, beban dinamis, dan beban ekuivalen, sebagai berikut : fh = fn Ǹ

68 fh = 0,321 PFQ222 9Q. fh = 7,2 pada Bantalan 1 fh = fn Ǹ fh = 0,321 PFQ222 P_Q. fh = 31,71 pada Bantalan 2 Umur nominal Lh dihitung dari faktor umur yaitu sebagai berikut : Lh = 500 x fh 3 Lh = 500 x 7,2 3 Lh = 20608197 jam pada Bantalan 1 Lh = 500 x fh 3 Lh = 500 x 31,71 3 Lh = 2x10 10 jam pada Bantalan 2.3. Perhitungan Kerangka Dalam hal ini, bagian yang perlu diperhatikan dalam perhitungan yaitu support plate yang tersambung dengan pipa. Selain itu juga yang perlu diperhitungkan selanjutnya yaitu support shaft yang menumpu support plate dengan base plate. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

69 Support Plate Support Shaft Gambar.7 Posisi Support Plate dan Support Shaft terpasang Tampak pada gambar diatas bahwa support plate merupakan bagian yang tersambung sekaligus menahan beban pipa sepanjang 22 m. Dalam hal ini gaya tekan yang berasal dari gaya aksial diperhitungkan berdasarkan hanya pada berat pipa saja. Perhitungannya sebagai berikut : 1. Data spesifikasi Support Plate sebagai berikut : OD (Outside Diameter) ID (Inside Diameter) Tebal Plate = 0,650 m = 0,7 m = 0,02 m Jenis Material = ST 50 Berat Jenis Material = 7900 kg/m 3 2. Data Spesifikasi Pipa sebagai berikut : OD (Outside Diameter) ID (Inside Diameter) Wall Thickness Jenis Material = 18 inches = 17,5 inches = 0,250 inches = Standard

70 Berat Material = 7,390 (lbs/ft) 3. Perhitungan Berat pipa dengan panjang 7,133 m 7,133 m = 22,966 ft 7,390 lbs = 21,96 kg Panjang 22 m = 21,96 x 22,966 = 93,68 kg. Perhitungan Berat Support Plate m = Volume x Berat Jenis m = (( x R 1 2 )- ( x R 2 2 )) x t x 7900 m = (( x 0,325 2 )- ( x 0,2235 2 )) x 0,02 x 7900 m = 27,65 kg 5. Gaya aksial yang diterima oleh Support Plate sebesar Fa = m x g Fa = 93,68 x 9,81 Fa = 83 N 9. Tegangan Tekan yang bekerja pada Support Plate ; d d = CD E d = PHP9G 2]Q d Pa d MPa 10. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a a = 50 / (6 x 3) a = 2,78 MPa

71 karena d < a, maka Support Plate mampu menahan gaya aksial atau beban pipa, sehingga aman untuk digunakan. Sedangkan untuk total gaya aksial atau beban yang diterima oleh support shaft yaitu sebagai berikut 1. Gaya aksial yang diterima Support Shaft Fa = (m (support plate) x g) + (m (pipa) x g) Fa = (27,65 x 9,81) + (93,68 x 9,81) Fa = 511,25 N 2. Luas Penampang support shaft yang berjumlah 6 A = x R 2 x 6 A = x 0,02 2 x 6 A = 0,0075 m 2 3. Tegangan Tekan yang bekerja pada support shaft ; d d = CD E d = QPQ 222]QP d = 678282,1 Pa d = 0,68 MPa. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a a = 50 / (6 x 3) a = 2,78 MPa karena d < a, maka Support Shaft mampu menahan gaya aksial atau beban pipa dan support plate, sehingga aman untuk digunakan.

72.. Rekapitulasi Data Hasil Perhitungan Data Nilai Keterangan Data Terencana 1. Diameter Pipa : 0,5 m 2. Daya Terencana : 30 kw 3. Putaran Generator : 1000 rpm. Ketinggian Pipa : 7,133 m 5. Diameter Dalam Sudu : 0,306 m 6. Diameter Tengah Sudu : 0,375 m 7. Diameter Luar Sudu : 0,5 m Sudu Turbin 1. Kecepatan Aliran Air : 11,83 m/s 2. Kapasitas Air : 1,83 m 3 /s 3. Randemen Turbin : 0,23 Segitiga Kecepatan Bagian Dalam 1. Sudut Masuk Sudu : 71,6 0 2. Sudut Keluar Sudu : 67,53 0 3. Kecepatan Masuk Relatif : 23,5 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 2,15 m/s Segitiga Kecepatan Bagian Tengah 1. Sudut Masuk Sudu : 55,61 0 2. Sudut Keluar Sudu : 53,92 0 3. Kecepatan Masuk Relatif : 27,0 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 27,62 m/s Segitiga Kecepatan Bagian Luar 1. Sudut Masuk Sudu :,63 0 2. Sudut Keluar Sudu : 3,77 0 3. Kecepatan Masuk Relatif : 31,77 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 32,27 m/s Poros 1. Gaya Aksial : 1,3 kn 2. Tegangan Tekan : 0,016 MPa 3. Gaya Tangensial : 1,8 kn. Tegangan Geser : 6,9 MPa 5. Torsi : 319,8 Nm Bantalan Aksial Radial 1. Diameter Dalam (d) : 180 mm 2. Diameter Luar (D) : 250 mm 3. Lebar Bantalan (H) : 2 mm. Lebar Bantalan Luar (C) : 22 mm 5. Lebar Bantalan Dalam (B) : 26 mm 6. Beban Dinamis (C) : 95 kn

73 7. Beban Statis (Co) : 200 kn 8. Putaran Maksimal : 2600 rpm 9. Beban Aktual pada Bantalan 1 : 2135 N 10. Beban Aktual pada Bantalan 2 : 65 N Dengan demikian perhitungan secara manual untuk analisa perhitungan sudu turbin, kekuatan poros penyangga dan kerangga sudah dapat diketahui dan konstruksi dapat dinyatakan aman untuk digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Akan tetapi untuk mendukung perhitungan secara manual, diperlukan adanya analisis berdasarkan program analisis dari software analisis yang ada. Dalam hal ini, penulis menggunakan software ansys dengan metode fluent sebagai salah satu perbandingan untuk mengetahui tingkat keamanan dan kelayakan terhadap desain pembangkit listrik mikro hidro ini..5. Simulasi Aliran Air Pada Sistem Turbin Mikro Hidro Perhitungan secara manual menentukan bentuk dari sudu turbin dan keseluruhan kerangka dari sistem turbin pembangkit listrik mikro hidro. Keseluruhan bentuk tersebut didesain dengan menggunakan software desain. Dalam hal ini penulis menggunakan software autodesk inventor professional untuk mendesain keseluruhan sistem pembangkit listrik mikro hidro. Akan tetapi, pada bab ini penulis tidak menyajikan keseluruhan desain yang sudah tergambar. Penyajian desain secara detail dan keseluruhan akan disajikan pada bab terlampir. Hasil dari analisis pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini bertujuan untuk mengetahui air yang mengalir dari pipa melewati sudu-sudu turbin. Aliran air ini tentunya akan mempengaruhi pergerakan sudu turbin sekaligus akan merubah tipe aliran. Pada bab II telah dijelaskan mengenai pengertian sekaligus perbedaan antara

7 aliran laminar dan turbulen. Air yang mengalir dari pipa tertutup melewati sudu turbin akan mengalami perubahan dari aliran laminar menjadi turbulen. Perubahan aliran ini tentunya yang akan mempengaruhi putaran dari poros turbin. Dengan bentuk sudu memilin (plintir) akan mengurangi gaya putaran balik dari akibat adanya perubahan aliran menjadi turbulen. Aliran turbulen terjadi akibat adanya aliran yang membentur sudu turbin pada bagian dalam dengan aliran yang menuju sudu turbin pada bagian tengah dan luar. Aliran turbulen akan lebih besar terjadi apabila terdapat ruang atau celah laju aliran antar sudu turbin. Oleh karena itu, desain dari sudu turbin yang terpasang ke poros penyangga didesain tanpa adanya ruang atau celah laju aliran antar sudu turbin satu ke sudu turbin yang lain. Ruang atau celah laju aliran antar sudu yang dimaksutkan dalam hal ini yaitu pitch atau gang antar sudu. Pitch atau gang antar sudu didesain untuk jarak sedekat mungkin sehingga. Jadi jika dilihat dari sisi aksial, air yang jatuh akan menyentuh seluruh sudu turbin tanpa ada ruang atau celah antar sudu yang menghambat putaran sudu turbin. Ruang atau celah antar sudu yang terlalu besar akan mengakibatkan putaran turbin akan terhambat dan pengaruh yang lebih besar dari pada itu yaitu turbin akan berputar berlawanan arah atau tidak sesuai dengan putaran yang diinginkan. Simulasi pergerakan air yang masuk ke dalam sistem turbin mikro hidro ini berdasarkan program analisis dengan menggunakan software ansys dengan metode Fluent, sebagai berikut :.5.1. Data Input Data masukan untuk proses analisis ini yaitu sebagai berikut : 1. Velocity Magnitude = 11,83 m/s 2. Material = Water-liquid

75 3. Density = 998,2002 kg/m 3. Pressure = 6997,73 Pa 5. Velocity = 11,83 m/s 6. Number of iterations = 1000 (pada Run calculation).5.2. Hasil Analisa Hasil analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut Gambar.8 Kecepatan aliran air dari pipa yang melewati sudu turbin Aliran air yang mengalir sebelum memasuki sudu turbin merupakan aliran laminar dimana aliran ini bergerak secara lancar. Sedangkan aliran air setelah melewati sudu turbin merupakan tipe aliran turbulen dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain. Keadaan aliran turbulen ini membangkitkan tegangan geser yang merata di seluruh fluida.

76 Apabila dilihat pada bagian poros, bagian yang mengalami tekanan terbesar yaitu pada bagian pelor turbin. Pelor turbin berfungsi mengarahkan aliran ke sudu-sudu turbin. Besarnya kecepatan yang mengalir pada pipa setinggi 7,133 m ini yaitu 11,83 m/s. Penggambaran pelor turbin mengalami pressure terbesar seperti pada gambar berikut ini : Gambar.9 Tekanan yang dialami poros penyangga Terlihat pada gambar dimana bagian berwarna merah pada pelor turbin mengalami tekanan yang lebih besar daripada bagian yang lain. Besarnya tekanan yang diterima oleh pelor turbin dari ketinggian air jatuh 7,133 m, sebagai berikut : & ' & & B j

77 Tekanan yang diterima oleh pelor turbin secara berulang-ulang ini akan mnyebabkan terjadinya pengikisan material pada pelor turbin. Oleh karena itu, material yang dipilih harus sesuai dan mampu menahan tekanan dari air jatuh semaksimal mungkin.