HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. seimbang akan mempengaruhi rasio lingkar pinggang pinggul menjadi

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

UJI SENSITIVITAS SKOR RISKESDAS CORONARY HEART DISEASE TERHADAP RASIO LDL/HDL PADA PASIEN RAWAT JALAN RSUD KABUPATEN PANGKEP

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

Transkripsi:

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. Latihan olahraga merupakan suatu aktivitasaerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penderita PJK di RSUD Dr sebanyak 282 orang. Tujuan; Mengetahui hubungan olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr Metode; Penelitian analitik dengan rancangan Retrospektif (kasus kontrol). Pengambilan sampel menggunakan tehnik Purposif sampling, dengan jumlah sampel penelitian 30 pasien PJK dan 30 pasien stroke (non PJK). Analisa data menggunakan analisa bivariat yaitu chi-square. Hasil; Hasil uji bivariate dengan chi-square membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara olahraga dengan PJK, akan tetapi pada orang yang rutin olahraga dapat menurunkan risiko jantung koroner dengan nilai OR=2.250. Kesimpulan;Tidak ada hubungan antara olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr. Surakarta. Responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian PJK 2.250 lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olahraga. Jadi olahraga bukan merupakan penyebab utama terjadinya PJK, akan tetapi olahraga merupakan salah satu faktor resiko yang pada kejadian PJK. Kata Kunci: Olahraga, PJK A. PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah ke otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak. Terdapat beberapa faktor memicu penyakit ini yaitu gaya hidup, faktor genetik, usia dan penyakit penyerta yang lain. (Norhasimah, 2010) Latihan olahraga merupakan suatu aktivitas aerobik, yang bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi. Suatu latihan olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar terhadap tubuh kita. Latihan fisik dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat kesegaran jasmani. Perubahan secara cepat disebut 48 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit...

respon, bila perubahannya lambat akibat olahraga atau latihan teratur disebut adaptasi. Aktivitas aerobik teratur menurunkan risiko PJK, meskipun hanya 11% laki-laki dan 4% perempuan. ( Gray, 2003 ). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Thrisetyaningsih et al (2011) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada peningkatan daya tahan jantung paru pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam kebugaran lansia secara rutin. PJK sendiri masih menjadi masalah baik di negara maju maupun di negara berkembang. Majid (2007) menyatakan di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. Pada tahun 1999 Penyakit jantung di Indonesia menempati urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian, dibawah penyakit diare dan stroke. Johari (2003). Sedang berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di RSUD Dr. data yang diperoleh pada tahun 2010 terdapat 282 penderita PJK. Dari permasalahan di atas, penulis merasakan perlunya dilakukan pendekatan secara ilmiah untuk membuktikan pengaruh olahraga terhadap kesehatan, terutama faal tubuh. Salah satu pendekatan secara ilmiah tersebut dapat dilakukan dengan melihat pengaruh olahraga terhadap penyakit jantung koroner. B. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian analitik. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah metode Retrospektif (kasus kontrol). Teknik sampling yang digunakan adalah Purposife sampling, dengan jumlah sampel 30 kelompok kasus (pasien PJK) dan 30 kelompok kontrol (pasien stroke). C. HASIL PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di RSUD Dr. ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr.. Penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 30 kelompok kasus (pasien PJK) dan 30 kelompok kontrol (pasien stroke). Hasil yang didapat dari pengolahan data tersebut diuraikan secara rinci di bawah ini. Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit... 49

1. Analisa Univariat a. Prevalensi Kejadian Penyakit Jantung Koroner Menurut Jenis Kelamin Tabel 1 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut Jenis Kelamin di RSUD Dr. Jenis kelamin PJK Laki-laki 20 33.3 Perempuan 10 16.7 Sumber: Data primer, diolah tahun 2012 Prevalensi penyakit jantung koroner (kelompok kasus) menurut jenis kelamin pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menderita PJK adalah laki-laki. Tabel 2 Prevalensi Penyakit Stroke (kelompok kontrol) Menurut Jenis Kelamin di RSUD Dr. Jenis kelamin Stroke Laki-laki 14 23.3 Perempuan 16 26.7 Prevalensi kelompok kontrol menurut jenis kelamin pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menderita penyakit stroke adalah perempuan b. Prevalensi Kejadian Penyakit Jantung Koroner Menurut Kelompok Umur Tabel 3 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut Kelompok Umur di RSUD Dr. Kelompok umur PJK 30-40 tahun 2 3.3 41-50 tahun 11 18.3 51-60 tahun 11 18.3 61-70 tahun 6 10.0 Sumber: data primer, diolah tahun 2012 Prevalensi penyakit jantung koroner (kelompok kasus) menurut kelompok umur pada tabel 3 sebagian besar dengan umur 41-60 tahun. Tabel 4 Prevalensi Penyakit Stroke(kelompok kontrol) Menurut Kelompok Umur di RSUD Dr. Kelompok umur Stroke 30-40 tahun 8 13.3 41-50 tahun 13 21.7 51-60 tahun 8 13.3 61-70 tahun 1 1.7 Sumber: data primer, diolah tahun 2012 50 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit...

Prevalensi kelompok kontrol menurut kelompok umur pada tabel 4 sebagian besar dengan umur 41-50 tahun. c. Prevalensi Kejadian Penyakit Jantung Koroner Menurut Jenis Pekerjaan Tabel 5 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut Jenis Pekerjaan di RSUD Dr. Jenis Pekerjaan PJK Tidak bekerja 12 20.0 PNS 7 11.7 Swasta 4 6.7 Wiraswasta 7 11.7 Petani 0 0 Prevalensi penyakit jantung koroner (kelompok kasus) menurut jenis pekerjaan pada tabel 5 sebagian besar dengan pada yang tidak bekerja. Tabel 6 Prevalensi Penyakit Stroke (kelompok kontrol) Menurut Jenis Pekerjaan di RSUD Dr. Jenis pekerjaan Stroke Tidak bekerja 9 15.0 PNS 2 3.3 Swasta 5 8.3 Wiraswasta 11 18.3 Petani 3 5.0 Prevalensi pada kelompok kontrol menurut jenis pekerjaan pada tabel 4.6 sebagian besar pada yang wiraswasta. d. Prevalensi Kejadian Penyakit Jantung Koroner Menurut aktivitas olahraga Tabel 7 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (kelompok kasus) Menurut aktivitas olahraga di RSUD Dr. Olahraga PJK Tidak Rutin 18 30.0 Rutin 12 20.0 Sumber: data primer, diolah tahun 2012 Berdasarkan Tabel 7 tersebut dapat diketahui aktivitas olahraga pada responden penyakit jantung koroner di RSUD Dr. Surakarta adalah sebagian besar responden tidak rutin melakukan olahraga. Tabel 8 Prevalensi Penyakit Stroke (kelompok kontrol) Menurut aktivitas olahraga di RSUD Dr. Olahraga Non PJK Tidak Rutin 12 30.0 Rutin 18 20.0 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit... 51

Berdasarkan Tabel 8 tersebut dapat diketahui aktivitasolahraga padakelompok kontrol (stroke/non PJK) di RSUD Dr. adalah sebagian besar Responden rutin melakukan olahraga. 2. Analisa Bivariat Tabel 9. Cross Tabulation (Tabulasi Silang) Hubungan Olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. Status PJK Olah raga PJK Non PJK Total Tidak rutin 18 30.0 12 20.0 30 50 Rutin 12 20.0 18 30.0 30 50 30 50.0 60 100 Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat diketahui hubungan olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr. : Responden tidak rutin oleh raga sebanyak 30 orang dengan distribusi 18 orang mengalami PJK dan 12 orang tidak mengalami PJK. Responden dengan oleh raga rutin sebanyak 30 responden dengan distribusi 12 orang mengalami PJK dan 18 orang tidak mengalami PJK. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan chi square test dengan taraf signifikasi 95%, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10 Hasil chi square test Nilai χ2 Nilai P hitung χ2 tabel value df OR CI 95% Lower Upper 2.400 3.841 0.121 1 2.250 0.801 6.321 Sumber: Data diolah dengan SPSS 15.00 Uji hipotesis menggunakan chi square test dengan hasil sebesar 2.400 dan nilai pvalue sebesar 0.121. Hasil tersebut diujikan pada pada df (dejarat kebebasan) 1 sebesar 3.841 serta nilai Odd Ratio (OR) sebesar 2.250. Karena (2.400) < (3.841) serta p (0.121) > 0.05 serta CI (0,801-6.321) menunjukkan tidak ada hubungan antara olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr.. OddRatio (OR) sebesar 2.250 hal ini menunjukkan responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian penyakit jantung koroner 2.250 lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olah raga. PEMBAHASAN Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut yan g bert ujuan untuk menginterpretasikan data hasil penelitian dan kemudian dibandingkan dengan konsep atau teori yang terkait. 52 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit...

1. Karakteristik responden a. Umur Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami penyakit jantung koroner dengan usia lebih dari 40 tahun, hal ini menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner akan meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini sesuai dengan teori Davidson, (2003) bertambahnya umur akan meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung koroner.hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Djohan (2004) ada hubungan antara umur dengan kejadian PJK. Kasus PJK akan meningkat dengan bertambahnya umur. b. Jenis Kelamin Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner lebih banyak terjadi pada responden dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori Davidson, (2003) risiko PJK lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian oleh Supriyono (2008) yang melakukan studi kasus di RSUP Dr. Kariyadi dan RS Telogorejo Semarang yang menunjukkan paparan terbesar kasus PJK terjadi pada laki-laki. c. Pekerjaan Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner sebagian besar terjadi pada yang tidak bekerja, PNS dan wiraswasta. Hasil penelitian oleh Supriyono (2008) yang melakukan studi kasus di RSUP Dr. Kariyadi dan RS Telogorejo Semarang pekerjaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner. d. Aktivitas olahraga Hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner sebagian besar terjadi pada responden yang tidak rutin berolahraga. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Febriani (2011) bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga beresiko lebih besar terkena PJK daripada orang yang mempunyai kebiasaan olahraga. Hal ini sesuai dengan penelitian Hariadi & Ali (2005) yang menyatakan bahwa Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit... 53

olahraga teratur bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner. 2. Hubungan Olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. Hasil penelitin pada tabel 9 menunjukkan responden dengan tidak rutin melakukan oleh raga sebanyak 30 responden di distribusikan 18 mengalami kejadian jantug koroner dan 12 tidak mengalami jantung koroner. Hal tersebut menunjukkan orang yang tidak rutin melakukan olahraga lebih berisiko mengalami kejadian penyakit jantung koroner atau dengan kata lain olahraga rutin dapat mencegah kejadian penyakit jantung koroner. Menurut Kushartanti (2000) Olahraga kuratif pada penderita jantung koroner dimaksudkan untuk memperlebar pembuluh darah koroner, menambah kapilarisasi jantung, dan memperbaiki profil lipid, terutama menurunkan LDL kolesterol dan meningkatkan HDL kolesterol. Penurunan denyut jantung istirahat sebagai hasil latihan ternyata sangat menguntungkan bagi penderita jantung koroner. Dengan berolahraga maka kemampuan jantung untuk memompa darah juga semakin meningkat sehingga dapat mencegah penyakit jantung. (Sutaryo, 2011) Hasil pengujian statistisk diperoleh nilai OR sebesar 2.250, hal ini berarti responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian penyakit jantung koroner 2.250 lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olah raga. Penelitian ini membuktikan responden yang tidak rutin atau jarang melakukan oleh raga lebih berisiko mengalami kejadian penyakit jantung koroner. Sedangkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr.. Hal ini menunjukkan olahraga tidak berhubungan langsung dengan penyakit jantung koroner, tetapi pada orang yang rutin olahraga dapat menurunkan risiko jantung koroner. Namun jika dilihat dari nilai OR menunjukkan bahwa orang yang tidak rutin berolahraga beresiko lebih besar terkena penyakit jantung koroner (OR=2.250). Ketidaksignifikanan ini dikarenakan sampel yang diambil terlalu sedikit dan masih banyak faktor risiko lain yang belum diteliti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penelitian Febriani (2011) yang menyimpulkan kebiasaan olahraga tidak mempunyai hubungan 54 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit...

bermakna dengan penyakit jantung koroner. Hasil penelitian juga menyebutkan meskipun tidak bermakna secara statistik orang yang tidak mempunyai kebiasaan olah raga berisiko lebih besar mengalami PJK (OR = 3). Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menyebabkan olahraga tidak bermakna secara statistik yaitu jumlah sample kecil dan banyak faktor risiko PJK lain yang tidak diteliti, seperti merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, kegemukan, stress. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pada karakteristik pasien PJK di RSUD Dr., sebagian besar dengan jenis kelamin laki-laki, sebagian besar dengan umur 41-60 tahun, dan sebagian besar pasien tidak bekerja. Untuk Kebiasaan olahraga atau rutinitas olah raga pada pasien PJK sebagian besar tidak rutin melakukan olahraga. Secara signifikan tidak ada hubungan antara olahraga dengan penyakit jantung koroner di RSUD Dr. Surakarta. Responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian PJK 2,250 lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olahraga. Dalam penelitian ini olahraga bukan merupakan penyebab utama terjadinya PJK, akan tetapi olahraga merupakan salah satu faktor resiko yang menyebabkan orang terkena PJK. Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit... 55

DAFTAR PUSTAKA Davidson, Christopher. 2003. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Dian Rakyat Djohan. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. Sumatera: USU. Febriani, F. 2011. Risiko Kebiasaan Olahraga (Training) terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita yang Berobat di RSU Haji Surabaya [skripsi]. Surabaya: Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Gray, dkk. 2003. Lecture Notes Kardiologi. Jakarta: Erlangga Hariadi & Ali. 2005. Hubungan Obesitas Dengan Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Di Laboratorium Klinik Prodia Makassar Tahun 2005. Hal 1-14 Johari, M. 2003. Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur Rumah Sakit Jantung Di Semarang [skripsi]. Semarang: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Kushartanti. 2000. Kesehatan Olahraga Kuratif. Yogyakarta: FIK UNY Majid A. 2007. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, Dan Pengobatan Terkini. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Fisiologi Pada Fakultas Kedokteran, Diucapkan Di Hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara; Medan, 4 Agustus 2007. Medan: Universitas Sumatera Utara. Hlm 1-53 Norhashimah. 2010. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di Kelurahan Tanjung Rejo [skripsi]. Medan: Fakultas kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Supriyono, M. 2008. Faktor-Faktor Risisko yang Berpengarug TerhadapKejadian Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia 45 Tahun [Tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana-Megister Epidemiologi, Universitas Diponegoro. Sutaryo. 2011. Bagaimana Menjaga Kesehatan Jantung. Yogyakarta: Cinta Buku Thristysningsih, Probosuseno, Astusi. 2011. Senam Bugar Lansia Berpengaruh Terhadap Daya Tahan Jantung Paru, Status Gizi, dan Tekanan Darah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia: Vol 8 No1 Juli 201: 14-22. 56 Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit...