BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. Bagian Kesatu Kedudukan

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

JUMLAH PEGAWAI DINAS CIPTA KARYA KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN CIAMIS

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) 3. Sistem Informasi Perumahan di Seksi Pembangunan di Kabupaten Bogor

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

WALIKOTA TASIKMALAYA

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

Gambaran Umum Wilayah

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Undang-Undang

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 88 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 30.N Tahuii 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha, dan secara geografis terletak antara 6 19 6 47 Lintang Selatan dan 106 1 107 103 Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok di sebelah Utara, kemudian dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, sementara di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten serta di tengahtengah terletak Kota Bogor. Topografi wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi, yaitu berupa daerah pegunungan di bagian Selatan, hingga daerah dataran rendah di sebelah Utara. Keberadaan sungaisungai di wilayah Kabupaten Bogor posisinya membentang dan mengalir dari daerah pegunungan di bagian Selatan ke arah Utara. Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, Sub DAS Kali Bekasi serta Sub DAS Cipamingkis dan Cibeet. Sungaisungai pada masingmasing DAS tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis yaitu sebagai sumber air untuk irigasi, rumah tangga dan industri serta berfungsi sebagai drainase utama wilayah. Disamping itu, di Kabupaten Bogor terdapat 94 danau atau situ dengan luas total 496,28 Ha serta 63 mata air. Situsitu dimaksud berfungsi sebagai reservoir atau tempat peresapan air dan beberapa diantaranya dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau tempat rekreasi dan budidaya perikanan. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri atas 428 Desa/Kelurahan, yang terdiri dari 411 desa, 17 kelurahan, 3639 RW, 14.403 RT yang tercakup dalam 40 Kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 (lima) Kecamatan di tahun 2005,

58 yaitu dengan membentuk Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang), Kecamatan Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong (pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari Kecamatan Ciampea). Selain itu, pada tingkatan desa, telah dibentuk pula sebuah desa baru pada akhir tahun 2006, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug pada Kecamatan Jasinga. Sementara itu, pada sisi lain dilakukan juga perubahan status desa menjadi kelurahan, yaitu dari Desa Atang Senjaya menjadi Kelurahan Atang Senjaya, Kecamatan Kemang pada tahun 2003, kemudian pada tahun 2004, yakni dari Desa Padasuka menjadi Kelurahan Padasuka Kecamatan Ciomas, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 428 desa/kelurahan. 4.2 Gambaran Umum Kependudukan Kabupaten Bogor Penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2007 telah mencapai 4.251.838 jiwa atau sekitar 10,32% dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat dan menempati urutan kedua setelah Kabupaten Bandung bilamana dilihat dari jumlah penduduk di seluruh kabupaten/kota yang ada di Propinsi Jawa Barat. Sementara itu, penduduk di Kabupaten Bogor menunjukkan sebaran yang belum merata, dimana konsentrasi penduduk terpadat cenderung berada di wilayah perkotaan dan di kawasan industri seperti di ibukota Cibinong (274.111 jiwa), Kecamatan Bojonggede (205.568 jiwa), Kecamatan Cileungsi (202.964 jiwa), Kecamatan Gunung Putri (225.780 jiwa), Kecamatan Ciomas (129.565 jiwa) dan Kecamatan Citeureup (170.123 jiwa), sedangkan penduduk dengan konsentrasi rendah berada di wilayah pedesaan seperti di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Sukamakmur, Cariu dan Kecamatan Tanjungsari. Sejalan dengan kondisi sebaran penduduk itu, maka ratarata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bogor adalah 14,18 jiwa/ha, dengan kepadatan terendah di kecamatan Tanjungsari yaitu sebesar 3,06 jiwa/ha, dan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 78,60 jiwa/ha di kecamatan Ciomas. Tampak dari data ini bahwa pada wilayah perkotaan tingkat kepadatannya lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan, terutama yang berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Kota

59 Bogor. Daerahdaerah dengan jumlah penduduk yang cukup padat tersebut maka akan memberi tekanan kepada lingkungan. Jumlah rumah tangga yang bermukim di wilayah Kabupaten Bogor adalah sebanyak 1.024.944 KK, dan selanjutnya dengan memperhatikan jumlah total penduduk di atas, maka dapat dihitung bahwa jumlah anggota rumah tangga di masingmasing keluarga ratarata sekitar 45 jiwa/kk. Kondisi ini mengindikasikan bahwa keluarga di Kabupaten Bogor pada umumnya masih menganut konsep keluarga inti (nuclear family) atau konsep keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sebanyak 23 orang. 4.3 Perangkat Daerah Pengelola Pelayanan Sampah Penanganan masalah sampah di Wilayah Kabupaten Bogor berada di bawah tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah. Sebelum dibentuknya Dinas Kebersihan dan Pertamanan, untuk pengelolaan sampah menjadi tugas dari Dinas Cipta Karya di bawah Bidang Kebersihan Lingkungan. Untuk pengelolaan sampah pasar diserahkan dan menjadi tanggung jawab PD Pasar Tohaga sejak Bulan Mei 2007. Pengelolaan sampah yang menjadi obyek kajian ini adalah yang berada di bawah tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang meliputi sampah yang berasal dari perumahan, industri, rumah makan, sekolah, hotel, perkantoran dan rumah sakit. Dinas Kebersihan dan pertamanan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 3 (tiga) Sub Bag, 4 (empat) Bidang, 8 (delapan) Seksi dan 5 (lima) Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Sanitasi. Susunan organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai berikut : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi :

60 1. Sub Bagian Program dan pelaporan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan; c. Bidang Sanitasi Lingkungan, membawahi : 1. Seksi Saniatasi Air Limbah; dan 2. Seksi Sanitasi Air Bersih; d. Bidang Kebersihan Lingkungan, membawahi : 1. Seksi Pelayanan Kebersihan; dan 2. Seksi Pengelolaan Sampah; e. Bidang Reklame, membawahi : 1. Seksi Pengendalian Reklame; dan 2. Seksi Pendataan Reklame; f. Bidang Pertamanan dan Pemakaman, membawahi : 1. Seksi Pengelolaan Pertamanan; dan 2. Seksi Pengelolaan Pemakaman; g. Unit Pelaksana Teknis h. Kelompok Jabatan fungsional Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor disajikan dalam gambar 3 berikut ini.

61 KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAG KEUANGAN BIDANG SANITASI LINGKUNGAN BIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN BIDANG REKLAME BIDANG PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN SEKSI SANITASI AIR LIMBAH SEKSI PELAYANAN KEBERSIHAN SEKSI PENGENDALIAN REKLAME SEKSI PENGELOLAAN PERTAMANAN SEKSI SANITASI AIR BERSIH SEKSI PENGELOLAAN SAMPAH SEKSI PENDATAAN REKLAME SEKSI PENGELOLAAN PEMAKAMAN UPT Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah : 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kebersihan, pertamanan dan pemakaman serta tugas pembantuan, dan mempunyai fungsi, sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan, pertamanan dan pemakaman; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan, pertamanan, dan pemakaman;

62 c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan, pertamanan, dan pemakaman; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. 2. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Dinas dan mempunyai fungsi : a. Pengkoordinasian penyusunan program Dinas; b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data Dinas; c. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian; d. Pengelolaan administrasi keuangan; e. Pengelolaan situs web Dinas; dan f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja badan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh : a. Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan c. Sub Bagian Keuangan. Masingmasing Sub Bagian sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 3. Bidang Sanitasi Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan sanitais lingkungan dan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan sanitasi air limbah; b. Pengelolaan sanitasi air bersih. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas Bidang Sanitasi Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : a. Seksi Sanitasi Air Limbah; dan

63 b. Seksi Sanitasi Air Bersih. Masingmasing Seksi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sanitasi Lingkungan. 4. Bidang Kebersihan Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kebersihan lingkungan dan persampahan, dan mempunyai fungsí : a. Pengelolaan pelayanan kebersihan; dan b. Pengelolaan persampahan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas Bidang Kebersihan Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : a. Seksi Pelayanan Kebersihan; dan b. Seksi Pengelolaan Sampah. Masingmasing Seksi sebagaimana dimaksud tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kebersihan Lingkungan 5. Bidang Reklame membantu Kepala Dinas dalam pengelolaan reklame dan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan pengendalian reklame; dan b. Pengelolaan pendataan reklame. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas Bidang Reklame dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : a. Seksi pengendalian reklame ; dan b. Seksi pendataan reklame Masingmasing Seksi sebagaimana dimaksud tersebut di atas di pimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Reklame. 6. Bidang Pertamanan dan Pemakaman membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pertamanan dan pemakaman dan mempunyai fungsí : a. Pengelolaan pertamanan; dan b. Pengelolaan pemakaman.

64 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas Bidang Pertamanan dan Pemakaman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : a. Seksi Pengelolaan Pertamanan ; dan b. Seksi Pengelolaan Pemakaman. Masingmasing Seksi sebagaimana dimaksud tersebut di atas di pimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman. 7. Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas. Untuk pengelolaan persampahan dan kebersihan perkotaan di Kabupaten Bogor di bawah Bidang Kebersihan Lingkungan yang membawahi 2 seksi yaitu Seksi Pelayanan Kebersihan dan Seksi Pengelolaan Persampahan. Untuk pelayanan kebersihan persampahan dibentuk 5 Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Sanitasi, yaitu UPT I Wilayah Cibinong, UPT II Wilayah Jonggol, UPT III Wilayah Ciawi, UPT IV Wilayah Leuwiliang dan UPT V Wilayah Parung. UPT I Wilayah Cibinong meliputi Kecamatan Cibinong, Citeureup, Bojonggede, Sukaraja, Babakanmadang dan Gunung Putri. UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis Dinas. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, UPT mempunyai fungsi : a. penyelengaraan ketatausahaan UPT; b. pengumpulan dan pengolahan data serta analisis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, Instalasi Pengolahan Lumpur (IPLT), Kebersihan dan Sanitasi; c. penyusunan petunjuk teknis pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), kebersihan dan sanitasi; d. pengelolaan, pemanfaatan, pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih dan penyehatan lingkungan; e. pemungutan retribusi bidang kebersihan; f. pengelolaan sarana dan prasarana serta pemeliharaan peralatan kebersihan;

65 g. pelayanan bidang kebersihan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan persampahan di Kabupaten Bogor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor didukung oleh sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana. Jumlah personil/tenaga kebersihan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Petugas Operasional Persampahan Kabupaten Bogor No Uraian Jumlah (orang)/tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 Sopir truk 41 44 46 50 66 2 Kru (juru angkut sampah) 164 176 176 200 264 Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, 2010 Sarana dan prasarana pendukung pelayanan persampahan yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Tabel 7. Sarana Pendukung Pelayanan Persampahan NO Uraian Satuan (Unit)/Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 Dump Truck 39 42 44 47 63 2 Arm Roll Truk 2 2 2 3 3 3 TPS, 13 M 3 65 71 73 85 90 4 Transfer Depo 12 M 3 12 12 14 18 18 5 Bulldozer 1 1 1 1 1 6 Escavator 1 1 1 1 1 7 TPA Sukasirna, Jonggol 0,6 Ha 1 1 1 8 TPA Waru, Parung 0,5 Ha 1 1 1 9 TPA Pondok Rajeg, 9 Ha 1 1 1 1 10 TPA Galuga, 20 Ha 1 1 1 1 1 11 TPA Nambo 40 Ha Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, 2010

66 Tabel 8. Data Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kabupaten Bogor No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jumlah penduduk 3.700.207 4.215.436 4.251.838 4.340.838 4.477.296 (jiwa) 2 Jumlah Timbulan 7.400 8.431 8.504 8.681 8.955 sampah (M 3 /hari) 4 Sampah Terangkut (M 3 /hari) Sumber: BPS dan hasil olahan data. 4.4 Kondisi Umum Lingkungan Hidup 431 462 483 525 693 Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, Sub DAS Kali Bekasi serta Sub DAS Cipamingkis dan Cibeet. Sungaisungai pada masingmasing DAS tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis yaitu sebagai sumber air untuk irigasi, rumah tangga dan industri serta berfungsi sebagai drainase utama wilayah. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air diketahui bahwa sungai di Kabupaten Bogor sudah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) Baku Mutu Lingkungan (BML) untuk beberapa parameter terutama BOD, COD, TSS, Fe, Zn, Bakteri Koliform dan Total Fecal Koli, bahkan untuk sungai Cileungsi dan Cikaniki parameter Hg sudah melampaui Baku Mutu. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa selain limbah industri dan kegiatan usaha lainnya yaitu limbah rumah tangga dan peternakan turut berpengaruh besar terhadap penurunan kualitas air sungai. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambient di 6 Kecamatan yaitu : Cibinong, Citeureup, Gn.Putri, Klapanunggal, Cileungsi dan Ciawi diketahui bahwa parameter dominan yang tidak memenuhi BML adalah debu dan kebisingan. 4.5 Obyek Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang menjadi obyek retribusi ialah setiap pelayanan persampahan/kebersihan oleh Pemerintah Daerah. Sedangkan subyek retribusi atau wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan persampahan/kebersihan dari Pemerintah Daerah. Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan, kategori, volume sampah, waktu, luas bangunan, ritase, dan/atau jarak.

67 Tingkat penggunaan jasa yang diukur berdasarkan jenis pelayanan, meliputi: a. Pengambilan, pengangkutan dan pembuangan sampah harian; b. Pengambilan, pengangkutan dan pembuangan sampah mingguan; c. Penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah; d. Penyediaan kontainer sampah; dan e. Pengambilan, pengangkutan, dan pembuangan sampah untuk kegiatan pameran/eventevent lainnya yang bersifat insidentil. Sedangkan tingkat penggunaan jasa yang diukur berdasarkan kategori, meliputi : a. Rumah tangga non perumahan; b. Rumah tangga di lokasi perumahan; c. Industri, rumah sakit, hotel dan pusat perbelanjaan (mall); d. Pertokoan, perkantoran, dan restoran/rumah makan; dan e. Pameran/eventevent lainnya yang bersifat insidentil. Adapun struktur dan besarnya tarif retribusi berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan kepada masingmasing subyek retribusi pelayanan persampahan/kebersihan disajikan pada Tabel 9 berikut di bawah ini. Tabel 9. Struktur dan Besarnya Tarif untuk Jenis Pelayanan Pengambilan, Pengangkutan dan Pembuangan Sampah Harian No Luas Bangunan Tarif Retribusi (Rp/bulan) 1 21 M2 s/d 70 M 2 20.000,00 2 71 M2 s/d 105 M 2 25.000,00 3 106 M2 s/d 200 M 2 27.500,00 4 201 M2 s/d 300 M 2 30.000,00 5 >301 M 2 40.000,00 Sumber : Perda Kabupaten Bogor Nomor 20 Tahun 2008

68 Tabel 10. Struktur dan Besarnya Tarif untuk Jenis Pelayanan Pengambilan, Pengangkutan dan Pembuangan Sampah Mingguan No Kategori Luas Bangunan (M 2 ) A 1. Rumah Tangga Non Perumahan < 21 21 s/d 70 71 s/d 200 201 s/d 300 > 300 Jarak (KM) Volume Sampah (M 3 /Hari) Tarif (Rp/Bulan) 4.000,00 6.000,00 15.000,00 17.000,00 20.000,00 2. Rumah Tangga Di Lokasi Perumahan a. Perumahan Sederhana 21 s/d 35 36 s/d 45 46 s/d 70 4.000,00 6.000,00 7.000,00 b. Perumahan Menengah 21 s/d 35 36 s/d 45 46 s/d 70 71 s/d 105 106 s/d 200 > 201 c. Perumahan Mewah 21 s/d 35 36 s/d 45 46 s/d 70 71 s/d 105 106 s/d 200 201 s/d 300 > 301 B Industri, Rumah Sakit, Hotel dan Pusat Perbelanjaan (Mall) C Pertokoan, Perkantoran, dan Restoran/Rumah Makan s/d 15 > 15 s/d 20 > 20 s/d 25 >25 s/d 30 >30 s/d 35 >35 Sumber : Perda Kabupaten Bogor Nomor 20 Tahun 2008 < 0,51 0,51 s/d 0,75 > 0,75 7.500,00 10.000,00 12.500,00 15.000,00 17.500,00 20.000,00 10.000,00 12.500,00 17.500,00 20.000,00 27.000,00 30.000,00 32.500,00 125.000,00 150.000,00 175.000,00 200.000,00 225.000,00 350.000,00 20.000,00 30.000,00 50.000,00

69 Tabel 11. Struktur dan Besarnya Tarif untuk Jenis Pelayanan Pengambilan, Pengangkutan dan Pembuangan Sampah untuk Kegiatan Pameran/ eventevent lainnya yang bersifat insidentil No Jarak (KM) Volume Tarif (Rp) 1 s/d 15 s/d 3 M 3 /ritase > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase 150.000,00 200.000,00 2 > 15 s/d 20 s/d 3 M 3 /ritase > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase 175.000,00 250.000,00 3 > 20 s/d 25 s/d3 M 3 /ritase > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase 200.000,00 300.000,00 4 > 25 s/d 30 s/d M 3 /ritase > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase 225.000,00 350.000,00 5 > 30 s/d 35 s/d M 3 /ritase 250.000,00 > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase 6 > 35 s/d M 3 /ritase > 3 M 3 s/d 6 M 3 /ritase Sumber : Perda Kabupaten Bogor Nomor 20 Tahun 2008 400.000,00 275.000,00 450.000,00 Besarnya tarif untuk jenis pelayanan penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah ditetapkan sebesar Rp. 30.000,00 /M 3, sedangkan untuk pelayanan penyediaan kontainer sampah ditetapkan tarif sebesar Rp. 150.000,00/bulan.