PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1998 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 14 Tahun 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 5 TAHUN 1993 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 6 TAHUN 1993 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 11 TAHUN 1993 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 4 TAHUN 1993 T E N T A N G RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 9 TAHUN 1993 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 10 TAHUN 1993 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR : 34 TAHUN 1996

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SOLOK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 6 Tahun 1996 T E N T A N G PAJAK POTONG HEWAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 1 TAHUN 1993 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN INDUSTRI KECAMATAN GELUMBANG KABUPATEN MUARA ENIM

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1991 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 8 Tahun 2003 TENTANG : RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LEMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 1 TAHUN 1997 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 17 TAHUN 1991

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ;

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 47 TAHUN 2001

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 1992

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PRABUMULIH TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 1 Tahun 1996 Seri: D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 8 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1991

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN DI KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 14 TAHUN : 2003 SERI :E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT NOMOR 01 TAHUN 1994 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

WALIKOTA BANJARMASIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PEMERINTAH KOTA PADANG

RUMAH SUSUN BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 DISUSUN OLEH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1998 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU 1994-2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Menimbang : a. bahwa Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru 1991-2010 telah dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1993 yang didasari kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987; b. Bahwa dengan dikeluarkannya Undang=-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka Rencana Tata Ruang Kota yang telah ada perlu dilakukan peninjauan kembali; c. Revisi Rencana Tata Ruang Kota mempunyai Ruang Lingkungan sebagai suatu rencana kota yang mencerminkan Strategi Pengembangan Kota dalam waktu kurun waktu 10 tahun serta dapat dijabarkan dalam skala prioritas 5 tahun sekali, dan sejalan dengan pelaksanaan pembangunan 5 tahun. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 19) jo. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112) Jis Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru dan Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar. 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 104). 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38). 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1993 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115). 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan. 7. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru Nomor m3 Tahun 1994 Tentang Pola dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Pekanbaru. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU

M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU 1994-2004 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru; c. Kepada Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Pekanbaru; d. Kota adalah Pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam Peraturan perundang-undangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan; e. Perkotaan adalah suatu kumpulan pusat-pusat pemukiman yang berperan dalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa; f. Perencanaan Kota adalah kegiatan penyusunan dan peninjauan kembali Rencanarencana Kota; g. Rencana Kota adalah Rencana pengembangan Kota yang disiapkan secara teknis dan non teknis baik yang ditetapkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang merupakan perumusan kebijaksanaan Pemanfaatan muka bumi wilayah Kota termasuk ruang di atas dan di bawahnya serta pedoman pengarahan dan pengendalian bagi pelaksanaan Pembangunan Kota; h. Ruang, adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya; i. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik yang di rencanakan maupun tidak; j. Penataan Ruang, adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; k. Rencana Tata Ruang; Adalah hasil perencanaan Tata Ruang; l. Wilayah, adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya di tentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional; m. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya n. Kawasan Lindung adalah kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan; o. Kawasan Lindung adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi; p. Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

BAB II AZAS, TUJUAN, SASARAN DAN FUNGSI Bagian Pertama A Z A S Pasal 2 Rencana Tata Ruang Kota Pekanbaru di dasarkan atas azas : (1) Pemanfaatan Ruang bagi semua kepentingan secara terpadu berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. (2) Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. Bagian Kedua T U J U A N Pasal 3 Rencana Tata Ruang Kota Pekanbaru bertujuan : a. terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan wawasan Nusantara dan ketahanan nasional. b. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia. c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : 1. mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera; 2. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; 3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia; 4. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan; 5. Mewujudkan kesimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Bagian Ketiga S A S A R A N Pasal 4 Sasaran Rencana Tata Ruang Kota Pekanbaru, adalah : a. Tertatanya jenjang Pusat-pusat Pelayanan; b. Tertatanya sistim transportasi; c. Tertatanya prasarana dan sarana yang di jadikan acuan dalam penentuan penataan; d. Tertatanya pengendalian pertumbuhan kota sesuai dengan tata ruang yang telah di tetapkan, baik melalui pengawasan dan atau perizinan maupun tindakan penertiban. Bagian Keempat F U N G S I

Pasal 5 Sasaran Rencana Tata Ruang Kota Pekanbaru, berfungsi sebagai : 1. Dasar bagi Pemerintah Daerah untuk menetapkan lokasi dalam penyusunan programprogram pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan. 2. Dasar dalam pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana telah ditetapkan. B A B III REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU Pasal 6 Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru 1994-2004 sebagaimana tercantum dalam Lembaran Peraturan daerah ini. Pasal 7 Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru sebagaimana di maksud pasal 2 Peraturan daerah ini di susun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KONDISI KOTAMDYA PEKANBARU SAAT INI BAB III : KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN RUANG KOTAMDYA PEKANBARU BAB IV : RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KOTAMDYA PEKANBARU BAB V : PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN KOTAMADYA PEKANBARU. Pasal 8 Isi beserta uraian Perencanaan sebagaimana di maksud dalam Pasal 3 di muat dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota sebagian tak terpisahkan dari terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB III TATA CARA PELAYANAN DAN TERTIB PENGGUNAAN BANGUNAN Pasal 9 Tata cara pelayanan dan penggunaan bangunan di atur dan ditetapkan tersendiri oleh Kepala Daerah. BAB IV KETENTUAN RETRIBUSI DAN PAJAK PELAYANAN Pasal 10

Ketentuan Retribusi pelayanan kepada masyarakat di tetapkan dalam Peraturan Daerah tersendiri. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 11 Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu) rupiah. BAB VI PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan terhadap pelanggaran atas Peraturan Daerah ini juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya di tetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas Penyidikan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagaimana di maksud ayat (1) Pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian serta melakukan pemeriksaan. c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka. d. Melakukan penyitaan benda atau surat, dengan dilengkapi Surat Perintah Penyitaan. e. Mengambil sidik jari atau memotret seseorang. f. Memanggil seseorang untuk di dengar dan di periksa sebagai tersangka atau saksi, dengan dilengkapi Surat Perintah Pemanggilan. g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan perkara, dengan dilengkapi Surat Perintah Pemanggilan. h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana, selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya, dengan dilengkapi Surat Perintah Penghentian Penyidikan (P3). i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan dilengkapi Surat Perintah Tugas. (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini membuat berita acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka; b. Memasuki rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi;

f. Pemeriksaan di tempat kejadian. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang menyangkut ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. (2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Ditetapkan di : PEKANBARU Pada Tanggal : 9 Mei 1998 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMDYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU WALIKOTAMADYA PEKANBARU TINGKAT II PEKANBARU SYAMSUL DJAFAR, SH H. OESMAN EFFENDI APAN, SH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1978 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATANG RUANG KOTA PEKANBARU 1994-2004 I. UMUM Dengan semakin pesatnya perkembangan kota sesuai lajunya pembangunan yang beraneka ciri dan sifatnya penghidupan perkotaan memerlukan pengarahan, penelitian perencanaan dan pengembangan. Pada dasarnya perkembangan kota dipengaruhi oleh pertambahan penduduk yang lebih banyak disebabkan faktor daya tarik kota tersebut menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan penggunaan lahan kota. Dengan terjadinya perubahan penggunaan lahan yang produktif merupakan fenomena kehidupan perkotaan dan mudah terlihat secara fisik. Selain itu pertambahan kebutuhan areal kota telah membuat perkembangan kota secara horizontal dan menjadi kebutuhan mendesak. Disamping itu untuk tercapainya tujuan penataan ruang, maka diperlukan peraturan yang mempunyai satu kesatuan yang jelas, tegas dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum bagi upaya pemanfaatan ruang sehingga dengan demikian penataan ruang ini harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut; 1. Sederhana tetapi dapat mencakup kemungkinan perkembangan pemanfaatan ruang masa depan sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. 2. Menjamin keterbukaan rencana tata ruang bagi masyarakat sehingga dapat lebih mendorong peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang yang berkualitas dalam segala segi pembangunan. 3. Mencakup semua aspek di bidang penataan ruang sebagai dasar bagi pengaturan lebih lanjut yang perlu dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah. Mengandung sejumlah ketentuan proves dan prosedur perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai dasar bagi pengaturan lebih lanjut. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 5 : Cukup Jelas Pasal 6 : Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota 1994-2004 sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini maksudnya adalah bahwa sebelumnya RUTRK Pekanbaru 1991-2010 telah diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1993 dan setelah keluarnya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992, maka tata ruang yang telah ada perlu dilakukan penyempurnaan. Pasal 7 s/d 9 : Cukup Jelas

Pasal 10 : Ketentuan Retribusi pelayanan kepada masyarakat ditetapkan dalam Peraturan Daerah, maksudnya setiap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, maka akan diatur di dalam Peraturan Daerah tersendiri yang khusus mengatur pengenaan retribusi. Pasal 11 s/d 13 : Cukup Jelas