BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONDISI SARANA DAN PRASARANA PASAR TRADISIONAL KAMPUNG LALANG DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

1. Pasar Tradisional. 2. Pasar Modern

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN

2014 DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang menganut sistem ekonomi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. maka perlu didukung dari penelitian-penelitian terdahulu yang membahas

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan di Indonesia adalah salah satu sektor yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko mini

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bertujuan mencari laba dengan mempergunakan faktor-faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (4) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Identifikasi Tingkat Pelayanan Pasar Tradisional Agrobis Babat Kabupaten Lamongan

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PASAR TRADISIONAL CEMARA DI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA ABSTRAK

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. baik minimarket, supermarket, departmen store, hypermarket, dan mall. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan didirikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dampak Keberadaan Pasar Kaget Terhadap Perubahan Kehidupan Sosial-ekonomi Masyarakat desa

ANALISIS KEBERADAAN BETENG TRADE CENTER (BTC) DAN PUSAT GROSIR SOLO (PGS) TERHADAP MOBILITAS PERDAGANGAN PASAR BATIK KLEWER

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat untuk bekerja yang sangat berarti bagi masyarakat. Sejak zaman penjajahan kegiatan pasar beserta para pedagangnya berkembang secara ilmiah. Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Disini para penjual dan pembeli mengadakan komunikasi dan interaksi yang bertujuan untuk mengadakan transaksi pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang berdasarkan sistem harga yang di sepakati bersama (Kalli Batu, 1990). Pasar juga memiliki peranan lain sebagai berikut: Pasar berperan bagi produsen yaitu sebagai tempat untuk mempromosikan barang, tempat untuk menjual hasil produksi dan sabagai tempat untuk memperoleh bahan produksi. Peranan pasar bagi konsumen yaitu pasar berperan penting karena memudahkan mereka untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. Semakin banyak jenis barang yang tersedia di pasar maka akan semakin banyak konsumen yang datang, karena konsumen akan semakin mudah mencari barang-barang yang dibutuhkan. Peranan pasar untuk sumber daya manusia yaitu keberadaan pasar dapat membuka peluang untuk masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan berwiraswasta. Pasar yang ramai dikunjungi konsumen akan dapat berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja. Dalam jumlah besar sehingga mampu membantu dalam menekan angka pengangguran. Peranan Pasar untuk

pembangunan yaitu pasar yang berkembang akan membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat akan semakin sejahtera. Kebutuhan akan pembangunan juga diperoleh di pasar. Selain itu negara memperoleh pemasukan dari aktifitas pasar melalui pajak dan retribusi. Penerimaan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembangunan daerah maupun nasional. Saat ini pasar dikenal dengan adanya pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan seharisehari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Sisi negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang segan berbelanja disana. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan juga dijual seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan lingkungannya yang

kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, indomaret, supermarket, dan minimarket. Peranan pasar disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menggerakkan aktivitas pasar, sedangkan sumber dana sangat diperlukan untuk membangun sarana dan prasarana pasar. Ditengah pembangunan bangsa Indonesia, peran pasar tradisional yang semestinya bisa menjadi pilar pembangunan ekonomi kerakyatan, justru terabaikan dan tidak jarang manajemennya salah urus. Pengelolaan pasar tradisional masih bermasalahan sehingga memberikan persepsi negatif kepada masyarakat, persoalan utama adalah pengelolaan yang bermasalah sehingga pasar tradisional tidak berjalan optimal, contoh dari pengelolaan pasar yang bermasalah adalah pasar yang memiliki dana pemeliharaan pasar yang minim, sarana dan prasarana yang kurang memadai, gang pasar sempit sehingga para masyarakat lebih memilih belanja di pasar modern. Sarana dan prasarana pasar adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja di pasar. Dalam meningkatkan perkembangan kegiatan pasar, sarana dan prasarana merupakan hal penting karena tersedianya sarana dan prasarana pasar dapat mendukung aktivitas perekonomian masyarakat, aktivitas ekonomi akan terhambat apabila sarana dan prasarana pasar tidak memadai.

Sarana dan prasarana harus disediakan oleh pemerintah dinas pasar untuk menunjang kelancaran kegiatan pasar. Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20 Tahun 2012 bahwa sarana pendukung pasar antara lain : kantor pengelola, areal parkir, toilet umum, tempat pembuangan sampah, drainase, hidrant, pos keamanan, tempat ibadah, kios, los, area bongkar muat, dan transportasi. Sedangkan prasarana pasar tradisional antara lain; akses jalan, instalasi listrik, komunikasi, pelayanan kesehatan, dan air bersih. Sarana dan prasarana pasar merupakan unsur penting dalam pelayanan pasar. Kondisi akses jalan pasar yang baik merupakan modal yang sangat penting dalam melayani mobilitas penduduk dan pendistribusian barang. Dalam mewujudkan prasarana pasar jalan harus terbentuk, dengan wujud jalan yang baik, sehingga masyarakat yang datang ke pasar untuk berbelanja merasakan kenyamanan. Dari fenomena tersebut menuntut pula pembangunan sarana dan prasarana di pasar sebagai lanjutan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat di daerah perkotaan. Bahwa dalam meningkatkan perkembangan sarana dan prasarana merupakan hal yang penting. Untuk itu perhatian sejak dini dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi pembangunannya baik dari segi pembangunan kuantitas sarana dan prasarana yang ada maupun kualitas pelayanannya. Pasar tradisional Medan Deli merupakan salah satu dari 52 pasar tradisional yang ada di Kota Medan, dikelolah oleh pemerintah dan sistem operasional pasarnya juga dikelolah oleh Dinas Pasar kota Medan. Kios yang ada pada pasar menggunakan sistem sewa, dimana kios disewakan kepada

pedagang dan dibayar setiap sebulan sekali kepada pengelolah pasar atau Dinas Pasar Kota Medan. Pasar tradisional Medan Deli dibangun sejak tahun 1981 dengan luas bangunan 5.312,50 m 2 dari luas pasar keseluruhannya 8.500,00 m 2, dengan jumlah pedagang sebanyak 1.203 pedagang, pasar Medan Deli memiliki kios 204 unit, stand/meja 798 unit (PD. Pasar Kota Medan, 2015). Keberadaan pasar yang dikelola pemerintah daerah disamping sebagai salah satu penunjang perekonomian daerah. Di sisi lain, pengelolaan pasar tradisional dalam rangka menjaga mutu dan kualitas merupakan kewajiban pemerintah. Hal tersebut dilakukan melalui peningkatan pelayanan pasar yang meliputi kondisi sarana dan prasarana pasar yang memadai. Keadaan sarana dan prasarana pasar di Indonesia khususnya di Medan banyak yang kurang memadai salah satunya pasar Medan Deli. Kelengkapan sarana dan prasaran sangat penting dalam menunjang suatu kegiatan, suatu kegiatan akan berjalan baik apabila terdapat sarana dan prasarana yang mendukungnya. Berdasarkan sarana dan prasarana pasar menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.20 Tahun 2012 diatas penelitian ini akan menganalisis bagaimana keadaan sarana dan prasarana pasar tradisional Medan Deli yang didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.20 tahun 2012.

B. Identifikasi Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi berkembang dan tidak berkembangnya pasar Medan Deli yang akan mempengaruhi jumlah pengunjung ke pasar. Faktor sarana dan prasarana diduga sebagai faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung di pasar tradisional Medan Deli. Keadaan sarana dan prasarana yang tersedia relatif mempengaruhi keinginan masyarakat untuk berbelanja di pasar Medan Deli. Sarana yang dimaksud adalah kantor pengelola, areal parkir, toilet, tempat pembuangan sampah, drainase, hidrant, pos keamanan, tempat ibadah, kios, los, area bongkar muat, transportasi sedangkan prasarana pasar tradisional antara lain; akses jalan, instalasi listrik, pelayanan kesehatan, dan air bersih. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi mengkaji tentang: Kondisi sarana pasar Medan Deli antara lain; (kantor pengelola, areal parkir, toilet umum, tempat pembuangan sampah, drainase, hidrant, pos keamanan, tempat ibadah, kios, los, area bongkar muat, dan transportasi) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Kondisi prasarana pasar Medan Deli (akses jalan, instalasi listrik, pelayanan kesehatan, dan air bersih) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

D. Rumusan Masalah Bedasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi sarana pasar Medan Deli (kantor pengelola, areal parkir, toilet umum, tempat pembuangan sampah, drainase, hidrant, pos keamanan, tempat ibadah, kios, los, area bongkar muat, dan transportasi) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan? 2. Bagaimana kondisi prasarana pasar Medan Deli (akses jalan, instalasi listrik, pelayanan kesehatan, dan air bersih) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan? E. Tujuan Masalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi sarana pasar Medan Deli (kantor pengelola, areal parkir, toilet umum, tempat pembuangan sampah, drainase, hidrant, pos keamanan, tempat ibadah, kios, los, area bongkar muat, dan transportasi) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan. 2. Untuk mengetahui kondisi prasarana pasar Medan Deli (akses jalan, instalasi listrik, pelayanan kesehatan, dan air bersih) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian Diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Medan dan Pusat Daerah Pasar dalam menanggulangi masalah sarana dan prasarana pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat. 2. Memberikan informasi kepada semua pihak bagaimana kondisi sarana dan prasarana pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat. 3. Untuk menambah wawasan penulis tentang kondisi sarana dan prasarana pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat. 4. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama namun pada lokasi yang berbeda.