ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI KABUPATEN NAGAN RAYA

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

Dampak Peningkatan Upah Minimum Provinsi Terhadap Inflasi Dan Pasar Kerja Di Provinsi Aceh. Safrida*, Sofyan*, Nura Syahriani** ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTOR FORMAL DI INDONESIA Oleh : Diarora Arjuna Neka, Sri Ulfa Sentosa, Hasdi Aimon. Abstract

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI ACEH

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

Mohamed Aslam :integrasi ekonomi asean dan kawasan perdagangan bebas...

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01 Tahun 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANGKATAN KERJA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE LINIER REGRESSION

Kenaikan Jumlah Penduduk Usia Produktif Berkontribusi Positif terhadap Pengangguran di Kabupaten Banyumas

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INDUSTRI KECIL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA PALOPO INDRIANTI, NURLINDA, SALJU ABSTRAK

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) WILAYAH SULUTTENGGO AREA PALU

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate in Jember Regency

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

ABSTRACT. Keywords: inflation rate, economic growth, and restaurant tax revenue.

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ANALISIS LAMA MENCARI KERJA BAGI TENAGA KERJA TERDIDIK DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

PENGARUH UPAH, MODAL USAHA, DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENAWARAN TENAGA KERJA PADA UMKM SEKTOR RIIL. Widya Andayani Murjana Yasa

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA

Keywords: wage rates, the value of output and job absorption

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

Pengaruh Investasi Kelapa Sawit dan Tenaga Kerja terhadap PDRB pada Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI REGIONAL TERHADAP PPN DN DI BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH. Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir** ABSTRACT

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH UMK, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERDIDIK DI SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Budhi Darmakusuma. Analisis Pengaruh Waktu Dan Harga terhadap Keputusan Konsumen Dalam Berbelanja Online Melalui Media Kaskus

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN ACEH BARAT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP SEKTOR INDUSTRI KECIL DI KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

PENGARUH DUKUNGAN SUPERVISOR DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

ABSTRACT. entertainment tax revenue, inflation rate, economic growth. vii. Universitas Kristen Maranatha

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAH TENAGA KERJA PADA PT BINA PRATAMA SAKATO JAYA KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA INDUSTRI KERAJINAN SANGGAH DI DESA JEHEM KABUPATEN BANGLI

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja terhadap Tingkat Pengangguran di Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS DETERMINAN KORUPSI DI ERA OTONOMI DAERAH DI INDONESIA (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah)

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat ( United Nations, 2015).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka Tahun Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA JAMBI. Prima Audia Daniel STIE Muhammaadiyah Jambi

Rizka Febiana Putri / Economics Development Analysis Journal 4 (2) (2015)

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bunga dan inflasi selama kurun waktu Februari sampai dengan Desember 2009.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

Transkripsi:

Journal JOURNAL Of Economic OF ECONOMIC Management MANAGEMENT & Business - Vol. 14, & No. BUSINESS 4, Oktober 2013 385 Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013 ISSN: 1412 968X Hal. 385-390 ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA Fanny Nailufar Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh This study aims to determine the effect of wages and the number of unemployed on the number of job seekers in Indonesia. The research is conducted using secondary data from the period 1990-2010 are sourced from the Central Bureau of Statistics (BPS). Data are analyzed with descriptive and quantitative approach through the presentation and compilation of data into the table. This study uses multiple linear regression models. The results of the t-test with 95 percent confidence level (α = 0.05) shows that the real wage and unemployment variables have a positive and significant impact on the variables of job seekers. Minimum wage policy to increase public interest to seek employment because of a guaranteed fair wage. Increase in the number of unemployed will increase the number of job seekers as unemployment will endeavor to get back to work. The government is expected to set pay rates according to market conditions with the welfare of workers and takes into account the ability of entrepreneurs. The Government should also be able to create more job for job seekers in Idonesia. Keyword: labor force, wage, unemployment

386 Fanny Nailufar Pendahuluan Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibandingkan periode 1990-2000. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 233,477 juta orang. Hasil Sensus Penduduk 2010 menempatkan posisi Indonesia di urutan keempat dalam jumlah penduduk setelah China, India dan USA. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia, dapat menghambat proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat yaitu jumlah tenaga kerja yang semakin besar pula (Mulyadi, 2003: 16). Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Tingginya pasokan tenaga kerja di satu sisi dan lambannya penyerapan tenaga kerja di sisi lain merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi hampir semua perekonomian negara yang sedang berkembang. Masalah kesempatan kerja Indonesia bersangkut paut dengan tingkat pertambahan angkatan kerja yang masih relatif tinggi, produktifitas tenaga kerja yang rendah, penyerapan tenaga kerja yang kurang memadai dan rendahnya tingkat upah yang berlaku. Perhatian pemerintah terhadap tingkat upah ini tampaknya masih kurang memadai. Ditandai dengan masih banyaknya pergerakan massa yang menuntut kenaikan upah bagi para pekerja dan buruh. Membahas mengenai upah, maka akan muncul masalah dalam bidang angkatan kerja yaitu keseimbangan antara penawaran akan tenaga kerja (demand of labor) dan permintaan akan tenaga kerja (supply for labor) pada suatu tingkat upah. Keseimbangan ini diharapkan agar dapat tercapai untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan lainnya seperti masalah pengangguran yang masih menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan klasifikasi BPS, data permintaan tenaga kerja di Indonesia disebutkan sebagai data Lowongan Kerja Terdaftar, sedangkan penawaran tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu Pencari Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja. Maksud kata terdaftar adalah bahwa lowongan kerja maupun pencari kerja mendaftarkan informasi lowongan pekerjaan dan diri pencari kerja pada Kementerian/Dinas Tenaga Kerja. Oleh sebab itu, data Lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja Terdaftar tidak dapat mewakili data riil lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) dan pencari kerja (penawaran tenaga kerja) di Indonesia. Data-data tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1. Besarnya upah minimum akan disesuaikan dengan laju inflasi. Para pencari kerja akan melihat dan membandingkan tingkat upah dengan laju inflasi. Jika upah minimum naik lebih sedikit dibandingkan laju inflasi maka kenaikan upah minimum tidak mampu meningkatkan kesejahteraan karena daya guna uang berkurang. Oleh sebab itu, untuk melihat pengaruh upah terhadap pencari kerja harus menggunakan jenis upah riil yaitu upah yang telah disesuaikan dengan laju inflasi. Berdasarkan data dari BPS (2011), pada tahun 2010, terjadi kenaikan upah nominal dari Rp 13.616.400 per tahun pada tahun 2009 menjadi Rp 13.988.400 per tahun. Kenaikan tersebut tidak diikuti oleh jumlah pencari kerja, bahkan jumlah pencari kerja menurun, hal ini disebabkan upah riil pada tahun 2010 lebih rendah dari tahun 2009. Pada tahun 2010 upah riil sebesar Rp 2.009.827,59, sedangkan tahun 2009 mencapai Rp 4.897.985,61 per tahun. Penyebabnya adalah laju inflasi pada tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 2009. Permasalahan Jumlah pencari kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini mengindikasikan banyaknya pengangguran di Indonesia dan banyaknya jumlah penduduk yang berada pada usia kerja. Pencari kerja dipengaruhi oleh peningkatan upah. Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan penetapan upah minimum sehingga pendapatan pekerja terjamin dapat memenuhi kebutuhan secara layak. Upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar sampai pada tingkat pendapatan living wage, yang berarti bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya. Peningkatan upah minimum akan menyebabkan semakin banyak orang yang mau bekerja karena merasa

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 387 Tahun Tabel 1 Lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja di Indonesia Tahun 2000 2010 Lowongan Kerja Terdaftar Pencari Kerja Terdaftar Pencari Kerja 2000 512.791 1.191.750 4.069.262 2001 388.508 975.215 5.330.101 2002 417.826 651.903 5.909.386 2003 97.801 418.773 5.756.332 2004 552.811 621.581 6.478.394 2005 167.724 382.706 7.559.480 2006 201.247 696.600 7.348.560 2007 300.402 750.324 8.320.017 2008 2.360.277 2.970.286 6.959.653 2009 3.149.514 4.707.875 7.438.972 2010 2.915.591 3.268.711 6.905.417 Sumber: BPS Indonesia, 2011 akan mendapat upah yang layak. Pencari kerja juga dipengaruhi oleh jumlah pengangguran. Pengangguran tercipta karena jumlah pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah pengangguran maka semakin banyak orang yang akan mencari kerja. Pertumbuhan penduduk juga berkontribusi terhadap pencari kerja. Pertumbuhan penduduk pada usia kerja akan menambah jumlah angkatan kerja. Penambahan ini akan menyebakan semakin banyak jumlah pencari kerja. Tinjauan Teoritis Pencari kerja atau penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai pekerjaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan dan jumlah mereka yang seharusnya dapat diikut sertakan dalam kegiatan ekonomi jika terdapat kesempatan kerja yang memadai (Suroto, 1992: 176). Pada dasarnya, pengertian persediaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja adalah sama, bedanya terletak pada faktor upah. Dimana persediaan tenaga kerja diartikan sebagai jumlah orang yang tersedia, mampu dan bersedia untuk melakukan pekerjaan, dalam hal ini faktor upah tidak ikut dipertimbangkan. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upah. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu, atau menawarkan tenaganya apabila kepadanya diberikan upah tertentu. Pengangguran Seseorang dianggap bekerja jika dia menghabiskan sebagian besar minggu sebelumnya bekerja di sebuah pekerjaan yang dibayar. Sesorang menganggur jika ia berada di PHK sementara, sedang mencari pekerjaan, atau sedang menunggu tanggal mulai pekerjaan baru. Seseorang yang cocok baik dari dua kategori pertama, seperti sebagai mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan, tidak dalam angkatan kerja (Mankiw, 2008). Dalam menghitung pengangguran, ada beberap hitungan yang dapat digunakan sebagai informasi ketenagakerjaan, seperti (Mankiw, 2008): a. Angkatan Kerja (Labor force) Angkatan Kerja = Jumlah Orang Bekerja + Jumlah Pengangguran b. Tingkat Pengangguran (Unemployment rate) Tingkat Pengangguran = x 100 Jumlah Pengangguran Angkatan Kerja Upah Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 (2003: 5), upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusahan atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

388 Fanny Nailufar Metodelogi Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan jenis pengujian regresi linear berganda (Gujarati, 2001:344) seperti di bawah ini; Fungsi Penawaran Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β n X n + µ Dimana : Y = Variabel Independent β 0 = Konstanta β 1, β 2, β n = Parameter X 1, X 2, X n = Variabel dependent µ = Error term Model di atas diformulasikan lagi dalam bentuk berikut ini : L s = β 0 + β 1 W + β 2 U + µ t Dimana : L s = Supply of Labor (Penawaran TK) atau Pencari Kerja W = Wage (Upah Riil) U = Unemployment (Pengangguran) β 0 = Konstanta β 1, β 2, β 2 = Parameter µ t = Error term Hasil Penelitian Pengaruh upah riil dan pengangguran terhadap pencari kerja dapat dilihat dengan menganalisis ketiga variabel tersebut kedalam bentuk regresi linear berganda. Hasil regresi dapat diperhatikan pada Tabel 2 dibawah ini. Hasil regresi dapat diintepretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta (β 0 ) sebesar 115.326,619 artinya jika variabel upah riil dan pengangguran diasumsikan sama dengan nol (0) maka jumlah pencari kerja di Indonesia sebanyak 115.326 jiwa. 2. Koefisien (β 1 ) sebesar 4,213 artinya apabila terjadi kenaikan variabel upah rill sebesar Rp 1.000 maka terjadi penambahan penawaran tenaga kerja sebesar 4.213 jiwa dengan asumsi variabel pengangguran dan faktor lain di luar penelitian ini tetap. Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia seperti reservation wage yakni upah minimum yang berkorelasi positif dengan penawaran tenaga kerja. Peningkatan upah riil akan menyebabkan bertambahnya minat masyarakat Indonesia untuk mencari pekerjaan. 3. Koefisien (β 2 ) sebesar 0,637 artinya apabila terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebesar 1.000 jiwa maka penawaran tenaga kerja akan meningkat sebesar 637 jiwa dengan asumsi variabel upah riil dan faktor lain tetap. Jika terjadi pemberhentian pekerja sebanyak 1000 pekerja maka 637 orang akan mencari pekerjaan kembali, sedangkan 363 akan memulai usaha atau tidak/sedang mencari pekerjaan. Berdasarkan pengklasifikasian BPS, jumlah pengangguran dihitung bukan hanya jumlah pencari kerja tetapi juga mereka yang akan memulai usaha dan merasa tidak mampu bekerja lagi. Pengangguran juga dihitung berdasarkan penambahan masyarakat yang masuk ke dalam usia kerja. 4. Koefisien determinisi (adj R 2 ) sebesar 0,939 bermakna variabel upah riil dan penganggu- Tabel 2 Hasil Regresi Pengaruh Upah Riil dan Pengangguran Terhadap Pencari Kerja, 1990-2010 Standardized Unstandardized Coefficients Model Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 115326,619 286349,371 0,403 0,692 Upah Riil 4,213 2,118 0,128 1,989 0,062 Pengangguran 0,637 0,046 0,900 13,984 0,000 a. Dependent Variable: Pencari Kerja T-tabel= 2,093 F-tabel= 3,200 F-hitung= 155,730 DW= 2,029 R= 0,972 R 2 = 0,945 Adj R 2 = 0,939

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 389 ran mampu menjelaskan variasi perubahan variabel penawaran tenaga kerja sebesar 93,90 persen, sedangkan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini. 5. Hasil uji-t dengan tingkat keyakinan 90 persen (α=0,1) menunjukkan bahwa variabel upah riil dan pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penawaran tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t tabel dimana t- hitung lebih besar dari t-tabel. 6. Hasil uji-f menunjukkan bahwa variabel upah riil, pengangguran dan angkatan kerja secara simultan berpengaruh terhadap variabel penawaran tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dimana F hitung (155,730) lebih besar dari F tabel (3,200). Dari hasil uji di muka dapat dilihat bahwa upah riil dan pengangguran berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran tenaga kerja di Indonesia. Kenaikan upah riil menyebabkan masyarakat lebih tertarik untuk mencari pekerjaan. Peningkatan penawaran tenaga kerja juga dapat disebabkan oleh meningkatnya angkatan kerja. Peningkatan jumlah penduduk pada usia kerja yaitu 15 tahun ke atas akan berpotensi meningkatkan jumlah pencari kerja. Penduduk yang berusia di atas 15 tahun dan tidak melanjutkan pendidikan akan berusaha untuk mencari pekerjaan. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pencari kerja di Indonesia dipengaruhi oleh tingkat upah riil dan pengangguran. Upah riil dan pengangguran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pencari kerja. 2. Kenaikan upah riil menyebabkan bertambahnya minat masyarakat baik yang sedang mencari pekerjaan maupun yang tidak bekerja untuk bekerja. Hal ini tentu dapat menyebabkan bertambahnya pencari kerja di Indonesia.

390 Fanny Nailufar Referensi Dinas Tenaga Kerja, (2009). Data Angkatan Kerja Nasional Agustus 2008. Provinsi Aceh. Gujarati, D, (2006), Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zein, Erlangga, Jakarta. Mankiw, N, Gregory. (1992). Macroeconomics 4th Editions. McGraw-Hill, New York. Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. PT. Raja- Grafindo Persada. Jakarta. Suroto. (1992). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.