PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

KOMPARASI HASIL ANALISIS KOMPOSISI KIMIA DI DALAM PADUAN U-Zr-Nb DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK XRF DAN AAS

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

UJI KEKERASAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR Zr-2 DAN Zr-4 PRA IRADIASI

KORELASI ANTARA PERSEN KANDUNGAN Si DENGAN LAJU KOROSI DALAM UAP AIR PADA INGOT PADUAN Zr-1,5w%Nb-Si

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

B64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset. Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T

ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

KARAKTERISTIK MIKROSTRUKTUR DAN FASA PADUAN Zr- 0,3%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENGEROLAN DINGIN

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PERU BAHAN KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT PADUAN Zr-Nb-Si

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

KARAKTERISASI METALOGRAFI DAN VJI MEKANIK INGOT HASIL DAVR VLANG SKRAP ZIRKALOY-2

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

ANALISIS MIKROSTRUKTUR DAN KIMIA TERHADAP HASIL KOROSI PADA INGOT AlFeNiMg

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO AKIBAT PROSES ROL DAN LAS PADA PADUAN ZR-NB-MO-GE UNTUK MATERIAL KELONGSONG PLTN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC-PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Zr-4

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

SINTESIS PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL SEBAGAI BAHAN STRUKTUR CLADDING ELEMEN BAKAR NUKLIR

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

PEMBUATAN SERBUK U-6Zr DENGAN PENGKAYAAN URANIUM 19,75 % UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

SINTESIS PADUAN Zr-Sn-Mo UNTUK MENDAPATKAN BAHAN BARU KELONGSONG ELEMEN BAKAR NUKLIR

Karakterisasi Material Sprocket

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON ST 40 DENGAN METODE NITRIDASI DALAM LARURATAN KALIUM NITRAT

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

ANALISA UKURAN BUTIR FERIT DAN LAJU KOROSI BAJA HSLA %Nb SETELAH CANAI PANAS SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310 Email: masrukan2006@yahoo.com ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MAKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb. Paduan U-Zr-Nb dalam percobaan ini dibuat dengan cara melebur U, Zr dan Nb pada kandungan Nb sebesar 1%, 4% dan 7% berat sedangkan logam U dan Zr tetap. Ingot U-Zr-Nb hasil peleburan dipanaskan pada temperatur tetap 400 o C dan variasi waktu 2, 4, dan 6 jam, selanjutnya dipreparasi untuk diuji. Hasil pengujian kekerasan pada sampel dengan kandungan Nb tetap 1% (U10%Zr1%Nb) dan dipanaskan pada temperature 400 o C waktu pemanasan 2 jam mempunyai kekerasan sebesar 627 HV, akan naik menjadi 850,7 HV pada pemanasan selama 4 jam dan turun menjadi 613 HV pada pemanasan selama 6 jam. Secara mikrostruktur perubahan lamanya pemanasan berubah dari 2 menjadi 4 jam akan menurunkan ukuran butir dari 12,4 µm menjadi 10,3 m. Namun, pada pemanasan selama 6 jam ukuran butir menjadi 12,6 m. Kecenderungan yang sama terjadi pada paduan U-Zr-Nb dengan Nb sebesar 4% dan 7%. Kenaikan kandungan Nb dari 1% menjadi 4% maka terjadi penurunan kekerasan dari 627 HV menjadi 600,6HV. Kekerasan tersebut naik menjadi 656 HV jika kandungan Nb menjadi 7%. Fenomena ini diikuti oleh perubahan mikrostruktur dengan meningkatnya ukuran butir dari 12,4 m menjadi 12, 6 m pada kandungan Nb dari 1% menjadi 4%. Namun, pada kandungan Nb 7% terjadi penurunan ukuran butir menjadi 12,2 m. Kecenderungan yang sama terjadi pada kandungan Nb 4% dan 7%. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa parameter terbaik untuk paduan UZrNb adalah kandungan Nb 4% dan pemanasan selama 4 jam. Kata kunci: Bahan bakar, U-Zr-Nb, perlakuan panas, sifat mekanik dan mikrostruktur. ABSTRACT THE EFFECT OF Nb CONTENT AND HEATING TIME TO MECHANICAL PROPERTIES AND MICROSTRUCTURE ON PRODUCTION OF U-Zr-Nb FUEL ALLOY. Alloy U-Zr-Nb in these experiments were prepared by melting U, Zr and Nb on Nb content of 1%, 4% and 7% by weight while the U and Zr metal remain constant. Then ingot of U-Zr-Nb is heated at constant temperature 400 C with time variation of 2, 4, and 6 hours, then prepared for testing. The results of hardness test on samples with fixed content of 1% Nb (U-10% Zr -1% Nb) and heated at temperatures of 400 C, heating time 2 hours had a hardness of 627 HV, will rise to 850.7HV for 4 hours and decreased to 613HV when heated for 6 hours. Microstructure examination shows that heating time from 2 to 4 hours will decline the grain size from 12.4μm to 10.3 m. However, on heating for 6 hours the grain size becomes 12.6 m. A similar trend was happened for the alloy U-Nb-Zr having Nb content of 4 and 7%. When viewed from Nb contents, Nb content from 1 to 4% will decline the hardness from 627 to 600.6 HV. However, the hardness will increase to 656 HV when the Nb content is 7%. This phenomenon is followed by the changes of microstructure when the grain size increase from 12.4 to 12.6 m for Nb content from 1% to 4%. However, the Nb content of 7% decline the grain size becomes 12.2 m. The same trend occurs in Nb content of 4% and 7%. From this experiment can conclude that the best parameter for U-Zr-Nb alloy are Nb content of 4% and heating time of 4 hours. Keywords: Fuel, U-Zr-Nb, heat treatment, mechanical properties and microstructure. ISSN 1979-1208 417

1. PENDAHULUAN Pusat Teknolgi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) mempunyai tugas untuk mengembangkan teknolgi bahan baar nuklir baik untuk bahan bakar reakor riset maupun rektor daya. Pengembangan bahan bakar reaktor daya diarahkan untuk menguasai teknologi pembuatan bahan bakar Cirene, sedangkan pengembangan bahan bakar reaktor riset ditujukan untuk menguasai teknologi pembuatan bahan bakar reator riset yang mempunyai densitas tinggi. Apabila densitas bahan bakar tinggi maka jumlah uranium yang dapat dimuatkan ke dalam bahan bakar persatuan volume menjad lebih banyak. Beberapa paduan uranium sedang dikembangkan untuk bahan bakar reaktor riset diantaranya paduan UMo, UZr, dan UN [1]. Pemilihan paduan UZr sebagai bahan bakar reaktor riset mempunyai pertimbangan antara lain [2] : (a). mempunyai densitas yang cukup tinggi, (b). tampang lintang serapan netron rendah,(c). ketahanan korosi tinggi, (d). Tersedia di dalam negeri, dan (e). Prompt negatif temperature coefisient of reactivity tinggi. Penggunaan paduan U-Zr sebagai bahan bakar reaktor riset telah lama digunakan diantaranya untuk bahan bakar reaktor riset jenis TRIGA (Training and Radio Isotope GeneralAtomic) di Bandung dan Yogyakarta dalam bentuk hidrida U-ZrHxserta dalam tahap pengembangan untuk rektor generasi ke IV dalam bentuk paduan (U,Pu,Zr) dan untuk reaktor riset dalam bentuk paduan U-Zr-Nb [3]. Bruno, dkk telah melakkan penelitian penggunaan ZrNb sebagai bahan bakar reaktor riset dengan membuat paduan U-4%Zr- 1%Nbdalam kelongsong yang terbuat dari paduan zirkaloi-4 [4]. Sampai saat ini di PTBN telah mengembangkan paduan UZr untuk bahan bakar nuklir dan telah membuat ingot UZr dengan variasi Zr berturut-turut 2%, 6%, 10%, dan 14% yang terkarakterisasi baik sebelum maupun setelah dikenai perlakuan panas. Pengembangan lanjutan penelitian pembuaan bahan bakar UZr dilakkan dengan menambahkan unsur Nb ke dalam paduan UZr dan memberi perlakuan panas. Penambahan logam Nb ke dalam paduan UZr akan memperbaiki sifat korosi bahanbakar. Pada penambahan Nb 1,5 % ke dalam paduan U-5% Zr dapat diquench untuk mendapaktan struktur fasa alpha yang lewat jenuh dimana pada kondisi tersebut paduan U-Zr-Nb mempunyai ketahanan korosi sedang. Penambahan unsur Nb mencapai 7% berat yang diquench menghasilkan fasa gamma metastabil pada temperatur kamar. Pada kondisi gamma metastabil paduan U-Zr-Nb mempunai laju korosi uniform yang sangat rendah [2]. Pembuatan paduan U-Zr-Nb dilakukan dengan cara melebur logam U, Zr dan Nb dalam tungku peleburan busur listrik berpendingin air dan dalam media gas argon. Penelitian paduanu-zr-nb ini dilakukan dengan memvariasikan logam Nb sedangkan logam Zr tetap 10%. IngotU-Zr-Nb yang dihasilkan dari proses peleburann selanjutnya dikenai perlakukan panas pada temperatur tetap 400 o C dengan waktu bervariasi selama berturut-turut 2,4 dan 6 jam. Paduan U-Zr-Nb yang telah dipanaskan selanjutnya diuji kekerasan dan mikrostruktur yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik paduan U-Zr-Nb sebagai bahan bakar raktor riset pada perubahan kandungan logam Nb dan waktu pemanasan. Pengembangan bahan bakar U-Zr-Nb dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti di RSG GAS. 2. TATA KERJA Paduan U-Zr-Nb dibuat dengan cara melebur logam U, Zr dan Nb di dalam tungku peleburan busur listrik. Tungku busur listrik dioperasikan pada kuat arus 100 A dan dalam media gas argon (Ar). Pembuatan U-Zr-Nb dilakukan dengan memvariasikan logam Nb beturut-turut sebesar 1%, 4% dan 7% sedangkan kandungan Zr tetap 10%. Paduan hasil leburanu-zr-nb yang diperoleh selanjutnya dikenai perlakukan panas dengan cara dipanaskan di dalam tungku pemanasan pada temperatur 400 o C dengan waktu pemanasan ISSN 1979-1208 418

2, 4 dan 6 jam. Padua yang telah dipanaskan diuji sifat mekaniknya (dalam hal ini kekerasan) menggunakan alat uji kekerasan mikro Vikers dan diperiksa mikrostruktur dengan menggunakan mikroskop optik. Sebelum dilakukan pengujian kekerasan dan mikrostruktur, maka sampel uji yang telah diperlakukan panas dimounting dan dihaluskan dengan menggunakan ampelas darigrid 240 sampai 1500 µm serta dihaluskan dengan pasta diamond dan dietsa dengan menggunakan larutan etsa dari campuran 3 ml percloric acid, 35 ml 2-butoxyethanol dan 60 ml methanol [6]. Hasil pemotretan dengan menggunakan mikroskop optik berupa mikrographselanjutnya dihitung ukuran butir yang terbentuk dengan menggunakan cara Heyn [5]. Pengukuran besar butir menggunakan cara Heyn secara manual menggunakan garis-garis berjumlah 7 buah serta panjang 80 mm pada mikrograph, dan dihitung perpotongan antara garis dengan butir yang dilewati. Jumlah perpotongan antara garis dengan butir tersebut akan menentukan ukuran butir yang diperoleh. Persamaan untuk menghitung ukuran butir adalah sebagai berikut : n. L 3 L k 10 V. P (1) k dengan: Lk = besar butir, µm N = jumlah garis uji L = panjang garis, mm V = perbesaran mikroskop Pk = batas butir yang terpotong oleh garis 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan ditampilkan pada Tabel 1 dan 2, serta Gambar 1 sampai 5. Gambar 1 dan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada kandungan Nb sebesar 1% paduan U-10%Zr-1%Nb yang dipanaskan pada temperatur tetap 400 o C dengan waktu yang berubah dari 2 jam menjadi 4 jam mengalami kenaikan kekerasan dari 627 HV menjadi 850,7 HV. Namun, kenaikan waktu pemanasan berikutnya yakni selama 6 jam terjadi penurunan kekerasan yakni dari 850,7 HV menjadi 613HV. Kecenderungan seperti ini juga terjadi pada paduan U- Zr-Nb yang mempunyai kandungan Nb 4% dan 7%. Fenomena perubahan nilai kekerasan ini juga dikuti dengan perubahan mikrostruktur yang terjadi seperti terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 2 hingga 5. Gambar 3 sampai 5 dan Tabel 2 menujukkan bahwa pada kandungan unsur Nb tetap 1 % (U-10%Zr-1%Nb) dan dipanaskan pada temperatur tetap 400 o C tetapi waktu pemanasan berubah dari 2 menjadi 4 jam maka terjadi penurunan ukuran butir (ukuran butir rata-rata menjadi burkurang). Ukuran butir pada waktu dipanaskan selama 2 jam adalah sebesar 12,4 µm dan setelah dipanaskan selama 4 jam menjadi 10,3 m. Namun, pada pemanasan lebih lama lagi yakni menjadi 6 jam terjadi kenaikan ukuran butir menjadi 12,6 m. Hal ini disebabkan pada saat dipanaskan pada temperatur 400 o C paduan U-Zr-Nb telah mengalami peristiwa rekristalisasi, dimana pada proses rekristalisasi butir lama digantikan dengan butir yang baru. Saat dipanaskan selama 2 jam hingga 4 jam peristiwa rekristaisasi masih berlangsung yang menghasilkan butir kasar. Butir kasar tersebut memudahkan dislokasi bergerak, sehingga menghasilkan kekerasan lebih rendah. Pemanasan lebih lama lagi yakni mencapai 6 jam terjadi pembentukan butir baru hasil rekristalisasi yang menghsilkan butir berukuran lebih halus. Butir halus tersebut menyulitkan gerakan dislokasi, sehingga nilai kekerasan lebih tinggi. Oleh karena itu pada pemanasan mencapai 6 jam kekerasan paduan U-Zr-Nb menurun. ISSN 1979-1208 419

Apabila dilihat dari temperatur pemanasan (400 o C) dan waktupemansan yang sama selama 2 jam tetapi kandungan Nb yang berbeda yakni dari 1%, 4% dan 7% seperti tertera pada Gambar 1 dan Tabel 1 pada Lampiran dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kekerasan apabila kandungan Nb naik dari 1% menjadi 4% yakni dari 627HV menjadi 600,6 HV. Namun pada kenaikan kandungan lebih tinggi lagi menjadi 7% terjadi kenaikan kekerasan menjadi sebesar 656 HV. Fenomena seperti ini juga diikuti dengan perubahan mikrostruktur yang terjadi seperti terlihat pada Gambar 3, 4, dan 5. Gambar tersebut menunjukkan terjadinya kenaikan ukuran butir dari 12,4 m menjadi 12,6 m pada kandungan Nb dari 1% menjadi 7%, tetapi pada kandungan lebih tinggi yakni 7% terjadi penurunan ukuran butir menjadi 12,2 m. Hal ini disebabkan pada saat dipanaskan selama 2 jam berlangsung peristiwa rekristalisasi yang menghasilkan butir kasar. Saat terjadi rekristalisasi, unsur Nb sebesar 2% hingga 4% belum mampu menahan laju pertumbuhan butir akibat pemanasan sehingga butir menjadi kasar. Kenaikan Nb mencapai 7% ternyata mampu menghambat pertumbuhan butir akibat pemanasan sehingga laju pertumbuhan butir berkurang dan menghasilkan butir yang lebih halus. Akibatnya, pada kandungan Nb 2% paduan U-10Zr-2%Nb mempunyai kekerasan yang lebih rendah dibandingkan pada kandungan Nb 4% (U-10Zr-4%Nb). Sementara itu pada kandungan Nb 7% (U-10%Zr-7%Nb) mempunyai kekerasan lebih tinggi dari U-10Zr-1%Nb maupun U-10Zr-4%Nb. Kecenderngan yang sama juga dialami pada pemanasan selama 4 jam dan 6 jam, dimana pada kandungan Nb 1% menjadi 4% terjadi penurunan kekerasan yang diikuti dengan kenaikan ukuran butir dan selanjutnya pada kandungan 7% terjadi kenaikan kekarasan yang diikuti dengan penurunan ukuran butir. Tabel 1. Kekerasan Paduan U-Zr-Nb pada Berbagai Prosen Nb dan Waktu Pemanasan Prosen Nb Waktu Pemanasan Waktu Pemanasan Waktu pemanasan 2 j 4 j 6 j 1 627 850,7 613 4 600,6 745,8 579 7 656 723, 5 540 Tabel 2. Hasil Pengukuran Besar Butir dengan Menggunakan Cara Heyn No Item Besar butir, µm 1 U-10%Zr-1%Nb, dipanaskan selama 2 jam 12,4 2 U-10%Zr-1%Nb, dipanaskan selama 4 jam 10,3 3 U-10%Zr-1%Nb, dipanaskan selama 6 jam 12,6 4 U-10%Zr-4%Nb, dipanaskan selama 2 jam 12,6 5 U-10%Zr-4%Nb, dipanaskan selama 4 jam 11,7 6 U-10%Zr-4%Nb, dipanaskan selama 6 jam 12,8 7 U-10%Zr-7%Nb, dipanaskan selama 2 jam 12,2 8 U-10%Zr-7%Nb, dipanaskan selama 4 jam 11,9 9 U-10%Zr-7%Nb, dipanaskan selama 6 jam 13,1 ISSN 1979-1208 420

Gambar 1. Hubungan Kekerasan Terhadap Kadar Nb pada Temperatur 400 O c Gambar 2. Hubungan Ukuran Butir Terhadap Kadar Nb pada Temperatur 400 O c Gambar 3. Mikrostruktur U-10%Zr-1%Nb Dipanaskan pada 400 O c (Masing-Masing Dipanaskan Selama 2, 4, dan 6 Jam) Gambar 4. Mikrostruktur U-10%Zr- 4%Nb Dipanaskan pada 400 o c Selama (Masing-Masing Dipanaskan Selama 2, 4, dan 6 Jam) Gambar 5. Mikrostruktur U-10%Zr-7%Nb, Dipanaskan pada Temperatur 400 o c (Masing-Masing Dipanaskan Selama 2, 4, dan 6 Jam) ISSN 1979-1208 421

Apabila hasil di atas dibandingkan dengan hasil pada penelitian sebelumnya yaitu paduan U-10%Zr-1%Nb, U-10%Zr-4%Nb dan U-10%Zr-7%Nb dipanaskan pada tempratur 325 o C dengan waktu pemanasan 2, 4 dan 6 jam terlihat bahwa hampir semua sampel uji yang dipanaskan pada temperature 325 o C tersebut mempunyai kekerasan yang lebih tinggi [4]. Keadaan ini disebabkan pada temperatur yang lebih rendah (pemanasan 325 o C) pelunakan yang terjadi akibat pemanasan relatif lebih rendah, sehingga butir ukuran butir juga tidak membesar. Oleh karena ukuran butir tidak terlalu besar sehingga penurunan kekerasan menjadi lebih rendah. 4. KESIMPULAN Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada kandungan unsur Nb di dalam paduan U-Zr-Nb tetap 1 % (U-10%Zr-1%Nb) yang dipanaskan pada temperatur tetap 400 o C dengan waktu pemanasan dari 2 jam menjadi 4 jam mengalami kenaikan kekerasan dari 627 HV menjadi 850,7 HV. Apabila waktu pemanasan mencapai 6 jam terjadi penurunan kekerasan menjadi 613HV. Kecenderungan yang sama juga dialami pada paduan U-10%Zr- 4%Nb dan U-10%Zr-7%Nb (kandungan Nb 4% dan 7%). Hasil pemeriksaan mikrostruktur pada kandungan unsur Nb di dalam paduan U-Zr-Nb tetap 1 % (U-10%Zr-1%Nb) dan dipanaskan pada temperatur tetap 400 C tetapi waktu pemanasan berubah dari 2 menjadi 4 jamterjadi penurunan ukuran butir dari 12,4 µm menjadi 10,3 m. Pada pemanasan selama 6 jam terjadi penurunan ukuran butir mejadi 12,6 µm. Dilihat dari waktu pemanasan yang sama selama 2 jam tetapi kandungan Nb berbeda dari 1% menjadi 4% maka terjadi penurunan kekerasan dari 627HV menjadi 600,6 HV, dan pada 7% Nb menjadi 656 HV. Fenomena ini diikuti oleh perubahan mikrostruktur yakni terjadinya kenaikan ukuran butir dari 12,4 menjadi 12,6 m bila kandungan Nb naik dari 1% menjadi 4%, dan pada kandungan Nb 7% terjadi penurunan ukuran butir menjadi 12,2 m. Dari percobaan ini dapat dimbil parameter kandungan Nb dan waktu pemanasan yang terbaik adalah pada kandunagan Nb bsebear 4% dan waktu pemanasan selama 4 jam. DAFTAR PUSTAKA [1] ANONYMOUS,Renstra Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, 2010-2014, Serpong Tangerang. [2] KAUFMAN A, Nuclear Reactor Fuel Elements, Metallurgy and Fabrication, U.S Atomic Energy Commission, New York Intersience Publisers, Jhon Wiley and Sons. Halaman 82, 1972. [3] BRUNO, Methodology of U-Zr-NbAlloy Powder Passivation Obtained by Hydride- Dehydride Process, International Nuclear Atlantic Conference-INAC, Brasil, 2002. [4] VANDER VORT, Metallography Principles and Practice, Mc Graw Hill Book Company, New York.Halaman 601, 1984. [5] ASTM E-112-88, Standard Test Methods for Determining Average Grain Size, ASTM International, West Conshohocken, PA, 19428-2959 USA, 1996. [6] MASRUKAN, dkk, KarakteristikSifat Mekanik dan Mikrostruktur Paduan U-Zr-Nb Pasca Perlakuan Panas, Jurnal Daur Bahan Bakar Urania, Oktober 2010. ISSN 0852 4777. Akreditasi No: 71/Akred-LIPI / P2MBI / 5 / 2007. DISKUSI 1. Pertanyaan dari Sdr. Gunandjar (PTLR-BATAN): a. Bisakah dijelaskan fenomena apa yang terjadi pada pemanasan 6 jam, kenapa kekerasannya justru turun? b. Apa dasarnya dipanaskan pada suhu 400 o C? ISSN 1979-1208 422

Jawaban: a. Pada pemanasan 6 jam proses rekristalisasi telah selesai dan butir-butir kasar yang dihasilkan dari proses rekristalisasi digantikan butir baru yang halus. Butir kasar menghasilkan kekerasan yang rendah sedang butir halus menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi. b. Dasarnya karena telah melampaui suhu rekristalisasi paduan UZrNb. Pemanasan di atas suhu rekristalisasi akan merubah sifat-sifat UZrNb. 2. Pertanyaan dari Sdr. Zaenus Salimin (BATAN): Kenapa pada prosentasi Nb 1% di dalam paduan UZrNb yang dipanaskan pada suhu 400 o C dan waktu berubah dari 2 jam, 4 jam, dan 6 jam mengalami kenaikan kekerasan kemudian kekerasan turun lagi? Jawaban: Pada saat paduan UZrNb yang dipanaskan pada suhu 400 C selama 2 jam dan 4 jam masih berlangsung proses rekristalisasi. Proses rekristalisasi menghasilkan butir kasar akibatnya kekerasan turun/rendah. Saat dipanaskan selama 6 jam terjadi kenaikan karena proses rekristalisasi telah selesai dan butir kasar digantikan oleh butir halus. Butir yang halus akan menyulitkan gerakan dislokasi sehingga kekerasan naik. ISSN 1979-1208 423