BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota

1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada tepung adalah kapang, khamir, dan bakteri. Bakteri yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAR I PENDAHULUAN PENGARUH SERAT MAKANAN TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Kadar Besi (Fe) pada Darah Puyuh yang Terpapar Pb

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

I PENDAHULUAN. Itik mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak

Marianne, S.Si., M.Si., Apt.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, lemak khususnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk menyusun dinding sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid (Hardjoeno, 2003). Kolesterol secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Jumlah kolesterol dapat meningkat dalam darah karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan makanan cepat saji. Kolesterol yang berlebihan dalam tubuh akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke (Sutedjo, 2006). Penurunan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Klasifikasi penggolongan obat sintetis yang digunakan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah terdiri atas: (a) Penghambat reduktase HMG-CoA seperti simvastatin, (b) Resin pengikat asam empedu seperti colesevalam, (c) Derivat asam fibrat seperti fenofibrate, (d) Penghambat absorpsi kolesterol seperti 1

2 ezetimibe, (e) Asam nikotinat seperti niacin. Salah satu obat sintetis yang paling sering digunakan yaitu simvastatin. Simvastatin merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium citrinum, senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan HMG-CoA reduktase (3-hidroksi-3metilglutarat koenzim A). Simvastatin bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin menghambat HMG- CoA reduktase mengubah asetil-coa menjadi asam mevalonat (Witztum, 1996). Efek samping dari penggunaan simvastatin sebagai obat penurun kolesterol darah dapat menyebabkan terjadinya miopati toksik. Miopati toksik adalah miopati yang disebabkan oleh obat dan racun. Miopati adalah gangguan otot yang menyebabkan serabut otot tidak dapat berfungsi normal, akibatnya otot mengalami kelemahan atau kelumpuhan, mengalami kekakuan, kram atau tegang. Insiden terjadinya miopati cukup rendah (<1%), akan tetapi akan meningkat bila diberikan obat-obat tertentu seperti fibrat, asam nikotinat dan mempengaruhi metabolisme statin sedangkan pada pasien dengan risiko tinggi terhadap gangguan otot pemberian simvastatin harus diperhatikan untuk menghindari efek samping dari obat (Suyatna et al., 1995). Sampai saat ini pencarian obat penurun kadar kolesterol darah yang mempunyai efek samping yang lebih rendah dari obat simvastatin terus dilakukan. Obat-obat tersebut biasanya berasal dari produk alami. Salah satu bahan yang dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah yang berasal dari produk alami adalah kitosan. Senyawa ini membawa muatan listrik positif dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol, karena lemak yang masuk bersama makanan harus dicerna

3 dan diserap dengan bantuan zat asam empedu yang disekresi liver (Hargono et al., 2008). Kitosan menjadi bahan yang sangat menarik karena mempunyai banyak kegunaan dalam aplikasi di bidang farmasi dan kedokteran karena mudah dicerna dan toksisitasnya sangat rendah (Singla et al., 2001). Kitosan telah digunakan secara luas karena memperlihatkan aksi biologis di berbagai macam bidang mulai dari managemen limbah dengan menyerap logam berat, industri pengolahan pangan, bidang kedokteran, dan kesehatan (Singla et al., 2001; Lifeng et al., 2005). Pada bidang kesehatan kitosan banyak digunakan sebagai penyerap lemak (Singla et al., 2001; Ueno et al., 2001), dan hipokolesterolemia (Antoni, 2005). Penelitian secara in vitro menunjukkan jika kitosan dicampur dengan kolesterol akan terjadi reaksi pengikatan, sehingga kolesterol tidak lagi bebas (Hawab, 2002). Terikatnya molekul kolesterol oleh kitosan diharapkan dapat mengurangi masuknya kolesterol berlebih ke dalam peredaran darah. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan crustaceae seperti udang, lobster dan kepiting (Kusumaningsih et al., 2004). Kitosan sangat banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri diantaranya industri farmasi, biokimia, bioteknologi, pengawetan, kosmetik, dan pengompleks ion logam berat yang terdapat dalam air permukaan dan limbah industri. Kitosan merupakan suatu polimer yang bersifat polikationik. Kitosan dengan struktur [β-(1-4)-2-amina-2-deoksi-d-glukosa] merupakan hasil dari deasetilasi kitin (Apsari et al., 2010). Keberadaan gugus hidroksil dan amino sepanjang rantai polimer mengakibatkan kitosan sangat

4 efektif mengadsorpsi kation ion logam berat maupun kation dari zat-zat organik (protein dan lemak). Interaksi kation logam dengan kitosan terjadi melalui pembentukan kelat koordinasi oleh atom N gugus amino dan O gugus hidroksil (Tao-Lee et al., 2001). Salah satu potensi kekayaan sumber daya alam di bidang perikanan yang sangat melimpah khususnya di NTB (Nusa Tenggara Barat) adalah udang. Hasil observasi yang dilakukan di pasar Kebon Roek Ampenan, pasar Pagesangan dan pasar Bertais menunjukkan bahwa penjualan udang yang dilakukan di pasar hanya terbatas pada penjualan dagingnya sedangkan kulit udang dibuang dan dibiarkan begitu saja sampai membusuk tanpa adanya pemanfaatan. Hal ini jika dibiarkan akan menimbulkan pencemaran lingkungan serta merusak estetika lingkungan. Kulit udang mengandung konstituen utama yang terdiri atas protein 25-40%, kalsium karbonat 45-50%, dan kitin 15-30%, tetapi besarnya kandungan tersebut tergantung pada jenis udangnya (Marganov, 2003). Alternatif untuk mengatasi fenomena gangguan lingkungan ini adalah dengan memanfaatkan kulit udang menjadi produk kitosan. Transformasi kitin menjadi kitosan pada prinsipnya adalah melakukan pengubahan gugus asetamida yang terkandung dalam kitin (kulit udang) menjadi gugus amina dengan basa kuat. Pengubahan gugus fungsi dimaksudkan agar lebih efektif penggunaannya dalam berbagai bidang. Hal ini disebabkan gugus amina yang terdapat pada kitosan merupakan ligan kuat dibandingkan dengan gugus asetamida yang merupakan ligan lemah (Oxtoby, 2003). Proses sintesis kitosan dalam penelitian ini mengikuti penelitian Puspawati (2011). Tahap sintesis kitosan meliputi tahap demineralisasi dengan HCl,

5 deproteinasi dengan NaOH dan tahap deasetilasi menggunakan NaOH. Konsentrasi HCl dan NaOH yang digunakan pada proses sintesis kitosan berpengaruh terhadap rendemen serta kualitas kitin dan kitosan yang dihasilkan. Kitosan yang dihasilkan pada penelitian ini diaplikasikan untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus Sprague dawley. Telah dilakukan pula penelitian yang mengungkapkan bahwa serat kitosan dapat menghambat penyerapan lemak baik secara in vitro maupun in vivo pada hewan percobaan seperti tikus maupun pada tubuh manusia. Penelitian oleh suatu tim di Laboratorium Biokimia IPB (2002) menunjukkan bahwa secara in vitro (dalam tabung) molekul kitosan dapat mengikat molekul kolesterol sampai 18,6%. Uji yang dilakukan pada tikus percobaan menunjukkan bahwa penambahan kitosan 5% pada pakan selama 20 minggu dapat mengurangi level kolesterol darah hingga 65%. Pada penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa pada kondisi normal kitosan mampu menyerap lemak 4-5 kali dibandingkan dengan serat lain. Dalam suatu pengujian uji klinik dilaporkan bahwa kadar kolesterol berkurang hingga 32% setelah menggunakan kitosan selama lima minggu (Han et al., 1999; Nadrazky, 2006). Mekanisme pengikatan lemak oleh kitosan belum dimengerti secara utuh dan menyeluruh. Sejumlah pengamatan penelitian mendukung terjadinya dua mekanisme dasar pengikatan. Pertama, melibatkan tarik menarik dua muatan yang berlawanan, layaknya tarikan kutub magnet. Jadi, kitosan yang mempunyai gugus bermuatan positif akan menarik muatan negatif dari asam lemak dan membentuk ikatan yang tidak bisa dicerna. Kedua, penetralan muatan. Dalam model ini kitosan menyelubungi sisi aktif lemak dan melindunginya dari serangan dan penguraian enzim-enzim lipida (Rismana, 2003). Kitosan yang

6 dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kitosan dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley? 2. Efektivitas kitosan dibandingkan dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui seberapa besar kemampuan kitosan dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley. 2. Mengetahui efektivitas kitosan dibandingkan dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi kitosan dari limbah kulit udang sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol darah yang bersifat alami dan tidak berbahaya.