ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi tahun Tahun Angka pertumbuhan (%) , , , , ,3

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

VALUE CHAIN ANALYSIS (ANALISIS RANTAI PASOK) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI PADA INDUSTRI KOPI BIJI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumberdaya alam dan mempunyai

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

I. PENDAHULUAN. serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan (Kementan RI, 2012). keunggulan yang sangat penting sebagai salah satu pilar pembangunan dalam

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Hasil Survey Konsumen MembutuhkanMakanan Selingan Sumber: Penulis, 2015

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan potensi daerah yang dimilikinya baik secara regional, nasional

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tepung terigu di Indonesia saat ini terus meningkat. Asosiasi Produsen

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI WILAYAH BOGOR

Transkripsi:

Rumpun: Teknologi Industri Pertanian ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA Pengembangan Produk Baru Berbahan Dasar MOCAF (Modified Cassava Flour) sebagai Produk Oleh-oleh Khas Kabupaten Jember Tahun ke 1 (satu) dari rencana 1 (satu) tahun Pengusul: Winda Amilia, S.TP., M.Sc 0024038306 UNIVERSITAS JEMBER NOVEMBER 2014

Pengembangan Produk Baru Berbahan Dasar MOCAF (Modified Cassava Flour) sebagai Produk Oleh-oleh Khas Kabupaten Jember Peneliti : Winda Amilia 1) Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember ABSTRAK Seiring perkembangan waktu, sektor pariwisata di Kabupaten Jember terus bergerak ke arah yang positif terutama sejak dilaksanakannya program tahunan Jember Fashion Carnival (JFC) yang disusul dengan pencanangan program Bulan Berkunjung ke Jember. Perkembangan sektor pariwisata ini telah mendorong peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jember. Perkembangan pariwisata ini membuka peluang pasar untuk penciptaan produk baru, terutama produk yang diarahkan sebagai makanan oleh-oleh. Kabupaten Jember selain memiliki potensi pariwisata juga memiliki potensi berupa hasil pertanian yang berlimpah terutama singkong dan hasil riset yang dihasilkan oleh Universitas Jember dalam bentuk tepung MOCAF. Untuk itu, penciptaan produk baru makanan oleh-oleh hendaknya merupakan sinergi yang positif antara peluang pasar, potensi pertanian lokal, dan hasil riset untuk menciptakan citra kekhasan yang kuat. Berdasarkan riset yang dilakukan, atribut keinginan dan kebutuhan wisatawan terhadap produk oleh-oleh adalah rasa, aroma, tekstur, penampakan produk, harga produk, keunikan produk, dan umur simpan produk yang lebih dari 3 hari. Produk-produk unggulan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk oleh-oleh dari Kabupaten Jember adalah pie tape, cake pisang, dan pia edamame. Produk-produk ini sesuai dengan kriteria bahwa bahan pembantu yang digunakan pada produk merupakan komoditi yang banyak terdapat di Jember, bahan pembantu dapat diperoleh sepanjang tahun, produk memiliki potensi sebagai ikon oleh-oleh Jember, umur simpan minimal 3 hari, dan tren kue yang berkembang di masyarakat. Keyword: Oleh-oleh, MOCAF, pariwisata, produk pertanian

Pengembangan Produk Baru Berbahan Dasar MOCAF (Modified Cassava Flour) sebagai Produk Oleh-oleh Khas Kabupaten Jember Peneliti : Winda Amilia 1) Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember LATAR BELAKANG Pengembangan pariwisata yang dilakukan secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Sari, 2011). Kabupaten Jember merupakan daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata yang layak untuk dikembangkan. Pariwisata Kabupaten Jember mulai berkembang sejak dimulainya acara tahunan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang diselenggarakan sejak tahun 2002. JFC merupakan pelopor pariwisata kreatif di Kabupaten Jember yang selanjutnya mendorong pemerintah daerah untuk mengadakan kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ). Rangkaian kegiatan pada BBJ dan JFC ternyata telah memberikan dampak positif pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember. Peningkatan jumlah wisatawan merupakan potensi pasar yang besar bagi berkembangnya industri kecil terutama industri cinderamata dan makanan oleh-oleh. Menurut Hasworo (2012), berkembangnya sektor pariwisata di suatu wilayah akan menarik sektor lain untuk ikut berkembang, karena sektor-sektor tersebut menunjang sektor pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, industri, dll. Potensi sumber daya alam pertanian dan perkebunan di Kabupaten Jember sangat besar dan didukung dengan jumlah lahan pertanian yang luas. Aneka ubi-ubian, pisang, sayur-mayur serta komoditi-komoditi perkebunan kualitas ekspor seperti kopi, kakao, dan tembakau dibudidayakan di Jember. Potensi sumber daya alam pada bidang pertanian dan perkebunan ini seyogyanya mendorong pengembangan industri di Jember ke arah sektor agroindustri. Pengembangan agroindustri ini merupakan bentuk pengolahan untuk memberikan nilai tambah terhadap hasil pertanian. Sehingga studi tentang pengembangan industri makanan oleh-oleh di Kabupaten Jember menjadi penting untuk dilakukan mengingat potensi sumberdaya dan potensi wisata yang besar ini.

Pengembangan sektor pariwisata hakikatnya merupakan interaksi antara proses sosial, ekonomi, dan industri seperti industri kerajinan, pangan olahan, dan kuliner (Soebagyo, 2012). Sinergitas antara industri pariwisata dan industri kecil dapat diwujudkan dalam bentuk industri kreatif yang menciptakan produk baru pangan olahan. Produk baru dapat berupa produk yang benar-benar baru, modifikasi dari produk yang sudah ada, duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan produk asli inovatif. Menurut Marsigit (2010) bahwa pembangunan perlu diarahkan pada pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal, peningkatan produktivitas tenaga kerja pedesaan terutama dalam memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh industry makanan yang telah ada untuk mengembangkan produknya. Dan tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipergunakan oleh industry makanan yang baru. Selama ini pengolahan industry makanan oleh-oleh dikerjakan oleh industry skala rumah tangga maupun usaha kecil. Usaha kecil memiliki peran besar dalam mendukung perekonomian nasional karena usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar (Drucker, 2000). METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan produk makanan oleh-oleh khas dengan memanfaatkan potensi pertanian Kabupaten Jember dan menggunakan tepung MOCAF. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari metode survey. Dan data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari Ramandha dan Said Roti sebagai mitra penelitian. Lokasi penelitian adalah toko-toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Jember, Ramandha Cake dan Said Roti. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: A. Perancangan Produk Perancangan produk dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap produkproduk kue yang dihasilkan oleh Ramandha Cake dan Said roti yang dapat digunakan sebagai produk oleh-oleh. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kriteria: bahan pembantu yang digunakan pada produk merupakan komoditi yang banyak terdapat di Jember, bahan

pembantu dapat diperoleh sepanjang tahun, produk memiliki potensi sebagai ikon oleh-oleh Jember, umur simpan minimal 3 hari, dan tren kue yang berkembang di masyarakat. Melalui Focus Group Discussion bersama dengan baker dan pemilik Ramandha Cake maupun Said Roti, hasil identifikasi selanjutnya diberikan penilaian berdasarkan kriteria tersebut untuk menentukan produk yang benar-benar layak untuk dikembangkan. Hasil yang dianggap layak selanjutnya dibuat prototypenya dengan menggunakan tepung MOCAF sebagai pengganti sebagian tepung terigu. Komposisi tepung terigu dan tepung MOCAF yang digunakan adalah 80:20 dan 50:50. Tahap akhir dari keseluruhan proses adalah penilaian produk oleh panelis untuk memperoleh gambaran tanggapan konsumen terhadap produk tersebut. Panelis dilakukan dengan menggunakan mahasiswa sebanyak 30 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN.Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuisioner, diketahui bahwa atribut produk oleholeh yang dimaksudkan oleh konsumen adalah sebagai berikut: a. Rasa b. Aroma c. Penampakan produk d. Harga produk e. Keunikan produk f. Umur simpan produk Penelitian ini melibatkan dua usaha rumah tangga yang telah memproduksi berbagai produk makanan (kue) untuk dipasarkan. Usaha rumah tangga tersebut yaitu Ramandha di Bumi Tegal Besar dan Said Roti yang berada di jalan Dr. Soetomo. Kedua usaha rumah tangga ini memiliki produk unggulan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dengan menggunakan tepung MOCAF sebagai pengganti tepung terigu. Pengembangan ide dilakukan dengan mengidentifikasi produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh kedua usaha rumah tangga tersebut yang menggunakan bahan pembantu komoditi pertanian yang banyak dihasilkan di Jember. Produk-produk unggulan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Produk Unggulan Ramandha Cake dan Said Roti

Usaha Rumah Tangga Nama Produk Bahan Pembantu Ramandha Cake pisang Pisang Cake labu kuning Labu kuning Pie pisang Pisang Said Roti Roti pisang Pisang Pia edamame Edamame Penentuan produk yang akan dikembangkan dilakukan dengan metode AHP, pihak yang dilibatkan adalah baker, pemilik dari usaha rumah tangga tersebut, dan tenaga ahli pemasaran dari Laboratorium Teknologi dan Manajemen Agroindustri Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Kriteria yang digunakan pada AHP yaitu menggunakan bahan pembantu yang dapat diperoleh di Jember, bahan pembantu dapat diperoleh di sepanjang tahun, produk memiliki potensi untuk menjadi icon Kabupaten Jember, umur simpan minimal 3 hari, dan tren jenis kue yang berkembang di masyarakat. Sehingga diperoleh jenis kue yang dibuat prototypenya adalah cake pisang, pie tape, dan pia edamame. Cake Pisang Cake pisang yang diproduksi oleh usaha rumah tangga Ramandha selama ini menggunakan bahan utama tepung terigu. Dan ketika menggunakan tepung MOCAF maka tekstur yang dihasilkan lebih kaku dan kering jika dibandingkan dengan penggunaan tepung terigu. Selain itu, perbedaan yang mencolok adalah pada tampilan warna, dimana warna produk yang menggunakan tepung MOCAF terlihat lebih putih. Penggunaan MOCAF tidak memberikan nilai keunikan yang signifikan, karena tidak ada perbedaan rasa dan aroma. Tabel 2. Perbandingan produk cake pisang Atribut Tepung MOCAF Tepung Terigu Rasa Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Penampakan produk Warna putih Warna kuning Harga produk Rp. 13.000 Rp. 15.000 Keunikan produk Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Umur simpan 5 hari 5 hari

Aroma Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Pie Tape Pie merupakan salah satu produk pastry dengan karakteristik renyah, kering dan gurih. Bahan dasar untuk membuat pie adalah tepung terigu, mentega, telur dan garam. Adonan dasar pie dibedakan menjadi dua macam yaitu adonan menyerupai pasir (mealy pie dough) dan adonan menyerupai biji kacang (flaky pie dough). Perbedaan kedua adonan tersebut terletak pada bagaimana lemak tercampur kedalam adonan. Untuk adonan mealy lemak lebih tercampur masuk kedalam tepung, sedangkan adonan flaky lemak dipotong-potong atau dicampur kedalam tepung sampai menjadi butiran-butiran. Karakteristik dari produk pie kulit berasa gurih, Pada kue-kue yang memerlukan tekstur renyah, tepung MOCAF sesuai untuk digunakan. Penggunaan MOCAF pada pembuatan pie pisang produksi Ramandha memberikan tekstur yang sesuai dengan harapan baker. Namun demikian, menurut panelis, rasa pie tape yang menggunakan tepung MOCAF terasa lebih apeg atau adanya aroma khas singkong yang kurang disukai oleh panelis. Dari sisi penampakan produk tidak terdapat perbedaan yang nyata. Demikian pula pada aroma produk, penggunaan MOCAF tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Atribut Tepung MOCAF Tepung Terigu Rasa Lebih renyah, Renyah meninggalkan aroma singkong Penampakan produk Warna putih Warna kuning Harga produk Rp. 1.500 Rp. 2.000 Keunikan produk Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Umur simpan 7 hari 7 hari Aroma Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Pia Edamame

Kulit pia membutuhkan tingkat kerenyahan tertentu untuk menimbulkan efek krispi. Ciri khas kulit pia selain krispi adalah kulitnya yang berlapis-lapis dan rapuh. Kulit pia edamame produksi Said Roti dibuat dengan menggunakan kombinasi tepung MOCAF tersebut selanjutnya dilakukan uji panelis. Dari hasil uji panelis tersebut setelah ditabulasi menunjukkan hasil berikut. Atribut Tepung MOCAF Tepung Terigu Rasa Renyah, meninggalkan Renyah aroma singkong Penampakan produk Warna putih Warna kuning Harga produk Rp. 1.500 Rp. 2.000 Keunikan produk Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Umur simpan 10 hari 10 hari Aroma Ada aroma apek Tidak ada perbedaan Ketiga jenis snack tersebut yang telah menggunakan tepung mocaf belum menunjukkan hasil yang optimal. Aroma dan rasa yang ditinggalkan (after taste) yang ada masih kurang disukai oleh konsumen. Aroma khas singkong yang cenderung apek mempengaruhi rasa snack. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Atribut produk oleh-oleh yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen meliputi rasa, aroma, penampakan produk, harga produk, keunikan produk, dan umur simpan produk. 2. Hasil Analytical Hierarchy Process dengan menggunakan kriteria produk yang ditetapkan untuk mengidentifikasi produk yang layak dikembangkan menunjukkan bahwa cake pisang, pie pisang, dan pia edamame layak untuk dikembangkan. 3. Cake pisang, pie pisang, dan pia edamame yang diproduksi dengan menggunakan tepung MOCAF belum menunjukkan hasil yang optimal, dimana hasil uji sensoris menunjukkan bahwa rasa dengan tepung MOCAF kurang disukai.

DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, S. 2001. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia.((http://64.226.64.234/english/pdf/baliseminar/Regulasi%20dalam%20revit alisasi%20-%20sri%20 adi ningsih.pdf). diakses pada tanggal 7 April 2014. Amilia, W. 2013. Pengembangan Produk Makanan Oleh-oleh Berbasis Potensi Hasil Pertanian Kabupaten Jember. Seminar Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung. Alfabeta. Marsigit,W. 2010. Pengembangan Diversifikasi produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu untuk Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Jurnal Agritech. Vol.30 No.4 November 2010. Ningrum, M.R.B. 2012. Pengembangan Produk Cake dengan Substitusi Tepung Kacang Merah. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Nuzula, R. 2007. Prospek Pengembangan Industri Cinderamata dan Makanan Oleh-oleh di Kabupaten Magelang. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro. Pitana, G. dan Gayatri, P. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Penerbit Andi. Putra,A.S. 2009. Penataan DAS Karang Mumus sebagai Kawasan Pariwisata Budaya Kalimantan Timur. Skripsi. Malang. Universitas Brawijaya. Setiavani, G. 2013. Teknologi Pembuatan Makanan dengan Menggunakan Tepung Mocaf sebagai Substitusi Tepung Terigu. E-book. http://ebookily.co/pdf/teknologipembuatan-makanan-dengan-menggunakan-tepung-mocaf-91975358.html. diakses tanggal: 7 April 2014. Supriadi, H. 2007. Potensi, Kendala, dan Peluang Pengembangan Agroindustri Berbasis Lokal Ubikayu. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Virna,E. 2007. Wisata Kuliner, Bukan Sekedar Wisata Pemuas Nafsu Perut. Warta Wisata, Maret 2007, Vol.9 No.1. (http://www.p2par.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2009/01/maret2007.pdf). Diakses tanggal 7 April 2014. Zubir, Z. 2005. Studi Kelayakan Usaha. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.