BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. Dalam suatu pembiayaan memang mengandung resiko, meskipun BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan telah menganalisisnya, namun pembiayaan bermasalah itu tetap ada. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan antara lain karena kesalahan pihak nasabah, dimana kesalahan tersebut diakibatkan oleh 2 unsur yaitu unsur kesengajaan dan unsur ketidaksengajaan. Unsur kesengajaan antara lain penggunaan dana pembiayaan yang tidak maksimal (digunakan untuk belanja, bayar sekolah, dan lain-lain). Untuk unsur tidak disengaja antara lain usahanya mengalami masalah/bangkrut, musibah dan lain-lain. Hal ini jelas mengakibatkan pembiayaan menjadi bermasalah karena dana tersebut tidak bisa berputar, sehingga nasabah tidak bisa menyetor angsurannya. 1 Dalam menangani pembiayaan bermasalah tersebut, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memiliki kebijakan tersendiri yang meliputi cadangan resiko (CR), 3R (Resceduling, Reconditioning, Restructuring), dan lelang jaminan. 2 1 Wawancara dengan Bpk. Amirrudin, SE. Selaku manager BMT Citra Keuangan Syariah, Tgl 20 Maret 2013, Jam 15.00 Wib. 2 Wawancara dengan Bpk. Amirrudin, SE. Selaku manager BMT Citra Keuangan Syariah, Tgl 19 Juni 2013, Jam 15.00 Wib. 58
59 1. Cadangan Resiko (CR) Cadangan Resiko (CR) digunakan untuk penghapusan atau penyelesaian pembiayaan bermasalah non jaminan. Dalam hal ini pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberi keringanan kepada anggota (nasabah) untuk membayar pokoknya saja tanpa disertai bagi hasil karena pembiayaan ini menggunakan akad qardh. Kriteria nasabah yang menerima pembiayaan akad qardh ini adalah nasabah aktif yang selama 3-6 bulan menabung secara berturutturut. Sumber dana pembiayaan qardh itu sendiri dari pendapatan BMT. Adapun sumber dana cadangan resiko berasal dari biaya administrasi pembukaan rekening tabungan dan pembiayaan baru, denda nasabah yang telat menyetor angsuran, fee penukaran uang asing, potongan tabungan tiap bulan 500,- dan biaya administrasi penutupan rekening tabungan. CR sendiri digunakan untuk penghapusan pembiayaan non jaminan dan untuk pembelian souvernir. Selain itu, untuk meminimalisir resiko pembiayaan, dalam memberikan pembiayaan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan tidak terfokus pada satu nasabah dengan plafon yang besar, tetapi lebih diprioritaskan pada nasabah dengan plafon kecil dengan jumlah yang banyak. Sehingga apabila terjadi pembiayaan bermasalah, dapat dicover oleh keuntungan yang diperoleh dari nasabah lain.
60 2. 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring ) Dalam upaya untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan mempunyai strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah. Adapun strategi penyelesaian yang digunakan BMT untuk nasabah yang mempunyai itikad baik adalah dengan cara 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring). a. Rescheduling (penjadwalan kembali) Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk menangani pembiayaan bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Beberapa alternatif rescheduling antara lain : Perpanjangan jangka waktu pembiayaan Misalnya, jangka waktu pembiayaan 2 tahun diperpanjang menjadi 5 tahun, sehingga angsuran lebih rendah. Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu lebih lama. Misalnya, angsuran pokok 200.000 diperkecil menjadi 50.000, sehingga waktu angsuran lebih lama. b. Reconditioning (persyaratan kembali) Reconditioning merupakan upaya BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelamatkan pembiayaan dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dengan anggota (nasabah).
61 Beberapa alternatif reconditioning antara lain : Penurunan bagi hasil Misalnya, bagi hasil pembiayaan pada perjanjian awal sebesar 20% diturunkan menjadi 18%. Penurunan bagi hasil tersebut akan menyebabkan penurunan biaya bagi hasil yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah. Pembebasan sebagian atau seluruh bagi hasil yang tertunggak. Misalnya, nasabah pada periode 3 mengalami tunggakan bagi hasil, maka pada periode berikutnya nasabah hanya membayar pokok pembiayaan beserta bagi hasil berjalan. c. Restructuring (penataan kembali) Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Beberapa alternatif restructuring antara lain : memberikan tambahan pembiayaan (kredit), tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur, kombinasi antara bank dan nasabah.
62 3. Lelang Jaminan Penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah usaha BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu pembiayaan yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah. Dalam menangani pembiayaan yang tidak lancar/macet, diperlukan adanya kebijakan penyelamatan pembiayaan yang mendasar, tepat dan efektif yang berlaku untuk semua nasabah pembiayaan bermasalah yang memiliki permasalahan angsuran pembiayaan dan agunan yang dimiliki nasabah inilah yang akan dijual untuk menutupi pembiayaan kepada pihak BMT lewat jalur litigasi. Jalur litigasi/pengadilan ditempuh apabila pembiayaan bermasalah tidak dapat diselesaikan dengan langkah rescheduling, reconditioning, maupun restructuring. Jalur litigasi adalah jalur terakhir dan melibatkan institusi atau lembaga yang mengikat jaminan pembiayaan dan apabila sengketa masih tidak menemukan solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak, maka penyelesaian melalui jalur pengadilan dan lelang yang ditempuh. Sebelum melelang agunan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan batas waktu kepada nasabah untuk menjual barang jaminan di bawah tangan. Jika sampai batas waktu tertentu tidak berhasil menjual barang jaminan di bawah tangan, langkah selanjutnya adalah dengan cara melelang agunan tersebut.
63 Adapun prosesnya adalah setelah Pengadilan Negeri menerima permohonan dari BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan selaku kreditur untuk melakukan eksekusi, maka Pengadilan Negeri akan menerbitkan penetapan teguran, penetapan sita yang diikuti dengan penyitaan agunan dan mengeluarkan surat permohonan lelang ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Dokumen-dokumen persyaratan lelang yang perlu disiapkan dalam pengajuan permohonan lelang ini antara lain: 3 1. Salinan/fotocopy perjanjian kredit 2. Salinan/fotocopy sertifikat Hak Tanggungan 3. salinan/fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak Tanggungan 4. Salinan/fotocopy perincian hutang/jumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi 5. Salinan/fotocopy bukti bahwa debitur wanprestasi, berupa peringatan-peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditur 6. Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya akan bertanggungjawab apabila terjadi gugatan 7. Salinan/fotocopy surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur oleh kreditur, yang diserahkan paling lama 1 (satu) hari sebelum lelang dilaksanakan. 3 Pasal 6 Perdirjen KN No. Per-03/KN/2010 Tentang Persyaratan Lelang
64 Jika surat permohonan dan berkas syarat-syarat sudah dilengkapi, maka Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang akan menentukan hari dan tanggal penetapan lelangnya paling lama seminggu setelah surat permohonan diterima. Untuk menghindari adanya praktik najasy (komplotan) dalam proses pelelangan, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan melakukan upaya-upaya sebagai berikut : a. Setelah waktu lelang ditentukan, sambil menunggu lelang dilaksanakan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan membuat pengumuman lelang pertama, yakni membuat daftar agunan yang akan dilelang dan diedarkan melalui selebaran. b. Setelah 14 hari dari pengumuman lelang pertama, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan membuat pengumuman lelang kedua dan mempublikasikan pada surat kabar agar diketahui khalayak disertakan dengan harga limit penjualan sekaligus. Selain itu, untuk peserta lelang ada persyaratan yang harus dilengkapi, yakni: 4 1. Peserta lelang yang telah menyetorkan uang jaminan diwajibkan mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Induk Peserta Lelang (NIPL) di tempat lelang dengan membawa fotocopy identitas diri (KTP/SIM) serta bukti asli slip setoran jaminan. 2. Pemenang lelang diwajibkan membayar pelunasan harga lelang selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah pelaksanaan lelang. 4 Wawancara dengan Saudara Masduki, SE selaku marketing pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, tanggal 12 September 2013.
65 3. Apabila pemenang lelang tidak melunasi kewajibannya sampai batas waktu yang ditentukan, maka yang bersangkutan dinyatakan wanprestasi dan uang jaminan lelang disetorkan ke kas negara sebagai pendapatan jasa lainnya, serta peserta lelang akan dimasukkan dalam Daftar Hitam Lelang. 4. Peserta lelang yang tidak memenangkan lelang dapat mengambil kembali uang jaminannya tanpa potongan dengan menunjukkan asli bukti setoran NIPL dan identitas diri. Dalam proses pelelangan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan tidak turut serta sebagai peserta lelang sehingga hasil penjualan lelang berada sepenuhnya pada penawaran peserta lelang. Hasil penjualan lelang yang melebihi kewajiban nasabah, maka kelebihannya merupakan hak nasabah, sehingga akan dikembalikan kepada nasabah. Adapun apabila nilai jual agunan melalui proses pelelangan lebih rendah dari nilai yang harus dibayar nasabah, maka hal itu tetap menjadi kewajiban nasabah. Untuk nasabah yang tidak mampu menutupi kewajibannya, maka kekurangan itu akan ditanggung pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dan masuk dalam kerugian BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan.
66 Dari kebijakan di atas dapat dianalisis bahwa kebijakan penyelesaian pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan adalah 1. Menentukan analisa masalah Analisa masalah merupakan bagian pertama dari penyelamatan pembiayaan yang dilakukan antara lain melalui : a. Mengidentifikasi masalah, yaitu meneliti gejala-gejala yang timbul dari pembiayaan berjalan dan menentukan permasalahan yang sebenarnya. Tujuannya untuk memfokuskan permasalahan yang dihadapi nasabah. b. Melakukan diagnosa permasalahan, cara yang dilakukan yaitu mengidentifikasi gejala yang terkait dengan bidang lain kemudian menentukan sebab-sebab benar tidaknya permasalahan dan cara penyelesaiannya. 2. Menetapkan strategi penyelesaian Ada dua cara yaitu : a. Untuk nasabah yang potensial BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menetapkan strategi penyelamatan dengan cara R3 yaitu : 1) Rescheduling (penjadwalan kembali) 2) Reconditioning (persyaratan kembali) 3) Restructuring (penataan kembali)
67 b. Untuk nasabah yang tidak potensial BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menetapkan strategi penyelamatan dengan cara : 1. Memberikan kesempatan waktu pelunasan untuk menjual barang jaminan di bawah tangan sendiri. Ini dilakukan apabila nasabah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutanghutangnya. 2. Jika cara yang pertama yaitu menjual jaminan di bawah tangan tidak berhasil, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menjual jaminan secara lelang atau eksekusi oleh pengadilan negara melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
68 B. Pendekatan Yang Digunakan Dalam Menyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT CKS Cabang Pekalongan Di sini pendekatan yang dilakukan oleh pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah, pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 5 1. Pemberitahuan melalui telepon / HP, apabila nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran dalam kurun waktu 2-3 hari. 2. Mendatangi nasabah, apabila nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran dalam kurun waktu 1 minggu. Kemudian pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan denda atas keterlambatan penyetoran angsuran, besarnya denda 1% dari pokok pinjaman dihitung perbulan dirata-rata perhari dan denda tersebut masuk dalam cadangan resiko. 3. Memberikan Surat Peringatan 1 (SP 1) Disini BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan surat peringatan kepada nasabah agar nasabah mengetahui bahwa mempunyai tunggakan angsuran selama 3 bulan, dimana nasabah telah ingkar janji atas kesepakatan atau perjanjian yang telah disepakati bersama antara nasabah dengan pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan. 5 Wawancara dengan Bp.Amirrudin,SE Selaku Manager Pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, pada Tanggal 26 Maret 2014, Jam 11.00 WIB
69 4. Memberikan Surat Peringatan 2 (SP 2) Surat peringatan ini diberikan setelah 1 minggu dari dikeluarkannya Surat Peringatan 1 (SP 1). Dalam Surat Peringatan 2 (SP 2) ini merupakan surat pemberi kehatia-hatian / peringatan bagi nasabah, sehingga pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan Surat Peringatan 2 (SP 2). Supaya nasabah mau menyetor angsuran. 5. Memberikan Surat Peringatan 3 (SP 3) Apabila Surat Peringatan 1 & 2 yang diberikan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan kepada Nasabah masih utuh, tetap saja tidak ada perubahan. Jika sampai Surat Peringatan 3 (SP 3) selama 2 bulan berturut-turut nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran maka pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan akan mendatangi nasabah kembali serta membuat kesepakatan dan selanjutnya dituangkan dalam surat pernyataan dari nasabah yang menerangkan bahwa, nasabah berjanji akan membayar angsuran pada tempo yang disepakati kedua belah pihak yang bersangkutan. Apabila nasabah tidak memiliki itikad baik, maka pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan langsung menyita barang jaminan dari nasabah. Apabila nasabah tetap saja belum bisa menutup hutangnya, maka barang jaminan tersebut akan dilelang sebagaimana telah disebutkan
70 pada bagian A bab ini. 6 Hasil pelelangan diserahkan kepada BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk mengganti pembiayaan yang telah dipinjamkan, dalam prosedurnya apabila ada sisa maka sisa itu diserahkan kembali kepada nasabah yang bersangkutan. Jika hasil pelelangan masih kurang banyak untuk melunasi hutang nasabah maka nasabah wajib menambah / melunasinya guna untuk menutup pinjamannya. Tetapi jika kekurangannya sedikit, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan yang menutup hutang nasabahnya dengan CR (Cadangan Resiko). 6 Wawancara dengan Saudara Masduki,SE Selaku Marketing Pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, pada Tanggal 19 Juni 2013, Jam 11.00 WIB