BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur untuk Mengajukan Pembiayaan Murabahah pada produk ib

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Pelelangan Jaminan atas pembiayaan bermasalah pada Bank. Syariah Mandiri Kantor Cabang Pasar Aur Kuning Bukittinggi

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

BAB IV ANALISIS MEKANISME PELELANGAN AGUNAN ATAS NON PERFORMING FINANCE DI BANK SYARIAH MANDIRI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

SYARAT DAN KETENTUAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pihak kreditur membuat perjanjian kredit dalam bentuk akta

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada Kantor Pelayanan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

Wawancara dengan Rudi Rusmanto, Manajer BMT Aulia tanggal 15 Februari. 2 Wawancara dengan Lilik, Marketing tanggal 20 Februari 2016.

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB II LANDASAN TEORI

PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

By : Angga Hapsila, SE.MM

CARA PENYELESAIAN PERKARA DEBITOR WANPRESTASI DALAM SENGKETA EKONOMI SYARIAH oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H.(Hakim PTA Mataram)

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB IV. Studi Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT Mina. Lana. A. Pengelolan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah

BUPATI PAKPAK BHARAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BPR CHARIS UTAMA JATIROGO TUBAN TUGAS AKHIR. Program pendidikan diploma III.

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BIAK NUMFOR NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. Dalam suatu pembiayaan memang mengandung resiko, meskipun BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan telah menganalisisnya, namun pembiayaan bermasalah itu tetap ada. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan antara lain karena kesalahan pihak nasabah, dimana kesalahan tersebut diakibatkan oleh 2 unsur yaitu unsur kesengajaan dan unsur ketidaksengajaan. Unsur kesengajaan antara lain penggunaan dana pembiayaan yang tidak maksimal (digunakan untuk belanja, bayar sekolah, dan lain-lain). Untuk unsur tidak disengaja antara lain usahanya mengalami masalah/bangkrut, musibah dan lain-lain. Hal ini jelas mengakibatkan pembiayaan menjadi bermasalah karena dana tersebut tidak bisa berputar, sehingga nasabah tidak bisa menyetor angsurannya. 1 Dalam menangani pembiayaan bermasalah tersebut, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memiliki kebijakan tersendiri yang meliputi cadangan resiko (CR), 3R (Resceduling, Reconditioning, Restructuring), dan lelang jaminan. 2 1 Wawancara dengan Bpk. Amirrudin, SE. Selaku manager BMT Citra Keuangan Syariah, Tgl 20 Maret 2013, Jam 15.00 Wib. 2 Wawancara dengan Bpk. Amirrudin, SE. Selaku manager BMT Citra Keuangan Syariah, Tgl 19 Juni 2013, Jam 15.00 Wib. 58

59 1. Cadangan Resiko (CR) Cadangan Resiko (CR) digunakan untuk penghapusan atau penyelesaian pembiayaan bermasalah non jaminan. Dalam hal ini pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberi keringanan kepada anggota (nasabah) untuk membayar pokoknya saja tanpa disertai bagi hasil karena pembiayaan ini menggunakan akad qardh. Kriteria nasabah yang menerima pembiayaan akad qardh ini adalah nasabah aktif yang selama 3-6 bulan menabung secara berturutturut. Sumber dana pembiayaan qardh itu sendiri dari pendapatan BMT. Adapun sumber dana cadangan resiko berasal dari biaya administrasi pembukaan rekening tabungan dan pembiayaan baru, denda nasabah yang telat menyetor angsuran, fee penukaran uang asing, potongan tabungan tiap bulan 500,- dan biaya administrasi penutupan rekening tabungan. CR sendiri digunakan untuk penghapusan pembiayaan non jaminan dan untuk pembelian souvernir. Selain itu, untuk meminimalisir resiko pembiayaan, dalam memberikan pembiayaan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan tidak terfokus pada satu nasabah dengan plafon yang besar, tetapi lebih diprioritaskan pada nasabah dengan plafon kecil dengan jumlah yang banyak. Sehingga apabila terjadi pembiayaan bermasalah, dapat dicover oleh keuntungan yang diperoleh dari nasabah lain.

60 2. 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring ) Dalam upaya untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan mempunyai strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah. Adapun strategi penyelesaian yang digunakan BMT untuk nasabah yang mempunyai itikad baik adalah dengan cara 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring). a. Rescheduling (penjadwalan kembali) Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk menangani pembiayaan bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Beberapa alternatif rescheduling antara lain : Perpanjangan jangka waktu pembiayaan Misalnya, jangka waktu pembiayaan 2 tahun diperpanjang menjadi 5 tahun, sehingga angsuran lebih rendah. Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu lebih lama. Misalnya, angsuran pokok 200.000 diperkecil menjadi 50.000, sehingga waktu angsuran lebih lama. b. Reconditioning (persyaratan kembali) Reconditioning merupakan upaya BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelamatkan pembiayaan dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dengan anggota (nasabah).

61 Beberapa alternatif reconditioning antara lain : Penurunan bagi hasil Misalnya, bagi hasil pembiayaan pada perjanjian awal sebesar 20% diturunkan menjadi 18%. Penurunan bagi hasil tersebut akan menyebabkan penurunan biaya bagi hasil yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah. Pembebasan sebagian atau seluruh bagi hasil yang tertunggak. Misalnya, nasabah pada periode 3 mengalami tunggakan bagi hasil, maka pada periode berikutnya nasabah hanya membayar pokok pembiayaan beserta bagi hasil berjalan. c. Restructuring (penataan kembali) Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Beberapa alternatif restructuring antara lain : memberikan tambahan pembiayaan (kredit), tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur, kombinasi antara bank dan nasabah.

62 3. Lelang Jaminan Penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah usaha BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu pembiayaan yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah. Dalam menangani pembiayaan yang tidak lancar/macet, diperlukan adanya kebijakan penyelamatan pembiayaan yang mendasar, tepat dan efektif yang berlaku untuk semua nasabah pembiayaan bermasalah yang memiliki permasalahan angsuran pembiayaan dan agunan yang dimiliki nasabah inilah yang akan dijual untuk menutupi pembiayaan kepada pihak BMT lewat jalur litigasi. Jalur litigasi/pengadilan ditempuh apabila pembiayaan bermasalah tidak dapat diselesaikan dengan langkah rescheduling, reconditioning, maupun restructuring. Jalur litigasi adalah jalur terakhir dan melibatkan institusi atau lembaga yang mengikat jaminan pembiayaan dan apabila sengketa masih tidak menemukan solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak, maka penyelesaian melalui jalur pengadilan dan lelang yang ditempuh. Sebelum melelang agunan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan batas waktu kepada nasabah untuk menjual barang jaminan di bawah tangan. Jika sampai batas waktu tertentu tidak berhasil menjual barang jaminan di bawah tangan, langkah selanjutnya adalah dengan cara melelang agunan tersebut.

63 Adapun prosesnya adalah setelah Pengadilan Negeri menerima permohonan dari BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan selaku kreditur untuk melakukan eksekusi, maka Pengadilan Negeri akan menerbitkan penetapan teguran, penetapan sita yang diikuti dengan penyitaan agunan dan mengeluarkan surat permohonan lelang ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Dokumen-dokumen persyaratan lelang yang perlu disiapkan dalam pengajuan permohonan lelang ini antara lain: 3 1. Salinan/fotocopy perjanjian kredit 2. Salinan/fotocopy sertifikat Hak Tanggungan 3. salinan/fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak Tanggungan 4. Salinan/fotocopy perincian hutang/jumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi 5. Salinan/fotocopy bukti bahwa debitur wanprestasi, berupa peringatan-peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditur 6. Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya akan bertanggungjawab apabila terjadi gugatan 7. Salinan/fotocopy surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur oleh kreditur, yang diserahkan paling lama 1 (satu) hari sebelum lelang dilaksanakan. 3 Pasal 6 Perdirjen KN No. Per-03/KN/2010 Tentang Persyaratan Lelang

64 Jika surat permohonan dan berkas syarat-syarat sudah dilengkapi, maka Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang akan menentukan hari dan tanggal penetapan lelangnya paling lama seminggu setelah surat permohonan diterima. Untuk menghindari adanya praktik najasy (komplotan) dalam proses pelelangan, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan melakukan upaya-upaya sebagai berikut : a. Setelah waktu lelang ditentukan, sambil menunggu lelang dilaksanakan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan membuat pengumuman lelang pertama, yakni membuat daftar agunan yang akan dilelang dan diedarkan melalui selebaran. b. Setelah 14 hari dari pengumuman lelang pertama, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan membuat pengumuman lelang kedua dan mempublikasikan pada surat kabar agar diketahui khalayak disertakan dengan harga limit penjualan sekaligus. Selain itu, untuk peserta lelang ada persyaratan yang harus dilengkapi, yakni: 4 1. Peserta lelang yang telah menyetorkan uang jaminan diwajibkan mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Induk Peserta Lelang (NIPL) di tempat lelang dengan membawa fotocopy identitas diri (KTP/SIM) serta bukti asli slip setoran jaminan. 2. Pemenang lelang diwajibkan membayar pelunasan harga lelang selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah pelaksanaan lelang. 4 Wawancara dengan Saudara Masduki, SE selaku marketing pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, tanggal 12 September 2013.

65 3. Apabila pemenang lelang tidak melunasi kewajibannya sampai batas waktu yang ditentukan, maka yang bersangkutan dinyatakan wanprestasi dan uang jaminan lelang disetorkan ke kas negara sebagai pendapatan jasa lainnya, serta peserta lelang akan dimasukkan dalam Daftar Hitam Lelang. 4. Peserta lelang yang tidak memenangkan lelang dapat mengambil kembali uang jaminannya tanpa potongan dengan menunjukkan asli bukti setoran NIPL dan identitas diri. Dalam proses pelelangan, BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan tidak turut serta sebagai peserta lelang sehingga hasil penjualan lelang berada sepenuhnya pada penawaran peserta lelang. Hasil penjualan lelang yang melebihi kewajiban nasabah, maka kelebihannya merupakan hak nasabah, sehingga akan dikembalikan kepada nasabah. Adapun apabila nilai jual agunan melalui proses pelelangan lebih rendah dari nilai yang harus dibayar nasabah, maka hal itu tetap menjadi kewajiban nasabah. Untuk nasabah yang tidak mampu menutupi kewajibannya, maka kekurangan itu akan ditanggung pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dan masuk dalam kerugian BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan.

66 Dari kebijakan di atas dapat dianalisis bahwa kebijakan penyelesaian pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan adalah 1. Menentukan analisa masalah Analisa masalah merupakan bagian pertama dari penyelamatan pembiayaan yang dilakukan antara lain melalui : a. Mengidentifikasi masalah, yaitu meneliti gejala-gejala yang timbul dari pembiayaan berjalan dan menentukan permasalahan yang sebenarnya. Tujuannya untuk memfokuskan permasalahan yang dihadapi nasabah. b. Melakukan diagnosa permasalahan, cara yang dilakukan yaitu mengidentifikasi gejala yang terkait dengan bidang lain kemudian menentukan sebab-sebab benar tidaknya permasalahan dan cara penyelesaiannya. 2. Menetapkan strategi penyelesaian Ada dua cara yaitu : a. Untuk nasabah yang potensial BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menetapkan strategi penyelamatan dengan cara R3 yaitu : 1) Rescheduling (penjadwalan kembali) 2) Reconditioning (persyaratan kembali) 3) Restructuring (penataan kembali)

67 b. Untuk nasabah yang tidak potensial BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menetapkan strategi penyelamatan dengan cara : 1. Memberikan kesempatan waktu pelunasan untuk menjual barang jaminan di bawah tangan sendiri. Ini dilakukan apabila nasabah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutanghutangnya. 2. Jika cara yang pertama yaitu menjual jaminan di bawah tangan tidak berhasil, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan menjual jaminan secara lelang atau eksekusi oleh pengadilan negara melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

68 B. Pendekatan Yang Digunakan Dalam Menyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT CKS Cabang Pekalongan Di sini pendekatan yang dilakukan oleh pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah, pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 5 1. Pemberitahuan melalui telepon / HP, apabila nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran dalam kurun waktu 2-3 hari. 2. Mendatangi nasabah, apabila nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran dalam kurun waktu 1 minggu. Kemudian pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan denda atas keterlambatan penyetoran angsuran, besarnya denda 1% dari pokok pinjaman dihitung perbulan dirata-rata perhari dan denda tersebut masuk dalam cadangan resiko. 3. Memberikan Surat Peringatan 1 (SP 1) Disini BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan surat peringatan kepada nasabah agar nasabah mengetahui bahwa mempunyai tunggakan angsuran selama 3 bulan, dimana nasabah telah ingkar janji atas kesepakatan atau perjanjian yang telah disepakati bersama antara nasabah dengan pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan. 5 Wawancara dengan Bp.Amirrudin,SE Selaku Manager Pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, pada Tanggal 26 Maret 2014, Jam 11.00 WIB

69 4. Memberikan Surat Peringatan 2 (SP 2) Surat peringatan ini diberikan setelah 1 minggu dari dikeluarkannya Surat Peringatan 1 (SP 1). Dalam Surat Peringatan 2 (SP 2) ini merupakan surat pemberi kehatia-hatian / peringatan bagi nasabah, sehingga pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan memberikan Surat Peringatan 2 (SP 2). Supaya nasabah mau menyetor angsuran. 5. Memberikan Surat Peringatan 3 (SP 3) Apabila Surat Peringatan 1 & 2 yang diberikan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan kepada Nasabah masih utuh, tetap saja tidak ada perubahan. Jika sampai Surat Peringatan 3 (SP 3) selama 2 bulan berturut-turut nasabah terlambat melakukan penyetoran angsuran maka pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan akan mendatangi nasabah kembali serta membuat kesepakatan dan selanjutnya dituangkan dalam surat pernyataan dari nasabah yang menerangkan bahwa, nasabah berjanji akan membayar angsuran pada tempo yang disepakati kedua belah pihak yang bersangkutan. Apabila nasabah tidak memiliki itikad baik, maka pihak BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan langsung menyita barang jaminan dari nasabah. Apabila nasabah tetap saja belum bisa menutup hutangnya, maka barang jaminan tersebut akan dilelang sebagaimana telah disebutkan

70 pada bagian A bab ini. 6 Hasil pelelangan diserahkan kepada BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan untuk mengganti pembiayaan yang telah dipinjamkan, dalam prosedurnya apabila ada sisa maka sisa itu diserahkan kembali kepada nasabah yang bersangkutan. Jika hasil pelelangan masih kurang banyak untuk melunasi hutang nasabah maka nasabah wajib menambah / melunasinya guna untuk menutup pinjamannya. Tetapi jika kekurangannya sedikit, maka BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan yang menutup hutang nasabahnya dengan CR (Cadangan Resiko). 6 Wawancara dengan Saudara Masduki,SE Selaku Marketing Pembiayaan di BMT Citra Keuangan Syariah, pada Tanggal 19 Juni 2013, Jam 11.00 WIB