ANALISIS DAMPAK PENGOPERASIAN JEMBATAN SELAT SUNDA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAMPAK PENGOPERASIAN JEMBATAN SELAT SUNDA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

II. TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui sarana laut.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODELOGI III - 1

TESIS STUDI KELAYAKAN PENYEBERANGAN LAUT KENDARAAN ANGKUTAN BARANG ANTARA PELABUHAN JANGKAR SITUBONDO-PELABUHAN LEMBAR LOMBOK NTB

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

Model Analisis Pembangunan Transportasi : Studi Kasus Perbandingan Moda Angkutan Penyebrangan dengan Jembatan

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG TARIF ANGKUTAN PENYEBERANGAN LINTAS ANTAR PROPINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

Gol I. Gol IIb. Gol I

BAB II STUDI PUSTAKA. Dalam PP No. 15 Tahun 2005 tentang jalan tol, disebutkan definisi dari jalan tol

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

ESTIMASI BIAYA KEMACETAN DI KOTA MEDAN ESTIMATION OF CONGESTION COST IN MEDAN

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

NOMOR :PM. 71 TAHUN 2010

Analisis Manajemen Waktu dan Biaya Rute Penyeberangan Baru

STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

SALINAN. Menimbang : a. Indonesia Nomor PR.3O t I I 17 Phb-2O14 tanggal 18. Perhubungan Nomor PM.26 Tahun tentang

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH

RUTE TERBAIK DAN WAKTU TEMPUH TERCEPAT DARI SALON ANATA JALAN PASIRKALIKI-KAMPUS UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA JALAN PROF. DRG. SURYA SUMANTRI BANDUNG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 2005 TENTANG

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN)

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR PM 63 TAHUN2013 TENTANG TARIFANGKUTANPENYEBERANGANLINTASANTARPROVINSI

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JEMBATAN SELAT SUNDA MENGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

Analisis Perbandingan Keekonomian Rute Merak-Bakauheni dengan Rute Cigading-Kiluan

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

BAB I BIAYA OPERASI KENDARAAN

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan. Tata Cara Pemantauan Kinerja Lalu lintas

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/08/18/Th. IV, 1 Agustus 2016

ANALISIS WAKTU BONGKAR MUAT KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DAN PENYEBERANGAN DI AIR

BAB V Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN PENURUNAN EMISI DARI KEGIATAN KAPAL FERRY PADA PELABUHAN MERAK BAKAUHENI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017

DINAS PERHUBUNGAN DAN LLAJ PROVINSI JAWA TIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kaji Ulang Penentuan Tarif dan Sistem Penggolongan Kendaraan Jalan Tol di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/11/18/Th. III, 2 NOPEMBER 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET 2016

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL 2016

Transkripsi:

Ujian Tugas Akhir ANALISIS DAMPAK PENGOPERASIAN JEMBATAN SELAT SUNDA Oleh : BONUS PRASETYO 4105.100.058 Pembimbing : FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc. 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Jawa dan Sumatra merupakan pulau besar di bagian barat Indonesia dipisahkan oleh Selat Selat Sunda. Perencanaan pembangunan Nasional pada tahun 2025 akan dihubungkan dengan Jembatan. Setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda terjadi perubahan pola penyeberangan kendaraan. Perubahan pola penyeberangan berakibat perubahan biaya transportasi dan pola penyeberangan kapal feri. Perlu ada kajian mengenai dampak pengoperasian Jembatan Selat Sunda. 2

Perumusan Masalah 1. Bagaimana dampak biaya transportasi yang ditimbulkan setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda? 2. Bagaimana pola transportasi kapal feri setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda? Tujuan 1. Dapat membandingkan biaya transportasi menggunakan Jembatan Selat Sunda maupun kapal feri. 2. Mengetahui pola transportasi kapal feri penyeberangan Selat Sunda pada tahun 2025. 3

Manfaat Bagi User dapat memperoleh informasi tentang biaya transportasi penyeberangan setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda. Mengetahui dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat di sekitar Jembatan Selat Sunda. Pemerintah dapat mengetahui apa saja beban yang ditanggung setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda. 4

Batasan Masalah Diasumsikan pembangunan Jembatan Selat Sunda dimulai pada tahun 2015 dan akan beroperasi pada tahun 2025. Tidak mengkaji tentang biaya pembangunan dan perawatan Jembatan Selat Sunda. User yang dimaksud pada penelitian ini difokuskan pada kendaraan. Biaya transportasi yang di bahas adalah: obiaya operasi kendaraan. obiaya bahan bakar minyak. obiaya pembelian tiket. obiaya perawatan Jalan. osubsidi bbm. obiaya kecelakaan. obiaya nilai waktu. obiaya polusi. 5

Tinjauan Pustaka Ekonomi Publik Ilmu Ekonomi Publik adalah cabang ilmu ekonomi yang menelaah masalah-masalah ekonomi khalayak ramai atau masyarakat, pemerintah atau negara seperti kebijakan subsidi, pajak, regulasi, deregulasi, nasionalisasi privatisasi, sistem jaminan sosial, ketahanan pangan, kebijakan teknologi, pertahanan dan keamanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Teori Biaya dan Manfaat Analisa biaya dan manfaat berusaha untuk mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat yang kemudian dihasilkan dari program publik, termasuk berbagai hal yang tidak terlihat dan tidak mudah untuk diukur biaya dan manfaatnya dalam bentuk uang. Biaya Transportasi Biaya Transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses transportasi. Peramalan Dalam suatu perencanaan sering terdapat waktu senjang antar kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Dalam perencanaan ini peramalan sangat berperan penting karena dengan peramalan akan dapat diketahui kapan dan bagaimana peristiwa itu akan terjadi. 6

Biaya Transportasi Biaya Eksplisit obiaya operasi kendaraan obiaya bahan bakar minyak obiaya pembelian tiket o Biaya perawatan Jalan o Subsidi BBM Biaya Implisit obiaya kecelakaan obiaya nilai waktu o Biaya polusi 7

Penanggung Biaya Pemerintah User Jembatan Selat Sunda Menanggung beban subsidi BBM, biaya kerusakan Jalan Menanggung beban biaya BOK, BBM, nilai waktu, biaya penyeberangan? Publik Menanggung biaya polusi udara Biaya kecelakaan

Biaya operasi kendaraan Konsumsi Bahan Bakar (KBB) KBB = KBB dasar x (1 ± (k k + k l + k r ) KBB dasar kendaraan golongan I = 0,0284V 2-3,0644V + 141,68 KBB dasar kendaraan golongan IIA = 2,26533 x (KBB dasar kend. Gol I) KBB dasar kendaraan golongan IIB = 2,90805 x (KBB dasar kend. Gol I) V = kecepatan kendaraan (km/jam) Satuan KBB = Liter/1000Km Faktor koreksi akibat kelandaian negatif (k k ) Faktor koreksi akibat kelandaian positif (k k ) Faktor koreksi akibat kondisi arus lalulintas (k l ) Faktor koreksi akibat kekasaran jalan (k r ) g < -5% -0,337-5% g < 0% -0,158 0% g < 5% 0,400 g 5% 0,820 0 NVK < 0,6 0,050 0,6 NVK < 0,8 0,185 NVK 0,8 0,253 < 3m/km 0,035 3m/km 0,085 9

Biaya operasi kendaraan Konsumsi Minyak Pelumas (KMP) Kecepatan (km/jam) Jenis Kendaraan Golongan I Golongan IIA Golongan IIB 10 20 0,0032 0,0060 0,0049 20 30 0,0030 0,0057 0,0046 30 40 0,0028 0,0055 0,0044 40 50 0,0027 0,0054 0,0043 50 60 0,0027 0,0054 0,0043 60 70 0,0029 0,0055 0,0044 70 80 0,0031 0,0057 0,0046 80 90 0,0033 0,0060 0,0049 90 100 0,0035 0,0064 0,0053 100-110 0,0038 0,0070 0,0059 Biaya Pemakaian Ban Kendaraan golongan I: Y = 0,0008848V 0,0045333 Kendaraan golongan IIA: Y = 0,0012356V 0,0064667 Kendaraan golongan IIB: Y = 0,0015553V 0,0059333 V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = pemakaian ban per 1.000km Biaya Pemakaian Ban = Y x Harga Ban Biaya Pemeliharaan (Suku Cadang) Kendaraan golongan I: Y = 0,0000064V + 0,0005567 Kendaraan golongan IIA: Y = 0,0000332V + 0,0020891 Kendaraan golongan IIB: Y = 0,0000191V + 0,0015400 V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = pemeliharaan per 1.000km Biaya Pemeliharaan Suku Cadang = Y x Harga Kendaraan Konsumsi Dasar Minyak Pelumas (liter/km) Nilai kekasaran jalan Faktor koreksi < 3m/km 1,00 3m/km 1,50 10

Biaya operasi kendaraan Biaya Pemeliharaan (Montir) Kendaraan golongan I: Y = 0,00362V + 0,36267 Kendaraan golongan IIA: Y = 0,02311V + 1,97733 Kendaraan golongan IIB: Y = 0,01511V + 1,21200 V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = jam kerja montir per 1.000km Biaya Pemeliharaan Montir= Y x Upah Montir/Jam Bunga Modal INT = AINT/AKM AINT = rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari harga kendaraan baru = 0.01 (AINV/2) AINV = bunga modal tahunan dari harga kendaraan baru (%) AKM = rata-rata jarak tempuh tahunan (kilometer) kendaraan Biaya Bunga Modal = INT x Harga Kendaraan Biaya Penyusutan Kendaraan golongan I: Y = 1/(2,5V + 125) Kendaraan golongan IIA: Y = 1/(9,0V + 450) Kendaraan golongan IIB: Y = 1/(6,0V + 300) V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = penyusutan per 1.000km Biaya Penyusutan = Y x Harga Kendaraan /2 Biaya Asuransi Kendaraan golongan I: Y = 38/500V Kendaraan golongan IIA: Y = 60/(2571,42857V) Kendaraan golongan IIB: Y = 61/(1714,28571V) V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = penyusutan per 1.000km Biaya Asuransi = Y x Harga Kendaraan 11

Golongan Kendaraan Menghitung BOK dengan sumber buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi, golongan kendaraan berdasar atas Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor : 36 tahun 2003. GOLONGAN Golongan I Golongan I Umum Golongan II Golongan IIA umum Golongan IIB JENIS KENDARAAN Sedan, Jip, Pick Up, Bus Kecil, Truk Kecil (3/4), dan Bus Sedang Bus Kecil dan Bus Sedan Truk Besar dengan 2 (dua) gandar Bus Besar dengan 2 (dua) gandar Truk Besar dan Bus Besar, dengan 3 (tiga) gandar atau lebih Tarif TOL menggunakan dasar sumber Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 370 /KPTS/M/2007 TANGGAL 31 AGUSTUS 2007. 12

Biaya Pencemaran Udara Berdasarkan atas Rutgers Intelligent Transportation Systems Laboratory (RITS), The State University of New Jersey merumuskan untuk menghitung besarnya biaya polusi udara sebagai berikut ini: Biaya Polusi Dimana F V Q = Q(0.01094+0.2155F) = Konsumsi BBM (gl/mile) = Kecepatan rata-rata = Volume kendaraan (kendaraan/jam) Besarnya biaya polusi udara ditentukan oleh jenis kendaraan yang mempengaruhi besarnya pemakaian konsumsi bahan bakar dan kecepatan kendaraan pada saat melaju. 13

Nilai Waktu Sampai saat ini, belum diturunkan suatu besaran nilai waktu untuk kondisi di Indonesia. Namun demikian, pada studi ini diambil besaran nilai waktu dari hasil survey pendapatan setiap individu yang akan menyeberang Selat Sunda. Metode Pendapatan (Income Approach) Metode ini tergolong sederhana karena hanya mempunyai dua faktor, yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per orang dan jumlah waktu kerja dalam setahun per orang dengan diasumsikan bahwa waktu itulah yang menghasilkan PDRB. Formula dari metode ini dapat dilihat sebagai berikut: Dimana PDRB = Nilai waktu = Pendapatan Domestik Regional Bruto 14

Biaya Perawatan Jalan Biaya perawatan jalan adalah biaya yang disebabkan karena kerusakan jalan sehingga kondisi fisik jalan mengalami perubahan. Penyebab kerusakan jalan ada berbagai macam yaitu: genangan air, kondisi suhu, perubahan struktur tanah dan beban muatan angkutan darat. No Penggolongan Kendaraan VDF Mobil Penumpang: sedan, jeep, station wagon, opelet, suburban, kombi, minibus, pickup, mikrotruk dan mobil hantaran I Bus Kecil, 2 AS 0.0011 Bus Besar, 2AS, 3AS II Truk 2AS 0.8234 Truk 3AS, rigid III Truk 3AS, tempelan 3.6923 Truk 4AS, gandengan IV Truk 4AS, rigid Truk 4AS, tempelan Truk 5AS, gandengan 4.9961 Truk 5AS, rigid Truk 5AS, tempelan 6.3781 http://www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2009/jn2601apr0902.pdf) 15

Biaya Kecelakaan Biaya Satuan Korban Kecelakaan Lalu Lintas BSKOj (T0). No. Katagori korban Biaya satuan korban (Rp/korban) 1 Korban mati 119.016.000 2 Korban luka berat 5.826.000 3 Korban luka ringan 1.045.000 No. Klasifikasi keceakaan Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Antar Kota BSKEi (T0) Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Kota BSKEi (T0) 1 Fatal 224.541.000 131.205.000 2 Berat 22.221.000 18.997.000 3 Ringan 9.847.000 12.632.000 4 Kerugian harta benda 8.589.000 15.725.000 Sumber : Pusat Litbang Prasarana Transportasi, Badan Litbang ex. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 16

Tarif Tol Jembatan Selat Sunda Perkiraan berlakunya tarif JSS dengan menggunakan perbandingan tarif Jembatan Suramadu perbandingan tarif Jenis kendaraan Tarif suramadu (km) tarif JSS Kendaraan Gol I Rp 30.000 Rp 6.000 Rp 174.000 Kendaraan Gol II Rp 45.000 Rp 9.000 Rp 261.000 Kendaraan Gol III Rp 60.000 Rp 12.000 Rp 348.000 Kendaraan Gol IV Rp 75.000 Rp 15.000 Rp 435.000 Kendaraan Gol V Rp 90.000 Rp 18.000 Rp 522.000 Kendaraan Gol VI Rp 3.000 Rp 600 Rp 17.400 17

METODOLOGI Identifikasi User Penyeberangan PT ASDP Merak-Bakauheni dan Penerbangan Jakarta Lampung, Identifikasi Biaya Perawatan Jalan dan Jumlah Kecelakaan di Jalan Tol Jakarta Merak Maupun Jembatan Suramadu Identifikasi Waktu Tunggu dan Pelayaran Kendaraan dengan Kapal Feri Peramalan Jumlah User Penyeberangan Selat Sunda Analisis Distribusi User JSS dan Kapal Feri. Analisis Biaya Transportasi Kendaraan Analisis Perbandingan Dampak Biaya Transportasi dan Pengoperasian Kapal Feri Setelah Beroperasinya JSS Data Primer Wawancara Survey Lapangan Data Sekunder Jumlah, User Penyeberangan PT. ASDP Merak-Bakauheni Biaya Perawatan Jalan Tol Data Kecelakaan Kendaraa Bermotor Data User Transportasi Udara Jakarta-Lampung Analisa Data Pengumpulan Data 18

Alur Pengerjaan Tugas Akhir 19

Tinjauan Wilayah Kondisi eksisting Penyeberangan dilayani oleh PT. ASDP Pelabuhan Merak Pelabuhan Bakauheni 20

Armada Kapal Usia Kapal Umur Kapal>40 3 30<Umur Kapal<40 10 20<Umur Kapal<30 16 10<Umur Kapal<20 4 Umur Kapal<10 0 5 10 15 20 21

22

Kondisi Saat Ini Waktu tunggu dan penyeberangan terbagi atas 3 kondisi (Sumber Survey) Kondisi normal Kondisi cuaca buruk Kondisi lebaran Jenis kendaraan Waktu tunggu Waktu pelayaran Motor 0:35 2:00 Motor besar 0:35 2:00 Mobil 1:20 2:00 Bis sedang 2:15 2:00 Bis besar 2:14 2:00 Truk golongan I 3:16 2:00 Truk golongan II 3:16 2:00 Truk golongan III 3:16 2:00 Truk golongan IV 3:16 2:00 Truk golongan V 3:16 2:00 Jenis kendaraan Waktu tunggu Waktu pelayaran Motor 1:28:00 4:30 Motor besar 1:28:00 4:30 Mobil 3:45:36 4:30 Bis sedang 4:16:35 4:30 Bis besar 4:16:35 4:30 Truk golongan I 26:18:57 4:30 Truk golongan II 26:18:57 4:30 Truk golongan III 26:18:57 4:30 Truk golongan IV 26:18:57 4:30 Truk golongan V 26:18:57 4:30 jenis kendaraan Waktu tunggu Waktu pelayaran Motor 1:48:00 2:00 Motor besar 1:48:00 2:00 Mobil 4:19:00 2:00 Bis sedang 6:09:00 2:00 Bis besar 6:09:00 2:00 Truk golongan I 11:30:00 2:00 Truk golongan II 11:30:00 2:00 Truk golongan III 11:30:00 2:00 Truk golongan IV 11:30:00 2:00 Truk golongan V 11:30:00 2:00 23

Lokasi Penelitian PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni. Rencana kemungkinan lokasi kaki jembatan sisi Banten terletak di sekitar Desa Citangkil Kecamatan Citangkil. Sedangkan lokasi kaki jembatan sisi Lampung di Desa Sumur, Kecamatan Ketapang. (sumber isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4308115.pdf) 24

Pembahasan Dilakukan Pembahasan dan analisis komponen biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat, User dan pemerintah berdasar komponen biaya transportasi eksplisit dan implisit. Selisih biaya transportasi perunit kendaraan dengan menggunakan jembatan dan kapal feri. Analisis dampak yang dihasilkan karena adanya pengoperasian Jembatan Selat Sunda dengan berbagai skenario perpindahan User. Dampak yang ditimbulkan pengoperasian Jembatan feri. terhadap operasional kapal 25

Skenario User Penyeberangan Asumsi penyeberangan Selat Sunda pada tahun 2025 100% Feri JSS 100% & JSS Feri Tanpa JSS Penyeberangan Selat Sunda dilayani oleh JSS dan Kapal Feri Kapal Feri digantikan oleh JSS User Kapal Feri 26

Perkiraan User Jembatan Selat Sunda tahun 2025 JSS dan Kapal Feri Jenis kendaraan JSS Kapal 100% kapal 100%jembatan Motor 1.414.118 74.427 1.488.545 1.488.545 Motor besar 1.496 79 1.575 1.575 Mobil 1.233.997 64.947 1.249.773 1.298.944 Bis sedang 2.349 30.306 46.982 32.656 Bis besar 8.092 44.633 161.839 52.725 Truk golongan I 575.822 30.846 594.237 606.668 Truk Golongan II 586.069 153.747 604.178 739.816 Truk golongan III 60.068 1.141.287 1.198.804 1.201.355 Truk golongan IV 18.633 354.020 366.987 372.653 Truk golongan V 4.428 84.133 86.655 88.561 27

Skenario Kecepatan Kendaraan Kecepatan (Km/Jam) Jenis Kendaraan Jln penghubung <200 meter Jembatan Lap Parkir PT ASDP Motor 60 31 50 5 Motor Besar 60 31 50 5 Mobil 70 36 91 5 Bis Sedang 70 36 71 5 Bis Besar 70 36 93 5 Truk Golongan I 61 31 91 5 Truk Golongan II 61 31 71 5 Truk Golongan III 40 26 66 5 Truk Golongan IV 40 26 66 5 Truk Golongan V 40 26 66 5

Biaya Transportasi Kendaraan Menggunakan Jembatan Selat Sunda

BOK Biaya BBM Thousands 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 65 340 296 185 1,253 168 185 740 745 745 Thousands 300 200 100 0 19 38 90 74 290 90 74 269 207 207 Biaya nilai waktu perjalanan Biaya perawatan jalan Thousands 400 350 300 250 200 150 100 50 0 38 19 68 229 354 48 33 42 42 42 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 0 1 1 903 1 903 6,993 5,477 4,048

Biaya Penyeberangan Jembatan Jenis Kendaraan Biaya perunit Motor Rp 43.592 Motor Besar Rp 43.592 Mobil Rp 435.921 Bis Sedang Rp 435.921 Bis Besar Rp 435.921 Truk Golongan I Rp 435.921 Truk Golongan II Rp 653.882 Truk Golongan III Rp 871.843 Truk Golongan IV Rp 1.089.803 Truk Golongan V Rp 1.307.764 Thousands 60 50 40 30 20 10 0 Rp5 biaya polusi Rp54 Rp52 Rp52 Rp44 Rp33 Rp33 Rp33 Rp30 Rp5

Biaya Transportasi Kendaraan Menggunakan Kapal Feri

Biaya Transportasi Kendaraan Menggunakan Kapal Feri jenis kendaraan biaya BOK BBM Biaya Polusi Biaya kerusakan jalan Biaya nilai waktu normal cuaca buruk Lebaran Biaya tiket Motor Rp 5.413 Rp 1.204 Rp383 Rp - Rp 109.643 Rp 290.680 Rp 147.133 Rp 80.169 Motor Besar Rp 28.654 Rp 2.408 Rp439 Rp - Rp 178.918 Rp 254.954 Rp 135.327 Rp 196.666 Mobil Rp 70.284 Rp 9.086 Rp3.427 Rp 0 Rp 312.293 Rp 762.595 Rp 724.910 Rp 582.481 Bis Sedang Rp 46.262 Rp 9.086 Rp3.427 Rp 0 Rp 2.344.548 Rp 4.836.304 Rp 4.525.842 Rp 1.097.319 Bis Besar Rp 93.748 Rp 34.306 Rp5.889 Rp 76 Rp 4.264.547 Rp 8.831.353 Rp 8.244.052 Rp 1.833.876 Truk Golongan I Rp 30.614 Rp 9.086 Rp3.427 Rp 0 Rp 210.079 Rp 2.316.029 Rp 246.910 Rp 511.080 Truk Golongan II Rp 46.262 Rp 9.086 Rp3.427 Rp 76 Rp 210.079 Rp 3.493.730 Rp 538.494 Rp 906.917 Truk Golongan III Rp 68.844 Rp 34.306 Rp5.889 Rp 339 Rp 245.721 Rp 2.726.616 Rp 629.855 Rp 1.315.280 Truk Golongan IV Rp 64.744 Rp 26.423 Rp7.139 Rp 459 Rp 245.721 Rp 2.595.111 Rp 629.855 Rp 1.999.225 Truk Golongan V Rp 64.744 Rp 26.423 Rp7.139 Rp 586 Rp 245.721 Rp 2.595.111 Rp 629.855 Rp 2.956.248

Penghematan Biaya Transportasi Kondisi Penyeberangan Normal Biaya penyebrangan Jenis kendaraan Kapal feri Jembatan persentase Motor Rp 195.608 Rp 150.960 23% Motor besar Rp 404.677 Rp 409.665-1% Mobil Rp 968.485 Rp 834.733 14% Bis sedang Rp 3.491.557 Rp 880.323 75% Bis besar Rp 6.184.412 Rp 2.021.482 67% Truk golongan I Rp 755.200 Rp 686.296 9% Truk golongan II Rp 1.166.761 Rp 907.337 22% Truk golongan III Rp 1.622.351 Rp 1.621.676 0% Truk golongan IV Rp 2.317.289 Rp 1.935.710 16% Truk golongan V Rp 3.274.438 Rp 2.155.186 34% Kondisi Penyeberangan Cuaca Buruk Biaya penyebrangan Jenis kendaraan Kapal feri Jembatan persentase Motor Rp 376.645 Rp 150.960 60% Motor besar Rp 480.714 Rp 409.665 15% Mobil Rp 1.418.787 Rp 834.733 41% Bis sedang Rp 5.983.312 Rp 880.323 85% Bis besar Rp 10.751.219 Rp 2.021.482 81% Truk golongan I Rp 2.861.150 Rp 686.296 76% Truk golongan II Rp 4.450.412 Rp 907.337 80% Truk golongan III Rp 4.103.246 Rp 1.621.676 60% Truk golongan IV Rp 4.666.678 Rp 1.935.710 59% Truk golongan V Rp 5.623.828 Rp 2.155.186 62% Kondisi Penyeberangan Lebaran Biaya penyebrangan Jenis kendaraan Kapal feri Jembatan persentase Motor Rp 233.098 Rp 146.396 64% Motor besar Rp 361.086 Rp 404.425 39% Mobil Rp 1.381.102 Rp 801.434 54% Bis sedang Rp 5.672.851 Rp 850.436 80% Bis besar Rp 10.163.918 Rp 1.966.345 81% Truk golongan I Rp 792.031 Rp 652.994 32% Truk golongan II Rp 1.495.176 Rp 873.133 37% Truk golongan III Rp 2.006.485 Rp 1.573.586 32% Truk golongan IV Rp 2.701.423 Rp 1.878.708 24% Truk golongan V Rp 3.658.572 Rp 2.096.669 18%

Biaya Transpotasi Penyeberangan Selat Sunda Tahun 2025 Biaya Transportasi User 100% Menggunakan Kapal Penyeberangan Rekap Biaya Transportasi yang Timbul dari 100% Menggunakan Kapal Penyeberangan BOK BBM Biaya Polusi Biaya Nilai Waktu Biaya Perawatan Jalan Biaya Pembelian Tiket Kapal Total Biaya Rp271.330.019.770 Rp83.131.694.308 Rp52.764.373.331 Rp3.506.026.873.421 Rp684.507.534 Rp4.614.229.294.039 jumlah pemakaian subsidi BBM negara Rp23.259.320.994 Biaya Transportasi User 100% Menggunakan Jembatan Rekap Biaya Transportasi distribusi User 100% menggunakan jembatan Biaya perawatan BOK Biaya BBM Biaya Polusi Biaya Nilai Waktu jalan Biaya Toll Total Biaya Rp1.998.847.999.846 Rp529.510.410.542 Rp113.846.837.245 Rp383.488.528.533 Rp7.660.422.157 Rp2.816.915.056.221 jumlah pemakaian subsidi BBM negara Rp154.183.347.822 kemungkinan biaya kecelakaan untuk kendaraan roda 4/lebih yang melintas jalan cilegon-lampung selatan jumlah kendaraan jumlah kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka total biaya kecelakaan R4 dan lebiih 4.309.455 11 Rp10.262.649.969 Rp0 Rp1.211.876.296 Rp11.474.526.265 kemungkinan biaya kecelakaan untuk kendaraan sepeda motor yang melintas jalan cilegon-lampung selatan jumlah jumlah total biaya kecelakaan kendaraan kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka korban luka berat Sepeda mtr 1.415.614 61 Rp5.406.034.041 Rp1.906.383.844 Rp2.129.328.688 Rp1.601.699.766 Rp11.043.446.339

Biaya Transportasi User Asumsi Penyeberangan Dilayani Oleh Kapal dan JSS User Menggunakan Jembatan BOK Biaya BBM Biaya Polusi Biaya Biaya Nilai Waktu perawatan jalan Biaya Tiket TOL Rp737.378.311.045 Rp204.029.399.554 Rp43.867.671.311 Rp192.883.069.465 Rp914.739.655 Rp1.316.885.920.220 jumlah pemakaian subsidi BBM negara Rp 71.606.095.022 biaya kecelakaan untuk kendaraan roda 4/lebih yang melintas jalan cilegon-lampung selatan total biaya jumlah kendaraan jumlah kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka kecelakaan R4 dan lebiih 2.489.457 6 Rp5.928.458.972 Rp0 Rp700.068.590 Rp6.628.527.562 biaya kecelakaan untuk kendaraan sepeda motor yang melintas jalan cilegon-lampung selatan total biaya jumlah kendaraan jumlah kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka korban luka berat kecelakaan Sepeda motor 1.415.614 61 Rp5.406.034.041 Rp1.906.383.844 Rp2.129.328.688 Rp1.601.699.766 Rp11.043.446.339 User Menggunakan Kapal Penyeberangan Biaya BOK BBM Biaya Polusi Biaya Nilai Waktu Perawatan Jalan Biaya Pembelian Tiket Kapal Rp32.987.505.638 Rp57.645.341.726 Rp12.393.887.801 Rp1.985.677.793.568 Rp613.356.101Rp2.875.801.103.729 jumlah pemakaian subsidi BBM negara Rp15.045.434.190

Dampak Pengoperasian Jembatan Selat Sunda

Dampak yang ditimbulkan oleh kombinasi User melalui jembatan dan kapal feri Adanya Perubahan Biaya Transportasi Baik Penambahan Maupun Pengurangan Biaya Pembelian Biaya Perawatan BOK BBM Biaya Nilai Waktu Tiket Jalan Biaya Polusi Rp499.035.796.912 Rp178.543.046.973 (Rp1.327.466.010.388) (Rp421.542.270.089) Rp843.588.222 Rp38.387.836.402 Subsidi BBM Rp46.599.735.260 Biaya Kecelakaan Rp17.671.973.901 Dampak yang ditimbulkan apa bila hanya menggunaka jembatan BOK BBM Biaya Nilai Waktu Biaya Pembelian Tiket Biaya Perawatan Jalan Rp1.727.517.980.076 Rp446.378.716.234 (Rp3.122.538.344.888) (Rp1.797.314.237.818) Rp6.975.914.623 subsidi BBM Rp116.504.844.937 Biaya Kecelakaan Rp22.517.972.604 Biaya Polusi Rp95.973.114.534

Perubahan Operasi Kapal Feri Asumsi Distribusi User menggunakan kapal dan JSS No Uraian Kapal di Dermaga I II III IV V Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 A. DERMAGA I, II, III JADWAL NORMAL 24 24 0 48 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 12 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit A. DERMAGA I, II, III JADWAL (PADAT) 24 24 12 0 60 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 3 0 15 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit B DERMAGA I, II, III JADWAL SANGAT PADAT 24 24 24 0 72 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 6 0 18 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Normal: - Penumpang 23.760Orang - Kendaraan 5.232Unit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Padat: - Penumpang 29.700Orang - Kendaraan 6.540Unit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Sangat Padat: - Penumpang 35.640Orang - Kendaraan 7.848Unit

Perubahan Operasi Kapal Feri Distribusi User 100% menggunakan kapal No Uraian Kapal di Dermaga I II III IV V Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 A. DERMAGA I, II, III JADWAL NORMAL 24 23 24 24 16 111 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 6 6 4 28 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit A. DERMAGA I, II, III JADWAL (PADAT) 28 28 28 24 24 132 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 7 7 7 6 6 33 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit B DERMAGA I, II, III JADWAL SANGAT PADAT 44 44 44 44 20 196 Trip 1. Armada b. Kapal Beroperasi 11 11 11 11 5 49 Kapal 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Normal: - Penumpang 54.895Orang - Kendaraan 12.088Unit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Padat: - Penumpang 65.340Orang - Kendaraan 14.388Unit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Sangat Padat: - Penumpang 97.020Orang - Kendaraan 21.364Unit

Kesimpulan Jembatan Selat Sunda akan memberikan dampak secara langsung tarhadap penghematan biaya transportasi penyeberangan Pulau Jawa dan Sumatera. persentase penghematan Jenis kendaraan kondisi normal kondisi cuaca buruk kondisi lebaran Motor 23% 60% 64% Motor besar -1% 15% 39% Mobil 14% 41% 54% Bis sedang 75% 85% 80% Bis besar 67% 81% 81% Truk golongan I 9% 76% 32% Truk golongan II 22% 80% 37% Truk golongan III 0% 60% 32% Truk golongan IV 16% 59% 24% Truk golongan V 34% 62% 18%

Kesimpulan Dampak yang ditimbulkan oleh pengoperasian Jembatan Selat Sunda sebagai penyeberangan utama Selat Sunda pada tahun 2025 User sarana penyeberangan : Biaya operasi kendaraan meningkat sebesar Rp1,604,944,572,629. Biaya bahan bakar minyak juga mengalami peningkatan sebesar Rp323,805,308,787. Biaya pembelian tiket mengalami penghematan sebesar Rp1,797,314,237,818. Biaya nilai waktu mengalami penghematan sebesar Rp3,122,538,344,888. Pemerintah : Biaya Perawatan Jalan mengalami peningkatan sebesar Rp6,975,914,623. Biaya subsidi BBM mengalami peningkatan sebesar Rp 116,838,574,119. Masyarakat : Biaya polusi mengalami peningkatan sebesar Rp109,281,764,301. Tambahan Biaya Kecelakaan sebesar Rp22,517,972,604 Dengan menggunakan asumsi User menyeberang melalui Jembatan Selat Sunda dan kapal feri merupakan asumsi kondisi riil sepertihalnya kondisi jembatan Suramadu saat ini.

Kesimpulan Dampak yang ditimbulkan oleh pengoperasian Jembatan Selat Sunda sebagai alternatif penyeberangan Selat Sunda selain menggunakan kapal feri pada tahun 2025 User sarana penyeberangan : Biaya operasi kendaraan meningkat sebesar Rp507.683.196.669. Biaya bahan bakar minyak juga mengalami peningkatan sebesar Rp173.862.397.899. Biaya pembelian tiket mengalami penghematan sebesar Rp421.542.270.089. Biaya nilai waktu mengalami penghematan sebesar Rp1.327.466.010.388. Pemerintah : Biaya Perawatan Jalan mengalami peningkatan sebesar Rp843.588.222. Biaya subsidi BBM mengalami peningkatan sebesar Rp62.734.717.783. Masyarakat : Biaya polusi mengalami peningkatan sebesar Rp67.261.651.792. Tambahan Biaya Kecelakaan sebesar Rp17.671.973.901 Setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda jumlah kapal yang harus beroperasi setiap harinya pada hari normal adalah 12 unit, hari padat adalah 15 unit dan hari sangat padat adalah 18 unit.

Saran Biaya penyeberangan kapal feri pada tahun 2025 perlu mengalami penyesuaian agar mampu bersaing dengan Jembatan Selat Sunda seperti halnya penyesuaian tarif penyeberangan kapal feri Ujung-Kamal setelah beroperasinya Jembatan Suramadu. Perlu adanya konversi polusi dengan membuat jalur hijau di Jembatan maupun di jalan penghubung. Ataupun pembebanan biaya polusi udara di tanggungkan kepada User Jembatan. Pembatasan kendaraan bermuatan untuk menggunakan Jembatan Selat Sunda dan menyarankan kendaraan bermuatan untuk menggunkan kapal feri. Pemberian rambu-rambu dan pembatasan kecepatan untuk penyeberangan menggunakan Jembatan Selat Sunda, untuk mengurangi angka kecelakaan. Pemerintah perlu menambah alokasi subsidi BBM dengan adanya Jembatan Selat Sunda.