Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA BERDASAR POTENSI ROH LOKASI (SPIRIT OF PLACE ) KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Menurut sejarah yang diceritakan K.R.T. Darmodipuro, dahulu di tepi sungai

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB VI KESIMPULAN. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch. a. Path (jalur)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LatarBELAKANG. kebutuhan akan transportasi laut. Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Masalah. Potensi

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Konservasi merupakan upaya pengelolaan suatu tempat agar makna kultural di

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

Kata Kunci : Koridor Jalan Boulevard II, Perubahan Fisik, Perubahan Fungsi

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Yogyakarta Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Revitalisasi Sungai Winongo Kota Yogyakarta.

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN...

Citra Tata Ruang Kawasan Talang Semut Palembang

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. karakter arsitektural ruang jalan di koridor Jalan Sudirman dan Jalan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

Lorong Tepian Sungai Sebagai Ruang Komunal Bagi Pemukim Marjinal

Kajian Tata Bangunan dan Lingkungan pada Koridor Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

b. Pemanfaatan potensi Sungai Mahakam

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB III METODE PENELITIAN

ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ELEMEN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah

Pengaruh Perilaku Masyarakat pada Pembentukan Karakter Pasar Tradisional Melayu Kampar

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

PERANCANGAN ARSITEKTUR dan PERANCANGAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. elemen fisik yang menunjukan rupa kota itu sendiri. Aspek fisik dan sosial ini

JURNAL ARSITEKTUR. Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning. Arsitektur Melayu dan Lingkungan. Diterbitkan oleh :

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah

Pengaruh Penataan Bangunan dan Lingkungan Terhadap Resiko Bencana Kebakaran Di Kelurahan Nyamplungan Kota Surabaya

STUDI TERHADAP POTENSI TEPIAN SUNGAI KAHAYAN MENJADI KAWASAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA

Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai

lib.archiplan.ugm.ac.id

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENETAPAN LOKASI PENDATAAN ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN PENYUSUNAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia) QS. Al-Hijr: 76.

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

KOTA MEKANIS. Tjoek Suroso Hadi Prodi Jurusan Teknik Perencaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Pendampingan dalam Pendataan Bangunan di Kawasan Permukiman Tradisional 3-4 Ulu Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENELUSURAN KAWASAN ALUN-ALUN BUNDER KOTA MALANG SEBAGAI OPEN SPACE RANCANGAN IR KARSTEN

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

Teori Urban Desain. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Figure ground

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi

Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial di Kawasan Kota Lama Semarang

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. xii xiii xiv vii

REVITALISASI KAWASAN KORIDOR KALIMAS RUAS JEMBATAN SEMUT JEMBATAN MERAH

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 2. Lokasi Studi

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya Ririn Dina Mutfianti, F. Priyo Suprobo Perencanaan Dan Perancangan Kota, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Widya Kartika Abstrak Sungai Kalimas harusnya berpotensi memberikan harmonisasi ekspresi visual yang menerus, bersikuens, menyatu di sepanjang tepiannya, dimana sungai berhubungan timbal balik dengan fungsi di tepiannya. Pengembangan yang memperhatikan peran sungai dan tepiannya yang bertimbal balik dapat meningkatkan karakter sungai itu sendiri dalam memberikan ekspresi dirinya sebagai salah satu identitas kota sesuai dengan prinsip desain spasial kawasan. Kualitas penataan kawasan dalam teori desain spasial kawasan dipengaruhi oleh konfigurasi solid dan void pada figure ground dibentuk, diarahkan, dipolakan oleh linkage, dan diberi makna lebih yang diberikan oleh culture dan karakteristik suatu place (Trancik, 1986). Melalui metode kajian kualitatif-deskriptif diketahui bahwa pengembangan ekspresi tepian Sungai Kalimas dengan studi kasus Ruang Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah dipengaruhi oleh konfigurasi solid dan void bangunan di tepiannya yang berorientasi ke sungai dan jalan yang ada di sisi sungai, serta kesejarahan kawasan tepiannya. Kata-kunci : desain spasial kawasan, ekspresi visual, Tepi Sungai Kalimas Keistimewaan Sungai Kalimas dibandingkan dengan dua sungai lain yang ada di Surabaya adalah posisinya yang membelah Kota Surabaya dan berada di tengah kota. Dengan posisi Sungai Kalimas di tengah kota, peran sungai Kalimas menjadi besar sesuai dengan peran sungai di dalam kota menurut Yap Mong Lin (2000) yaitu sebagai pencipta ruang, pemersatu dan sumber inspirasi. Sejarah Kota Surabaya banyak berhubungan dengan Sungai Kalimas. Baik sebagai cikal bakal Kota yang dimulai di Sungai Kalimas sisi Selatan Surabaya, tepatnya di kawasan Wonokromo, maupun perkembangan kota Surabaya di jaman penjajahan Belanda di kawasan pelabuhan Kalimas di sisi Utara Surabaya. Sebagai sungai dengan banyak keterlibatannya dalam perkembangan kota, maka tepian sungai Kalimas mampu memperlihatkan struktur perkembangan kota dari masa ke masa, sampai dengan kondisi yang ada saat ini. (Handinoto, 1995). Perkembangan yang terjadi banyak mengubah peran Sungai Kalimas. Peran sungai sebagai pusat kegiatan mulai dari permassaan, sumber air, drainase kota sampai dengan sarana transportasi menjadi hanya sebagai sumber air minum daerah dan drainase kota. Secara visual, tepian Sungai Kalimas telah banyak berubah disebabkan oleh perubahan fungsi, fasade dan orientasi bangunannya. Dimana hal ini terjadi disebabkan oleh perubahan peran sungai dalam hubungannya dengan bangunan yang ada di tepiannya (Mutfianti, 2010). Sampai dengan saat ini belum ada penelitian yang memberikan hasil dan kontribusi berupa pemetaan ekspresi visual. Banyak penelitian tentang Sungai Kalimas lebih pada pembahasan tentang kesejarahannya. Dalam Rencana Visi Surabaya 2025 yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Surabaya, perencanaan lebih banyak melakukan desain spasial kawasan Sungai Kalimas bertitiktolak dari ekonomi kota dan struktur sosial kawasan (Rencana Visi Surabaya, 2008). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 011

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya Perencanaan kawasan dilakukan oleh Pemerintah Kota secara segmentasi dengan tema beragam. Disini desain spasial kawasan Sungai Kalimas tidak terlihat utuh dari tepi Kalimas itu sendiri. Tidak terlihat keutuhan karakter oleh tema dan konsep secara keseluruhan tepian sungai. Tidak terencana unity ekspresi visual atau tata urutan (sequence) sehingga Sungai Kalimas memiliki karakter yang tidak utuh, tetapi terpenggal-penggal per segmen. Studi kasus Lokasi penelitian mengambil kawasan tepi Sungai Kalimas Utara, yaitu Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Ruas Jembatan Merah. Lokasi studi kasus diambil sebagai contoh kawasan mengingat kawasan Utara Sungai Kalimas merupakan periode awal terbentuknya Kota Surabaya oleh Kolonial Belanda. Yang merupakan cikal bakal Kota Surabaya sebagai kota pelabuhan internasional. Tujuan penelitian dirumuskan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam lingkup penelitian. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk memperoleh gambaran desain spasial kawasan tepi Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. 2) Untuk menghasilkan pemetaan ekspresi visual bangunan-bangunan di sepanjang tepi Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. Gambar 2. Rancangan Kegiatan Penelitian Metode Analisis Data Posisi lokasi studi adalah sebagai berikut Gambar 3. Lokasi wilayah studi penelitian dalam lingkup Kota Surabaya Kondisi existing penggunaan lahan Koridor Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah sebagai berikut : Metode Kegiatan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam diagram atau kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut: E 012 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Gambar 4. Kondisi Existing Penggunaan Lahan

Ririn Dina Mutfianti Pengunaan Perahu nambang sebagai sarana penyeberangan. Sungai sebagai Void yang terhubung (linkage) bersama jalan di tepi sungai. Gambar 5. Kondisi Existing Bentuk dan Style Bangunan di Tepi Sungai Kalimas Ruas Jembatan Peneleh sampai Jembatan Merah. Bangunan menggunakan style vernakular rumah tinggal Arabian dan Cina Gambar 7. Kondisi Existing Jalan di tepi kiri dan Kanan Sungai. Analisis dan Interpretasi Massa Bangunan di Koridor ini tertata secara berderet dengan sedikit ruang terbuka diantaranya. Gambar 8. Penataan Massa bangunan Tepian Sungai Gambar 6. Kondisi Existing Penggunaan dan Pemanfaatan Sungai sebagai acces dan transportasi di Ruas Jembatan Peneleh sampai Jembatan Merah. Massa bangunan sebagai Solid mempunyai kondisi sebagai berikut : 1. Massa bangunan berderet berorientasi ke sungai. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 013

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya 2. GSB sama dengan nol 3. Mempunyai ketinggian bangunan 1 sampai dengan 2 lantai. Hanya 1 bangunan baru mempunyai lantai sampai dengan 3. 4. Gaya bangunan vernakular bercirikan bangunan rumah tinggal Arab dan kolonial. 5. Pembukaan lebar bergaya tropis. Tampak Timur Koridor Sungai Kalimas Dari hasil pengamatan pola Linked pada Koridor Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah sebagai berikut : Koridor Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah merupakan kawasan istimewa karena berada pada wilayah yang telah dinyatakan sebagai situs oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Surabaya. Oleh sebab itu perubahan fisik tidak banyak. Pola Figure Ground Koridor Kalimas sebagai berikut : Tampak Barat Koridor Sungai Kalimas Gambar 9. Tampak Koridor Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. Dengan prototipe bentuk massa bangunan sebagai berikut : Bangunan 2 lantai Bangunan 1 lantai Gambar 10. Prototipe Bentuk Bangunan Vernakular di tepian Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. Void yang terbentuk pada koridor tepi sungai Kalimas adalah sebagai berikut : Solid Void Void Void Solid Massa Jalan sungai jalan Massa Void : Sungai Kalimas Void : Jalan di sisi tepi kiri dan kanan sungai Gambar 12. Pola Figure Ground Kawasan di tepian Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. Gambar 11. Pola Penataan Void di tepian Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah. E 014 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Sebagai Place, Koridor Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah dipengaruhi oleh aktifitas yang mendasari penataan koridornya. Keistimewaan sungai sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari oleh masyarakat yang berada di tepiannya memberikan citra tersendiri dan memberi makna yang berbeda pada Place ini. Sekalipun pada saat ini hubungan dan interaksi antara sungai dengan tepiannya tidak lagi terjalin secara intensif, tetapi permassaan dan penataan tidak berubah. Perubahan terjadi pada aktifitas dan fungsi bangunan di tepiannya. Dari semula permukiman nelayan berubah menjadi permukiman dan pergudangan, tanpa memanfaatkan sungai sebagai aktifitas tepiannya. Ririn Dina Mutfianti Gambar 13. Bangunan fokal point, sebagai orientasi kawasan di tepian Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah Kesimpulan Linked : Sungai sebagai penghubung antara tepian Sungai Kalimas Linked : Jalan di sisi tepi kiri dan kanan merupakan penghubung antara ruas jembatan yang satu dengan yang lain Jembatan Merah Jalan Kalimas Baratarat Pemetaan desain spasial Koridor Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Ruas Jembatan Merah berbentuk linier dengan simpul berupa jembatan di ujung Koridor sisi Utara dan Selatan. Pola linier mengikuti bentuk sungai dan sirkulasi berada di sisi kiri dan kanan sungai sekaligus sebagai linked yang menghubungan dua simpul di ujung-ujungnya. Sungai menjadi Void sekaligus penghubung simpul dari sisi air. Pola tersebut membentuk keserasian dalam menikmati suasana dan ekspresi penataan massa sebagai elemen Solid yang ada di tepian Voidnya. Ekspresi tepian sungai terjadi oleh penataan permasaan di tepiannya. Kondisi saat ini masih terjaga dari perubahan, mengingat kawasan ini merupakan situs. Daftar Pustaka Jembatan Petekan Jalan Kalimas Timur Gambar 13. Pola Penataan Linked di tepian Sungai Kalimas Ruas Jembatan Petekan sampai dengan Jembatan Merah Arifin, Ali, Rosemary Mohd. And Husein Hazreena, (2000), Making Sustainable Waterfront Development, Procceding Seminar, Sustainable Environtmental Architecture International Seminar-SENVAR- 2000, Institut Teknologi 10 November Surabaya Handinoto, (1995) Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya, 1870-1940, Penerbit Andi, Yogyakarta Mutfianti, Ririn Dina, (2010), Konsep Penataan Koridor Kalimas Surabaya berdasar Potensi Roh Lokasi (Spirit of Place) Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 015

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya Rencana Visi Surabaya,(2008), Penerbit Pemerintah Kota Surabaya-Indonesia, Trancik, Roger (1986), Finding Lost Space, Theories of Urban Design, Van Rostrand Reinhold Company, New York. E 016 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016