Analisis Turunnya Prestasi Akademik

dokumen-dokumen yang mirip
KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebab melalui sektor pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kegiatan Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

( ) Perguruan Tinggi lulus / tidak lulus, semester

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak permasalahan yang dialami para pelaku pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

No : 12 / IV / SEMAKU / 2017 Yogyakarta, 17 April Dengan ini Himpunan Mahasiswa Pendidikan Dokter SEMAKU mengucapkan terima kasih kepada:

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

manfaat matahari pelajaran 7

Tips untuk Mencerdaskan Nurani

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

Matahari dan Kehidupan Kita

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik untuk mencapai tujuan

BAB II. Landasan Teori

Transkripsi:

Analisis Turunnya Prestasi Akademik Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Seorang ibu mengeluhkan tentang prestasi anaknya di sekolah kepada Guru Kelasnya. Bu, anak saya dari hasil tes kecerdasan tidak termasuk bodoh, tapi kenapa ya, nilai nilai ulangan hariannya kok akhir akhir ini hampir selalu kurang memuaskan?. Keluhan ibu tadi mungkin mewakili keluhan orang tua lain yang masih memiliki putra yang sedang bersekolah, tidak hanya di SD, tetapi termasuk juga mereka yang duduk di SMP, SMU, bahkan Perguruan Tinggi sekalipun. Memang sangat sering ditemui anak dengan tingkat kecerdasan rata rata atau bahkan lebih tetapi prestasi akademiknya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu dirisaukan asal kita tahu sumber penyebabnya, sehingga penanganannyapun langsung ke pokok persoalannya. Karena ternyata, anak kurang berprestasi di sekolah, bisa disebabkan oleh banyak hal, bukan hanya oleh faktor kecerdasan saja. Dengan kata lain, tingkat kecerdasan tidak selalu berkorelasi positif dengan prestasi. Prestasi dalam belajar secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal yang berasal dari dalam diri dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri anak yang bersangkutan. Dalam hal ini, beberapa hal yang termasuk dalam faktor internal tersebut misalnya : 1. Tingkat kecerdasan Anak yang dari awalnya memiliki tingkat kecerdasann yang tinggi, umumnya lebih mampu dan cepat dalam menerima dan menyerap materi pelajaran yang diberikan. 2. Kematangan fisik. Kematangan dicapai oleh anak dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Kematangan terjadi akibat adanya perubahan kuantitatif di dalam struktur jasmani yang diikuti dengan perubahan-perubahan kualitatif nya. Kematangan memberikan kondisi di mana fungsi-fungsi fisiologis termasuk sistem saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi otak dan sistem saraf, akan meningkatkan kapasitas mental dan mempengaruhi keberhasilan belajar anak yang bersangkutan.

Hal ini berarti bahwa bila anak telah matang, maka ia dapat menyerap apa yang dipelajarinya dengan optimal. Contohnya anak yang sudah siap diajari berjanan dengan anak yang belum siap secara fisik, hasilnya akan berbeda. 3. Usia kronologis (cronological age). Dalam batas batas normal, pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin besar usia anak, semakin meningkat pula kematangan fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua akan cenderung lebih kuat dan lebih sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lebih berat, juga lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih lama, serta ingatan yang lebih baik daripada anak yang lebih muda. Contohnya, anak yang usianya lebih besar, umumnya lebih sangggup mengerjakan tugas yang lebih berat dibandingkan dengan anak yang lebih muda usianya. 4. Kondisi fisik. Dalam proses belajar, anak membutuhkan kondisi fisik yang sehat. Anak dengan fisik yang sakit ( atau karena penyakit - penyakit tertentu) serta kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Oleh karenanya, sarapan atau asupan makanan sebelum berangkat sekolah mutlak sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang otimal. 5. Kondisi mental / Psikologis. Kondisi mental sangat mempengaruhi proses belajar anak yang bersangkutan. Bagaimana anak dapat belajar dengan baik apabila ia sedang sakit, sedih, frustrasi, atau putus asa? Contohnya, apabila anak akan berangkat sekolah; sangat diharapkan bila sebelumnya ia mendapatkan support dan dukungan untuk belajar dengan baik. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan pujian Kamu pasti bisa!. Sebaliknya bila sebelum berangkat sekolah anak sudah mendapatkan celaan seperti Jangan seperti kemarin, nilaimu memalukan! atau Awas ya kalau nanti nilaimu jelek, Mama marah...! ; secara psikologis merupakan beban berat bagi si anak. 6. Pengalaman sebelumnya.

Pengalaman disini sangat erat kaitannya dengan lingkungan, peristiwa, kondisi atau segala sesuatu yang telah menjadi modal pengetahuan anak sebelumnya. Artinya bila anak sebelumnya sudah disiapkan, misalnya dengan belajar untuk materi yang akan diajarkan esok harinya, cenderung akan lebih siap menerima materi pelajaran. Demikian pula sebaliknya. 7. Motivasi. Motivasi berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Motivasi sangat penting dalam proses belajar karena motivasi dapat menggerakkan, mengarahkan atau mengubah tindakan, serta tujuan dalam belajar. Sebagai contoh bila anak memahami arti pentingnya bersekolah, maka motivasinya untuk belajar tentunya akan lebih kuat dibandingkan dengan anak yang jarang atau dibiarkan saja tanpa pengarahan. Selain faktor internal diatas, ada pula faktor faktor eksternal yang dapat mempengaruhi optimalisasi belajar anak, dimana diantaranya adalah: 1. Suasana Lingkungan Eksternal Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi tempat (kebersihan, le tak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan (bersinar matahari, gelap, remang-remang), dan sebagainya. Bagaimana anak bisa belajar dengan tenang di kamarnya bila di ruang keluarga anggota keluarga yang lain justru bersenda gurau atau asyik mengomentari sinetron atau tayangan TV lainnya. 2. Bimbingan dalam Belajar Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung membuat si anak menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh anak. Yang terpentng adalah pemberian modal kecakapan pada anak sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas - tugas yang dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain. 3. Reward

Reward berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan dorongan internal yang menyebabkan anak berusaha mencapai tujuan tertentu. Reward cenderung sebagai hadiah yang bisa berupa benda / pujian yang dapat mempengaruhi motivasi anak. Kadang kala, reward perlu diberikan untuk memacu minat belajar anak. Reward di sini tidak harus berupa materi, namun bisa pujian satu dua kalimat yang akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri anak. 4. Punishment Punishment atau yang juga dikenal dengan hukuman dapat memacu si anak untuk meningkatkan motivasi belajarnya. DI sisi lain, punishment dapat menjadi bumerang yang justru menjadikan anak sebagai pribadi penakut dan tidak percaya diri. Dalam hal ini, orang tua harus berhati hati dalam menerapkan punishment bagi anak. Dan masih banyak lagi faktor faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar anak, selain Oleh karena itu, ketika orang tua mulai menemukan gejala prestasi belajar yang kurang memuaskan, jangan cemas dulu. Kenali apa faktor penyebabnya, untuk selanjutnya segera atasi sesuai dengan sumber permasalahannya. Karena seperti yang diurakan diatas, selain faktor kecerdasan, ternyata masih banyka faktor internal maupun eksternal lainnya dalam mempengaruhi keberhasilan belajar anak anak kita. * Dosen / Ketua JLP Fak. Psikologi USM