Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Proposal LRCT tentang Rancangan Perjanjian ASEAN untuk Promosi dan Perlindungan Hak-Hak Pekerja. Law Reform Commission of Thailand (LRCT)

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

1. Asal muasal dan standar

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

No Keberadaan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri sebagai pekerja harus diakui memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, baik negara pengir

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

Situasi Global dan Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU

Eduard Marpaung KSBSI

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA

Asesmen Gender Indonesia

yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Di sektor pembangunan yang

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Discrimination and Equality of Employment

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

JADMIKO B

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

Praktik Terbaik untuk Jaminan Sosial dan Bentuk Hubungan Kerja yang Tidak Standar

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

KERJASAMA THAILAND DAN KAMBOJA DALAM PENANGANAN MIGRASI TENAGA KERJA DARI KAMBOJA KE THAILAND

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

PERUNDINGAN BERSAMA: BEBERAPA TREN, DAMPAK DAN PRAKTIK J O H N R I T C H O T T E I L O B A N G K O K

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

BAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

Analisa Media Edisi Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Indonesia. Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

Transkripsi:

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan sosial pekerja migran di ASEAN Peluang: perjanjian internasional Jalan ke depan

Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan sosial pekerja migran di ASEAN Peluang: perjanjian internasional Jalan ke depan

Apa itu perlindungan sosial? Apa itu jaminan sosial? Sebagian orang mendefinisikan perlindungan sosial sebagai langkah menangani masyarakat paling rentan Konsep perlindungan sosial lebih luas dari pada jaminan sosial (yang sebagian besar mengacu pada pekerja formal) Menurut Dokumen terbaru yang diadopsi oleh Badan Pengurus ILO (Rekomendasi Landasan Perlindungan Sosial No. 202), perlindungan sosial dan jaminan sosial merupakan bagian dari konsep kebijakan sosial yang sama

What is social protection Pefrlindungan seumur hidup yang diberikan kepada anggota suatu masyarakat oleh masyarakat tersebut Sakit Perawatan Medis Disabilitas Kecelakaan kerja Keluarga Pengangguran Hari tua Penyintas Kehamilan Icon made by Freepik from www.flaticon.com

Hak Asasi Manusia Universal Semua penduduk harus menikmati sekurangkurangnya jaminan sosial tingkat minimum Negara anggota ILO harus menetapkan LPS sebagai unsur dasar sistem jaminan sosial mereka Tingkat perlindungan LPS yang di tentukan secara nasional Miskin Seluruh sektor informal Sektor formal Populasi

Jaminan untuk Semua Berdasarkan landasan ini, memperluas jaminan sosial untuk memberikan secara bertahap tingkat tunjangan PS yang lebih tinggi kepada lebih banyak orang Yang mengkombinasikan metode pembiayaan: skema Dibiayai pajak dan skema beriuran Tingkat perlindungan Tingkat jaminan sosial lebih tinggi kepada lebih banyak orang Miskin Seluruh sektor informal Sektor formal Populasi

Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan yang diberikan oleh masyarakat kepada anggota masyaraka Untuk mengkompensasi hilangnya penghasilan dan menutup pengeluaran perawatan kesehatan Dukungan keuangan Untuk memfasilitasi akses ke layanan sosial dan memenuhi kebutuhan dasar Akses ke layanan Transfer sosial

Perlindungan sosial, sebuah prioritas global dan regional Terkait dengan beberapa SDG: Target 1.3 Menerapkan sistem dan langkah perlindungan sosial yang sesuai secara nasional untuk semua, termasuk landasan, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial kaum miskin dan rentan Target 10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, dan secara bertahap mencapai kesetaraan yang lebih besar Deklarasi ASEAN tentang Penguatan Perlindungan Sosial (2013) Rencana Kerja Menteri Tenaga Kerja ASEAN (2016-2020)

Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan sosial pekerja migran di ASEAN Peluang: perjanjian internasional Jalan ke depan

Resiko yang paling umum dicakup di ASEAN Kecelakaan kerja Perawatan medis Disabilitas Hari tua Penyintas Icon made by Freepik from www.flaticon.com

Bagaimana itu diberlakukan untuk pekerja migran? Tidak ada data menyeluruh yang mengukur akses pekerja migran ke ketentuan perlindungan sosial di ASEAN (catatan AS) Sekarang, di semua 10 negara, pekerja migran dicakup oleh UU Jaminan Sosial Namun, dalam realitas pekerja migran dan keluarganya masih belum menikmati akses yang sama ke perlindungan sosial

Sebagian alasan rendahnya akses ke perlindungan sosial Kendala hukum Pekerja migran tidak memenuhi syarat atas benefit yang didanai pajak Tiadanya perjanjian bilateral di dalam ASEAN (juga tidak bagian perjanjian ketenagakerjaan) Jaminan sosial beriuran hanya mencakup sebagian tenaga kerja Pekerja migran cenderung lebih terwakili di pekerjaan informal Migran tak berdokumen tidak berhak atas benefit JS Sekalipun migran membayar iuran, tidak selalu memenuhi syarat atas benefit Syarat untuk memenuhi syarat mengharuskan pembayaran iuran sejumlah tahun tertentu UU jaminan sosial tidak sesuai peraturan terkait migrasi Kurangnya informasi dan kendala bahasa

Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan sosial pekerja migran di ASEAN Peluang: perjanjian internasional Jalan ke depan

Perlindungan sosial untuk pekerja migran berarti Menjamin persamaan perlakuan antara warga negara dan non warga negara Perjanjian internasional merupakan pedoman yang bermanfaat, sebagian bersifat hak asasi manusia; sebagian lain menetapkan persyaratan minimal; sebagian lagi mengatur koordinasi

Standar Internasional tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 1948 Jaminan sosial sebagai hak asasi manusia Perjanjian Internasional Hak Ekonomi, Sosial & Budaya, 1966 Resolusi 40/144 Majelis Umum PBB, 1985 Konvensi PBB tentang Pekerja Migran, 1990 Ruang lingkup cakupan tanpa memandang kebangsaan Konvensi ILO tentang Jaminan Sosial (Standar Minimum) No. 102, 1952 Konvensi ILO tentang Migrasi untuk Bekerja No. 97, 1949 Persamaan perlakuan Tentang Kompensasi Kecelakaan, ILO K.19, 1925 Tentang Jaminan Sosial, ILO K.118, 1962 Konvensi ILO tentang Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan) No. 143, 1975 Rekomendasi ILO tentang Landasan Perlindungan Sosial No. 202, 2012 Enam negara ASEAN telah meratifikasi Konvensi no. 19 (Myanmar, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina) Tentang Hak Pensiun Migran, ILO K.48, 1935 Penjagaan hak Tentah Hak Jaminan Sosial, ILO K.157, 1982 16

Perlakuan sama dalam ungkapan konkrit Semua pekerja migran tanpa memandang kebangsaan, status pekerjaan, jenis visa harus diberi akses ke paket dan tingkat benefit yang sama seperti warga negara. Memungkinkan pendekatan bertahap (kategori pekerja, benefit) dengan rencana perluasan yang disepakati. Mungkin memerlukan beberapa pengaturan administrasi khusus untuk menjamin akses ke benefit. Contohnya, melalui perjanjian bilateral dan langkah-langkah unilateral.

Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan sosial pekerja migran di ASEAN Peluang: perjanjian internasional Jalan ke depan

Langkah-langkah praktis untuk memastikan perlindungan sosial pekerja migran Oleh negara penerima: - Perluasan ruang lingkup hukum UU jaminan sosial (sistem berbasis iuran dan pajak, termasuk kesehatan dan pendidikan) - Kompatibilitas dengan UU keimigrasian - Pengaturan khusus untuk memastikan akses (persyaratan pendaftaran, pembayaran benefit di negara asal) - Informasi tentang skema yang ada (hak dan kewajiban, mekanisme banding) Oleh negara pengirim: - Kelanjutan keikutsertaan wajib dan sukarela dengan AS dan skema-skema lain - Informasi pra keberangkatan untuk lembaga perekrutan dan perlindungan konsuler Kerjasama antara negara pengirim dan negara penerima: - Informasi tentang skema yang ada dan syarat kualifikasi - Integrasi perlindungan sosial sebagai persyaratan berdasarkan perjanjian bilateral dan MOU - Negosiasi untuk perjanjian JS bilateral/multilateral - Pertukaran pengalaman selatan-selatan (di dalam negara-negara ASEAN dan dengan kawasan lain)

Tujuan Utama Perjanjian jaminan sosial Mengkoordinasikan & meregulasi program jaminan sosial dua negara untuk orang yang bekerja, tinggal &/atau membayar iuran jaminan sosial di kedua negara Menangani isu-isu tentang cakupan wajib ganda & menghilangkan pembatasan berdasarkan kebangsaan & wilayah dalam akses ke benefit jaminan sosial, terutama uang pensiun

Tantangan terhadap promosi perjanjian jaminan sosial di ASEAN Akan mencakup sebagian besar pekerja migran yang berada dalam hubungan kerja formal, yang terdaftar di sistem AS Negara-negara dilengkapi dengan vervagai jenis skema (asuransi sosial, dana providen, tanggung jawab pengusaha) Tidak setaranya tingkat kapasitas operasional dan administratif antar negara Prinsip timbal balik (sebagian jelas negara pengirim, sebagian penerima >> trend untuk mengembangkan langkah-langkah unilateral)

Perlindungan sosial untuk pekerja migran: kesimpulan Kerangka hukum di ASEAN mengatur inklusinya di bawah skema beriuran Perlu memperluas cakupan skema yang didanai pajak- Akses ke perawatan kesehatan, dan perlindungan anggota keluarga Bisa menjadi realitas jika diadakan pengaturan administrasi khusus, misalnya perjanjian bilateral Trend ke arah pengembangan langkah-langkah unilateral

Terima kasih! Celine Peyron Bista bista@ilo.org