VI- 1 RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) LINGKUNGAN VIII KELURAHAN SIRANTAU KECAMATAN DATUK BANDAR KOTA TANJUNG BALAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB RENCANA INVESTASI PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS Pentahapan Pembangunan

RENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB VII RENCANA INVESTASI KAWASAN PRIORITAS

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

USULAN ATURAN BERSAMA

V-1 RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) KELURAHAN MANDING PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I. PENDAHULUAN A.

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

Kelurahan Pasir Jaya. Kota : BOGOR Tahun : 2015 SUMBER DANA TAHUN PELAKSANAAN. Sumber LAIN APBD PROV APBN APBD KOTA. Swadaya

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

Lokasi (RW) HARGA SATUAN

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN]

CIAMIS MAJU BERKUALITAS MENUJU KEMANDIRIAN TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROFILE DINAS CIPTA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Proposal Pembangunan Kakus Untuk Keluarga di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KELURAHAN SELINDUNG BARU

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN SIDOARJO. Provinsi Jawa Timur

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

VOL. SAT. 1 s/d UKM s/d 14 4 unit s/d org

Transkripsi:

BAB VI RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN KAWASAN PRIORITAS Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas ( PLPBK ) Kelurahan Sirantau Kecamatan Datuk Bandar Tanjungbalai Kota Tanjungbalai Provinsi Sumatera Utara.Rencana investasi adalah suatu rencana pembiayaan pembangunan dari RTPLP yang telah disusun dan disepakati BKM, Lurah, Tim Teknis dan Masyarakat. Rencana investasi ini disusun untuk menerjemahkan programprogram dan kegiatan pembangunan ke dalam bentuk rencana investasi pembangunan kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun, sesuai jangka waktu perencanaan. Tujuan dari penyusunan rencana investasi adalah sebagai alat untuk mendorong para pihak untuk menjalin kemitraan pembangunan. Rencana invetasi merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. Rencana ini, akan menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya di kawasan prioritas, sehingga dapat tercapai kerja sama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan. Selain itu rencana investasi ini juga mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana kawasan prioritas. Mencermati kondisi perekonomian yang sekarang berkembang di kawasan prioritas, serta arah pergerakan ekonomi perkotaan di Kelurahan Sirantau, maka pengembangan investasi swasta di kawasan ini dapat diarahkan pada pengembangan entitas bisnis perdagangan dan jasa, wisata air serta pengembangan home industri yang bergerak dibidang perikanan dan kelautan, ekonomi kreatif, kerajinan rumah tangga serta usaha lainnya.. Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di kawasan ini memiliki konsekuensi pada kebutuhan untuk penyesuaian kapasitas fasilitas publik. Jenis fasilitas publik yang sangat mendukung antara lain adalah sistem penataan koridor jalan (sistem pedestrian, penerangan jalan umum, gerbang kawasan prioritas), kawasan gedung pertemuan dan media promosi (GSG), penataan bantaran sungai, penataan RTH dan Kawasan Olah raga dan jaringan prasarana dan sarana yang lainnya. 6.1. Pentahapan Pembangunan 1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman/RTPLP Kawasan Prioritas Kelurahan Sirantau dapat dijadikan pedoman dan acuan pembangunan secara nyata, pertu dijabarkan dalam aspek implementasi terkait penyusunan pentahapan pembangunan. Syarat pentahapan pembangunan/indikasi program yang baik adalah : 2. Merupakan penjabaran upaya implementasi yang konsisten terhadap visi, misi, tujuan yang telah dirumuskan; 3. Mengakomodasikan langkah yang mendukung strategi penataan dalam upaya pencapaian tujuan; 4. Dapat dijabarkan Iebih lanjut dalam program dan satuan proyek-proyek pendukungnya yang memungkinkan mengidentifikasi input sumber dayanya (waktu, dana, lokasi, pelaku); 5. Dalam merumuskan pentahapan pembangunan akan dijabarkan secara runtun berdasarkan visi, misi, tujuan dan agar menjamin konsistensi setiap perumusan program terhadap pencapaian misi dan tujuan perencanaan yang telah direncanakan. 6.2. Rencana Pembiayaan Pembangunan Semua segmen/blok penataan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan kawasan prioritas Kelurahan Kelurahan Sirantau, karena itu perencanaan dan pembangunan infrastruktur kawasan, juga harus terintegrasi secara sistematik. Beberapa usulan-usulan bentuk pengembangan program Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Sirantau, yaitu: 1. Penataan sisi luar daerah milik jalan (damija) lengkap dengan pembuatan jalur pedestrian 2 jalur.; 2. Pemasangan PJU (Penerangan Jalan Umum); 3. Penanaman pohon fungsi peneduh dan pembatas sepanjang median jalan (jalur pedestrian, dan ruang-ruang terbuka hijau dihalaman permukiman; 4. Penataan sarana dan prasarana infrastruktur permukiman mendukung peningkatan ekonomi VI- 1

5. Penataan infrastruktur sarana dan prasarana pendidikan, perekonomian, kesehatan serta sosial kemasyarakatan 6. Pengembangan sarana dan prasarana wisata di lokasi bantaran sungai 7. Penataan tata informasi/reklame sesuai dengan rencana sepanjang pedestrian; 8. Penataan kawasan bantaran sungai; 9. Pembangunan gerbang masuk kawasan prioritas; 10. Pembangunan gedung serba guna dengan berbagai fungsi kegiatan diantaranya tempat perkantoran/pengelola, media informasi, tempat pertujukan seni budaya daerah, tempat media promosi potensi yang ada di Kelurahan Sirantau (home industri), dan sebagainya; 11. Fungsi lapangan yang terbuka tetap difungsikan sebagai tempat olah-raga terutama sepakbola adapun penunjang lainnya yaitu adanya fasilitas joging track, tempat duduk, area hijau, jalur pedestrian, penerangan jalan umum, pembuatan lapak Penataan sektor informal baik berupa ruang terbuka maupun di dalam bangunan yang diintegrasikan dengan fungsi ruang tata bangunan dan penataan kawasan persimpangan pertigaan jalan. Untuk merealisasikan program pembangunan/pengembangan fisik ini, RTPLP Kawasan Prioritas Kelurahan Sirantau secara non fisik perlu dilakukan yaitu program sosialisasi RTPLP Kawasan Prioritas Kelurahan Sirantau dan Persiapan Partisipasi Masyarakat dan kepada seluruh stake holder yang terkait dengan pengembangan kawasan. 6.3 Pola Kerjasama Operasional Investasi Keterbatasan anggaran yang dialami oleh pemerintah mendorong pihak-pihak yang mengelola perencanaan dan pembangunan untuk melakukan capital rationing dengan cara membuat prioritas program, dan menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat umum untuk partnership dalam pembiayaan dan pengolahan beberapa sarana dan prasarana dasar. Untuk partisipasi dan sharing dalam pembiayaan ini sudah dilakukan pada beberapa pembangunan jalan kelurahan baik lokal maupun jalan lingkungan, sanitasi, dan tempat sampah di Kelurahan Sirantau. Mobilisasi swadaya masyarakat dan dari pihak swasta ini terus berlangsung seiring dengan kesadaran akan arti penting sarana dan prasarana dasar tersebut, serta kesadaran publik atas keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga proses sharing dalam pembiayaan program sarana dan prasarana dasar terus berlanjut. Model kemitraan akan meringankan beban anggaran pemerintah sehingga dalam kondisi keterbatasan anggaran, pihak pemerintah dapat memberikan pelayanan publik melalui kemitraan dengan swasta. Hal yang perlu diperhatikan pada model kemitraan ini antara lain kejelasan konsesi, hak dan kewajiban masing-masing pihak, kejelasan penetapan tingkat retribusi atas pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut sehingga masyarakat tidak terkorbankan. Secara umum, dengan adanya kelompok-kelompok investasi yang akan mendukung pengembangan perekonomian kawasan ini, dapat dirumuskan beberapa pola kerjasama program pembiayaan, sebagai berikut: Pembiayaan dari Pemerintah Pusat Pemerintah pusat pada dasarnya bertekad meningkatkan kualiatas dan kuantitas daerah disetiap bidang. Berbagai program dan sumber dana dialokasikan pemerintah pusat guna mendukung pengembangan setiap daerah. Namun, pemerintah pusat tetap mengedepankan kemandirian dan otonomi daerah dengan harapan pemerintah daerah dapat melakukan prinsipnya manajemen program dan pembiayaan sarana prasarana kota menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota. Pemerintah Pusat hanya menjadi pemberdaya (enabler) bukan lagi sebagai penyedia (provider). Pembiayaan Dari Pemerintah Daerah Pembiayaan oleh Pemerintah Daerah, baik dari pemerintah provinsi maupun kota didapat melalui berbagai macam sumber, yang antara lain terdiri dari : A. Pajak Daerah B. Retribusi Daerah C. Dana Perimbangan Pembiayaan Oleh Badan Usaha Pemerintah Badan Usaha Milik Negara/ Daerah (BUMN/BUMD) merupaka perusahaan nasional/daerah yang investasinya ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat. Dalam pengelolaannya, badan usaha tetap memperhatikan kondisi wilayah sebagai tempat menjalankan aktivitas usaha. Maka, sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab badan usaha kepada ingkungan dan masyarakat sekitar, kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi begitu penting diterapkan dalam pengelolaan usaha. CSR dapat dikelola untuk berbagai program seperti dibidang sosial maupun lingkungan. Pembiayaan Sumber Lain Manajemen pembiayaan dari sumber lain yang belum banyak digunakan yaitu melalui : A. Pinjaman Komersial Perbankan VI- 2

Pinjaman komersial perbankan yang paling banyak disalurkan melalui Bank Pembangunan Daerah. Bank-bank lain baik Pemerintah maupun Swasta juga menyediakan dana pinjaman terutama untuk membiayai proyek-proyek yang dapat menghasilkan pendapatan, seperti pasar, terminal bus dan lain-lain. B. Obligasi Daerah Obligasi Daerah yaitu pinjaman dari masyarakat kepada Pemda dan BUMD untuk pembiayaan pembangunan sarana prasarana kota. Pembiayaan Oleh Swasta Pembiayaan oleh swasta dilakukan melalui Kemitraan Pemerintah - Swasta (KSP), yaitu keikutsertaan swasta untuk membiayai pembangunan sarana prasarana kota atau fasilitas umum daerah. keikutsertaan swasta dalam pembiayaan pembangunan sarana prasarana kota semakin diperlukan mengingat kemampuan pemerintah (pusat maupun daerah) untuk membiayai sarana prasarana kota relatif terbatas, sedangkan kebutuhan sarana prasarana kota tersebut semakin meningkat sejalan dengan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat. Salah satu misi swasta adalah untuk mencari keuntungan, namun demikian prinsip-prinsip berikut harus tetap dianut. Prinsip-prinsip tersebut adalah: - Penciptaan iklim persaingan yang sehat, sehingga tidak terjadi pemindahan hak monopoli kepada swasta tertentu; - Tarif pelayanan yang layak dan terjangkau oleh masyarakat; - Mutu pelayanan yang baik, - Efisiensi penyelenggaraan pelayanan yang lebih tinggi; - Pembagian resiko yang adil. Peran Serta Masyarakat Masyarakat adalah mitra pemerintah dalam penataan ruang oleh karena itu peran sertanya dalam setiap tahapan penataan ruang dan tingkatan penyelenggaraan perlu dikembangkan demi tercapainya tujuan penataan ruang. Apalagi, PLPBK mendorong keterlibatan masyarakat secara langsung mulai dari awal perencanaan, pelaksananaa, pengawasan hingga evaluasi. Mengakomodasikan faktor-faktor pendorong peran sertanya dalam perencanaan, antara lain: 1. Tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat; 2. keterhitungannya (accountability) dalam proses penataan ruang termasuk akomodasi terhadap ragam kepentingannya 3. kesempatannya untuk berperan serta. Pentingnya peran serta masyarakat didasarkan atas beberapa alasan: 1. Masyarakat berhak mengetahui tentang setiap rencana pembangunan yang secara potensial mempengaruhi kehidupan mereka. 2. Masyarakat adalah Local Expert tentang lingkungan disekitarnya, sehingga layak didengar pendapat dan gagasannya. 3. Keberlanjutan dari proyek, program dan kebijakan akan terjamin jika masyarakat diikutsertakan. 4. Pengaturan peran masyarakat dimaksudkan untuk mendorong tercapainya tujuan penyelenggaraan pembangunan yang tertib, fungsional, andal, dapat menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan bagi pengguna dan masyarakat di sekitarnya, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Beberapa bentuk peran serta masyarakat yang biasa disebut swadaya meliputi : 1. Hibah /izin pakai/izin dilalui lahan yang dijadikan lokasi kegiatan. 2. Tenaga kerja dapat berbentuk gotong royong. Masyarakat memberikan partisipasinya turut bekerja dalam kegiatan tanpa mendapat imbalan atau upah. 3. Sumbangan berupa bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan. 4. Bentuk lainnya berupa dana, ide maupun waktu. VI- 3

TABEL.VI.I. RENCANA KEGIATAN TAHAP PEMBANGUNAN PLPBK KAWASAN PRIORITAS LINGKUNGAN VIII KELURAHAN SIRANTAU NO NAMA KSM NAMA KEGIATAN LOKASI Volume Nilai Keg Swadaya Total P L (Rp) (Rp) ( Rp ) 1 JALAN PAVING BLOCK JL KAMBOJA PANGKAL 78,00 3 57.266.300 24.542.700 81.809.000 2 JALAN PAVING BLOCK JL KAMBOJA UJUNG 98,50 2 52.662.400 22.569.600 75.232.000 3 JALAN BETON BERTULANG JL MAWAR 111,60 4 372.388.600 115.529.400 487.918.000 266,30 3 4 JALAN PAVING BLOCK DAN DRAINASE JALAN KAMBOJA PANGKAL MENUJU TENGAH 109.356.600 364.522.000 266,30 0,8 255.165.400 146,00 2,5 5 JALAN PAVING BLOCK DAN DRAINASE JALAN ANGGREK 48.221.700 160.739.000 146,00 0,8 112.517.300 TOTAL 850.000.000 47.112.300 1.170.220.000 VI- 4

TABEL VI.2. INVESTASI KEGIATAN NO Program Kegiatan Lokasi Volume Biaya Satuan Rp. Biaya Rp. TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 Penanggu ngjawab PENDANAAN APBD PLPBK PNP M- MP CSR 1 Drainase Air Hujan Jalan Kenanga 350 x 0,80 m 700.000 245.000.000 2 Drainase Air Hujan Jalan Mesjid 267 m x 0,80 m 700.000 133.500.000 3 Drainase Air Hujan Jalan Mesjid LK III 267 m x 0,80 m 700.000 133.500.000 4 5 6 Peningkatan Sarana Saluran Air Hujan dan Limbah Rumah Tangga ( Drainase ) Drainase Air Hujan Jalan Kamboja Ujung 218 m x 0,80 m Drainase Air Hujan Gang Musholla 200 m x 0,5 m Drainase Air Hujan Jalan Anggrek 2 240 m x 0,50 m 700.000 152.600.000 500.000 100.000.000 500.000 120.000.000 7 Drainase Air Hujan GG Maksum 150 m x 0,50 m 500.000 75.000.000 8 Drainase Limbah Rumah Tangga 1500 m x 0,50 m 500.000 750.000.000 Sumur Bor Jalan Anggrek 2 1 Unit 100.000.000 100.000.000 Sumur Bor Jalan Kamboja 3 Unit 100.000.000 300.000.000 Peningkatan Sarana Air Bersih Pipanisasi Jalan ANggrek 540 m Pipanisasi Jalan Kamboja 1200 m 20.000 `10.800.000 20.000 24.000.000 Jaringan Air Bersih PDAM 50 KK 2.700.000 135.000.000 PDAM Septictank Komunal Jalan Anggrek 2 1 Unit 200.000.000 200.000.000 Septictank Komunal Jalan Kamboja 2 Unit 200.000.000 400.000.000 Sanitasi dan Sampah Pengaman dan Penataan Bantaran Sungai Pembangunan TPS 20 Unit Tempat sampah non permanen Bangunan Bank Sampah dan Perengkapannya 20 Unit Jalan Kamboja 1 Unit 450.000.000 Beronjong 492 m 1.500.000 4.500.000 90.000.000 500.000 10.000.000 450.000.000 738.000.000 Dinas VI- 5

Pengairan Peningkatan Sarana Jalan Penerangan Jalan Umum Baru ) Baru ) Rehab ) Rehab ) Rehab ) Baru ) Jalan Paving Blok ( Baru ) Jalan Anggrek 2 Gang Musholla Gang Maksum Gang Melur Jalan Kamboja Ujung Jalan Kenanga ( Gang Keluarga ) Jalan Kenanga dan Jalan Mesjid ( Gang H Gumri ) 240 x 2,50 m 200 x 2,50 m 150 x 2,50 m 100 m x 2,5 m 218 m x 2,5 m 267 m x 2 m 176 m x 2,5 m Jalan Paving Blok ( Baru ) Jalan MCK Dahlia 150 m x 2 m Jalan Cor Bertulang Perkerasan Jalan Pemelihaan Kontruksi Jalan Hotmix Pemelihaan Kontruksi Jalan Hotmix Pengadaan Penerangan Jalan dan instalasi Jalan Kamboja Pangkal menuju Dok Jalan Kenangan Sitahan ) ( Gang 500.000 300.000.000 500.000 250.000.000 500.000 187.500.000 500.000 125.000.000 500.000 275.500.000 500.000 267.000.000 500.000 57 m x 3 m 1.500.000 160 m x 4 m 150.000 Jalan Melur 150 m x 3 m 2.500.000 Jl Kenanga 150 m x 4 m 2.500.000 Jalan Kenanga Jalan Kamboja Pangkal menuju Jalan Kambojs Ujung Jalan Mawar Jalan Anggrek 2 15 titik 20 titik 4 titik 4 titik 5.000.000 440.000.000 150.000.000 256.500.000 96.000.0000 1.125.000.000 1.500.000.000 75.000.000 40.000.000 8.000.000 8.000.000 Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota VI- 6

Area Publik dan Ruang Terbuka Hijau Perumahan Peningkatan Sarana dan Prasarana Sektor Perikanan dan Kelautan Peningkatan mutu pendidikan, ekonomi dan sosial Jalan Melur Jalan Anggrek 1 4 titik 6 tiitk Dinas Tata Kota 8.000.000 1 Dinas Tata Kota Simpang Jalan Kenanga LK 25.000.000 Dinas Tata Kota Gapura/ Tugu 1 titik VIII 25.000.000 15.000.000 Dinas Tata Kota Gapura/ Tugu Jalan Mawar 1 titik 15.00.000 Penataan Pemakaman Jalan Kenanga 1 titik 150.000.000 150.000.000 Dinas Tata Kota Penanaman Tanaman Obat Obatan Pembuatan taman dilokasi Jalan Penataan ruang publik ( Olah raga ) Rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni ( RTLH ) Peningkatan infrastrutur Tambatan Perahu/ TPI Pengadaan peralatan/ kelengkapan TPI Perbengkelan kapal ( Dok ) dan kelengkapannya Pengadaan Kapal 5 GT,alat tangkap dan kelengkapan lainnya Pengadaan Kapal 3 GT,alat tangkap dan kelengkapan lainnya Inrastruktur PAUD, meubiler dan permainan 1.500 pokok 15.000 20 titik 15.000.000 2 titik 20.000.000 Jalan Mawar Jalan Mawar Jalan Kamboja Pangkal 50 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit 10 Unit 40.000.000 250.000.000 500.000.000 350.000.000 2 Unit 150.000.000 22.500.000 300.000.000 40.000.000 200.000.000 250.000.000 500.000.000 350.000.000 200.000.000.000 110.000.000 1.100.000.000 300.000.000 Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tarukim Provinsi Dinas UKM, Pelatihan Keterampilan 30 orang x 4 500.000 Dinas usaha kali 60.000.000 Perindustrian Perdagangan Pinjaman Modal Usaha 150 orang 10.000.000 150.000.000 Dinas UKM VI- 7

Studi Banding tentang peningkatan perekonomian Luar Daerah 13 orang x 5 kali 90.000.000 Dinas UKM VI- 8