BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu menginginkan dan mendambakan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan diarahkan kepada pengembangan. SDM yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berhasil di suatu bangsa merupakan keberhasilan bangsa tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan guna mencetak sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan kecerdasan intelektual dan berbudaya. Sumber daya manusia telah menjadi sorotan utama dalam sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) yang sesungguhnya merupakan suatu mata rantai dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas nasional dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 disebutkan bahwa: Pengembangan sumber daya manusia ditunjukan untuk mewujudkan manusia pembangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri dan memiliki rasa kesetiawanan, bekerja keras, produktif, kreatif, inovatif, berdisiplin serta berorintasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan lebih baik. Proses pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik pendidikan sekolah maupun luar sekolah. pendidikan secara oprasional merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua sebagai pelaksana informal, masyarakat sebagai pelaksana non formal, serta pemerintah dan sekolah sebagai pelaksana formal. Ketiga unsur penanggung jawab pelaksana pendidikan di atas dikenal dengan nama tri pusat pendidikan.

2 Dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab antara kepala sekolah, guru dan masyarakat. Diperlukan adanya lembaga formal yaitu sekolah. sebagaimana yang dikemukakan oleh Cece Wijaya dan A. Tabani Rusyan (1991:2) bahwa : Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk terus mendidik siswanya. Untuk itu sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah merupakan suatu komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, komponen tesebut adalah kepala sekolah, guru, kurikulum, siswa, fasilitas dan keuangan. Sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan layanan pendidikan berupa belajar dan output atau lulusan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah, oleh karena itu peran administrasi sekolah mempunyai andil besar dalam aktivitas semua personal sekolah. Setiap lembaga sekolah memiliki program dalam peningkatan mutu dan layanan pendidikan atau kualitas pendidikan yang ditawarkan pada setiap sekolah, namun layanan yang berkualitas pada saat ini masih dirasa sangat kurang. Dalam peningkatan mutu layanan yang berkualitas segala upaya akan dilakukan guna pencapaian mutu tersebut hingga mencapai standarisasi. Semua ini membutuhkan adanya manajemen sekolah secara efektif dan efisien, yang didalamnya didukung oleh komponen-komponen pendukung penyelenggaraan mutu layanan pendidikan. Jika tidak adanya manajemen pendidikan atau administrasi pendidikan maka kualitas layanan pendidikan di sekolah dapat dipertanyakan

3 tingkat keberhasilannya, dalam hal ini dikemukakan oleh Biro Perencanaan Depdikbud (1993:4) : Manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdasarkan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian yang integral dari manajemen sekolah yaitu manajemen kesiswaan atau pengelolaan peserta didik, Manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yang traksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

4 Tujuan utama pengelolaan peserta didik adalah untuk meningkatkan prosedur dan instruksional agar memberikan produk belajar yang maksimal pada diri siswa. Disinilah peran kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk mengelola dan melayani kebutuhan siswa, yang disebut juga dengan manajemen kesiswaan. T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor. Kekurangan layanan yang diberikan kepada siswa akan mempunyai pengaruh terhadap keunggulan kemampuan, keterampilan minat, dan bakat yang dikarenakan sistem pendidikan yang dilaksanakan di sekolah masih kurang optimal. Pelayanan yang kurang optimal berpengaruh pula kepada potensi peserta

5 didik, oleh karena itu dibutuhkannya tenaga-tenaga yang terampil yang mempunyai kemampuan secara profesional dalam manajemen peserta didik. Layanan kesiswaan dapat dikategorikan kedalam layan intrakulikuler dan ekstrakulikuler, kedua ada dalam suatu sistem pendidikan yang dilaksanakan di persekolahan. Manajemen kesiswaan adalah upaya dalam kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan yang profesional dari proses perencanaan hingga akhir dari proses evaluasi, agar urusuan kesiswaan berjalan secara lancar dan terprogram dengan baik, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung disekolah diarahkan untuk mengubah siswa kearah yang lebih positif sebagaimana tujuan dari sistem pendidikan pada suatu sekolah. bahwa : Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya Selain itu pula dikemukakan menurut Baharudin (1990:65) mengatakan Prestasi belajar siswa behubungan dengan tingkat/hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat kongkrit berupa perolehan nilai prestasi belajar maupun yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilan oleh siswa.

6 Prestasi belajar yang dicapai secara optimal dilakukan dengan adanya manajemen kesiswaan secara optimal pula, maka siswa akan mendapatkan hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhi satu sama lain agar mempermudah atau membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. M. Ngalim Purwanto (1998:106) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu : 1. faktor yang ada pada diri organisasi itu sendiri yang disebut faktor individual antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan pribadi. 2. faktor yang ada diluar individu yang biasa disebut faktor sosial, antara lain faktor keluarga, atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Berdasarkan pemaparan hal tersebut, selanjutnya tertarik untuk dikaji dan diteliti dalam bentuk penelitian, sehingga judul penelitian yang ditetapkan adalah : Kontribusi Manajemen Kesiswaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. B. Rumusan Masalah Agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan terarah pada tujuan yang ingin dicapai, maka permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

7 1. Bagaimanakah kontribusi manajemen kesiswaan di SMK Negari Se-Kota Cilegon? 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon? 3. Bagaimana kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh secara jelas mengenai kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa. Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu : 1. Untuk memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai manajemen kesiswaan di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. 2. Untuk memperoleh gambaran yang aktual dan faktual mengenai perstasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. 3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi SMK Negeri Se-Kota Cilegon, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi manajemen kesiswaan dan prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-kota Cilegon. 2. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian

8 lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa. 3. Bagi peneliti, hasil dapat memberikan kepuasan tersendiri, karena dapat menajawab rasa keingintahuan dan keterkaitan penelitian mengenai kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Asumsi merupakan kebenaran yang tidak diragukan lagi atau tidak perlu diuji lagi. Asumsi digunakan sebagai dasar berpijak pada masalah yang sedang diteliti serta akan memberikan arah, bentuk dan hakikat dalam penyelidikan penganalisaan data baik teoritis maupun praktis. Menurut Winarno Surakhmad (1994:58) : Asumsi adalah sesuatu yang dianggap kostan. Asumsi menetapkan faktorfaktor yang diawasi, asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisikondisi dan tujuan. Asumsi dapat memberikan hakikat-hakikat, bentuk dan arah argumentasi. Berdasarkan pengertian diatas maka asumsi yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manajemen kesiswaan merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang dalam pelaksanannya dilimpahkan dan dibantu personil lain. (Sutisna, 1993: 77-78).

9 2. Prestasi belajar siswa berhubungan dengan tingkat/hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat kongkrit berupa perolehan nilai prestasi belajar maupun yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilan oleh siswa. (Baharudin 1990:65) 3. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ngalim Purwanto, 1998:106). Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi dan menentukan kualitas prestasi belajar siswa adalah manajemen sekolah yang mempunyai pengaruh dalam memberikan layanan yang mengoptimalkan prestasi siswa. 4. Kontribusi manajemen kesiswaan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:62) bahwa : Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat semetara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat kontribusi

10 positif dan signifikan dari manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. F. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan alur berpikir atau alur penelitian yang dijadikan pola atau landasan berpikir peneliti dalam melakukan penelitian terhadap objek yang dituju. Paradigma berpikir ini penting sekali untuk mengarahkan konsep berpikir peneliti dalam melakukan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Adapun paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Manajemen Kesiswaan (variable X) Prestasi Belajar Siswa (Variable Y) Keterangan : Gambar 1.1 Hubungan Antara Variable X Terhadap Y Variabel X = Manajemen Kesiswaan Variabel Y = Prestasi Belajar Siswa = Pengaruh yang timbul oleh variable X terhadap Y Dalam gambar diatas, variable X merupakan salah satu fungsi kemunculan variable Y atau keberadaan variabel Y salah satunya dipengaruhi oleh variable X. melalui penelitian ini akan dilakukan uji statistik sehingga diperoleh skor yang dapat menjelaskan tingkat keberartian hubungan kedua variabel tersebut.

11 Adapun indikator-indikator yang menghendaki kedua variabel penelitian tersebut, yaitu : 1. Variable X (Manajemen Kesiswaan), meliputi : a. Layanan seleksi penerimaan peserta didik baru b. Pengumuman dan daftar ulang peserta didik c. Orientasi siswa d. Penempatan peserta didik e. Layanan belajar mengajar f. Layanan bimbingan konseling g. Keterampilan dasar h. Karya ilmiah i. Lomba kebebakatan/prestasi j. Seminar, lokakarya, dan pameran 2. Variable Y ( Prestasi Belajar Siswa), meliputi : a. Aspek kongnitif b. Aspek afektif c. Aspek psikomotor G. Definisi Oprasional Dalam penelitian ini agar tidak terjadi salah pengertian atau kekeliruan terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, maka dipandang perlu untuk menjabarkan istilah variabel tersebut. Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap

12 variabel penelitian sehingga diharapkan terdapat sesuatu kejelasan pemahaman terdapat makna variabel yang dimaksud dalam penelitian. Apapun definisi operasional ini akan diuraikan sebagai berikut : 1. Kontribusi Menurut Kamus Besar Indonesia Kontribusi adalah sumbangan. Kontribusi adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang berkuasa atau berkekuatan. (Poerwadaminta, 1984:731). Pengaruh dalam hal ini adalah kontribusi manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri Se-Kota Cilegon. 2. Manajemen Kesiswaan Manajemen Kesiswaan adalah pengembangan suatu seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa melalui proses pendidikan di sekolah, baik dalam segi pembelajaran dan pengembangan minat dan bakat siswa yang mengacu pada pelayanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa sebagai pelanggan primer pendidikan. Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa berhubungan dengan tingkat/hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik

13 ukuran yang bersifat konkrit berupa perolehan nilai prestasi belajar maupun yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilkan oleh siswa. H. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data dan kemudian mengolah data sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan masalah.winarno Surakhmad (1998:131) mengemukakan bahwa : Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyeledikan. Berdasarkan permasalahan penelitian, maka metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dan untuk mendukung serta mempertajam pemecahan masalah, juga dibantu dengan studi bibliografis (studi keputakaan). 2. Teknik Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2002:1970) mengemukakan bahwa : Pengumpulan data meruapakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan permasalahan dengan menggunakan teknik-

14 teknik tertentu sehingga benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik komunikasi tidak langsung yaitu dengan menggunakan angket atau koesioner. Selain itu peneliti juga menggunakan observasi untuk melengkapi dan menunjang data angket. I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian tersebut dilakukan. Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri Se-Kota Cilegon, yaitu terdiri dari SMK Negeri 1, 2, dan 3. 2. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian, gejala, kasus, waktu, tempat. Populasi dapat berstatus sebagai objek penelitian jika populasi tersebut sebagai substansi yang diteliti. Populasi penelitian dapat berstatus sebagai sumber informasi. Dalam penelitian survey, orang atau sekelompok orang biasanya berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya atau fenomena yang berkaitan dengan dirinya. (Ibnu, Mukhadis dan Dasna: 2003). Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah seluruh guru yang terdapat di SMK Negeri Se-Kota Cilegon.

15 3. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil, sesuai dengan pendapat Sugiono (2004:91) yaitu : sampel adalah sebagaian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel (sampling) dibedakan menjadi dua yaitu random sampling dan non-random sampling. Dalam random (acak) sampling, setiap individu anggota populasi mempunayi kesempatan (probabilitas) yang sama untuk menjadi sampel. Dalam non-random sampling, kesempatan setiap individu anggota populasi menjadi sampel tidak sama. Berikut ini yang termasuk random sampling adalah simpel random sampling (acak sederahana), sistematik random sampling, stratified random sampling (acak stratifiasi atau bertingkat), cluster random sampling (acak rumpun atau kelompok) dan multistage random sampling (acak gabungan berbagai cara). Yang termasuk non-random sampling adalah sampling seenaknya, purposif sampling (sampling bertujuan), quota sampling. Atas dasar tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik total smpling atau penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 di SMK Negeri Se-Kota Cilegon.