Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2560 BUDDHIS ERA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON

PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA. Oleh : Jumadi NPM:

Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

MAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH. Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

REVITALISASI USAHA PEDAGANG KLITHIKAN PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006 di DIY (Tinjauan Aspek psikologis)

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. individu yang menjalani kehidupan didunia ini. Proses seorang individu dalam

Buddha berkata keinginan itu seperti air asin. Makin banyak diminum, semakin haus

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA HARIAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALIASASI 4 PILAR KEBANGSAAN BAGI HAMONG PROJO KABUPATEN SEMARANG

Langkah untuk Damai & Tenang

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1999 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

KESABARAN. Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera. DhammaCitta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-69 KEMENTERIAN AGAMA TANGGAL 3 JANUARI 2015

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

mens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT Ke-67 Bhayangkara, tgl. 1 Juli 2013, Depok, Jawa Barat Senin, 01 Juli 2013

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan;

LAMPIRAN II KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA

PROFIL NARAPIDANA BERDASARKAN HIERARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW. Skripsi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KENAKALAN DAN DEGRADASI REMAJA

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A.

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB IV ANALISIS PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN BERINFAK SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING PEMALANG

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUU-XIII/2015 Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK) terhadap Putusan Hukuman Mati

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA PUNCAK HARI ANAK NASIONAL TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

DEWASA AKHIR (30 50 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN. Tahajudin S, Drs. : Agfa ikromullah khan NIM : Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang

PENYELENGGARAAN KEGIATAN MOS DI SEKOLAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

Transkripsi:

DPD Patria Sumatera Utara Juara Harapan I Lomba Berkarya Dhamma Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG www.patria.or.id Page 1

Era globalisasi saat ini dapat dilihat sangat jelas, itu bisa dibuktikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang diantaranya adalah perkembangan media informasi seperti televisi, ponsel, radio, internet dan sebagainya. Dari mediamedia tersebut kita bisa melihat informasi dari seluruh dunia meliputi berbagai aspek seperti ilmu pengetahuan, politik, bisnis, budaya dan perkembangan perkembangan lain. Selain itu setiap kelompok masyarakat di dunia memiliki karakter masing masing dalam beberapa hal seperti di Indonesia yang berdasar Pancasila masyarakat menjunjung tinggi nilai moral keagamaan. Dalam mengedepankan nilai moral, terdapat bermacam macam cara masyarakat dalam menyampaikan pesan moral diantaranya melalui pendidikan formal seperti pendidikan di sekolah maupun komunitas agama, maupun non formal seperti keluarga dan pergaulan yang sudah pasti tujuannya membangun mengajarkan nilai moral atau mempertahankan dan memngembangkan nilai moral yang sudah ada. Tetapi di sisi lain, orang seringkali menghasut mereka yang dianggap berlaku tidak benar. Salah satu diantaranya adalah orang orang selalu menuntut keadilan seperti menentang orang yang berbuat salah, dalam hal ini mereka menghasut khususnya, para pejabat yang melakukan tindakkan korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu tidak jarang juga orang menghakimi mereka mereka yang duduk dikursi pemerintahan dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat atau tidak bisa mensejahterakan masyarakat. Namun seringkali dalam melakukan hal ini, orang orang tidak bisa melakukan kewaspadaan diri, sehingga mereka terjatuh dalam akar akar penderitaan mereka sendiri yang dalam Buddha Dhamma disebut kebodohan, keserakahan dan kebencian. Memang benar banyak pemerintah yang bertindak tidak sesuai norma norma yang sudah ditetapkan masyarakat, contoh paling mudah adalah korupsi, sehingga orang orang bersorak sorak menghasut kesalahan mereka dan menuntut mereka untuk di adili, dihukum bahkan jika perlu diberantas. Tetapi, di sisi lain, ada hal yang sering dilupakan oleh orang orang pada umumnya ketika yang bisa dilakukan hanyalah www.patria.or.id Page 2

mencela. Kita melupakan satu hal yaitu bercermin. Sudahkah kita menanyakan pada diri sendiri tentang hal ini? Kita menuntut ini dan itu, kita menhakimi itu salah ini keliru tapi kita sering lupa dengan apa yang sudah dan belum dilakukan diri sendiri. Memang, yang kita lakukan tidak kelihatan, seperti keserakahan, dll Karena sebagian besar kita bukanlah siapa siapa sehingga tidak pernah dihasut karena kita melakukan hal itu sudah menjadi kebiasaan dan terasa tidak terlihat oleh orang lain, tanpa kita sadari bahwa diri kita sendiri adalah orang. Kadang kita tidak lebih dari seorang supporter yang hanya bisa bersorak menilai ini dan itu. Tidakkah kita pernah membayangkan apabila kita dalam posisi/kedudukan besar suatu pemerintahan menjadi pejabat mungkin kita juga akan melakukan hal yang sama bahkan mungkin lebih buruk dari mereka. Maka sebenarnya tidak bijaksana kalau kita hanya menyalahkan mereka. Tak disadari bahwa semua hal telah melakukan pembaharuan termasuk pergantian/pembaharuan pemerintah. Tapi menagapa ada yang berpendapat bahwa keterpurukkan dalam masyarakat tetap ada bahkan semakin menjadi jadi? Bencana di sanan sini, berita tentang kejahatan sudah menjadi makanan sehari hari dalam media masa. Salah satu jawabannya adalah karena kita selalu menuntut apa yang ada di luar. Sedangkan kita tidak pernah menanyakan pada diri sendiri. Segala sesuatu telah diperbaharui, pemerintah diperbaharui, dan lain sebagainya telah diperbaharui, tapi ada satu hal lagi yang belum diperbaharui dan perlu untuk diperbaharui, yaitu batin atau kualitas mental kita sendiri. Bagaimanakah dengan mental kita? Apakah semakin dewasa, stabil atau tidak mengalami kemajuan? Atau bahakan semakin hancur? Ditinjau dari sudut pandang agama Buddha dimana Dhamma sebagai ajarannya yang mengajarkan setiap orang, umat Buddha khususnya untuk mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan sehari hari, sudah tentu bukan merupakan barang yang langka yang harus diseminarkan berkali kali. Tetapi hanya melalui kata pengendalian diri www.patria.or.id Page 3

sudah menjadi pegangan yang cukup bagi umat Buddha karena orang yang memahami Dhamma adalah orang yang bisa mengendalikan diri dalam kondisi apapun. Kita adalah masyarakat biasa. Mungkin beberapa dari kita memiliki misi untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Tindakan itu bisa dibenarkan, karena jelas itu adalah perbuatan baik yaitu kepedulian terhadap lingkungan. Tapi dalam hal ini kita harus tetap bisa mengendalikan diri agar tidak terjerumus dalam akar penderitaan terlalu dalam. Sebagai contoh; pertama tama kita mengedepankan nilai moral yaitu mengajak orang untuk berbuat baik dan menghindari kejahatan, apabila kita tidak hati hati ketika kita mengharap sesuatu tetapi tidak sesuai kenyataan akan timbul kebencian atau mungkin kita melakukan kejahatan itu sendiri. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Yang bisa kita lakukan paling mudah adalah kita memulai untuk berbuat baik dimulai dari diri kita sendiri tanpa melihat apa yang dilakukan orang lain terlebih dahulu. Setelah kta yakin betul bahwa kita telah mantap dengan perbuatan kita yaitu pengendalian diri dan lain lain barulah kita berpikir apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat? Kita bisa membantu mereka yang berada dalam keadaan yang kurang menguntungkan dibanding kita, misalnya secara materi, kita bisa berdana dan sebagainya baik kepada lembaga social seperti panti asuhan, penampungan korban bencana atau kepada Sangha. Apabila tidak punya materi kita bisa memberi atau membantu melalui tenaga tubuh kita, yaitu selalu mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan seperti membantu kerja bakti, memperbaiki fasilitas fasilitas umum, relawan bencana alam, atau kalau tetap saja tidak mampu minimal kita tidak memulai untuk berbuat jahat. Dalam hal lain, mungkin tubuh tetap tidak mampu, kitapun masih bisa membantu melalui ucapan ucapan yang benar, ucapan yang baik, ucapan yang menyejukkan suasana, ucapan yang tidak fitnah, tidak adu domba, tidak kasar, tidak menghujat. Dan yang terakhir, apabila ucapan juga masih kurang mampu, kita masih punya pikiran, yaitu minimal kita berusaha selalu mengembangkan berpikir positif, pikiran tidak membenci, tidak menggerutu, tetapi pikiran yang penuh rasa syukur, menerima kenyataan, pikiran cinta kasih. Bila perlu kita harus malu terhadap diri kita www.patria.or.id Page 4

sendiri ketika kita mulai berpikir hal hal negatif. Karena pada dasarnya, dengan kita melakukan perbuatan baik yang dimulai dari diri kita sendiri akan selalu ada perubahan yang positif pula yaitu apabila saya berbuat baik dengan penuh kesadaran dan ikhlas minimal orang jahat berkurang satu dan orang baik bertambah satu. Dan bisa disimpulkan bahwa meskipun nol koma sekian persen itu sangat berharga daripada tidak ada yang memulai sama sekali. Karena pada dasarnya sulit sekali kita untuk mengharapkan dunia ini menjadi sempurna seperti yang kita inginkan, kita sendiri yang mempunyai harapan itupun belum tentu esmpurna, bahkan mungkin tenggelam terbawa arus kegelapan bati yang dalam. Oleh karena itu, marilah kita mulai semua halhal baik dari diri kita sendiri, sekarang dan jangan pernah menunda, sebab dunia sangat membutuhkan atmosfir orang orang yang mau untuk berjuang melakukan perubahan dalam diri, yaitu mereka yang mau menaklukan diri sendiri demi kepentingan bersama. Semoga kita mencapai pencerahan batin dan tidak hanya pencerahan intelektual sehingga kita selalu mengendalikan diri setiap saat dan memberikan kontribusi meskipun kecil kepada masyarakat, sehingga tercapai keadaan yang baik yaitu keadaan penuh damai dan sejahtera. semoga kita mengalami kemajuan dalam mengembangkan kebajikan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan semoga semua makhluk selalu berbahagia. Oleh: Arnhantyo Damarseto Semarang, 26 febuari 1986. Jl Sampangan Baru C 14 Semarang 50233, Telpon 085641456905 / 08156941043 Arnhantyo_d@yahoo.com www.patria.or.id Page 5