BENTUK DAN PERBEDAAN MAKNA [UCHI NI], [AIDA NI], DAN [KAGIRI] YANG BERFUNGSI SEBAGAI SETSUZOKUSHI DALAM NOVEL RYOMA GA YUKU KARYA RYŌTARŌ SHIBA.

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA.

PERBANDINGAN FUNGSI DAN MAKNA FUKUSHI YANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI

FUNGSI DAN MAKNA YAHARI/YAPPARI DALAM NOVEL RYUSEI NO KIZUNA KARYA KEIGO HIGASHINO (SUATU TINJAUAN DESKRIPTIF) Abstract

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi pada penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wihartini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perkembangan bahasa (Putrayana, 2008: 1). Bahasa digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian mengenai analisis penggunaan sentaku no setsuzokushi dalam novel

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ELIPSIS PARTIKEL (JOSHI) DALAM BAHASA JEPANG PADA DIALOG FILM BOKURA GA ITA PART I KARYA TAKAHIRU MIKI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dan dunia sekitarnya (Sudaryanto, 1990:65 via Hidayati, 2004:1).

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

KAKUJOSHI NI IN JAPANESE SENTENCES

UNGKAPAN MAKNA VERBA SHIKARU DAN OKORU SEBAGAI SINONIM

ANALISIS KEISHIKIMEISHI TOKORO, KOTO DAN MONO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

PENERJEMAHAN KONJUNGTOR TOKORO SEBAGAI PENANDA KLAUSA KONSESIF DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Struktur kalimat bahasa Jepang adalah SOP, sedangkan struktur

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

Penerjemahan Majas Personifikasi Dalam Novel Sekai No Chuushin De Ai Wo Sakebu Karya Katayama Kyoichi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Penggunaan Fukushi Omowazu, Tsui Dan Ukkari Dalam Bahasa Jepang Sehari-Hari Oleh Orang Jepang Di Sisi, Pengosekan, Ubud

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS

PENERJEMAHAN KONJUNGTOR TOKORO SEBAGAI PENANDA KLAUSA KONSESIF DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Bab 4. Simpulan dan Saran. maka bisa disimpulkan bahwa penggunaan partikel kashira dan kana dalam manga yang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

no ni digunakan untuk menunjukkan tujuan kegunaan, cara penggunaan,dll. Memiliki arti "memiliki kegunaan untuk...".

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

PERBANDINGAN PENGGUNAAN SAPAAN PRONOMINA PERSONA DALAM KOMIK RUROUNI KENSHIN DENGANBEELZEBUB. Oleh : Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

KESALAHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG SISWA SMPK I HARAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1983:3). Dalam bahasa Jepang, adjektiva disebut keiyoushi. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DALAM ANIME TONARI NO TOTORO KARYA HAYAO MIYAZAKI SKRIPSI OLEH: OKTAVIA MAQFIROH NIM

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

Ungkapan Kata Hanasu, Iu, dan Shaberu dalam Bahasa Jepang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

ADJEKTIVA DALAM WACANA IKLAN KATALOG PRODUK KECANTIKAN THE ADJECTIVES IN ADVERTISING MEDIA BEAUTY PRODUCTS CATALOGUES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

Oktorita Kissanti Rahayu

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG. kata daigaku universitas terdiri atas dua huruf kanji yaitu dai dan gaku.

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari karakteristik gramatikalnya, kata-kata dalam bahasa Jepang

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TANDA VERBAL DAN VISUAL DALAM VIDEO KLIP DOUSHITE KIMI WO SUKI NI NATTE SHIMATTAN DAROU DAN STAND BY U

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak dikenal adanya kata serapan (gairaigo). Banyaknya pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

Analisis Kontrastif Ungkapan Sumimasen Dalam Bahasa Jepang Dengan Ungkapan Nuwun Sewu Dalam Bahasa Jawa Dari Segi Makna Dan Penggunaan ARTIKEL ILMIAH

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

UNGKAPAN DALAM BAHASA JEPANG YANG MENUNJUKKAN KERAMAHAN DAN KEAKRABAN. Oleh Fenny Febrianty. Abstrak

Transkripsi:

BENTUK DAN PERBEDAAN MAKNA [UCHI NI], [AIDA NI], DAN [KAGIRI] YANG BERFUNGSI SEBAGAI SETSUZOKUSHI DALAM NOVEL RYOMA GA YUKU KARYA RYŌTARŌ SHIBA oleh K. Nastya Anggaraini 1001705008 Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract This research was analyzing about form and the different meaning of [uchi ni], [aida ni], and [kagiri] as a conjunction in a novel by Ryōtarō Shiba entitled Ryoma ga Yuku. The result of this research showed that in the sentences contains [uchi ni], [aida ni], and [kagiri] can form by adding verb, adjective, or noun in front of those conjunctions. [Uchi ni] and [aida ni] is similar but they have their own meanings. Similar with [uchi ni], [aida ni] shows two situations in one time and because of that situations there is a change in that situation. [Aida ni] can shows a long and short time of a situation but [uchi ni] just shows a short time of situation. [Kagiri] shows a term when a situation can happen. Keywords : [uchi ni], [aida ni], [kagiri] 1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, maupun pariwisata membangkitkan minat masyarakat untuk mempelajari bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Jepang. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Jepang, tentu pengguna bahasa harus memahami dengan baik karakteristik maupun aturan yang mengikat bahasa Jepang karena masing-masing bahasa memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda satu sama lain. Jika tidak memahami dengan baik karakteristik dan aturan tersebut, maka komunikasi tidak akan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pengguna bahasa juga harus memahami dengan baik makna

dari bahasa tersebut. Menurut Kentjono (1982:75), mempelajari makna hakekatnya juga berarti mempelajari bagaimana setiap pengguna bahasa dalam suatu masyarakat bahasa dapat saling mengerti dan memahami hal yang ingin disampaikan melalui bahasa tersebut. Di dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa kata yang memiliki arti yang hampir sama namun di dalamnya terkandung makna yang berbeda, misalnya [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi (konjungsi). Ketiga setsuzokushi ini memiliki arti yang hampir sama namun di dalamnya terkandung makna yang berbeda. Pengguna bahasa harus memahami dengan baik bentuk maupun makna setsuzokushi agar dapat menggunakannya secara tepat di dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Kurangnya pemahaman terhadap setsuzokushi mengakibatkan pengguna bahasa tidak dapat berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa tersebut sehingga fungsi bahasa sebagai alat penyampai pesan tidak dapat terwujud. 2. Pokok Permasalahan Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana bentuk [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dalam novel Ryoma ga Yuku karya Ryōtarō Shiba dan bagaimana perbedaan makna yang terkandung dalam [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dalam novel Ryoma ga Yuku karya Ryōtarō Shiba. 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan ilmiah pada Program Studi Sastra Jepang, terutama mengenai bentuk dan perbedaan makna setsuzokushi [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri]. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk dan perbedaan makna [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dalam novel Ryoma ga Yuku karya Ryōtarō Shiba.

4. Metode Penelitian Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode dan teknik penelitian yang diungkapkan oleh Sudaryanto (1993). Metode dan teknik penelitian tersebut dibagi menjadi metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik penganalisisan data, dan juga metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan pada tahap pengumpulan data penelitian ini yaitu metode simak. Metode ini disebut metode simak karena memang berupa penyimakan yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Data yang disimak dalam metode ini yaitu data tertulis berupa novel Ryoma ga Yuku karya Ryōtarō Shiba. Teknik lanjutan yang digunakan yaitu teknik catat. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu dan kemudian dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135). Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode analisis yang penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15), dalam hal ini adalah bahasa Jepang. Kemudian teknik analisis yang digunakan yaitu teknik ganti. Teknik ganti dilakukan dengan cara menggantikan suatu unsur satuan lingual tertentu dengan unsur tertentu yang terdapat di luar satuan lingual tersebut (Sudaryanto, 1993:37). Tahap penyajian hasil analisis data adalah tahapan penelitian yang berupa laporan. Metode yang digunakan dalam tahap ini adalah metode informal. Penyajian data dengan metode informal dilakukan melalui kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan, ataupun statistik (Sudaryanto, 1993:145). Teknik yang digunakan adalah teknik informal. Setelah dilakukan analisis bentuk dan perbedaan makna [uchi ni], [aida ni] dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dalam novel Ryoma ga Yuku karya Ryōtarō Shiba, hasil analisis tersebut kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian.

5. Hasil dan Pembahasan [Uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dapat digabungkan dengan kelas kata lain di dalam kalimat, yaitu verba, adjektiva, dan nomina. Verba dalam bahasa Jepang terdiri dari tiga jenis yaitu godan dōshi, ichidan dōshi, dan henkaku dōshi. Adjektiva dalam bahasa Jepang terdiri dari adjektiva-i dan adjektiva-na. Ketiga setsuzokushi tersebut dapat digabungkan dengan ketiga jenis verba dalam bahasa Jepang, kedua jenis adjektiva, dan juga dapat digabungkan dengan nomina tanpa mengubah bentuk kelas kata yang ada di depan setsuzokushi tersebut. Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] yang berfungsi sebagai setsuzokushi dalam novel Ryoma ga Yuku karya Ryotarō Shiba. (1) sono toki gosho no hōgaku ni attate niwakani hōsei ga kikoeta no de aru aya (are wa) nanzo to zengun tachi domaru uchi ni happō no hōsei jūsei wa iyoiyo hageshiku natte kita (RGY.V5, 1998:175). Pada saat itu, terdengar suara meriam dari arah istana kaisar. apakah itu? Ketika semua tentara menghentikan langkahnya, suara meriam dan suara tembakan dari arah utara terdengar semakin keras. Verba [tachi domaru] pada kalimat (1) merupakan verba yang termasuk ke dalam jenis godan doshi dan tetap pada bentuknya semula ketika digabungkan dengan setsuzokushi [uchi ni]. (2) Yoku asa kurai uchi ni okosareta (RGY.V2, 1998:359). Pagi berikutnya, terbangun sebelum fajar. Kalimat (2) menggunakan adjektiva-i yaitu [kurai]. Dari kalimat tersebut dapat dilihat bahwa kalimat yang mengandung adjektiva-i jika digabungkan dengan setsuzokushi [uchi ni] tidak mengalami perubahan bentuk.

(3) Sakamoto san gotaizai jū hi no aida ni hobo Chōshū han no jijyō wa sasshirareta to omō (RGY.V2, 1998:381). Sakamoto, selama 10 hari anda berada di sini, saya pikir anda sudah bisa menebak bagaimana kondisi di seluruh Klan Choshu ini. Dalam kalimat (3) terlihat bahwa kata keterangan nomina ditambahkan dengan partikel no sebelum digabungkan dengan setsuzokushi [aida ni]. Makino dan Tsutsui (1989 dan 1995) dan Ichikawa (2007) menyatakan bahwa perbedaan yang terdapat dalam setsuzokushi [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] adalah sebagai berikut. Setsuzokushi [uchi ni] mengandung kesan jika terjadi dalam waktu atau periode ini dan juga mengandung kesan mumpung, serta digunakan jika saat terjadinya situasi atau aktivitas secara bersamaan mengakibatkan suatu perubahan dari A ke B yang dapat menimbulkan masalah. Setsuzokushi [aida ni] menyatakan suatu aktivitas yang dilakukan secara bersamaan dan hanya menyatakan adanya perubahan tanpa mengandung kesan perubahan tersebut akan menjadi suatu masalah.. Setsuzokushi [kagiri] mengandung makna persyaratan atau sebab-akibat. Rentang waktu yang sangat lama maupun waktu yang singkat dapat dinyatakan dengan setsuzokushi [aida ni], namun setsuzokushi [uchi ni] hanya dapat menyatakan rentang waktu yang pendek. Selain itu, setsuzokushi [aida ni] dapat menyatakan sesuatu atau suatu keadaan secara keseluruhan sedangkan [uchi ni] tidak dapat menyatakan hal tersebut. Setsuzokushi [kagiri] lebih menekankan pada kesan adanya suatu persyaratan, dan tidak dapat menunjukkan rentang waktu. Berikut ini contoh kalimatnya. (4) Tagaini yoitsuburenu uchi ni danjiyō (RGY.V2, 1998:234). Mari berdiskusi selagi satu sama lain tidak dalam keadaan mabuk berat.

Kalimat (4) merupakan kalimat yang menggunakan setsuzokushi [uchi ni] yang tidak dapat digantikan dengan [aida ni]. Dalam kalimat (4) [yoitsubureru] ditambahkan dengan [nu] (nai). Setiap kalimat yang menggunakan bentuk [nai uchi ni] tidak dapat digantikan dengan [aida ni] karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa [nai uchi ni] mengandung makna adanya suatu kesan kekhawatiran akan perubahan yang terjadi yang terkandung di dalam kalimat tersebut, sedangkan di dalam [aida ni] tidak terkandung kesan kekhawatiran akan perubahan tersebut. (5) Kono otoko mo nagai dōchū no aida ni Shimonoseki no akainu no yō ni natte shimatta no de arō (RGY.V3, 1998:21). Selama dalam perjalanan yang panjang, anak laki-laki itu pun menjadi terbiasa sebagaimana orang-orang Shimonoseki. Pada kalimat (5) setsuzokushi [aida ni] tidak dapat digantikan dengan [uchi ni] karena kalimat (5) menyatakan jarak waktu yang lama yaitu di tengah perjalanan yang panjang. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa setsuzokushi [aida ni] dapat menyatakan jangka waktu baik yang panjang maupun jangka waktu yang singkat, sedangkan [uchi ni] hanya dapat menyatakan jangka waktu yang singkat. (6) Matsu aida ni futo nokiba ni mada mushikago ga burasagatte iru koto ni kizuita (RGY.V5, 1998:310). Saat menunggu tiba-tiba menyadari bahwa sangkar serangga masih tergantung di ujung atap. Dalam kalimat (6), setsuzokushi [aida ni] dapat digantikan dengan setsuzokushi [uchi ni] namun tidak dapat digantikan dengan setsuzokushi [kagiri]. Pada kalimat (6) mengandung makna situasi yang terjadi bersamaan dalam suatu

periode waktu sehingga dapat digantikan dengan setsuzokushi [uchi ni]. Situasi yang terjadi secara bersamaan tersebut adalah pada suatu waktu yang sama terjadi dua situasi yaitu menunggu dan menyadari bahwa sangkar serangga masih tergantung di ujung atap. (7) Motokichi sansei yoshida touyou ga hansei no shuza ni suwatte iru kagiri Tosa han wa dou ni mo naranu (RGY.V2, 1998:293). Selama Motokichi duduk di pemerintahan tertinggi, bagaimanapun Klan Tosa tidak dapat diubah. Kalimat (7) mengandung makna adanya batasan ruang lingkup dan persyaratan atau sebab-akibat yaitu selama Motokichi masih duduk di pemerintahan tertinggi, maka akibatnya adalah selama itu pula wilayah Tosa tidak dapat diubah menjadi lebih baik. Setsuzokushi [kagiri] yang terdapat di dalam kalimat (7) tersebut tidak dapat digantikan dengan setsuzokushi [uchi ni] maupun [aida ni]. 6. Simpulan Berdasarkan hasil analisis, setsuzokushi [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] dapat digabungkan dengan kelas kata lain dalam bahasa Jepang, yaitu verba, adjektiva, maupun nomina tanpa mengubah bentuk kelas katanya. Setsuzokushi [uchi ni] dan [aida ni] memiliki persamaan yaitu menyatakan adanya perubahan yang terjadi dari A ke B pada saat terjadinya suatu situasi atau tindakan yang dilakukan dalam jangka waktu yang sama, namun makna perubahan tersebut tidak terkandung di dalam setsuzokushi [kagiri]. Sedangkan perbedaan yang terdapat dalam setsuzokushi [uchi ni], [aida ni], dan [kagiri] adalah sebagai berikut. Setsuzokushi [uchi ni] mengandung kesan jika terjadi dalam waktu atau periode ini dan juga mengandung kesan mumpung, serta digunakan pada saat terjadinya situasi atau aktivitas secara bersamaan mengakibatkan suatu perubahan dari A ke B yang dapat menimbulkan masalah. Setsuzokushi [aida ni] menyatakan suatu aktivitas yang dilakukan secara

bersamaan dan hanya menyatakan adanya perubahan tanpa mengandung kesan perubahan tersebut akan menjadi suatu masalah.. Setsuzokushi [kagiri] mengandung makna persyaratan atau sebab-akibat. DAFTAR PUSTAKA Ichikawa, Yasuko. 2007. Pointo Oshiekata no Nihongo Bunpou no Chūkyū. Tokyo: 3A Corporation. Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Makino Seiichi dan Michio Tsutsui. 1989. A Dictionary Of Basic Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times. 1995. A Dictionary Of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times. Shiba, Ryotaro. 1998. Ryoma ga Yuku. Tokyo: Bungei Shunju. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press.