2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I. yang mengkaji bahasa sebagai bahasa, bukan sebagai disiplin ilmu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing, tata bahasa, kosakata dan huruf adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan penerjemahan merupakan

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

Polisemi : Tomeru とめる

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 1. Pendahuluan. Dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi para pembelajar bahasa Jepang, kosa kata merupakan salah satu hal penting yang harus dipelajari. Karena selain ditulis dengan huruf yang berbeda, kata-katanya pun memiliki arti yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaaan tersebut kadang-kadang menimbulkan kesulitan tersendiri bagi para pembelajar saat berbicara dengan bahasa Jepang atau saat menerjemahkan kata-kata bahasa Jepang atau ke bahasa Indonesia. Tidak jarang kesulitan tersebut muncul saat menemukan kata pada bahasa Jepang yang apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia memiliki makna yang berbeda dengan makna yang sudah diketahui secara umum oleh pembelajar bahasa Jepang tersebut. Pada bahasa Jepang, kajian ilmu yang membahas tentang makna disebut semantik (imiron) dan kesulitan diatas, disebut polisemi (tagigo). Walaupun begitu, dikarenakan bahasan mengenai makna yang berbeda tidak hanya dimiliki oleh polisemi (tagigo) tetapi juga pada homonim (dou-onigigo). Maka, pada buku Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang, Kunihiro (dalam Sutedi 2011 hlm. 161) menyatakan adanya batasan antara kedua istilah tersebut, polisemi (tagigo) merupakan kata yang memiliki makna lebih dari satu dan setiap maknanya bertautan satu sama lain. Sedangkan homonim (dou-on-igigo) merupakan beberapa kata yang bunyinya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda dan antara maknanya tidak saling bertautan. Dalam penelitian ini topik masalah yang akan dikaji adalah mengenai kata bahasa Jepang yang berpolisemi. Kemudian untuk mengetahui suatu kata tersebut, memiliki polisemi atau tidak, dapat dilakukan tiga cara menurut Machida & Momiyama yaitu memilah makna (imi-kubun), menentukan makna dasar (kihongo no nintei), dan mendeskripsikan hubungan antar makna melalui tiga jenis majas (metafora, metonimi dan synekdoke) (1997 hlm. 109). Kata yang berpolisemi bisa terdapat dalam kata kerja ataupun kata benda.

2 Salah satu kata kerja yang menarik perhatian peneliti adalah kata kerja toru. Ketika mencari dalam kamus, arti kata toru yang umumnya digunakan adalah mengambil. Karenanya ketika menemukan kalimat 私の臭味は写真を取ることです. Akan dapat dengan mudah diartikan menjadi Hobi saya adalah mengambil foto. Tetapi akan berbeda halnya apabila menemukan contoh kalimat seperti dibawah ini : 1. 室内に入る時は防止を取りなさい 2. 彼女は家で昼食を取る 3. 子供は母親の手を取った Contoh kalimat (1) apabila diterjemahkan secara leksikal arti kalimatnya akan menjadi Ketika masuk ke dalam ruangan, ambilkan topimu.. Padahal arti seharusnya adalah Ketika masuk ke dalam ruangan, lepaskan topimu. Begitu juga dengan contoh kalimat (2) apabila diterjemahkan secara leksikal, artinya akan menjadi Dia (perempuan), sudah mengambil makan siang di rumah, padahal arti sebenarnya adalah, Dia sudah memperoleh makan siang di rumah. Sama halnya dengan contoh kalimat (3) apabila diterjemahkan secara leksikal artinya Anak itu mengambil tangan ibunya.., padahal seharusnya Anak itu memegang tangan ibunya.. Dari ketiga contoh kalimat diatas terlihat kerancuan arti kalimat yang ditimbulkan apabila kalimat diartikan secara leksikal. Padahal, berdasarkan kata toru yang ada pada contoh kalimat diatas menghasilkan lebih dari satu makna seperti : melepaskan, memperoleh makan, memegang. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai makna verba toru sebagai polisemi. Melalui kaitan antara makna dasar dan makna perluasan verba toru melalui majas yang telah disebutkan sebelumnya.

3 B. Masalah Penelitian 1. Batasan Masalah Penelitian Agar cakupan masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya meneliti makna verba toru pada kalimat bahasa Jepang yang terdapat pada kamus, buku berbahasa jepang, dan internet seperti yang ada pada website : [www.aozora.gr.jp], [www.tangorin.com],[www.dictionary.goo.ne.jp],[www.weblio.co.jp], dan [www.ejje.weblio.jp]. b. Buku referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa literatur yang didalamnya berisikan pembahasan mengenai makna dasar dan makna perluasan verba toru, beserta penelitian yang terkait dengan polisemi (tagigo). c. Kajian dan analisis hanya dilakukan dari segi semantik, yaitu dari arti makna kata toru dan kaitan maknanya melalui majas. 2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Makna apa saja yang terkandung pada verba toru? b. Bagaimanakah hubungan antar-makna dasar dan makna perluasan dari verba toru? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung verba toru. b. Untuk mengetahui hubungan antar makna pada verba toru.

4 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, baik untuk penulis sendiri maupun bagi mereka yang kelak membaca penelitian ini, atau bagi para pembelajar maupun pengajar yang memiliki kebutuhan khusus terkait penelitian mengenai tagigo (polisemi) dalam materi yang dipelajari. Berikut manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan secara terperinci mengenai makna verba toru pada pembaca. Selain itu, dapat menambah khasanah dan referensi para pembaca mengenai makna verba toru sebagai polisemi yang terdapat pada kalimat berbahasa Jepang dan berasal dari literatur bahasa Jepang. 2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan referensi baik bagi para pengajar, para pembelajar, maupun penelitian berikutnya mengenai verba toru ataupun yang terkait dengan polisemi. E. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistem penulisan dalam penulisan karya ilmiah ini terdiri atas lima bab sebagai berikut, Bab I merupakan pendahuluan, penulis menjelaskan tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Kemudian, pada bab II penulis menguraikan tentang definisi semantik, objek kajian semantik dalam bahasa Jepang, jenis-jenis makna dan perluasan maknanya, polisemi (tagigo) beserta penjelasannya, serta menguraikan penelitian terdahulu mengenai verba toru dan polisemi secara umum. Pada bab III, penulis membahas mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Lalu, pada bab VI penulis menguraikan makna pada verba toru dengan mengklasifikasikan verba toru, dan mendeskripsikan hubungan antar makna yang dimiliki antar makna

5 dasar dan makna perluasan melalui majas metafora, metonimi, dan sinekdoke. Pada bab terakhir, yaitu bab V, penulis memberikan simpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.