2 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

STRATEGI PELABUHAN PANJANG SEBAGAI MAIN PORT DIKAWASAN SUMATERA BAGIAN SELATAN : STUDI BANDING DENGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

ANALISIS DAMPAK PENGERUKAN ALUR PELAYARAN PADA DAYA SAING PELABUHAN, STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Fitri Indriastiwi Puslitbang Perhubungan Laut, Badan Litbang Perhubungan Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

KAJIAN KINERJA PELAYANAN GENERAL CARGO TERMINAL JAMRUD DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR DALAM MENUNJANG ARUS BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI KAJIAN

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK. Kuliah Manajemen TL

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

11 2 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2013 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Singapura (Port of Singapore Authority). Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.1 sampai dengan 2.2. (Sumber : Dokumen Pribadi, 2014) Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian Pelabuhan Tanjung Priok

12 (Sumber: Dokumen Pribadi, 2014) Gambar 2.2 Peta Pelabuhan Singapura Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus terhadap Pelabuhan Tanjung Priok dan studi banding dengan Pelabuhan Singapura. Aspek-aspek yang diteliti antara lain mengenai bagaimana kondisi infrastruktur, suprastruktur Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port karena pelabuhan untuk dapat menjadi suatu international hub port salah satu kriterianya harus dapat menjadi tempat aktifitas transhipment dari operator kapal-kapal yang berukuran besar (mother vessel). Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini kurang diminati oleh main line operator (operator utama) dari operator kapal-kapal yang berukuran besar untuk aktifitas bongkar muat dan transhipment. Hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas dan pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok yang mendukung terhadap kapal-kapal peti kemas yang besar untuk bersandar. Aspek kinerja sumber daya manusia (SDM) juga merupakan salah satu faktor sentral dalam menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port karena SDM merupakan unsur pelaksana, pengawas dan sekaligus sebagai pemakai hasil pembangunan. Di dunia usaha yang sangat kompetitif seperti pelabuhan perlu memiliki keunggulan dan daya saing yang berkelanjutan, karena

13 keunggulan dalam pelayanan merupakan aset besar bagi perusahaan yang sangat dibutuhkan oleh para pelanggan (pengguna jasa pelabuhan), maka diperlukan inovasi layanan secara terus menerus sebagai upaya untuk memenuhi keinginan pelanggan dalam hal ini pengguna jasa pelabuhan dan perusahaan dituntut untuk selalu efektif dan efisien. Peralatan bongkar muat yang canggih sekalipun tanpa didukung peran aktif sumber daya manusia, tidak akan berarti apa-apa. Aspek selanjutnya yang diteliti adalah mengetahui nilai kinerja pelayanan kapal yang merupakan bagian dari port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok untuk selanjutnya dibandingkan dengan port performance indicators Pelabuhan Singapura yang sudah menjadi international hub port, setelah itu lalu dilakukan penentuan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port berdasarkan analisis SWOT yang juga memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas. Identifikasi permasalahan tersebut di atas dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi dan survey). Perbandingan kinerja ke dua pelabuhan (Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapur) dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Menurut Saputra 2007 dalam Eco 2012 analisis deskriptif adalah analisis yang menggunakan metode statistik untuk mengetahui pola sejumlah data penelitian, merangkum informasi yang terdapat dalam data penelitian dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh. Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang menjelaskan atau memaparkan data hasil pengamatan tanpa melakukan pengujian statistik. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang teramati dan dapat digambarkan lewat tabel dan gambar. Dalam menetapkan perumusan suatu kriteria atau karakteristik dari suatu international hub port dilakukan dengan melihat ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki dari suatu pelabuhan yang sudah berskala international hub port dengan cara studi literatur dari beberapa pelabuhan yang berskala international hub port seperti Pelabuhan Hong Kong, Pelabuhan Shanghai, Pelabuhan Rotterdam, Pelabuhan Hamburg dan studi banding ke Pelabuhan Singapura sebagai salah satu pelabuhan yang berskala international hub port yang wilayahnya berdekatan dengan Indonesia. Selanjutnya dapat dirumuskan kriteria international hub port untuk kemudian dilakukan perbandingan dengan Pelabuhan Tanjung Priok dengan melihat ciri-ciri karakteristik yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Selanjutnya untuk merumuskan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port digunakan analisis SWOT dengan mengetahui kondisi Pelabuhan Tanjung Priok baik itu infrastruktur, suprastruktur, SDM, kinerja pelayanan kapal, dan juga kondisi Pelabuhan melalui kekuatan dan kelemahan secara internal serta peluang dan ancaman secara eksternal. Metode Pengambilan Data Data sekunder diperoleh dari dua tempat yang pertama dari Indonesia bersumber dari data sistem informasi dan teknologi manajemen Pelabuhan

Tanjung Priok dan Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) serta dari Port of Singapore Authority (PSA) di Singapura. Data primer diperoleh berdasarkan pengamatan secara langsung dari obyek penelitian di lapangan yaitu Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura serta wawancara kepada stakeholders terkait yaitu karyawan Pelabuhan Tanjung Priok bagian hubungan masyarakat, bagian sistem informasi dan teknologi manajemen dan divisi terminal peti kemas. Data primer yang diambil adalah tentang permasalahan yang menentukan kinerja operasional Pelabuhan Tanjung Priok yaitu infrastruktur, suprastruktur dan kualitas sumber daya manusia pengelola pelabuhan. Data primer antara lain seperti kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan, masih terbatasnya fasilitas gudang dan lapangan penumpukan peti kemas, dan permasalahan SDM seperti training yang kurang memadai sehingga berpengaruh kepada mutu pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan dan lemahnya koordinasi dan sinkronisasi program diantara pihakpihak instansi pelaksana kegiatan pelabuhan. Data sekunder didapatkan dari literatur yang diambil untuk memperoleh data terkait dengan port performance indicator yaitu Turn Around Time, Waiting Time, Approach Time, Postpone Time, Berthing Time, Non Operating Time, Berth Working Time, Effective Time, dan Idle Time. Selain itu data sekunder yang diperoleh antara lain berupa jumlah arus barang melalui terminal konvensional, arus barang berdasarkan kemasan melalui terminal konvensional, arus barang melalui peti kemas, jumlah peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok dan jumlah total peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura. Teknik pengumpulan data untuk menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port dilakukan dengan proses wawancara dengan narasumber yang dianggap berkompeten dan mendukung masukan data dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan observasi dengan cara mengamati objek penelitian dan lingkungannya untuk memperoleh data kenyataan yang berkaitan dengan penelitian dimana peneliti mengamati tanpa berpartisipasi, dan teknik pengumpulan data juga dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berasal dari literatur dan dokumentasi yang dibutuhkan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT yaitu dengan melihat Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang atau Kesempatan (Opportunities) dan Ancaman (Threats) pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan. Dasar pijak analisis pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang yang simultan dengan meminimalisir kelemahan dan ancaman (Rangkuty 2006). Data yang diperlukan untuk SWOT dapat berupa sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strength) yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok dapat dikembangkan menjadi international hub port antara lain seperti jumlah kunjungan kapal, jumlah peti kemas yang terus meningkat, dan lokasi Pelabuhan Tanjung Priok yang strategis. 2. Kelemahan (Weakness) yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port seperti kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dangkal dan panjang dermaga yang relatif pendek. 14

15 3. Peluang (Opportunities) yaitu semua kesempatan yang ada yang dapat menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port antara lain seperti memiliki pangsa pasar yang potensial dan pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok mendapat dukungan dari pemerintah. 4. Ancaman (Threats) yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port antara lain seperti kelambatan pelayanan dan kongesti yang tinggi dan ketertinggalan teknologi, fasilitas dan peralatan. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif komparatif antara Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan Pelabuhan Singapura di masing-masing terminal peti kemasnya. Adapun metode yang dilakukan adalah menentukan : 1. Permasalahan utama Pelabuhan Tanjung Priok Permasalahan utama di Pelabuhan Tanjung Priok diidentifikasi antara lain terhadap permasalahan infrastruktur seperti kedalaman alur dan kolam dan kapasitas dermaga. Minimnya peralatan bongkar muat seperti mesin-mesin quay crane. Identifikasi permasalahan dalam hal suprastruktur seperti lapangan penumpukan container dan transportasi jalan yang menghubungkan antara pelabuhan dengan daerah hinterland. Selain itu diidentifikasi permasalahan kualitas sumber daya manusia terhadap kinerja Pelabuhan Tanjung Priok. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. 2. Mendapatkan hasil perbandingan kinerja operasional yang merupakan bagian dari Port Performance Indicators (PPI) antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura agar dapat mengetahui kemungkinan kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port Penentuan port performance indicators dalam hal ini adalah operational indicator Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan kapal atau waktu kunjungan kapal ke pelabuhan. Performansi ini diambil berdasarkan United Nation Conference of Trade and Development (UNCTAD) 1976. Kunjungan kapal ke suatu pelabuhan bertujuan melakukan aktivitas bongkar-muat secepat dan seaman mungkin. Bila tidak perlu kapal tidak akan berlama-lama di pelabuhan, termasuk waktu-waktu menunggu ketersediaan fasilitas, muatan, penyelesaian dokumen, dan jadwal kerja pelabuhan setempat. Menurut Mukminin (2010) analisis data untuk menghitung kinerja pelayanan kapal tersebut terdiri dari a. Turn Round Time (TRT) adalah waktu (jumlah jam) selama kapal berada di pelabuhan. Dihitung sejak kapal tiba di lokasi lego jangkar dan atau Batas Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKP) sampai dengan kapal berangkat meninggalkan lokasi lego jangkar DLKP.

16 b. Waiting Time (WT) adalah waktu tunggu, merupakan waktu yang digunakan kapal untuk menunggu pelayanan masuk atau keluar dari pelabuhan. Waktu tunggu digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kecepatan pelayanan kapal di pelabuhan. Waktu tunggu dikarenakan menunggu pelayanan tambatan dan pelayanan pandu atau tunda. Waiting time terdiri Waiting Time Net (WTN) dan Postpone Time (PT). Waiting time Net adalah selisih waktu yang merupakan waktu tunggu bagi kapal, yaitu selisih waktu saat kapal meminta pelayanan pandu atau pemanduan dengan saat kapal mulai bergerak memasuki pelabuhan atau selisih antara saat atau waktu yang telah ditetapkan untuk kapal memasuki pelabuhan sampai dengan kapal bergerak masuk di pelabuhan. Waiting Time dapat dirumuskan : WT (gross) = WT Net + Postpone Time c. Approach Time (AT) adalah waktu yang digunakan kapal sejak kapal mulai bergerak memasuki pelabuhan sampai dengan kapal mulai bertambat di dermaga yang ditandai dengan saat terikatnya tali tambat pertama di dermaga (untuk kapal masuk) dan waktu yang digunakan oleh kapal sejak lepasnya tali tambat sampai dengan saat kapal meninggalkan perairan pelabuhan. Apabila selama di pelabuhan ada kegiatan kapal pindah (shifiting), maka jumlah jam yang terpakai untuk kapal bergerak menuju lokasi tambatan lainnya diperhitungkan pula sebagai waktu antara yang dinyatakan dalam satuan jam. d. Postpone time (PT) adalah selisih waktu antara saat kapal tiba di perairan pelabuhan (daerah berlabuh jangkar) dengan saat kapal mulai meminta pandu atau pemanduan untuk memasuki atau meninggalkan pelabuhan. e. Berthing Time (BT) adalah waktu pelayanan kapal di tambatan waktu yang dipakai untuk melakukan kegiatan bongkar muat dihitung sejak tali pertama terikat di dermaga sampai dengan lepasnya tali tambatan terakhir dari dermaga. Berthing Time dapat diumuskan sebagai berikut : BT = ET + NOT + IT BT = BWT + IT Dimana : BT = Berthing time atau waktu tambat kapal di dermaga ET = Effective time atau waktu efektif tambat kapal melakukan bongkar muat NOT = Not Operation Time atau jumlah waktu kapal tidak bekerja yang direncanakan IT = Idle Time atau waktu terbuang kapal selama di tambatan tidak BWT termasuk yang direncanakan = Berth Working Time atau waktu kerja kapal yang tersedia ketika bongkar muat termasuk waktu tidak bekerja yang direncanakan f. Not Operating Time (NOT) atau waktu tidak kerja adalah jumlah jam yang direncanakan kapal tidak bekerja selama berada di tambatan, termasuk waktu istirahat dan waktu menunggu buruh, serta waktu menunggu akan lepas tambat kapal dinyatakan dalam satuan jam. g. Berth Working Time (BWT) adalah waktu kerja bongkar muat yang tersedia selama kapal berada di tambatan. Jumlah jam kerja tiap hari untuk tiap kapal berpedoman pada jumlah jam yang tertinggi kerja gang buruh tiap gilir kerja (shift) tersebut tidak termasuk waktu istirahat atau jumlah jam kerja bongkar muat di tambatan yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time. Rata-rata terdapat ± 12 orang dalam satu gang dengan jam kerja per shift 8 jam.

17 h. Effective Time (ET) atau Operation Time (OT) adalah waktu sesungguhnya yang dipakai oleh kapal bertambat di dermaga selama berlangsungnya kegiatan bongkar muat. i. Idle Time (ET) atau waktu terbuang adalah jumlah jam kerja yang tidak terpakai (terbuang selama waktu kerja bongkar muat di tambatan tidak termasuk jam istirahat, dinyatakan dalam satuan jam). Selanjutnya data port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan perbandingan dengan data port performance indicators Pelabuhan Singapura untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif sehingga dapat mengetahui kemungkinan kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port. 3. Menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port Analisis yang digunakan untuk menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port adalah dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) (Marimin 2004). Metode ini digunakan untuk menentukan kelayakan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port sebanding dengan Pelabuhan Singapura. Analisis SWOT diperoleh dari identifikasi kondisi, potensi dan permasalahan masing-masing pelabuhan dengan aspek-aspek terkait. Tujuan dari analisis ini adalah menentukan faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal yang akan menentukan masa depan meliputi : a. Internal : Jumlah kunjungan kapal, lokasi, fasilitas, jumlah kontainer, kedalaman alur dan kolam, port performance indivator dan SDM b. Eksternal : Pangsa pasar, jumlah penduduk, dukungan pemerintah, persaingan antar pelabuhan, dan perkembangan teknologi. Konsep dasar SWOT dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. Strengths Kekuatan Lingkungan Internal Gambar 7. Skema Weaknesses konsep SWOT Kelemahan Lingkungan Eksternal Opportunities Peluang Treats Ancaman Gambar 2.3 Skema konsep SWOT

18 Dari konsep tersebut kemudian diterjemahkan kelebihan dan kelemahan baik dari faktor internal dan eksternal dalam sebuah matriks yang menggambarkan kondisi keterkaitan satu sama lain, contoh matriks SWOT dapat disajikan pada Gambar 2.4. Faktor Eksternal Faktor Internal Kekuatan/Potensi (Strenght) Identifikasi Kekuatan Kelemahan (Weakness) Identifikasi Kelemahan (Sumber : Rangkuti 2006) Peluang (Opportunity) Identifikasi Peluang Alternatif Strategi (SO) Menggunakan kekuatan untuk menangkap kesempatan Alternatif Strategi (WO) Mengatasi kelemahan dengan mengambil keputusan Tantangan (Threats) Identifikasi ancaman Alternatif Strategi (ST) Menggunakan kekuatan untuk menghindarkan ancaman Alternatif Strategi (WT) Meminimalkan kelemahan dan menghindarkan ancaman Gambar 2. 4 Skema matriks SWOT Alternatif strategi-strategi dalam analisis SWOT (Rangkuti 2006), antara lain : 1. Strategi SO, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan/meraih peluang. 2. Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk meraih peluang. 4. Strategi WT, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk lolos dari ancaman. Untuk merumuskan langkah-langkah strategi dalam menjadikan pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port international digunakan analisis SWOT. Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dirangkum ke dalam matriks faktor strategi internal IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary), sementara itu faktor-faktor lingkungan yang mencerminkan peluang dan ancaman dituangkan ke dalam matriks faktor eksternal EFAS (External Internal Strategic Factor Analysis Summary). Perhitungan dan penilaian kontribusi masing-masing faktor tersebut terhadap Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional dilakukan menurut ketentuan sebagai berikut : Masing-masing butir faktor di dalam IFAS dan EFAS diboboti sesuai dengan tingkat kepentingannya dengan skala mulai dari 1 (tidak penting) sampai 9 (sangat penting). Nilai bobot masing-masing faktor tersebut dinormalkan sehingga jumlah nilai bobot keseluruhan adalah 1.

19 Masing-masing faktor di dalam IFAS dan EFAS diberi nilai atau rating dengan skala mulai dari 1 sampai dengan 9 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap data yang diperoleh. Skala 5 berada pada posisi seimbang atau netral. Faktor yang berpengaruh positif (semua yang tergolong sebagai kekuatan dan peluang) diberi nilai 5 sedangkan faktor yang bersifat negatif semua yang tergolong sebagai kelemahan dan ancaman diberi nilai di bawah lima. Gambar 2.5 Rating skala nilai Masing-masing besaran bobot dan rating merupakan rata-rata dari penilaian yang diberikan oleh responden. Kalikan bobot dan rating masing-masing faktor untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. Jumlahkan nilai faktor-faktor internal untuk mendapatkan total nilai faktor internal. Lakukan hal yang sama untuk faktor-faktor eksternalnya. Total nilai faktor internal dan total nilai faktor eksternalnya menjadi rujukan untuk menentukan strategi yang diambil menyangkut keberadaan dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port international. Berdasarkan pertimbangan atas crossing faktor-faktor yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dituangkan ke dalam matriks, kemudian dirumuskan langkah-langkah strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok yang terangkum ke dalam strategi S-O (strength-opportunity, kekuatan-peluang), strategi S-T, Strategi W-O, dan Strategi W-T. Dapat juga dengan menggunakan cara sebagai berikut : Pada kolom 1 dilakukan penyusunan terhadap semua faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada IFAS serta peluang dan ancaman pada EFAS Pembobotan pada kolom 2 antara 0 sampai 1, nilai 1.0 untuk faktor yang dianggap sangat penting dan 0.0, untuk faktor yang dianggap tidak penting Pemberian nilai rating pada kolom 3. Rating adalah pengaruh yang diberikan faktor, nilai 1 untuk pengaruh yang sangat kecil dan nilai 4 untuk pengaruh yang sangat besar Kolom 4 adalah hasil perkalian bobot dan rating Menjumlahkan total skor yang didapatkan dari kolom 4 Nilai total menunjukkan reaksi organisasi atau perusahaan terhadap faktor internal dan eksternal. Nilai 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi yang rendah, nilai 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi rata-rata, sedangkan nilai 3,00 sampai 4,00 menunjukkan yang kuat (Rangkuti 2007).