BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

BAB II PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA. karakter adalah kata benda yang memiliki arti: (1) kualitas-kualitas

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan intelektualitas yang memadai. Banyak dari lulusan sekolah

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang pembahasan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih kepada anak usia dini untuk mendapatkan pendidikan

ANALISIS IMPELEMENTASI PENDIDIKAN NILAI KARAKTER KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

OBSERVASI KELAS. 1) Pendahuluan Guru mengucapkan salam Guru mengabsensi kehadiran siswa Siswa mengumpulkan Buku dan LKS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

DAMPAK IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMAN 6 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak. aqidah akhlak bertugas menjalankan program-program yang telah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI TK MUSLIMAT NU JREBENGKEMBANG KECAMATAN KARANGDADAP KABUPATEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI PADA PESERTA DIDIK DI SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN A. Analisis Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan di Madrasah. Berdasarkan beberapa paparan hasil wawancara yang ada pada BAB III mengenai Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di MIS Ngalian Tirto Pekalongan dapat dianalisis bahwa pembiasaan-pembiasaan yang telah dilaksanakan di Madrasah Salafiyah Ngalian Tirto meliputi beberapa hal baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembiasaan-pembiasaan tersebut diantaranya adalah: 1. Membaca do a sebelum dan sesudah memulai kegiatan belajar Dari keterangan hasil wawancara dapat dianalisis bahwa kegiatan do a pagi merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto. Do a ini meliputi asma ul khusna, do a belajar, doa untuk guru dan orang tua dan sholawat nariyah. Kegiatan do a pagi ini dilakukan sebelum anak-anak memasuki kelasnya masing-masing. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai religius pada diri anak. Selain itu, dengan adanya pembiasaan do a pagi ini anak akan terlatih lebih disiplin, karena harus datang sebelum kegiatan do a pagi dan baris sesuai dengan kelasnya masing-masing. 54

55 Selain kegiatan do a pagi yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto juga dilakukan kegiatan do a sebelum pulang. Hal ini seperti yang telah dipaparkapkan oleh Bapak Musbikhin S.Pd.I. Tujuan dari do a setelah belajar dan sebelum pulang ini sama dengan kegiatan do a pagi yaitu untuk menanamkan nilai-niai religius pada diri anak. Selain itu anak lebih bisa tertib saat pulang. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Fadlilah dan Lilif Mualifatu Khorida dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa penerapan metode pembiasaan dapat dilakukan dengan membiasakan anak untuk mengerjakan hal-hal positif dalam keseharian mereka. Dalam menerapkan metode pembiasaan, seorang guru dapat mengajarkan beberapa hal, misalnya berdoa sebelum dan sesudah makan, makan dengan adab makan yang baik, selalu mengucap dan menjawab salam, menghormati guru dan menyayangi teman, berdoa, bangun pagi, mau antri dengan temannya, melaksanakan pembiasaan-pembiasaan mencuci sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, meletakkan sepatu di tempat sepatu, mengembalikan permainan sesuai dengan tempatnya setelah permainan, dan pembiasaan buang air kecil di kamar mandi. 1 1 Muhammad Fadlilah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) hlm. 177.

56 2. Melakukan sholat berjamaah Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa kegiatan sholat berjamaah merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto. Kegiatan sholat berjamaah ini meliputi kegiatan sholat dhuha berjamaah dan sholat Dzuhur jamaah. Dengan adanya pembiasaan sholat jamaah ini sedikit demi sedikit anak akan memiliki kesadaran untuk melaksanakan sholat jamaah secara mandiri. Kegiatan sholat jamaah ini memberikan nilai manfaat yang banyak pada anak. Adapun nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan dalam pembiasaan ini adalah nilai-nilai religius anak. Selain itu juga ingin ditanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kedisiplinan pada anak. Hal ini diperkuat oleh pendapatnya E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Manajamen Pendidikan Karakter yang menyatakan bahwa membiasakan anak shalat, lebih-lebih dilakukan secara berjamaah itu penting. Dalam kehidupan sehari-sehari pembiasaan itu merupakan hal sangat penting. Karena banyak dijumpai orang berbuat dan berperilaku hanya karena kebiasaan semata-mata. Pembiasaan dapat mendorong mempercepat perilaku, dan tanpa pembiasaan hidup seseorang akan berjalan lamban, sebab sebelum melakukan sesuatu harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukannya. 2 2 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 166.

57 3. Mengucapkan salam dan perkataan yang baik Berdasarkan keterangan hasil wawancara dapat dianalisis bahwa mengucapkan salam merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ngalian Tirto. Begitu juga dengan membiasakan anak untuk berkata yang baik. Dalam ucapan salam mengandung do a yang ditujukan kepada orang yang yang diberi salam, begitu juga dengan orang yang menjawab salam mereka juga mendoakan orang yang telah memberikan salam. Dari pembiasaan salam ini akan terjadi hubungan yang baik antara orang yang memberi salam dan orang yang diberi salam. Dengan adanya hubungan yang baik antar sesama warga sekolah ini maka akan tercipta lingkungan sekolah yang baik pula. Lingkungan sekolah yang baik akan lebih memudahkan sekolah dalam membentuk karakter siswa. Membiasakan anak dalam berkata yang baik dan sopan juga tidak kalah pentingnya untuk dilakukan. Sebab perkataan yang baik dan sopan bisa dijadikan indikasi dalam melihat karakter seseorang. Pembiasaan berkata yang baik dan sopan yang ada di MIS Ngalian Tirto ini dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti cara menjawab panggilan, cara meminta tolong kepada teman sebayanya, dan lain sebagainya. Pembiasaan mengucapkan salam dan berkata baik ini dilakukan sebagai upaya mendidik kepribadian anak untuk menjadi orang baik yang dimulai dari ucapan/cara berbicara. Adapun nilai-niai yang ingin ditanamkan dalam pembiasaan ini adalah nilai-nilai religius. Dengan

58 tertanamnya nilai-nilai religius ini diharapkan menjadi manusia yang berakhlakul karimah. 4. Menjaga Kebersihan lingkungan sekolah Berdasarkan keterangan hasil wawancara dapat dianalisis bahwa salah pembiasaan yang dilaksanakan di MI Salafiyah Tirto adalah membiasakan para peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Pembiasaan ini juga berlaku bagi warga sekolah yang lain. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah ini dianggap sangat penting karena merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung kegiatan belajar. Dengan adanya lingkungan sekolah yang bersih diharapkan peserta didik akan nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa cara yang diterapkan di MI Salafiyah Tirto agar siswa daapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Pertama, menyediakan tempat sampah yang memadai. Kedua, guru memberikan keteladanan dalam menjaga kebersihan agar siswa mampu meniru dan menjadi kebiasan sehari-hari. Ketiga, menempelkan beberapa slogan kebersihan. Keempat, mengadakan lomba kebersihan kelas untuk merangsang para siswa dalam menjaga kebersihan sekolah. Kelima, memberikan punishment kepada siswa yang melanggar. Adapun nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan dalam kegiatan ini adalah peduli lingkungan dan tanggung jawab.

59 5. Membiasakan berdiskusi ketika pembelajaran di kelas Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisis bahwa kegiatan diskusi merupakan salah pembiasaan yang diterapkan ketika pembelajaran dilaksanakan. Sangat bermanfaat untuk dilakukakan di sekolah. Sejak dini anak-anak dilatih untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dengan cara yang baik dan percaya diri. Dari kegiatan diskusi ini anak juga dilatih untuk bisa menghargai pendapat orang lain. Secara umum kegiatan diskusi ini dibagi menjadi; pertama, kegiatan diskusi yang berkaitan dengan pembelajaran sekolah. Kedua, kegiatan diskusi yang tidak berkaitan dengan pembelajaran sekolah, seperti diskusi tentang kegiatan outbound, kegiatan Maulid Nabi dan lain sebagainya. Adapun nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan adalah toleransi, percaya diri, dan demokratis. 6. Mengisi kotak infaq Berdasarkan pernyataaan tersebut dapat dianalisis bahwa kegiatan infaq merupakan salah satu pembiasaan yang dilaksanakan di MI Salafiyah Ngalian. Kegiatan infaq ini dilaksanakan seminggu sekali yakni pada hari kamis. Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran para siswa akan kepeduliaanya kepada orang lain. Ada beberapa cara yang digunakan oleh sekolah dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk melakukan infaq. Pertama, memberikan pengertian, pemahaman dan motivasi akan pentingnya infaq serta keutamaan-keutamaan bagi orang yang mau menginfaqkan hartanya. Kedua, menyediakan kotak infaq setiap hari kamis yang diletakkah di depan gerbang sekolah. Ketiga, melakukan

60 koordinasi kepada ketua kelas yang didampingi oleh wali kelas untuk mengumpulkan infaq per kelas. Adapun nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan dalam pembiasaan ini adalah peduli sosial. B. Analisis Karakter-karakter yang diharapkan pada Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan Berdasarkan beberapa paparan hasil wawancara yang ada pada BAB III mengenai karakter-karakter yang diharapkan pada siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan dapat dianalisis bahwa pembiasaan-pembiasaan yang telah dilakukan di MIS Ngalian Tirto ini mempunyai beberapa tujuantujuan yang ingin dicapai dalam membentuk karakter siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abdul Wakhid dapat dianalisis bahwa, dengan adanya pembiasaan-pembiasan yang telah dilaksanakan disekolah ini akan tertanam nilai-nilai karakter. Adapun karakter-karakter yang diharapkan pada siswa-siswi MIS Ngalian adalah sebagai berikut: 1) Religius 2) Toleransi 3) Percaya diri 4) Bersahabat/komunikatif 5) Tanggung jawab 6) Demokratis 7) Peduli lingkungan 8) Peduli sosial

61 C. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan Berdasarkan beberapa paparan hasil wawancara yang ada pada BAB III mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter siswasiswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan dapat dianalisis bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa-siswi di MIS Ngalian Tirto terbagi menjadi dua yaitu: faktor endogen dan faktor eksogen. 1. Faktor Endogen Faktor endogen adalah faktor yang berasal dari dalam individu siswa itu sendiri yang dapat mempengaruhi karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto. Berdasarkan keterangan hasil wawancara dengan Ibu Ella Maryana, S.Pd.I dapat dianalisis bahwa pembawaan yang khas pada diri seseorang berpengaruh pada pembentukan karakter seseorang. Karena anak yang terlahir ke dunia telah diberikan potensi yang berbeda-beda. Hal ini deperkuat oleh Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter di Sekolah yang menyatakan bahwa proses pembentukan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor khas yang ada dalam diri orang yang bersangkutan yag sering disebut faktor endogen dan oleh lingkungan atau yang sering disebut faktor eksogen, dan antara keduanya terjadi interaksi. Jadi pendidikan karakter dalam arti luas pada dasarnya adalah menyiapkan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan interaksi diantara faktor khas yang ada dalam diri seseorang dan lingkungannya memberikan

62 kontribusi maksimal untuk menguatkan dan mengembangkan kebajikan yang ada dalam diri orang yang bersangkutan. 3 2. Faktor Eksogen Faktor eksogen adalah faktor yang berasal dari luar individu siswa tersebut yang dapat mempengaruhi karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto. Dalam hal ini pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Lingkungan keluarga Adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan karakter anak MIS Ngalian Tirto ini diungkapkan oleh Ibu Ella Maryana. Berdasarkan keterangan hasil wawancara bersama Ibu Ella Maryana dapat dianalisis bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan karakter anak. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter di Sekolah yang menyatakan bahwa keluarga adalah komunitas pertama yang menjadi tempat bagi seseorang, sejak usia dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah. Dengan kata lain, di keluargalah seseorang, sejak dia sadar lingkungan, belajar tata nilai yang diyakini seseorang akan tercermin 3 Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, Pendidikan Karakter di Sekolah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), hlm. 44.

63 dalam karakternya, di keluargalah proses pendidikan karakter seharusnya berawal. 4 b. Lingkungan sekolah/pendidikan Adanya pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter anak ini telah ditegaskan oleh Bapak Musbikhin S.Pd.I. Berdasarkan keterangan beliau dapat dianalisis bahwa sekolah mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa karena lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, dimana anak banyak menghabiskan waktunya untuk belajar. Lingkungan sekolah akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Karena sekolah merupakan sarana pendidikan bagi anak dan sebagai penetralisasi terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Hal senada ditegaskan juga oleh slamet Iman santoso, yang menyatakan bahwa pembinaan watak adalah tugas utama pendidikan. 5 Sekolah mempunyai tugas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pendidikan. Sekolah tidak hanya berkewajiban melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik, namun melaksanakan pendidikan yang baik yang berorientasi dalam pembentukan manusia yang berakhlakul karimah. 4 Ibid., hal. 48. 5 Ibid., hal. 47.

64 c. Lingkungan masyarakat Adanya pengaruh lingkungan masyarakat terhadap pembentukan karakter anak telah diungkapkan oleh Ibu Endang Susilowati. Berdasarkan keterangan beliau dapat dianalisis bahwa lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang penuh dengan berbagai macam aktivitas, yang secara tidak langsung mampu mempengaruhi pembentukan karakter anak. Lingkungan masyarakat yang baik akan berpengaruh baik terhadap pembentukan karakter anak, dan sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga akan berpengaruh tidak baik terhadap pembentukan karakter anak.