BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis dan ketatnya persaingan, perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan baik penjualan secara tunai maupun kredit. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang dapat berfungsi untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehingga perlu adanya pengelolaan yang baik agar sasaran penjualan tercapai. Menurut PSAK No.23 (2012), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus kas tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan tidak secara tunai atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara cicilan atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh tempo dan terkadang didahului dengan pembayaran uang muka. Pengertian penjualan tunai adalah pemindahan hak milik dari penjual ke pembeli yang diikuti dengan penyerahan sejumlah uang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Penjualan tunai sangat rentan terhadap terjadinya fraud atau kecurangankecurangan yang terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja (human error). 1
Penjualan tunai harus dikontrol dengan baik, salah satunya dengan menerapkan pengendalian internal dalam suatu perusahaan, karena penjualan merupakan hal penting bagi perusahaan dan salah satu bagian yang paling banyak terjadinya fraud atau kecurangan. Pengendalian internal dalam perusahaan dilakukan untuk mengatur dan mengkoordinasikan kebijakan managemen dalam perusahaan untuk menghindari kecurangan, penyelewengan, pemborosan dan pencurian maka managemen harus meningkatkan kebijakannya dalam pengendalian internal perusahaan khususnya dalam penjualan tunai. Pengendalian internal akan berjalan dengan lebih baik apabila didukung dengan adanya sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal sendiri memiliki pengertian suatu proses yang melibatkan manager dalam mengatur, mengarahkan dan menerapkan suatu kebijakan didalam suatu perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengendalian internal perusahaan sangat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan. Sebuah perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasional sehari-hari dengan baik, jika didukung dengan pengendalian internal yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari pengendalian internal dalam suatu organisasi adalah menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan managemen. Pengendalian internal pada perusahaan diperlukan khususnya dalam penjualan untuk mengawasi kegiatan penjualan dan pembayaran yang diterima perusahaan dari konsumen. Jika pengendalian internal tidak berjalan dengan baik maka akan 2
mengakibatkan jumlah pendapatan tidak sesuai dengan target yang direncanakan oleh perusahaan. Apabila hal itu terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan diperlukan management perusahaan yang dapat melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian aktivitas perusahaan yang baik. Sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam aktivitas operasional perusahaan dan dapat membantu perusahaan melaksanakan pemeriksaan operasional yang bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan yang telah dilakukan dan memantau kebijakan yang telah diterapkan sudah dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Semakin baik penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam perusahaan akan semakin baik pula pengendalian internal dalam perusahaan. Seiring dengan perkembangannya teknologi dan informasi, perusahaan mulai mengikuti perkembangan dengan cara menerapkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas operasional perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem yang mengubah data keuangan menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan internal (Hall, 2011). Penggunaan sistem informasi akuntansi akan sangat membantu dalam menjalankan pengendalian internal karena semua pembagian pengendalian atau tanggung jawab akan terstruktur dengan baik dan jelas dalam sistem yang telah terintegritas. Apabila terjadi penyelewengan atau fraud maka perusahaan akan dengan mudah mengetahui divisi yang 3
melakukan penyelewengan dan dapat menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para managemen dalam proses pengambilan keputusan. Semakin handal dan akurat informasi yang diperoleh dan dihasilkan, maka semakin tepat keputusan yang akan dihasilkan. Struktur sistem dan prosedur penjualan mencakup semua kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh management guna pengendalian terhadap penjualan baik secara tunai maupun kredit yang diberikan dalam jumlah yang sesuai dan konsumen yang tepat. Menggunakan sistem dan prosedur penjualan yang baik atau memadai maka dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengendalian penjualan. Penelitian Danusaputra (2007) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan efektif apabila penerapannya didukung dengan oleh pengendalian internal penjualan yang memadai. Pengendalian internal penjualan yang efektif atas penjualan dapat membantu manager perusahaan khususnya kelancaran aktifitas penjualan yang memungkinkan segala sesuatu dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan memberikan jaminan terhadap kebenaran serta kelengkapan data keuangan hasil penjualan. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan dan penyelewengan dapat dihindari atau di minimalkan. Sistem informasi akuntansi tidak dapat berjalan dengan optimal apabila tidak didukung oleh pengendalian internal. Hal ini dapat dilihat dari salah satu tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk meningkatkan pengendalian internal perusahaan. 4
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian dari Danusaputra (2007), terdapat beberapa perbedaan, yakni sebagai berikut: a. Variabel dependen. Pada penelitian Danusaputra (2007) menggunakan pengendalian internal penjualan sebagai variabel dependen, sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan pengendalian internal penjualan dan penjualan tunai mengacu pada penelitian Aprilisabeth (2008). b. Variabel Independen. Pada penelitian Danusaputra (2007) menggunakan Sistem Informasi Akuntansi sebagai variable independen, sedangkan pada penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Akuntansi siklus penjualan tunai sebagai variable independen. c. Periode penelitian. Danusaputra (2007) menggunakan periode penelitian 2007, sedangkan penelitian ini menggunakan periode penelitian 2013. d. Objek penelitian. Danusaputra (2007) menggunakan perusahaan Astra International sebagai objek penelitiannya, sedangkan pada penelitian ini menggunakan beberapa jenis perusahaan manufaktur. Berdasarkan latar belakang yang telah diurai, judul penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan Tunai Terhadap Penjualan Tunai dan Pengendalian Internal Penjualan. 5
1.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah karyawan divisi akuntansi dan penjualan diperusahaan manufaktur di JABODETABEK dan sudah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi dalam perusahaan. 2. Tahun penelitian, yaitu 2013. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemilihan judul tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penjualan tunai berpengaruh terhadap penjualan tunai? 2. Apakah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penjualan tunai berpengaruh terhadap pengendalian intern penjualan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh empiris Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penjualan tunai terhadap pengendalian internal penjualan. 2. Untuk mengetahui pengaruh empiris Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penjualan tunai terhadap penjualan tunai. 6
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai perkembangan Sistem Informasi Akuntansi secara konseptual yang dapat mempengaruhi pengendalian internal dan penjualan diperusahaan. 2. Perusahaan Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam menetapkan pengendalian internal yang tepat, serta pentingnya penerapan pengendalian internal yang baik dalam perusahaan. 3. Penelitian selanjutnya Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai Sistem Informasi Akuntansi dan pengendalian internal khususnya bagian penjualan tunai. 1.6 Sistematika Penulisan Agar mempermudah pembaca untuk memahami pembahasan dalam penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN 7
Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan teoriteori terkait dengan variabel penelitian yang terdiri atas (independent variabel) yaitu Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dengan (dependent variabel) yaitu pengendalian intern penjualan dan penjualan tunai serta perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, populasi dan metode pemilihan sampel, definisi operasional dan pengukurannya, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi paparan hasil-hasil dari penelitian, dari tahap analisis, desain, hasil pengujian hipotesis dan implementasinya, berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif dan atau kuantitatif BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran terhadap penelitian yang dilakukan 8