BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

Analisis Implementasi Kebijakan ASI Eksklusif Di Tingkat Kabupaten Kebumen Tahun 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF. L K j - I P D i n a s K e s e h a t a n P r o v. S u l s e l T A

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

BAB II PERENCANAAN KINERJA

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RAPAT KOORDINASI TEKNIS KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT TAHUN 2010

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB 1 PENDAHULUAN. Program perbaikan gizi masyarakat telah berjalan puluhan tahun, namun

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

LOKASI KEGIATAN PENGADAAN PEKERJAAN. NILAI (Rp) VOLUME LAINNYA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

PENGUKURAN KINERJA (FISIK) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DEWAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Transkripsi:

1 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Input a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi di Kota Bengkulu yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 239.990.000,00 (proporsi 0,64%) dengan 9 kegiatan dan pada tahun 2014 menjadi 210.450.000,00 (proporsi 0,48%) dengan hanya 4 kegiatan saja. Alokasi Dana APBN untuk kegiatan program gizi juga relatif masih rendah yaitu tahun 2013 sebesar Rp 41.500.000 dengan proporsi 1,08% dan tahun 2014 sebesar 50.980.000 dengan proporsi 1,18%. b. Kebijakan program meliputi cakupan vitamin A sudah mencapai target, upaya promosi MP ASI sudah dilakukan dengan optimal oleh petugas kesehatan di puskesmas melalui kegiatan penyuluhan mengenai pemberian MP ASI yang sudah mencapai target, cakupan akses air bersih belum mencapai target, cakupan akses sanitasi jamban sehat sudah mencapai target, cakupan K1 dan K4 belum mencapai target. Program gizi sudah memiliki kondisi yang cukup kuat dalam kebijakan Pemerintah Kota didukung dengan Perda Provinsi Bengkulu No 12 Tahun 2013 tentang perbaikan gizi, pemerintah Kota Bengkulu sudah memprioritaskan program gizi sebagaimana terdapat dalam RKPD Kota Bengkulu Tahun 2015, kerjasama lintas sektoral telah berjalan dalam pelaksanaan program gizi di Kota Bengkulu yaitu dengan Dinkes, Dinas Pertanian, BKP, Bappeda dan BKKBN, PKK dan Kecamatan. Dinas 1

2 Kesehatan Kota Bengkulu dalam menjalankan program gizi memiliki target dalam satu tahun. Survei gizi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yaitu melalui PSG, Riskesdas Provinsi Bengkulu 2013 dan SDT 2014. c. Regulasi tertulis program gizi Pemerintah Kota Bengkulu mengikuti Perda Provinsi no 12 tahun 2013 tentang perbaikan gizi dan Peraturan Daerah Kota Bengkulu No 01 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Kesehatan di Kota Bengkulu Pasal 10 (e) terdapat ketentuan bahwa masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan diantaranya perbaikan gizi masyarakat. 7.1.2 Proses a. Perencanaan program gizi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dalam bentuk rencana kerja tahunan yang mengacu pada Rencana Strategis Tahun 2013-2018, dimana perencanaan ini dibuat berdasarkan hasil analisis, identifikasi permasalahan dari evaluasi pencapaian program pada tahun sebelumnya. b. Pelaksanaan program gizi yang terdiri dari penanggulangan gizi buruk di TFC, pemberian makanan tambahan, disiminasi informasi, pertemuan verifikasi informasi, pemantauan garam beryodium, pembinaan kelompok pendukung ASI dan pameran gizi mendapatkan dukungan yang baik dari walikota dan kepala dinas, sedangkan kendala yang dihadapi adalah alokasi dana yang masih terbatas sehingga belum ada upaya preventif dan promotif.

3 c. Pemantauan dan evaluasi program gizi Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dilakukan melalui kegiatan rapat bulanan dan akhir tahun, evaluasi dilakukan terhadap pencapaian target yang sudah ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun 2013-2018 yaitu target persentase balita yang ditimbang berat badannya, target ibu hamil yang mendapat tablet Fe, target cakupan ASI Eksklusif, target pemberian Vitamin A bagi bayi dan balita dan target pemberian MP ASI dan jika target belum tercapai lalu dilakukan upaya mencari permasalahan dan menentukan upaya pemecahan masalah yang bisa diterapkan. 7.1.3 Output Data PSG menurut indeks BB/U di Kota Bengkulu pada tahun 2014 yaitu 21 (0,78%) kasus gizi buruk dan 168 (6,22%) kasus gizi kurang (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2015). SKOR NCI di Kota Bengkulu adalah 9. Dimana skor 0 diantaranya adalah pada indikator anggaran, cakupan akses air bersih di Kota Bengkulu belum mencapai target dan kunjungan ibu hamil yaitu K1 dan K4 di Kota Bengkulu belum mencapai target nasional. 7.2 Saran 7.2.1 Bagi Pemerintah Kota Bengkulu a. Tim Anggaran Eksekutif perlu adanya satu pemahaman dalam hal verifikasi atas usulan Rencana Anggaran Satuan Kerja dan dalam melakukan pengurangan anggaran hendaknya dilihat dari jenis kegiatan. b. Tim Penyusun Anggaran Legislatif perlu meningkatkan fungsi pengawasan anggaran, khususnya pada pembahasan APBD, sehingga alokasi anggaran

4 dapat mencukupi sesuai kebutuhan Dinas Kesehatan, kebijakan desentralisasi tidak menyebabkan sektor kesehatan terabaikan dan awal penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh semua SKPD DPRD perlu dilibatkan. c. Pemerintah Kota Bengkulu hendaknya segera membuat Keputusan Mengatur/Tustur melalui SK Walikota tentang perbaikan gizi agar pelaksanaannya lebih operasional mengingat Peraturan Daerah Provinsi tentang perbaikan gizi dan Peraturan Daerah Kota Bengkulu No 01 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Kesehatan di Kota Bengkulu yang ada masih terdapat kekurangan. 7.2.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Bengkulu a. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM perencana, agar memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penyusunan anggaran. b. Rencana strategis prgram gizi Dinas Kesehatan Bengkulu hendaknya tetap mengarah pada strategi kebijakan nasional seperi rencana aksi pangan dan gizi 2011-2015, gerakan nasional percepatan perbaikan gizi, gerakan 1000 ari pertama kehidupan dan Indonesia tahan pangan dan gizi 2015. c. Mengadakan koordinasi dan komunikasi yang intensif antar intern Dinas Kesehatan maupun dengan tim penyusunan anggaran agar usulan rencana anggaran Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dapat terakomodasi dan terealisasi secara maksimal serta mengadakan Advokasi dan Lobi dalam memperjuangkan anggaran kesehatan agar dapat dialokasikan dalam APBD Kota Bengkulu.

5 d. Pencapaian target indikator program hendaknya ditunjang dengan kemampuan petugas kesehatan yang berkompeten dalam melaksanakan kegiatannya dan perlu mekanisme kerjasama lintas program di Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang lebih efektif dan efisien. e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam hal peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga terhadap gizi seimbang dan pemberian ASI eksklusif. f. Mengembangkan jejaring kemitraan dengan Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok profesi dalam perbaikan gizi masyarakat. g. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu bersama lintas sektor Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Bappeda, BKKBN, PKK hendaknya dapat melaksanakan workshop lintas sektor dalam penyusunan strategi perbaikan gizi masyarakat sehingga memiliki komitmen dan kordinasi yang baik agar tercipta keselarasan dan kesatuan tindakan. h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pada awal semester dan menyusun rencana kerja dengan menghandirkan semua petugas program terutama program yang belum mencapai target serta dibahas juga mengenai laporan pertanggungjawaban keuangan, agar didapat solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi disetiap program khususnya program gizi Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

6 7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu penelitian yang lebih lanjut tentang komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah gizi dengan metode penelitian kualitatif terhadap indikator angaran, kebijakan program dan hukum untuk menunjang keberhasilan dalam program perbaikan gizi di Kota Bengkulu.