PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB I PENDAHULUAN. opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan hal yang. pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

I. PENDAHULUAN. keluar beberapa peraturan pemerintah yaitu undang undang 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah, Undang Undang 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BAB VI PENUTUP. maka ada beberapa kesimpulan yang digambarkan sebagai berikut: hubungannya dengan klien yang merupakan faktor-faktor penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aset dan Sistem Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya.

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah selesai. Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun sampai tahun 2014 ditemukan banyak penyimpangan-penyimpangan

mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap pengamanan aset daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Batam

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Indonesia mulai memasuki era reformasi, kondisi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dengan adanya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah di Indonesia kini sedang mengalami masa transisi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. negara. Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2003 dalam Pasal 1 menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

VARIANS ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO. Febriyanti Kadir

Asri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. transparansi pada laporan keuangan pemerintah daerah. Munculnya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di

Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Rochmansjah (2010) ditandai dengan adanya penyelenggaraan manajemen

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan otonomi daerah yang telah berjalan sejak tahun 1999-an

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

Jurnal Administrasi Negara

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan pemerintah merupakan komponen penting dalam

Transkripsi:

PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo) Oleh: IRA WATY ABAS NIM: 921409044 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ABSTRAK Ira Waty Abas, 921 409 044. 2013. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo). Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Sahmin Noholo, SE, MM dan Ibu Hj. Valentina Monoarfa SE, MM. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner kepada pegawai bendahara barang dan kepala bagian diatas bendahara barang. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 40 Responden yang tersebar di 20 SKPD. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (independen) adalah pengelolaan barang milik daerah (X) dan variabel terikatnya (dependen) adalah pengamanan aset daerah (Y). Data yang dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan aset berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 24,1%. Sedangkan pengaruh variabel lain terhadap pengamanan aset mencapai 75,9%. Dari hasil ini terlihat bahwa meskipun pengelolaan barang milik daerah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengamanan aset daerah namun besar pengaruhnya relatif masih rendah. Dengan kata lain keberhasilan upaya pengamanan aset daerah di Kabupaten Gorontalo lebih banyak ditentukan oleh faktor lain selain manajemen pengelolaan aset yang telah dilakukan selama ini. Kata Kunci: Pengelolaan Barang Milik Daerah, Pengamanan Aset Daerah.

PENDAHULUAN Sejak diberlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1991 yang disempurnakan dengan Undang-Undang 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah mengalami perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintahan sekaligus membawa perubahan penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Keberhasilan pengelolaan keuangan daerah mempunyai dampak langsung terhadap keberhasilan otonomi daerah dan sumbangan besar dalam upaya mewujudkan Good Governance. Sejalan dengan upaya perwujudan otonomi daerah dan Good Governance, maka harus memperhatikan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungawaban pemerintah daerah yang berhasil maupun yang mengalami kegagalan dalam menjalankan tugasnya. Dalam konteks birokrasi pemerintah, akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi bersangkutan. Manajemen suatu organisasi apapun dikatakan akuntabel apabila dalam pelaksanaan kegiatannya telah menentukan tujuan (Goal) yang tepat, mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, menerapkan pemakaian standar serta mengembangkan standar organisasi dan operasi searah efektif dan efisien (Darise. 2009. Hal:19). Manajemen pemerintahan yang efektif sangat dibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan dilimpahkan kewenangannya kepada daerah dan dapat terselenggara secara maksimal serta dapat dipertanggungjawabkan secara baik kepada publik. Salah satu contohnya adalah terjadinya pelimpahan kewenangan dalam hal pengelolaan aset negara (pemerintah) yang semulanya banyak ditangani oleh pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Dengan pelimpahan kewenangan tersebut pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam pengelolaan aset negara Aset tetap atau barang milik daerah merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah. Pada umumnya, nilai aset tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun lain

pada laporan keuangan. Keberadaan aset tetap sangat mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern atas manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus handal untuk mencegah penyimpangan yang dapat merugikan keuangan daerah (BPK RI, 2010). Aset tetap/barang milik daerah memiliki fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tetapi dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah bukan hal yang mudah sering kali terdapat berbagai persoalan aset daerah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengecualian kewajaran atas nilai aset pemerintah daerah dalam opini BPK-RI atas laporan keuangan pemerintah daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam pengelolaan aset sehingga laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari BPK menemukan adanya kelemahan dalam pengelolaan aset. Pengelolaan aset Pemerintah Daerah perlu memiliki sistem manajemen yang efektif dan handal sebagai alat untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan/pengelolaan, dan sistem pengawasannya. Adanya perencanaan, pelaksanaan dan sistem pengawasan diperlukan untuk menghindari penyimpangan dari peraturan yang berlaku dalam setiap tahapan pengelolaan barang milik daerah dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Di dalam laporan keuangan (neraca) berkaitan dengan pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya. Oleh karena itu Pemerintah wajib melakukan pengamanan terhadap barang milik daerah. Pengamanan tersebut meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik dan pengamanan hukum. Dalam rangka pengamanan dibutuhkan sistem penatausahaan yang dapat menciptakan pengendalian atas barang milik daerah. Selain berfungsi sebagai alat kontrol, sistem penatausahaan tersebut juga harus dapat memenuhi kebutuhan manajemen pemerintah di dalam perencanaan pengadaan, pemeliharaan, maupun penghapusan. Berdasarkan data di atas, pengelolaan barang milik daerah merupakan suatu yang harus dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan

barang daerah, peningkatan PAD daerah dengan pemanfaatan aset daerah yang ada, serta dapat digunakan untuk dasar penyusunan laporan keuangan. Dengan beberapa fakta yang terjadi maka sangatlah tepat jika pemerintah mengambil kebijakan dengan menetapkan beberapa regulasi yang salah satu diantaranya adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 (Permendagri no.17 tahun 2007) sehingga diharapkan dapat memperbaiki/ menyempurnakan administrasi pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang ada saat ini. Dimana regulasi seperti ini diharapkan juga akan berpengaruh terhadap pengamanan aset daerah yang nantinya berdampak pula terhadap mata anggaran untuk penambahan asset daerah pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang ditentukan dari Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU) dapat dikurangi mengingat barang milik daerah yang lama masih layak untuk dipergunakan oleh masyarakat sebagai efek dari pengelolaan yang baik yang masih merupakan bagian dari pengelolaan keuangan daerah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji besar pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan asset daerah pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Dalam pengelolaan barang milik daerah, pemerintah harus mengelolahnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Menurut Permendagri No. 17 tahun 2007, Pengelolaan barang milik daerah adalah suatu rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap daerah yang meliputi: Perencanaan kebutuhan dan penganggaran; Pengadaan; Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; Penggunaan; Penatausahaan; Pemafaatan; Pengamanan dan pemeliharaan; Penilaian; Penghapusan; Pemindahtanganan; Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian; Pembiayaan; dan Tuntutan ganti rugi. Sedangkan barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah atau perolehan lain yang sah.

Penatausahaan barang milik daerah meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah (Nurlan Darise, 2010; 250). Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang memilik daerah. Pembukuan/Pencatatan merupakan proses pencatatan barang milik daerah kedalam daftar barang pengguna dan kedalam kartu inventaris barang serta dalam daftar barang milik daerah. Pelaporan merupakan proses penyusunan laporan barang setiap semester dan setiap tahun setelah dilakukan inventarisasi dan pembukuan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada 20 SKPD yang berada pada pemerintah kabupaten gorontalo, dengan waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai dengan bulan Juni 2013. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif, yakni menganalisis dan untuk mengetahui adanya pengaruh atara variabel X (Pengelolaan Barang Milik Daerah) dengan variabel Y (Pengamanan Aset Daerah) di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gorontalo. Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah metode survei Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terbukti terdapat pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan aset daerah yang dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis diketahui nilai t hitung untuk variabel pengelolaan barang milik daerah adalah sebesar 3,469. Sedangkan nilai t tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 38 sebesar 2,024. Jika dibandingkan dengan nilai t hitung yang diperoleh maka nilai t hitung yang diperoleh masih jauh lebih besar dari nilai t tabel

sehingga dapat dikatakan Terdapat pengaruh dari pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan aset pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Sedangkan pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap upaya pengamanan aset adalah sebesar 24,1%. Sedangkan pengaruh variabel lain terhadap pengamanan aset mencapai 75,9%. Dari hasil ini terlihat bahwa meskipun pengelolaan barang milik daerah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengamanan aset daerah namun besar pengaruhnya relatif masih rendah. Dengan kata lain keberhasilan upaya pengamanan aset daerah di Kabupaten Gorontalo lebih banyak ditentukan oleh faktor lain selain manajemen pengelolaan aset yang telah dilakukan selama ini. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Mizan (2008) dengan judul yang sama pengaruh pengelolaan barang milik daerah pada Kabupaten Deli Sendang terhadap pengamanan aset daerah berpengaruh positif dan signifikan. Hasil ini dapat dikatakan berpengaruh positif karena dengan meningkatkan Pengelolaan barang Milik daerah maka akan meningkatkan keberhasilan Pengamanan Aset Daerah. Yang mana apabila pengelolaan terhadap barang milik daerah dilakukan dengan baik maka dalam menyiapkan data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan akan menjadi lebih efektif dan efisien dengan tersedianya daftar inventarisasi barang milik daerah beserta daftar pelaporan setiap penggunaannya. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya peningkatkan inventarisasi dan pelaporan dan pembukuan bertujuan untuk mendapatkan sistem informasi yang akurat dalam pengelolaan barang milik daerahnya maka ini akan membantu konsultan untuk menyusun laporan keuangan, serta ini akan membawa dampak pula kepada kualitas laporan keuangan pemerintah yang lebih efektif dan efisien. Dengan meningkatnya sistem inventarisasi dan pelaporan terhadap barang milik daerah, maka tingkat kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi lebih reliable mengingat jumlah aset yang terdaftar benar-benar menggambarkan jumlah yang sebenarnya sebagai akibat dari tindakan pengamanan yang efisien dan efektif di lingkungan aktivitas pemerintahan. Dalam kaitannya dengan pengamanan aset daerah, hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dari pengelolaan barang milik daerah

terhadap upaya pengamanan aset daerah. Hasil analisis secara statistika baik secara keseluruhan maupun parsial menunjukkan pengaruh yang signfikan dari pengelolaan aset yang telah dilakukan oleh SKPD di lingkup Kabupaten Gorontalo terhadap upaya pengamanan aset daerah. Hasil ini membuktikan bahwa jika manajemen pengelolaan aset daerah dapat ditingkatkan maka peluang akan terjadinya penyalahgunaan aset daerah untuk hal-hal yang tidak sesuai dapat lebih mudah dihindari. Hal hal yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten gorontalo yang berkaitan dengan pengamanan aset daerah yaitu dengan dilakukannya inventaris aset, dimana secara keseluruhan barang milik daerah diperiksa dengan teliti dan dicatat dalam kartu KIR serta melengkapi bukti-bukti kepemilikan atas aset yang bermasalah. Salah satu upaya lain dalam pengamanan aset daerah yaitu diadakannya pertemuan setiap bulannya untuk setiap pengurus barang setiap SKPD pada pemerintah kabupaten gorontalo. Pertemuan tersebut diadakan untuk merekonsiliasi atau menyampaikan hal-hal dalam pengelolaan barang milik daerah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara signifikan terhadap pengamanan aset daerah di Pemda Kabupaten Gorontalo. Hal ini diperoleh dari hasil uji t dengan nilai t sebesar 3,469 dengan tingkat signifikan 5% dan derajat bebas 38 sebesar 2,024. Jadi semakin baik Pengelolaan barang milik daerah maka pengamanan aset juga akan semakin baik pula. Nilai koefisien determinasi atau R square diperoleh sebesar 0,241. Nilai R 2 sebesar 0,241 atau 24,1% berarti pengelolaan barang milik daerah baik dapat mengamankan aset daerah namun besar pengaruhnya masih relatif rendah dan sisanya 75,9% dipengaruhi oleh variabel/ faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan kata lain keberhasilan upaya pengamanan aset daerah di Kabupaten Gorontalo lebih

banyak ditentukan oleh faktor lain selain manajemen pengelolaan aset yang telah dilakukan selama ini. SARAN Pengamanan aset atas pengelolaan barang milik daerah pada Kabupaten Gorontalo sudah baik terutama pada indikator yang mempunyai pengaruh, memberikan alasan logis dalam penambahan asset daerah pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang ditentukan dari Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU) dapat dikurangi mengingat barang milik daerah yang lama masih layak untuk dipergunakan oleh masyarakat. Namum ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan terutama indikator tentang inventarisasi dan pelaporan dimana penilaian responden relatif sama. Skor pencapaian untuk keduanya berkisar di 76% menunjukkan penilaian responden terhadap mekanisme inventarisasi barang milik daerah serta mekanisme pelaporan hasil inventarisasi dan pembukuan sudah cukup baik. berdasarkan hasil persentase tersebut, tentu ini menjadi fokus perhatian bagi pihak SKPD untuk dapat meningkatkan lagi pengelolaan barang milik daerah khususnya pada kedua indikator tersebut. Disarankan kepada pihak yang terkait dengan tetap mempertahankan dan meningkatkan pengamanan aset daerah sehingga pengelolaan barang milik daerah yang telah terlaksana dengan baik oleh setiap SKPD dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang, untuk meningkatlkan efektifitas pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Mengingat hasil penelitian bahwa pengelolaan barang milik daerah mempunyai pengaruh terhadap pengamanan aset daerah maka perlu adanya peningkatan yang lebih dalam inventarisasi, pembukuan dan pelaporan untuk meningkatkan informasi antar bagian yang ada pada setiap SKPD. Hal ini sangat penting karena akan memberikan dampak baik untuk keberhasilan pengamanan aset daerah. Dan dengan meningkatnya sistem inventarisasi, pembukuan dan pelaporan terhadap BMD tersebut, maka tingkat kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi lebih reliable mengingat jumlah aset yang terdaftar benar-benar menggambarkan jumlah yang sebenarnya sebagai akibat dari tindakan pengamanan yang efisien dan efektif di lingkungan aktivitas Pemerintah

Kabupaten Gorontalo. Untuk lebih memperkuat hasil analisis diharapkan agar peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah sampel yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA Andriany, Ayu. 2009. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah terhadap Pengamanan Aset Daerah pada Pemerintahan Kota Medan. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Perwakilan BPK-RI. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2011. Barata, Atep Adya dan Bambang Trihartanto. 2005. Perbedaharaan dan Pemeriksaan Keuangan Negara/Daerah. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Indeks Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik; Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi, Salemba Empat. Jakarta.. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat Kamus Bahas indonesia 2007 Mardalis, 2006. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Cetakan Kedelapan, Bumi Aksara, Jakarta. Mardiasmo. 2002. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat Putra, Ardiansyah. 2012. Analisis Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan,, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Soralangun. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Simamora, Fitryani Mr. 2011. Pengaruh Penatausahaan dan penertiban barang milik daerah terhadap barang milik daerah pada pemerintahan kabupaten langkat. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Siregar, Mizan Ahmad, 2008. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Pada Kabupaten Deli Serdang, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan. Bandung: CV. Alfabet Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.