Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN
Istilah yang berasal dari Bahasa Arab: (ص ك ( Sakk Singular (ص ك و ك) Sukuk Plural Dokumen, Sertifikat, Bukti Kepemilikan Sertifikat yang merepresentasikan bukti bagian kepemilikan yang tak terbagi atas suatu aset berwujud, nilai manfaat (usufruct), jasa (services), atau kepemilikan aset dari suatu proyek atau kegiatan investasi tertentu. (AAOIFI Sharia Standards No.17) Sebagai instrumen keuangan syariah, sukuk harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang melandasi penerbitannya. Riba (bunga) Gharar (ketidakpastian) Maysir (spekulasi) Haram Akad/Transaksi syariah Berbasis Aset Riil
Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah Negara adalah Surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta Asing. Merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN: berbentuk Surat Berharga Negara. penerbitannya didasarkan pada UU No. 19/2008. Perikatannya menggunakan prinsip syariah: ada underlying asset berupa BMN atau proyek APBN. menggunakan akad Ijarah, isthisna, dll. ada fatwa dan opini syariah dari DSN-MUI. Dapat menjadi instrumen investasi bagi masyarakat: aman, karena default risk tidak ada. memberikan Imbalan tetap (fixed return) yang dibayarkan secara periodik. dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Penerbitannya dengan cara private placement, lelang, atau bookbuilding.
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Disahkan pada 7 Mei 2008 Mengatur tentang Sukuk yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat Memberikan koridor hukum bagi pengelolaan Sukuk Negara yang transparan, dan akuntabel, serta memberikan kepastian hukum bagi investor Aturan pelaksanaan UU SBSN diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan. Peraturan Pelaksanaan UU SBSN: PP terkait Perusahaan Penerbit SBSN PMK terkait Penerbitan SBSN di Pasar Dalam & Luar Negeri. PMK terkait Pengelolaan Aset SBSN.
SBSN diterbitkan oleh Pemerintah atau SPV (Special Purpose Vehicle); Sesuai prinsip syariah; Tradable atau non tradable, tergantung pada jenis akad dan term and conditions; Fixed coupon atau variable coupon; Pembayaran imbalan dan jatuh tempo dijamin oleh UU No. 19 Tahun 2008 dan UU APBN; Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan atau semesteran; Dijual pada harga par, premium atau diskon; Investor SBSN: Investor syariah dan konvensional; Individual dan institusi. Diterbitkan dalam Rupiah atau dalam mata uang asing; Pada saat jatuh tempo, pelunasan dibayarkan secara penuh. Deskripsi Sukuk Obligasi Penerbit Pemerintah, Korporasi, SPV Pemerintah, Korporasi Obligor Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi Sifat instrumen Penyertaan atas suatu aset Instrumen utang Imbal hasil Imbalan, Bagi Hasil, Marjin Bunga/Kupon Jangka Waktu Pendek, Menengah, Panjang Pendek, Menengah, Panjang Underlying Asset Perlu Tidak Perlu Harga Syariah Endorsement Market price (tergantung kondisi pasar) Perlu Market price Tidak Perlu 6
MANFAAT KEUNGGULAN Memiliki dasar hukum yang kuat Aman Sesuai dengan prinsip syariah Memiliki basis investor yang luas Terdapat insentif pajak Memberikan imbalan kompetitif Dapat diperdagangkan Pengembangan instrumen yang berkesinambungan 5
JENIS METODE PENERBITAN Bookbuilding Lelang Diterbitkan dengan bantuan Agen Penjual atau Joint Lead Managers. Digunakan untuk Penerbitan SBSN seri IFR-001, IFR- 002, Sukuk Negara Ritel & Global Sukuk. Diterbitkan dengan melibatkan Bank Indonesia sebagai Agen lelang dan Peserta lelang. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Domestik mulai seri IFR0003, seri PBS, dan SPN-S. Digunakan untuk Penerbitan Sukuk hanya kepada pihak tertentu dengan terms & conditions yang disepakati. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI). Private Placement 8
Untuk menjamin kesesuaian Sukuk Negara dengan prinsip syariah, penerbitan Sukuk Negara memerlukan Fatwa dan Pernyataan Kesesuaian Syariah (Opini Syariah) dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Fatwa adalah suatu ketetapan hukum yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki keahlian di bidang syariah. Fatwa DSN-MUI terkait Sukuk Negara: Fatwa No.69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Fatwa No.70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN Fatwa No.71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back Fatwa No.72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back Fatwa No.76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset to be Leased Setiap penerbitan Sukuk Negara telah mendapat Opini Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Pernyataan kesesuaian syariah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki kewenangan dan keahlian di bidang syariah, yang menyatakan bahwa sukuk yang diterbitkan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 8
Underlying asset adalah aset yang dijadikan sebagai objek atau dasar transaksi dalam penerbitan sukuk. Ini merupakan salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara sukuk dengan obligasi konvensional. Underlying Asset bukan merupakan jaminan/kolateral Jenis Underlying Asset SBSN Barang Milik Negara Proyek-Proyek Pemerintah Jasa Layanan Haji Barang Milik Negara Tanah dan Bangunan Barang Milik Negara lainnya yang dibeli dengan menggunakan APBN Penggunaan BMN harus mendapat persetujuan dari DPR Proyek Pemerintah Kegiatan Pemerintah yang dialokasikan dalam APBN yang dibiayai dengan Sukuk, yang meliputi: - Proyek Infrastruktur - Pengadaan Barang - Jasa Jasa Layanan Haji Transportasi Darat dan Udara Akomodasi Logistik
Ijarah Sale and Lease Back Ijarah Al - Khadamat Ijarah Asset to be Leased INVESTOR 3. Penerbitan SBSN 4. Proceeds 8. Pembayaran Imbalan SBSN 12. Pelunasan SBSN GoI - Penyewa - Pembeli 1. Pemesanan obyek ijarah 6. Akad Ijarah Asset to be Leased 7. Pembayaran Ujrah 10. Pembelian Aset SBSN PP SBSN A. Penerbit B. Wali amanat C. Pemberi Kuasa D. Pemberi Sewa 2a. Akad Wakalah untuk membangun Proyek 2b. Akad Bai atas Barang Milik Negara (jika diperlukan) 5. Proceeds 9. BAST Proyek GoI Wakil/ Penerima Kuasa 11. Pembayaran Aset SBSN : Akad/perjanjian : Cash flow Pembangunan Proyek 10
11
Sukuk Negara Ritel adalah Sukuk Negara (SBSN) yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual. Akad Ijarah Jangka Waktu 3 5 tahun Nominal / Unit Rp1.000.000,- Imbalan Bersifat Tetap, dibayarkan bulanan Nominal pelunasan 100%. Ketentuan Perdagangan Dapat diperdagangkan pada harga pasar. TUJUAN PENERBITAN Diversifikasi sumber pembiayaan APBN. Memperluas basis investor Surat Berharga Negara di pasar domestik. Memberikan alternatif instrumen ritel yang berbasis syariah bagi investor. Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam instrumen pasar modal yang amanah dan menguntungkan. Memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi dari savings-oriented society menjadi investment-oriented society. 10
Penerbitannya sesuai dengan prinsip syariah dan telah mendapat fatwa serta opini syariah dari DSN-MUI Memberikan imbalan tetap (fixed return) Aman (Pembayaran Nominal and Imbalan dijamin oleh Negara) Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder pada harga pasar Berpotensi memperoleh capital gain Pajak terhadap SBSN lebih kecil (15%) dibandingkan terhadap deposito (20%) Perbandingan Sukuk Negara Ritel Saham Reksadana Deposito Return Imbalan/sewa Dividen Kenaikan Nilai Aktiva Bersih Bunga Pasar sekunder dan potensi capital gain Ada Ada Tidak dapat diperdagangkan Tidak ada Masa jatuh tempo Jaminan Pemerintah Ada Tidak ada Ada Ada Ada Tidak ada Tidak ada Ada, jumlah terbatas 13
DEFAULT RISK (risiko gagal bayar) yaitu risiko tidak terpenuhinya pembayaran imbalan dan nilai nominal pada saat jatuh tempo. Risiko ini sangat kecil karena berdasarkan undang-undang investasi pada Sukuk Negara Ritel dijamin pembayarannya oleh Pemerintah MARKET RISK (risiko pasar) yaitu risiko terjadinya capital loss akibat harga jual di pasar sekunder lebih rendah dari harga beli. Risiko ini dapat dihindari dengan cara memegang Sukuk Negara Ritel sampai jatuh tempo LIQUIDITY RISK (risiko likuiditas) yaitu risiko terjadinya kendala untuk menjual di pasar sekunder. Risiko ini dapat diatasi dengan menghubungi dan meminta bantuan Agen Penjual Sukuk Negara Ritel CATATAN PENTING Mekanisme Pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal Imbalan dibayarkan dengan cara transfer dana ke rekening investor pada tanggal yang telah ditentukan. Nilai nominal dibayarkan secara penuh dengan cara mentransfer dana ke rekening investor pada tanggal jatuh tempo. Pajak atas Sukuk Negara Ritel Diatur dalam PP No. 25 tahun 2009, pajak yang dikenakan terhadap Sukuk Negara Ritel adalah Pajak Penghasilan (PPh) final terhadap imbalan dan capital gain sebesar 15%. Penatausahaan Kegiatan Penatausahaan mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar imbalan dan nilai nominal Sukuk Negara Ritel dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya Bank Indonesia telah menunjuk sub-registry untuk membantu pelaksanaan penatausahaan tersebut. Biaya atas kegiatan penatausahaan yang dibebankan pada investor tergantung pada kebijakan masing-masing sub-registry. 12
SYARAT BERINVESTASI Individu atau perseorangan WNI yang dibuktikan dengan KTP Minimum investasi adalah Rp 5 juta dan kelipatannya maksimum adalah Rp 5 Miliar (mulai SR-004) Mempunyai rekening tabungan di salah satu bank umum (bank umum syariah/bank umum konvensional) dan rekening surat berharga di salah satu sub-registry TATA CARA BERINVESTASI DI PASAR PERDANA Menghubungi Agen Penjual yang ditunjuk Pemerintah untuk membuka rekening tabungan dan rekening surat berharga Mengisi formulir pemesanan dengan melampirkan fotokopi KTP Menyetor dana tunai ke rekening khusus Agen Penjual dan menyampaikan bukti setoran dana kepada Agen Penjual Memperoleh hasil penjatahan Pemerintah Menerima bukti kepemilikan Sukuk Ritel dari Agen Penjual TATA CARA BERINVESTASI DI PASAR SEKUNDER Pembelian dilakukan melalui Perusahaan Efek di Bursa Mekanisme Bursa Pembelian dilakukan melalui Bank Umum (Syariah/Konvensional) dan Perusahaan Efek Over The Counter
Penerbit Akad Seri Underlying Asset Tenor Pemerintah melalui Perusahaan Penerbitan SBSN Ijarah Asset To Be Leased Sukuk Negara Ritel seri SR-005 Barang Milik Negara dan Proyek Pemerintah 3 Tahun Harga Nominal Per Unit Rp 1.000.000 Minimal Pembelian Maksimal Pembelian Rp 5.000.000 dan kelipatannya Rp 5 miliar Perdagangan di Pasar Sekunder Imbalan Kustodian Target Investor Agen Penjual Bursa Efek Indonesia Fixed Coupon, dan dibayarkan setiap bulan Anggota Sub-Registry Individu / Perseorangan / WNI (di pasar perdana) Bank: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Muamalat Indonesia Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; Standard Chartered Bank; PT Bank BRISyariah; PT Bank Central Asia Tbk; PT Bank Syariah Mandiri; PT Bank CIMB Niaga Tbk; PT Bank UOB Indonesia; PT Bank Permata Tbk; Citibank N.A; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd; PT Bank ANZ Indonesia; PT Bank Danamon Indonesia Tbk; PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Perusahaan Efek: PT Danareksa Sekuritas; PT Mega Capital Indonesia; PT Bahana Securities; PT Reliances Securities Tbk; PT Sucorinvest Central Gani; PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas; PT Kresna Graha Sekurindo; PT Valbury Asia Securities; PT Lautandhana Securindo. 14
BERDASARKAN PROFESI Volume Jumlah Investor BERDASARKAN WILAYAH Volume Jumlah Investor 17
Keterangan SR-003 SR-004 SR-005 Tenor 3 Tahun 3,5 Tahun 3 Tahun Imbalan 8,15% 6,25% 6% Tanggal Penerbitan Tanggal Jatuh Tempo Jumlah Agen Penjual 23 Februari 2011 23 Februari 2014 20 Agen Penjual: 11 Bank 9 Perusahaan Efek 21 Maret 2012 27 Februari 2013 21 September 2015 24 Agen Penjual: 13 Bank 11 Perusahaan Efek 27 Februari 2016 25 Agen Penjual: 16 Bank 9 Perusahaan Efek Maksimum Pembelian Tidak Ada Ada (Rp5 M) Ada (Rp5 M) Total Penjualan Rp7,3 Triliun Rp13,6 Triliun Rp14,9 Triliun Jumlah Investor 15.847 orang 17.606 orang 17.783 orang Total pemesanan setiap penerbitan Sukuk Negara Ritel selalu melampaui target penerbitan Pemerintah, hal ini menunjukan minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap Sukuk Negara Ritel 15
Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan tidak dijual sampai dengan jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12 = Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan jatuh tempo Pada saat jatuh tempo, nominal yang diterima adalah Rp70 juta Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12 = Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual Capital gain = Rp70.000.000 x (105-100)% = Rp3.500.000 Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp73.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel ditambah dengan capital gain. Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12 =Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual Capital loss = Rp70.000.000 x (95-100)% = - Rp3.500.000 Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp66.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel dikurangi dengan capital loss. (Perhitungan di atas hanya merupakan contoh simulasi, belum memperhitungkan pembayaran pajak atas imbalan dan capital gain serta biaya transaksi di pasar sekunder) TIPS BERINVESTASI Apabila terjadi gejolak di pasar keuangan, investor Sukuk Negara Ritel dapat menerapkan tips-tips berikut untuk menjaga agar investasinya tetap aman dan menguntungkan: 1. Tetap tenang dan memegang Sukuk Negara Ritel hingga jatuh tempo. 2. Tidak menjualnya di bawah harga par (100%). 17