INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT

dokumen-dokumen yang mirip
SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB II LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan akan energi listrik dalam jumlah yang cukup dan pada saat

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Dasar Rangkaian Listrik

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

I. JUDUL MATAKULIAH TKI 123 : Dasar-Dasar Kelistrikan

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGARUH KOMBINASI PEMBEBANAN INDUKTIF DAN NON LINIER TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

OPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub pokok bahasan dan Rincian materi

BAB II LANDASAN TEORI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Teknologi Dan Rekayasa. Melakukan rutinitas pengelasan dengan menggunakan proses las busur manual

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Bagian 2 Persyaratan dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

A. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik.

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

KAPASITAS PEMUTUS DAYA ( CIRCUIT BREAKER ) Electric Power Systems L4 - Olof Samuelsson

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB III METODE PENELITIAN

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

Transkripsi:

INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT

MATERI INSTALASI TENAGA GENERATOR DC MOTOR DC TRANSFORMATOR MOTOR INDUKSI GENERATOR AC MOTOR SINKRON

Pengertian Instalasi Listrik Tenaga adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia.

Syarat-Syarat Instalasi Listrik Tenaga Syarat Ekonomis Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga dari keseluruhan instalasi itu, ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin. Rugi-rugi daya listrik yang hilang harus sekecil mungkin, Rugi tegangan maksimal 5 % dari tegangan sumber.

Syarat Keamanan Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan keselamatan jiwa manusia, terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat, gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih, dan sebagainya.

Syarat Keandalan adalah bahwa kelangsungan pemberian/pengaliran arus listrik kepada beban/konsumen pemakai listrik harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik tenaga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan/terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

Klasifikasi Keandalan Beban Beban yang memerlukan keandalan sangat tinggi, karena terhentinya aliran listrik mungkin dapat menyebabkan kematian atau kecelakaan. Beban yang memerlukan keandalan tinggi, dimana jika aliran listrik berhenti tidak menyebabkan kematian manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada beban atau menyebabkan kerugian yang sangat besar.

Beban dengan keandalan biasa, apabila aliran listrik terhenti tidak begitu membahayakan dan merugikan. Mutu terjamin, yang dalam hal ini berarti bahwa konsumen mendapat aliran listrik sesuai dengan ukuran normal dari beban. Mudah diperluas, bahwa instalasi listrik harus direncanakan pula perluasan beban agar tidak begitu sukar jika diperlukan.

DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA A. MENURUT PUIL 1987 Ps. 520 A2 A1 B PHS (Ps. 520 F) SC (Ps. 520 C2) PHS SM(Ps. 520 E) C SP (Ps. 520 H) D KM (Ps. 520 G) E PBL (Ps. 520 D) F M G MOTOR (Ps. 520 A&B) GND (Ps. 520 L)

MENURUT NEC (NATIONAL ELECTRICAL CODE) A1 HP A2 PH PENGISI B HC C PHEC D PEC E PM F MC G M MOTOR H GND

IKSTISAR PUIL 1987 PASAL 520 A1. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang (Ps. 520 F), berfungsi sebagai pengaman arus lebih pada suatu sirkit cabang yang mensuplai dua motor atau lebih. A2. Sirkit Cabang (Ps. 520 C2), berfungsi sebagai penghantar rangkaian akhir yang mensuplai dua motor atau lebih. B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor (Ps. 520 E), berfungsi sebagai pengaman arus lebih sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal dari gangguan hubung singkat.

C. Sarana Pemutus (Ps. 520 H), berfungsi sebagai sarana pemutus (pengisolir) motor dari jaringan apabila akan dilakukan perbaikan pada motor. D. Kendali Motor (Ps. 520 G), berfungsi sebagai alat pengatur putaran motor, menjalankan motor, membalik arah putaran motor, alat pengasutan motor, memberhentikan motor, dan laian-lain. E. Pengaman Beban Lebih (Ps. 520 D), berfungsi sebagai pengaman/melindungi motor, peralatan kontrol motor dan hantaran akhir terhadap pemanasan berlebihan akitan beban lebih dan atau motor tidak dapat diasut.

F. Motor Listrik (Ps. 520 A&B), berfungsi sebagai alat yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin pemakai listrik. G. Grounding System/Pembumian (Ps.520 L), berfungsi mengamankan peralatan instalasi dan motor listrik dari adanya kejut listrik akbitat kebocoran arus.

INSTALASI MOTOR SISTEM NEC A1. Hantaran Pengisi, suatu hantaran yang digunakan untuk menyuplai tenaga listrik pada suatu kumpulan motor. A2. Pengaman Hantaran Pengisi, berfungsi sebagai pengaman atau melindungi hantaran pengisi dan alat-alat yang dilayani terhadap arus hubung singkat. B. Hantara Cabang, suatu hantaran yang digunakan untuk menyuplai tenaga listrik pada motor tunggal.

C. Pengaman Hantaran Edaran Cabang, jenis pengaman ini biasanya berupa sekring (fuse) atau jenis pemutus tenaga (CB), berguna untuk mengamankan hantaran edaran cabang terhadap arus hubung singkat. D. Pemutus Edaran Cabang, yaitu piranti/alat untuk memutuskan aliran listrik ke motor, jika motor ada gangguan. E. Pengaman Motor, berfungsi utnuk melindungi motor yang sedang bekerja terhadap kerusakan akiban arus lebih (over current) karena hubung singkat di dalam motor dan melindungi tegangan yang hilang. Biasanya pengaman motor yang dipakai terdiri dari Heater coil/bimetal dan lilitan elektromagnet.

* Heater coil/bimetal, berfungsi untuk melindungi motor terhadap beban lebih (over load). * Lilitan elektromagnet, berfungsi untuk melindungi motor terhadap arus hubung singkat (over current). * Rating ukuran Heater coil/bimetal dan Lilitan elektromagnet besarnya 125 % dari arus nominal beban penuh motor.

F. Motor Controller, digunakan antara lain untuk : * menjalankan/mengasut motor * menghentikan motor * membalik putaran motor * mengatur jumlah putaran motor Alat/piranti pengsutnya dapat berupa saklar bintang (Y)/segitiga( ), tranformator asut, dan lain-lain.

G. Motor Listrik, berfungsi sebagai alat yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis untuk menggerakkan mesinmesin pemakai listrik. H. Grounding System/Pembumian, berfungsi mengamankan peralatan instalasi dan motor listrik dari adanya kejut listrik akbitat kebocoran arus.

MEMILIH MOTOR LISTRIK Motor listrik agar dapat berjalan dengan baik dan aman, maka motor-motor listrik itu harus dipilih sedemikian rupa sehingga cocok dan sesuai dengan keadaan bebannya atau mesinnya.