BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.

BAB II LANDASAN TEORI

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA

MENGENAL DANA PENSIUN

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

Mengenal. Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN DAN INVESTASI TAHUN 2011 ( Audited)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA PESERTA

KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

A. LAPORAN PENGURUS. I. Kepesertaan 1. Jumlah Peserta per 31 Desember 2010.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Oleh Pengurus Dana Pensiun

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO)

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 218/Kpts/Dir/2009 TENTANG ARAHAN INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-33/KM.10/2011 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN DANA PENSIUN PUPUK KALIMANTAN TIMUR

(Program Pensiun Iuran Pasti)

Pada akhir tahun 2016 kualitas pendanaan pada Kualitas Pendanaan Tingkat I (Fully Funded)

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

Dana Pensiun (Pension Fund)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

Pedoman Praktis Dana Pensiun Pertamina 1

Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Pengurus terhadap Dana Pensiun Perhutani 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Program Tabungan Hari Tua. Kesehatan Keuangan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI NOMOR : 01/PENDIRI/BRK/2013

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

Presiden Direktur : Farida Taher Dir Administrasi&Kepensiunan : Nanang Hendriana Dir Keuangan & Investasi : A.B. Hadi Karyono

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

Peraturan Dana Pensiun

PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015

Tabungan/ Deposito On Call/

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tabel 4.1 Data Kepesertaan

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI HASIL PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA PENSIUN BRI PERIODE TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN

Kata Pengantar. Kusumaningtuti S. Soetiono Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, OJK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lampiran 1 Tabel Mortalita

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA Dana Pensiun Undang Undang dana pensiun yang dikeluarkan tahun 1992 yaitu Undang Undang No 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun. Tujuan di keluarkannya Undang Undang tersebut untuk memberikan jaminan kepastian dalam penyelenggaraan program pensiun. Menurut Undang Undang ini dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pasti (Pasal 1 ayat 1). Program pensiun bertujuan untuk memberikan kesinambungan penghasilan di hari tua bagi karyawan. Secara kelembagaan dana pensiun dapat di bedahkan menjadi 2 jenis, yaitu Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) yang merupakan dana pensiun yang di bentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam hal ini untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, baik karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa sedangkan Dana pensiun Pemberi Kerja (DPPK) merupakan dana pensiun yang di bentuk oleh badan yang mempekerjakan karyawan selaku pendiri. (Hari Sunarto, 2007;3). Dalam DPPK di kenal dua program pensiun yaitu program pensiun manfaat pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Program Pensiun Manfaat Pasti Dalam KepMenKeu No 91/PMK.05/2005 di jelaskan bahwa manfaat pensiun adalah merupakan pembayaran berkala yang di bayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara di tetapkan dalam peraturan dana pensiun. (Pasal 1 ayat 14) sedangkan Program Pensiun merupakan suatu program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta (Pasal 1 ayat 2). Menurut Sudjono (1998:8) menyatakan bahwa pada hakikatnya di laksanakannya suatu program pensiun adalah untuk mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi masa 5

tua dan untuk mengajak masyarakat menabung dalam menyisihkan sebagian dari pendapatan yang di peroleh selama masih aktif bekerja. Dalam PPMP rumus manfaat pensiun sudah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, sedangkan besar iuran yang di tetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria, kecuali iuran peserta yang di tetapkan dalam peraturan dana pensiun atau besar iuran adalah perkiraan kebutuhan dana yang harus disisihkan sekarang untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun. Tabel 2.1 Tata Cara Pembayaran Manfaat Pensiun Jenis Manfaat Pensiun Manfaat Pensiun Normal (MPN) Manfaat Pensiun di Percepat (MPD) Manfaat Pensiun Cacat (MPC) Manfaat Pensiun di Tunda (MPD) Keterangan Dilakukan terhitung mulai bulan berikutnya setelah peserta mencapai usia pensiun nromal atau sesudahnya dan berakhir pada bulan berikutnya setelah pensiunan meninggal dunia Dilakukan terhitung mulai bulan berikutnya setelah peserta berhenti bekerja dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapai usia pensiun normal dan berakhir pada bulan berikutnya setelah pensiunan meninggal dunia Dilakukan terhitung mulai bulan berikutnya setelah peserta berhenti bekerja karena cacat dan berakhir pada bulan berikutnya setelah pensiunan meniggal dunia Dilakukan terhitung mulai bulan berikutnya setelah peserta mencapai usia pensiun normal atau atas permintaan peserta dimulai bulan berikutnya setelah peserta mencapai usia pensiun normal dan berkahir pada bulan selanjutnya sejak pensiun meninggal dunia Sumber: Peraturan Dana Pensiun DPSK, DPSW dan DP-GKJ 6

Program pensiun manfaat pasti (PPMP) lebih pasti penerimaan karena memiliki rumus penetapan dari awal oleh peraturan dana pensiun yaitu: MP = MK F PhDP Keterangan: MP = Manfaat Pensiun MK = Masa kerja F = Faktor penghargaan PhDP = Penghasilan dasar pensiun Dalam buku yang berjudul pendidikan dan pelatihan dana pensiun (Siswosudarmo; 2014) berisi tentang aspek aspek yang terkait terhadap program pensiun manfaat pasti antara lain: Tabel 2.2 Aspek Aspek dalam PPMP Aspek Program Pensiun Manfaat Pasti Keterangan Manfaat pensiun Iuran Pensiun Past Liability Service Besarnya manfaat pensiun yang sudah pasti, tidak ada resiko besarnya manfaat pensiun bagi peserta. Besarnya Iuran pemberi kerja tidak pasti ( di hitung oleh aktuaris) ada resiko pendanaan sepenuhnya. Arahan investasi di tetapkan oleh pendiri. Dalam PPMP besarnya manfaat pensiun sudah di tetapkan dalam peraturan dana pensiun dalam bentuk rumus yang lebih di sukai peserta. Iuran pemberi kerja tidak pasti karena sangat tergantung dari kecukupan dana, jika terjadi defisit merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Pendiri mempun yai kewenangan dalam menentukan batasan 7

arahan investasi Risiko Investasi Tanggung jawab pemberi kerja Ketik hasil investasi lebih kecil dari yang di harapkan, kemungkinan kualitas pendanaan menjadi unfunded sehingga pemberi kerja menambah iuran agar menjadi funded. Laporan Aktuaris Mutlak di perlukan sejak awal Untuk menghitung berapa pembentukan DP dan secara kekayaan yang ada, periodik. Laporan aktuaris untuk berapa kewajiban yang menghitung besarnya iuran dan harus di penuhi dan valuasi dana, konsekuaensi ada biaya untuk aktuaris. berapa iuran yang harus di bayar. Sumber: Sujat Siswosudarmo Dalam kepesertaannya Hak atas manfaat pensiun di gambarkan dalam sebuah tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Kepesertaan dan Hak atas Manfaat Pensiun pada PPMP Masa kepesertaan UPD UPN BUPM 0 Th 3 Th 46 Th 55 Th 60 Th Sekurang-kurangnya HAK ATAS MANFAAT MANFAAT berhak atas iuran PENSIUN PENSIUN PENSIUN peserta sendiri dan DITUNDA DIPERCEPAT NORMAL hasil pengembangannya 8

Sumber: Sujat Siswosudarmo, Januari 2003 UPD : Usia Pensiun Dipercepat UPN : Usia Pensiun Normal BUPM : Batas Usia Pensiun Maksimum 9

Organ Dana Pensiun Sebagai badan hukum, dana pensiun memiliki hak dan kewajiban serta dapat melakukan hubungan hukum, inilah yang melakukan fungsi sebagai alat kelengkapan dan pensiun untuk mencapai tujuannya. Organ dana pensiun terdiri dari pendiri, pengurus, dan pengawas. Tabel 2.4 Organ Dana Pensiun Pendiri Pengawas Pengurus Keterangan Organ atau alat kelengkapan dana pensiun untuk memegang segala kewenangan yang tidak di serahkan kepada dewan pengawas dan pengurus Kewajiban - Membayar Iuran yang terdiri dari Iuran normal dan Iuran Tambahan - Melaporkan jumalah tenaga kerja yang di ikuti selambat lambatnya 30 hari sesuah terjadi perubahan - Menyetor selurh iuran peserta yang si pungut setiap bulannya. - Mengakui sebagai hutang Di tetapkan sebagai keputusan dari pendiri dengan diikuti pernyataan tertulis untuk melakukan pengawasan pengelolaan dana pensiun sesuai dengan undang undang dan peraturan yang berlaku. - Membuat peryataan tertulis tentang ketersediaannya di tunjuk sebagai anggota dewan pengawas. - Bersama pengurus membicarakan secara berkala pendapat dan saran peserta mengenai perkembangan portofolio investasi. Sebagai penyelenggara dan pengelola dana pensiun, dalam melakukan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada pendiri. - Mengelola dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta dan pihak lainnya atas manfaat pensiun. - Menyusun RAPB tahun yang akan datang. - Memelihara buku catatan, dokumen yang di perlukan dalam pengelolaan dana pensiun. - Bertindak teliti, terampil dan cermat dalam 10

Tanggung jawab Sumber: BAPEPAMLK atas iuran peserta dan iuran pemberi kerja yang belum di setor - Menjaga kelangsungan penyelengaraan dana pensiun. - Memenuhi pendanaan agar kewajiban pembayaran manfaat pensiun peserta terpenuhi. - Melaporkan hasil pengawasan kepada pendiri. - Melakukan pemeriksaan berkala atas buku catatan dan dokumen yang menjadi bukti pengelolaan keuangan dan invetasi dana pensiun. - Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan dana pensiun. - Menunjuk aktuaris untuk menyusun laporan aktuaris dana pensiun. Kedudukan pengurus/pengawas berada di bawah pendiri dana pensiun. Pengurus/pengawas di tunjuk oleh pendiri berdasarkan surat keputusan kepengurusan. Pengurus/pengawas bertanggung jawab kepada dan di berhentikan oleh pendiri berdasarkan arahan dan ketentuan dari pihak yang terutang dalam pengelolaan dana pensiun. - Menyampaikan laporan kepada pendiri dan keterangan kepada dewan pengawas.. - Menyampaikan secara berkala kepada menteri. - Pengurus bertanggung jawab kepada pendiri atas pengelolaan dana pensiun sesuai peraturan dana pensiun. - Pengurus masing masing atau bersama sama bertanggung jawab secara pribadi atas segala kerugian yang timbul akibat tindakan pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan kewajiban sebagimana ditepakan dalam peraturan dana pensiun. 11

peraturan dana pensiun dari arahan investasi. Perbuatan menjalankan urusan yang mempunyai konsukuensi pendanaan atau harus mendapatkan persetujuan pendiri, karena hakekat dana pensiun adalah lembaga yang mendapat kepercayaan untuk mengelola dana milik peserta. Prinsip Pendanaan dalam PPMP Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiataanya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Penghimpunan dana melalui iuran yang di potong dari gaji karyawan dan iuran dari pemberi kerja, yang kemudian dana yang terkumpul oleh dana pensiun di usahakan lagi dengan menginvestasikan ke berbagai sektor yang dapat menguntungkan perusahaan yang mengelola dana pensiun (Ibid, 8) a. Dana awal b. Iuran normal Sumber utama kekayaan Dana Pensiun, untuk mendanai dari nilai sekarang manfaat pensiun yang dialokasikan pada tahun yang bersangkutan sesuai dengan mentode perhitungan aktuaris yang di gunakan. Jenis Iuran normal terdiri dari: - Iuran pemberi kerja Iuran yang di bayarkan oleh pemberi kerja dan di tetapkan dengan perhitungan aktuaris. - Iuran Peserta di bayarkan oleh peserta dan di tetapkan dalam peraturan dana pensiun. - Iuran tambahan ( Khusus untuk dana pensiun yang mengalami defisit, yang merupakan kewajiban pendiri untuk memberikan iuran tambahan). c. Hasil Pengembangan (Investasi) Pengaturan investasi dana pensiun berdasarkan Keputusan menteri keuangan No.199/PMK.018.2008 di mana dana pensiun hanya bisa berinvestasi sesuai instrumen instrumen yang telah di tetapkan oleh menteri keuangan. Dalam aturan yang telah di terbitkan 5 desember 12

2008 di tetapkan instrumen investasi yang diperbolehkan untuk dana pensiun, terdiri dari surat berharga negara, tabungan pada bank, deposito on call pada bank, sertifikat deposito pada bank, sertifikat bank Indonesia, saham yang tercata pada bursa efek di Indonesia, obligasi yang tercatat di bursa efek indonesia, efek bangunan aset dari kontrak investasi kolektif, unit penyertaan dana investasi, kontrak opsi saham, penempatan langsung pada saham, tanah di Indonesia, atau bangunan di Indonesia. Selanjutnya pendiri bertanggung jawab terhadap jumlah dana tersebut sejalan dengan bertambahnya dan berubah jumlah kewajiban yang harus di bayar atau di penuhi. Perhitungan-perhitungan Keuangan A. Analisis-analisis Menurut kamus Akuntansi (2008;48) analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos pos atau ayat ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul. Dengan adanya kegiatan analisis kita melakukan proses penilaian yang kritis dan mendasar terhadap suatu masalah sehingga dapat menginterprestasikan masalah tersebut sehingga dapat menarik sebuah kesimpulan. B. Rasio Pendanaan Dalam Refreshing Course sertifikasi pengurusan dana pensiun, Rasio pendanaan adalah rasio keuangan yang menunjukan kemampuan dana pensiun untuk memenuhi kewajibannya membayar manfaat pensiun untuk pesertanya (Kadarisma,2003;10). Dengan menggunakan rasio kecukupan dana dapat menjadi alat ukur bagaimana mengetahui kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajibannya. 13

Menurut Kadarisma dalam Refreshing Course sertifikasi pengurusan dana pensiun (2003;10) terdapat 3 kondisi dalam pengendalian rasio pendanaan di dana pensiun. Tabel 2.5 Kondisi Pengendalian Rasio Pendanaan Kondisi Rasio Pendanaa Posisi Keterangan I = 100 % Terpenuhi Jumlah Kekayaan untuk pendanaan yang di miliki oleh dana pensiun sama besar dengan kewajiban aktuarinya. II > 100% Surplus Jumlah kekayaan untuk pendanaan lebih besar dari jumlah kewajiban aktuaria III < 100% Defisit Jumlah ini terjadi akibat besaranya kekayaaan untuk pendanaan kurang dari kewajiban aktuaria. Sumber: Kadarisma,2003 C. Perhitungan Aktuaria Dalam kegiatan penyelenggaraan program pensiun manfaat pasti wajib di butuhkan seorang aktuaris. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 510/KMK.06/2002 pengertian aktuaris adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan pengetahuannya dalam rangka penilaian dan pembiayaan program pensiun, dan bekerja pada perusahaan konsultan aktuarias 14

yang telah memperoleh izin usaha dari menteri keuangan sesuai peraturan peraturan yang berlaku. Dalam hall ini aktuaris dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori statistika untuk menyelesaikan persoalan yang menyangkut analisis kejadian masa depan yang berdampak pada segi finansial, khususnya yang berhubungan dengan besar pembayaran pada masa depan dan kapan pembayarannya di lakukan pada waktu yang tidak pasti. Kewajiban aktuaria merupakan kewajiban dan pensiun yang di hitung berdasarkan anggapan bahwa dan pensiun berlangsung sampai terpenuhinya seluruh kewajiban kepada peserta dan pihak pihak yang berhak (Keputusan Menteri Keuangaan No.510/KMK.06/2002 pasal 1 ayat 5). Tugas Aktuaria adalah menjabarkan dengan baik rumus rumus kapan seseorang harus melakukan klaim dan menghitung nilai premi dan nilai klaim secara analitis bukan intuisi semata. Dana di wajibkan oleh menteri keuangan untuk menyampaikan laporan aktuaria sekurang kurangnya tiga tahun sekali. Aktuaris melakukan perhitungan terutama tiga tahun sekali. Aktuaris melakukan perhitungan terutama untuk memperoleh angka tentang: (1) Besar kewajibanaktuaris atau masa kekrja lalu (PSL) (2) Kewajiban masa kerja yang akan datang dan iuran normal (PSL) Dua angka perhitungan tersebut sangat pentinguntuk mementukan kebijakan dan rencana kerja dana pensiun yang akan datang khususnya baik terjadi defisit dan pada saat terjadi kenaikan pensiun masa kerja yang akan datang. Hasil perhitungan aktuaria selalu berkaitan dan bergantung dengan metode (andalan) yang di pakainya. Aktuaris dalam menghitung ketersediaan dana dan kewajiban di dasari pada asumsi sebagai berikut: Asumsi ekonomis 1. Tingkat bunga teknis (Perolehan investasinya) 2. Tingkat kenaikan PhDP dan Manfaat Pensiun (PhDP) 3. Tingkat kenaikan batas maksimum PhDP 4. BiaPeya operasi = a % ( IuranhDP + Pengembangan) 15

5. Margin mis 4% = (Perolehan investasi Pertumbuhan PhDP) Asumsi Decremental 1. Pensiun normal, pensiun percepat,pernsiun di perlambat. 2. Tingkatmortalita peserta aktif dan eserta pasif (pensiunan) 3. Tingkat pengundura diri Asumsi Asumsi lain 1. Struktur keluraga 2. Perbedaan usia antara pesertadan isteri/suami 3. Biaya administrasi 4. Peserta baru di masa yang akan datang 5. Dan lain lain 16