KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78),

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif,

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

ARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

ARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS ANAK PADA SISWA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGANANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI. Oleh :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

ARTIKEL ILMIAH. Kecerdasan Emosional Dalam Kegiatan Belajar Siswa Kelas III. Di SMP Negeri 7 Kota Jambi. Oleh : DESWATI ERA1D08063

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan. kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAKALAN SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

PERSEPSI SISWA TERHADAP GURU PEMBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 4 MUARO JAMBI. Zulkarnain

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai dorongan sosial

BAB I PENDAHULUAN. anugerah manusia sebagai mahluk sosial, baik secara internal ( sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

Sartika Tolingguhu NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

BAB II KAJIAN TEORI. satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- keduanya. Atas dasar itu, Shaw (1976:10) membedakan i nteraksi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : DIAN PURNAMA SARI ERA 1D009093 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi Dian Purnama Sari ERA1D009093 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi kualitas interaksi siswa kelas VII yang tergolong rendah. Keberhasilan seorang siswa tidak ditentukan oleh aspek kognitif saja, melainkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan, berempati kepada orang lain, dan menghargai orang lain. Hal ini dikarenakan pada masa ini dunia anak menjadi lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak, antara lain tampak dari keinginannya untuk berkelompok. Pada masa ini seorang anak diharapkan mampu mempelajari ketrampilan-ketrampilan tertentu yang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi dan mengungkapkan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru berada pada kualitas sedang, dengan rata-rata persenrase yang diperoleh sebesar 51,5%. Dan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya juga berada pada kualitas sedang, dengan rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 53,5%. Temuan penelitian ini yang menyatakan bahwa kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi berada pada kualitas sedang. memberikan implikasi terhadap sekolah terutama konselor sekolah, untuk memaksimalkan kembali layanan dan bimbingan untuk siswa terutama orientasi, dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun interaksi yang baik di lingkungan sekolah. Kata kunci : Interaksi sosial

I. PENDAHULUAN Keberhasilan seorang siswa tidak ditentukan oleh aspek kognitif saja, melainkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan, berempati kepada orang lain, dan menghargai orang lain. Aspek perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial anak terutama pada anak sekolah menengah pertama. Hal ini dikarenakan pada masa ini dunia anak menjadi lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak, antara lain tampak dari keinginannya untuk berkelompok. Pada masa ini seorang anak diharapkan mampu mempelajari ketrampilan-ketrampilan tertentu yang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa depan. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia masih berorientasi pada perkembangan kecerdasan kognitif sehingga pengembangan sosial emosional dalam proses belajar mengajar terabaikan. Kemampuan seperti berempati kepada orang lain, menghargai orang lain, mengendalikan emosi, dan ketrampilan sosial cenderung tidak dinilai. Salah satu tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa agar memperoleh tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Bantuan yang diberikan pada siswa agar efektif harus memperhatikan jenis layanan konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Bantuan layanan konseling yang tepat tersebut diharapkan memperoleh perubahan-perubahan tingkah laku yang diharapkan. Karena anak berhasil dalam masa perkembangannya bukan hanya anak yang selalu mendapatkan nilai tertinggi serta mendapat rangking di sekolah, namun anak yang berhasil pada masa perkembangannya adalah anak yang berprestasi dalam bidang akademik, serta berhasil pula pada hubungan sosial dan emosionalnya, serta mampu menjalin iteraksi yang baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa yang lainnya di lingkungan sekolah disinilah letak pentingnya penelitian ini dilakukan. Kenyataan di lapangan yang diperoleh dari observasi awal di SMP Negeri 24 Kota Jambi, terlihat di lapangan adalah saat proses belajar mengajar berlangsung. Diketahui bahwa pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, yang terjadi hanya komunikasi satu arah saja, sehingga kesempatan untuk menjalin interaksi antara siswa dan guru tidak terjadi. Kemudian, jika dilihat dari kontak sosial guru dengan siswa yang merupakan syarat utama terjalinnya interkasi sosial, terlihat bahwa guru jarang melakukannya, baik kontak sosial yang bersifat verbal dan non verbal. Kontak verbal yang diberikan oleh seorang guru kepada siswanya dapat berupa pujian, nasehat, motivasi atau larangan. Sedangkan kontak sosial guru dengan siswa yang bersifat nonverbal dapat berupa tersenyum, menepuk pundak siswa, mendekati posisi tempat duduk siswa. Hal-hal tersebut jarang dilakukan oleh guru, dan ketika ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, guru tersebut tidak memberikan apresiasi seperti mengacungkan ibu jari, bertepuk tangan dan memuji siswa tersebut. Hal lain yang menunjukkan bahwa kualitas interaksi sosial antara siswa kelas VII tidak terjalin dengan baik ditunjukkan pada saat jam istirahat sekolah, tidak semua dari siswa kelas VII memiliki teman untuk menghabiskan waktu istirahat bersama, dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang sering menyendiri dan ada siswa yang

berkelompok, dan terdapat pula siswa yang dijauhi oleh teman-temannya, teman terkesan cuek atau tidak perduli dengan salah satu siswa. Mengingat bahwa, interaksi sosial merupakan kegiatan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan akademik, dan emosional siswa serta usaha penyesuaian diri yang akan dilakukan oleh siswa kelas VII terhadap lingkungan sekolah, dan berdasarkan fenomena yang ditemui di lapangan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. A. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kota Jambi. Yang menjadi permasalahan utama dari penelitian ini adalah kualitas interaksi sosial siswa di SMP Negeri 24 Kota Jambi, masalah penelitian dibatasi hanya kepada kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru dan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 24 Kota Jambi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : sebagai rumusan masalah umum adalah bagaimanakah Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kota Jambi. Masalah ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Bagaimanakah kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap atau mendeskripsikan Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi antara lain sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. D. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan umum yang terdapat dalam penelitian ini adalah pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 kota jambi?. Pertanyaan ini dapat dirinci lebih dalam, seperti berikut : 1. Pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Interaksi Sosial Manusia sebagai makhluk sosial melakukan hubungan sosial antar sesamanya dalam hidupnya. Dalam hubungan sosial itu individu menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat mereka pasti membutuhkan bantuan orang lain. Adanya kebutuhan akan bantuan ini merupakan awal terbentuknya interaksi sosial dengan orang lain. Menurut Walgito (2003: 57), interaksi sosial adalah hubungan antara

individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi ada hubungan yang saling timbal balik. Sedangkan Suranto (2011: 5) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengaruh-mempengaruhi antar manusia. Pendapat lain dikemukakan oleh Soekanto dalam (Dayakisni, 2009: 119) yang mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan antar orang per orang atau dengan kelompok manusia. Sedangkan menurut Shaw, dalam Anonim (2012:http://belajarpsikologi. com) interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masingmasing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Murdiyanto dalam Handayani (2004: 50) dalam (http://jurnalsdm.blogspot.com), interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Pengertian interaksi sosial menurut Bonner dalam Ali dan Asror (2004:http://bukunq.wordpress.com) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Vygotsky dalam Anonim (2012:http://belajarpsikologi.com), yang menyimpulkan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Dalam teorinya, Vygotsky dalam Anonim (2012:http://belajarp sikologi.com) menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis.. Berdasarkan pengertian interaksi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi proses saling mempengaruhi. B. Macam-macam Interaksi Sosial Dari pengertian interaksi sosial yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, melainkan interaksi sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok. Menurut Maryati dan Suryawati dalam Handayani (2004: 23) dalam (http://jurnal-sdm.blogspot.com) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Interaksi antara individu dan individu. Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). 2. Interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya. 3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok. Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerjasama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

Sedangkan pendapat lain dipaparkan oleh Santosa (2004: 27) interaksi sosial terdiri dari empat macam, yaitu : o Interaksi antara individu dengan diri pribadi. o Interaksi antara individu dengan individu. o Interaksi antara individu dengan kelompok. o Interaksi antara kelompok dengan kelompok. Tuntutan dan realitas kehidupan sosial akan direaksi secara berbeda-beda oleh masing-masing siswa, tergantung kemampuan berinteraksi yang dimilikinya. Schneiders dalam Kurniawan (2014 : 29-30) mengemukakan bahwa interaksi sosial yang dituntut dalam kehidupan sekolah, dengan tidak mempertimbangkan kebutuhan akademik, tidak jauh berbeda dengan interaksi sosial yang dilakukan di lingkungan kelurga, walaupun setiap individu akan bereaksi secara berbeda-beda terhadap keduanya. Selain itu Schneiders dalam Kurniawan (2014 : 29) telah menyusun tuntutan lingkungan atas perilaku yang diharapkan dan yang berkaitan dengan realitas, proses, dan relasi sosial, serta yang dihadapi oleh siswa di lingkungan sekolah, yang dapat meliputi indikator-indikator sebagai berikut : a. Kemampuan siswa untuk menjalin interaksi dengan teman di sekolah : Siswa mampu menerima teman apa adanya Kemampuan siswa mengendalikan emosi Partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman Kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-temannya Kemampuan siswa mempertahankan hubungan persahabatan b. Kemampuan siswa dalam bersikap dan berinteraksi terhadap guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa dalam menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk terbuka kepada guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk bertutur kata dengan sopan santun ketika berkomunikasi dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Siswa memiliki perasaan terbuka kepada guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya tentang masalah yang dihadapi dan memiliki keinginan untuk mencari pemecahan masalahnya. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu dengan individu lain saja, melainkan antara individu dengan kelompok, dan kelompok satu dengan kelompok lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu macam interaksi sosial tersebut di atas yaitu interaksi sosial antara individu dan kelompok sebagai acuan dalam penelitian. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok kelas yang termasuk dalam interaksi siswa dengan teman sebaya di lingkungan sekolah yang bersifat kelompok primer. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk menggambarkan bagaimana kualitas interaksi siswa yang sesungguhnya, maka diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2010:78), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

menggambarkan keadaan supyek saat itu, atau menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. Sedangkan menurut Winarno Surachman (1992:131) mengungkapkan bahwa bentuk dari penelitian deskriptif adalah pemberian data tentang situasi yang dialami,suatu hubungan kegiatan pandangan, sikap yang nampak atau tentang suatu proses yang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan yang sedang berlangsung dan dapat diungkapkan dengan menggunakan alat ungkap seperti : angket dan diolah melalui tehnik prosentase yang akan ditentukan, sehingga dapat diketahui prosentase kualitas interaksi yang dimaksud, dan bisa juga melalui observasi. Karena itu, penelitian ini akan mengungkapakan masalah dengan apa adanya tentang kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah atau karakteristik tertentu yang diteliti, sedangkan menurut A. Muri Yusuf (1987:16) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Jumlah angggota populasi berdasarkan yang terdaftar pada semester ganjil tahun 2014/2015 adalah 111 orang yang tersebar ke dalam 4 kelas, yang terbagi 54 perempuan 57 laki-laki. 2. Sampel Dengan perhitungan menggunakan rumus representatif, maka jumlah sampel 59% x 111 adalah 66 orang sampel representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data Menurut Sutja dkk (2010;87) dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dipungut dari responden yang menjadi subek penelitian dan data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari responden melainkan dari sumber lain. Dengan demikian data penelitian ini adalah data primer. Artinya data tentang kualitas interaksi sosial siswa terhadap lingkungan sekolah dihimpun dari siswa yang bersangkutan. 2. Sumber Data Sumber data merupakan objek yang diminta keterangan atau informasi mengenai apa-apa yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Adapun sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi yang tercatat secara resmi pada tahun ajaran 2014/2015. D. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket untuk mendapatkan data tentang kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP N egeri 24 Kota Jambi.

E. Tekhnik Analisis Data Analisis data adalah salah satu kegiatan dalam penelitian yang berguna untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu menghitung yaitu kalkulator casio fx3600pv dan Program Excel pada komputer. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik persentase dengan menggunakan formula C untuk item berbeda. Teknik analisis persentase ini digunakan untuk melihat mengolah rata-rata persentase yang item terdiri dari positif dan negatif, dimana pada pernyataan yang bersifat positif akan diberi bobot 1 pada jawaban YA, dan 0 pada jawaban TIDAK, dan pada pernyataan yang bersifat negatif, maka akan diberi bobot 0 pada jawaban YA dan 1 pada jawaban TIDAK. Adapun langkah-langkah dengan melakukan pemeriksaan terhadap angket yang masuk nantinya, memberikan nilai bobot, setelah itu mentabulasikan hasil dari item-item angket, kemudian baru dianalisis dengan menggunakan rumus formula C sebagaimana yang dikemukakan Sutja, dkk (2012:108) : fb 100% n.( i)( bi) Keterangan : P = Persentase yang dihitung fb = Jumlah bobot dari frekuensi yang diperoleh n = banyaknya data / subjek i = banyaknya item / soal bi = bobot ideal IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dan disajikan pada bagian hasil penelitian, maka didapatkan pembahasan hasil penelitian rekapitulasi rata-rata kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru dan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi, seperti terlihat pada tabel dibawah ini : No 1 2 Indikator Jawaban F (Ya) % F (Tdk) % Bobot % Kualitas interaksi sosial siswa kelas VIII dengan guru 422 49,2 436 50,8 442 51,5 Kualitas interaksi sosial siswa kelas VIII dengan teman 614 51,7 574 48,3 636 53,5 Jumlah / Rata-rata 1036 50,6 1010 49,4 1078 52,7 Berdasarkan tabel di atas, diketahui secara keseluruhan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang dengan persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 52,7%. 1. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, terlihat bahwa rata-rata presentase frekuensi jawaban responden tentang indikator kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang dengan rata-rata yang diperoleh (51,5%).

Hasil ini menunjukan bahwa kualitas interaksi sosial siswa terhadap guru di sekolah masih belum berjalan dengan sebagaimana yang diharapkan. Padahal, sekolah sebagai sarana pendidikan, dituntut untuk mampu mengembangkan potensi peserta didiknya, baik berupa akademis, maupun psikologisnya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schneiders dalam Kurniawan (2014:29) yang menyatakan bahwa, kemampuan siswa dalam bersikap dan berinteraksi terhadap guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya dapat ditunjukan melalui : Kemampuan siswa dalam menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk bertutur kata dengan sopan santun ketika berkomunikasi dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Siswa memiliki perasaan terbuka kepada guru, kepala sekolah dan prsonil sekolah lainnya tentang masalah yang dihadapi dan memiliki keinginan untuk mencari pemecahan masalahnya. Dengan ditemukannya hasil kurang memuaskan ini, diharapkan pihak sekolah untuk dapat mempersiapkan layanan serta bimbingan yang mampu membantu siswa dalam usaha untuk menjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswanya. Sehingga hal tersebut akan berdampak positif terhadap perkembangan siswa baik dalam hal akademis dan sosialnya. 2. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata presentase frekuensi jawaban responden terhadap 18 item pernyataan tentang indikator kualitas interaksi sosial siswa kelas VII terhadap teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang, dengan nilai rata-rata yang diperoleh (53,5%). Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Schneiders dalam Kurniawan (2014:29), kemampuan siswa untuk menjalin interaksi dengan teman di sekolah dapat ditandai dengan : Siswa mampu menerima teman apa adanya Kemampuan siswa mengendalikan emosi Partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman Kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh temantemannya Kemampuan siswa mempertahankan hubungan persahabatan Pendapat ini juga diperkuat oleh Ahmadi (2007: 23) yang menyatakan bahwa interaksi sosial yang terjalin di sekolah adalah adanya hubungan komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, yang harus terus dikembangkan, di mana hal ini diyakini dapat memperkuat hubungan sosial antara mereka di lingkungan sekolah. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarakan hasil pengolahan data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut : 1. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi dengan rata-rata 51,5% berada pada kualitas sedang. Artinya, kualitas interaksi sosial siswa dengan guru dengan deskriptor yang meliputi

kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik terhadap guru, baik di dalam/di luar kelas, mampu menjalin suatu kerja sama dengan dengan guru untuk mengatasi masalah yang dihadapi serta motivasi dan keaktifan siswa dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar belum terjain dengan baik. 2. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi dengan rata-rata 53,5% berada pada kualitas sedang. Artinya, kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi yang diindikasikan dengan kemampuan untuk menerima teman apa-adanya, mampu menjalin dan mempertahankan hubungan dengan temanteman, partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman dan kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-teman berkualitas sedang, dan belum mampu terjalin secara baik. B. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa usulan dan saran, di anataranya sebagai berikut : 1. Kepada konselor diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi terutama yang berhubungan dengan layanan dan bimbingan yang mampu membantu siswa untuk dapat menjalin dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi. 2. Kepada siswa hendaknya menjadi sautu pembelajaran agar dapat menjalin interaksi yang baik dan berkualitas terhadap guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya, serta menjaga hubungan interaksi dengan teman sebaya di sekolah. 3. Bagi pihak sekolah, untuk dapat memaksimalkan kembali kegiatan orientasi siswa di sekolah. Karena masa orientasi adalah masa pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa, alangkah baiknya jika isi dari kegiatan tersebut berkaitan dengan pengenalan siswa dengan guru-guru dan personil sekolah, ruangan-ruangan yang tersedia di sekolah, serta kegiatan yang membantu siswa untuk dapat menjalin pertemanan dengan siswa lainnya